Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 2, Mei 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

MANFAAT EKSTRAK DANDELION DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS


Danang Samudro Wicaksono, Rifadly Yusril Maulana
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong
Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
*samudro.danang10@gmail.com (+6281271878294)

ABSTRAK
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa
tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Karakteristik osteoporosis adalah
ditandai dengan adanya penurunan kekuatan tulang dengan faktor resiko berupa usia, ras
kaukasian, jenis kelamin wanita, defisiensi kalsium dan vitamin, aktifitas fisik, dan merokok.
Dandelion mengandung berbagai vitamin, mineral, dan inulin yang baik untuk pencegahan
terjadinya osteoporosis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan
ilmiah terbaru tentang peran kandungan Dandelion dalam mencegah osteoporosis dengan
kandungannya yang dapat membantu proses penyeimbangan kebutuhan gizi dalam membentuk
tulang . Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pusta ka ini adalah literature
searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber
pustaka adalah dari tahun 1991 sampai tahun 2018 dengan 21 sumber pustaka dan 12 sumber
yang dapat digunakan. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan Dandelion dalam
mencegah osteoporosis. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu Dandelion
bermanfaat dalam mencegah osteoporosis.

Kata kunci: dandelion, inulin, kalsium, osteoporosis

THE BENEFIT OF DANDELION TO PREVENTS OSTEOPOROSIS

ABSTRACT
Osteoporosis is a systemic bone disease characterized by a decrease in bone mass density so
that bones become brittle and break easily. The characteristics of osteoporosis are
characterized by a decrease in bone strength with risk factors such as age, caucasian race,
female sex, calcium and vitamin deficiency, physical activity, and smoking. Dandelion contains
various vitamins, minerals, and inulin which are good for preventing osteoporosis. The purpose
of this literature review is to report the latest scientific findings about the role of Dandelion
content in preventing osteoporosis with its contents which can help the process of balancing
nutritional needs in forming bone. The method used in this type of literature review article is the
literature searching method through the NCBI and Google Scholar databases. The year of
publication of library resources is from 1991 to 2018 with 21 library sources and 12 usable
sources. The theme collected is related to the content of Dandelion in preventing osteoporosis.
The results of the synthesis of articles that have been found that Dandelion is useful in
preventing osteoporosis.

Keywords: calcium, dandelion, inulin, osteoporosis

PENDAHULUAN (Sudoyo et al., 2009). Menurut,


Osteoporosis adalah penyakit tulang konferensi pengembangan lembaga
sistemik yang ditandai oleh penurunan Konsensus Kesehatan Nasional,
densitas massa tulang sehingga tulang Osteoporosis adalah kelainan tulang
menjadi rapuh dan mudah patah yang ditandai dengan berkurangnya

155
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

kekuatan tulang yang menghasilkan kekuatan tulang (Bone strength).


