Anda di halaman 1dari 2

Hubungan dengan gangguan Muskuloskeletal

1. Osteoporosis dan Fraktur

Pada skenario, diketahui pasien merupakan seorang Perempuan berusia 74. Pada masa ini,
perempuan tersebut memasuki fase menopause dimana produksi hormon-hormon reproduksi
mulai mengalami penurunan yang tajam hingga tidak lagi memproduksi hormone reproduksi
sama sekali. Salah satu hormone reproduksi yang sangat berperan pada pertahanan dan
ketahanan tulang ialah estrogen. Dengan turunnya kadar estrogen maka proses pematangan
tulang (osteoblast) juga terhambat sehingga penurunan massa tulang meningkat pesat karena
estrogen membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang sehingga ketika kadar estrogen
menurun, maka wanita ini akan kehilangan kalsium dari tulang dengan cepat dan kehilangan
kalsium melalui saluran kemih. Ini disertai absorpsi yang tidak adekuat dari usus. Kadar serum
normal dipelihara melalui adsorpsi kalsium dari tulang. Pada akhirnya akan terjadi osteopenia,
osteoporosis dan fraktur jika kalsium yang diberikan secara oral dan/atau parenteral tidak dapat
memenuhi kebutuhan ini.

Osteoporosis pasca menopause disebabkan karena adanya defisiensi estrogen. Estrogen


memegang peran yang sangat penting dalam metabolisme tulang, mempengaruhi aktivitas sel
osteoblas maupun osteoklas, termasuk menjaga keseimbangan kerja dari kedua sel tersebut. Efek
tak langsung estrogen terhadap tulang berhubungan dengan homeostasis kalsium yang meliputi
absorpsi kalsium di usus, modulasi 1,25(OH)2 vitamin D, eksresi kalsium di ginjal dan sekresi
hormon paratiroid. Setelah menopause, terjadi penurunan produksi estrogen oleh ovarium, maka
resorpsi tulang akan meningkat, sehingga insiden fraktur meningkat. Estrogen berperan dalam
menurunkan produksi berbagai sitokin yang meningkatkan aktifitas osteoklas dalam destruksi
tulang. Defisiensi estrogen juga menurunkan sekresi transforming growth factor (TGF-α), yang
merupakan satu-satunya faktor pertumbuhan (growth factor) yang merupakan mediator untuk
menarik sel osteoblas ke tempat lubang tulang yang telah diserap oleh sel osteoklas. Jika hal ini
erus berlangsung, maka osteoporosis akan terjadi dan risiko fraktur meningkat.

Diduga, pasien mengalami Fraktur os. Femur pada bagian columna. Berdasarkan hasil
anamnesis, perempuan berusia 74 tahun tersebut memiliki riwayat jatuh terduduk akibat
terpeleset di depan kamar mandi, maka kita dapat menduga , ketika jatuh terduduk maka os.
Femur yang pertama kali terdampak oleh karena jatuh dengan posisi terduduk yang
mengakibatkan pada pemeriksaan fisik ditemukan tungkai kanan bila digerakkan sangat
terhambat oleh karena kesakitan pada daerah pangkal paha atau ROM (Range of Motion)
terganggu. Tetapi kita membutuhkan modalitas radiologi berupa foto polos panggul guna
menegakkan diagnose yang lebih akurat.

Referensi

Humaryanto. 2017. Deteksi Dini Osteoporosis Pasca Menopause. Vol.5, No.2, Hal: 164-177

Martono, H. Hadi. 2015. Penyakit Tulang dan Patah Tulang dalam Buku Ajar Boedhi-Darmojo.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 279.

Anda mungkin juga menyukai