peningkatan risiko patah tulang (NIH, Kekuatan tulang ini adalah hasil
2001). integrasi antara volume mineralisasi,
arsitektur tulang, bone turn over, dan
Faktor resiko terjadinya osteoporosis akumulasi kerusakan tulang.
yaitu usia, setiap peningkatan usia Osteoporosis identik dengan kehilangan
sepuluh tahun maka resiko meningkat massa tulang, yaitu kelainan tulang
1,4 hingga 1,8 kali. Secara genetik, yang merujuk pada kelainan kekuatan
kaum kaukasian dan oriental lebih tulang. Apabila kekuatan tulang ini
beresiko mengalami osteoporosis menurun maka hal ini dapat menjadi
dibandingkan kulit hitam dan polinesia. faktor predisposisi terjadinya fraktur
Osteoporosis juga lebih banyak dialami (Drake et al., 2005).
perempuan dibandingkan laki-laki. Pada
faktor lingkungan, hal yang Meskipun tatalaksana farmakologis
mempengaruhi yaitu defisiensi kalsium, paling sering dilakukan, agar
kurangnya aktivitas fisik, merokok, pengobatan osteoporosis optimal,
alkohol, obat-obatan (kortikosteroid, tatalaksana nonfarmakologis juga
antikonvulsan, heparin, siklosporin), penting untuk mencegah osteoporosis
dan pada resiko jatuh yang meningkat dan membatasi risiko patah tulang.
(gangguan penglihatan, gangguan
keseimbangan). Defisiensi estrogen dan Adapun salah satu bahan alam yang
androgen, serta penyakit kronik juga dapat menjadi alternatif dalam
merupakan faktor resiko terjadinya mencegah osteoporosis yaitu Dandelion.
osteoporosis (Sudoyo et al., 2009). Dandelion atau Jombang, merupakan
keluarga besar Asteraceae atau
Di dunia, menurut WHO, terdapat Compositae dengan nama latin
sekitar 200 juta orang menderita Taraxacum officinale. Dandelion juga
osteoporosis. Sementara di Amerika kaya akan vitamin (A, C, D, E, dan B),
terdapat 20-25 juta penduduk inositol, lesitin, dan mineral seperti zat
mengalami osteoporosis dengan 50 besi, magnesium, natrium, kalsium,
persen berusia 75-80 tahun. Menurut silikon, tembaga, fosfor, seng, dan
International Osteoporosis Foundation mangan (Ata et al., 2011). Dandelion
(IOF), satu dari empat perempuan mengandung inulin dan
dengan rentang umur 50-80 tahun di fruktooligosakarida dapat meningkatkan
Indonesia rentan mengalami penyerapan kalsium, menekan resorpsi
osteoporosis. Perbandingan terjadinya tulang, dan meningkatkan pertambahan
osteoporosis antara perempuan dan laki- selama pertumbuhan dan menghambat
laki di Indonesia yaitu 4;1. Pada wanita resorpsi tulang di kemudian hari
sendiri lebih sering terjadi pada wanita (Abrams et al, 2005). Untuk itu tujuan
paska menopause. Perhimpunan penulisan tinjauan pustaka ini penting
osteoporosis Indonesia tahun 2007 untuk mengetahui kandungan dan
melaporkan penderita osteoporosis pada mannfaat yang ada pada tumbuhan
penduduk di atas 5 tahun yaitu pada Dandelion terhadap pencegahan
perempua 32,3 persen dan pada laki-laki osteoporosis.
28,8 persen (Info Datin, 2015).
METODE
Karakteristik osteoporosis adalah Metode yang digunakan adalah
ditandai dengan adanya penurunan literature searching. Sumber pustaka

156
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

yang digunakan dalam artikel ini Dandelion adalah sumber potasium


berjumlah 21 pustaka dan 12 jurnal yang signifikan, serta vitamin dan
yang dipakai dalam review manfaat mineral lainnya.12 Kadar potasium
Dandelion terhadap osteoporosis, baik yang dilaporkan berkisar antara 23,3/g
yang berasal dari buku, jurnal nasional mg hingga 59,9 mg/g dengan angka
atau internasional, maupun website. median 42,5 mg/g dan 45,1 mg/g daun
Penelusuran sumber pustaka dalam kering, serta mengandung magnesium
artikel ini melalui database NCBI dan sekitar 2.5 mg/g (Bevin et al., 2009).
Google Scholar dengan kata kunci
Phyllantus acidus, Antiinflammation, Pada setiap 100 gram tepung Dandelion
Asthma. Pemilihan artikel sumber mengandung 695.00 ± 4.00 kalsium,
pustaka dilakukan dengan melakukan 700.00 ± 3.00 fosfor, 2520.00 ± 4.00
peninjauan pada judul dan abstrak yaitu potasium, 470.00 ± 2.00 magnesium,
membahas tentang potensi buah cermai 13.80 ± 0.20 beta karoten atau vitamin
dalam mengatasi asma. Tahun A, 53.00 ± 0.10 asam asorbat atau
penerbitan sumber pustaka dalam vitamin C (Escudero et al., 2003).
penulisan artikel ini adalah 1991 hingga Kandungan-kandungan tersebut
tahun 2018. memiliki manfaat terhadap
pembentukan dan densitas tulang.
HASIL
Dandelion (Taraxacum officinale) PEMBAHASAN
merupakan tumbuhan dengan berbagai Osteoporosis merupakan gabungan
macam kandungan seperti inulin yang kondisi tulang yang menjadi tipis,
dapat meningkatkan penyerapan rapuh, keropos, serta memiliki
kalsium, vitamin yang bermanfaat untuk kecenderungan patah diakibatkan ole
pembentukan tulang seperti A, C, D, massa tulang yang berkurang dalam
dan K, serta mineral penting lain seperti waktu yang lama. Secara statistik,
fosfor, magnesium, zat besi, seng dan osteoporosis didefinisikan sebagai
lainnya yang dapat menjadi keadaan di mana Bone Mineral Density
penyeimbangan kebutuhan gizi dalam (BMD) berada di bawah nilai rujukan
membentuk tulang. Atas dasar hal ini menurut umur atau standar deviasi
kandungan ekstrak Dandelion dapat (Depkes RI, 2002).
bermanfaat dalam mencegah terjadinya
osteoporosis (Ata et al., 2011). Pengukuran Bone Mineral Density
(BMD) dan Dual Energy X-ray
Pada penelitian pemisahan dan Absorptiometry (DXA) merupakan
kuantifikasi inulin dari Artichoke dan standar emas dalam mendiagnosis
Dandelion, ditemukan bahwa keduanya osteoporosis. DXA menggunakan 2
memiliki kandungan inulin dengan energi radiasi sinar-X sehingga
Dandelion memiliki dp20 rata-rata 25 pengaruh jaringan lunak dapat
nC, dp30 rata-rata 18 nC, dan dp40 rata- dihilangkan dan dapat mengukur
rata 15 nC (Schutx et al., 2006). Inulin kepadatan tulangtulang sentral seperti
dengan dp>23 memiliki efek paling tulang belakang (L1-L4) dan femur
signifikan pada bioavailabilitas kalsium proksimal, tulang-tulang perifer seperti
ketika diberikan pada tikus (Kruger et lengan bawah dan juga dapat mengukur
al. 2003). total body BMD. Pengukuran BMD
yang rutin dilakukan adalah di tulang
belakang dan femur proksimal (Punda

157
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

dan Grazio, 2014). Nilai T-score < -2,5 Pria tidak mengalami menopause,
digolongkan sebagai osteoporosis. Nilai sehingga pria tidak mengalami
T-score di bawah -1,0 adalah osteopenia kehilangan tulang trabekuler akselerasi
atau massa tulang yang rendah. Nilai T- dini yang terjadi pada wanita sehingga
score di antara -1 sampai +1 adalah kehilangan tulang relatif lebih sedikit
BMD (Bone Mineral Density) normal daripada wanita (Khosla dan Riggs,
(Tandra, 2009). 2005).

Klasifikasi osteoporosis dibagi menjadi Pada osteoporosis primer tipe 1,


3, yaitu; Osteoporosis primer yang reabsorbsi tulang meningkat terutama
dibagi menjadi dua, osteoporosis primer pada dekade awal paska menopause,
tipe 1 yaitu kehilangan massa tulang penurunan densitas terutama pada
yang terjadi karena proses penuaan tulang trabekular karena memiliki
yaitu akibat kekurangan estrogen pada permukaan yang luas. Penurunan kadar
wanita paska menopause dan esterogen akan meningkatkan produksi
kekurangan testosteron yakni androgen berbagai sitokin seperti IL-6, IL-1, dan
pada pria. Pada osteoporosis primer tipe TNF-alfa yang berperann dalam
2 disebut osteoporosis senil yang dapat peningkatan aktifitas osteoklas.
terjadi pada pria dan wanita di atas usia Menopause juga menurunkan absorpsi
75 tahun. Selanjutnya yaitu kalsium di usus dan meningkatkan
Osteoporosis sekunder, disebabkan oleh ekskresi kalsium di ginjal. Akibatnya
adanya penyakit yang mendasari dan hormon paratiroid meningkat sebagai
pengaruh obat-obatan yang umpan balik penurunan kalsium
mengakibatkan adanya penurunan (Sudoyo et al., 2009).
densitas tulang yang parah. Terakhir,
osteoporosis idiopatik, tidak diketahui Pada osteoporosis primer tipe 2, terjadi
penyebabnya, biasa muncul pada anak- ketidakseimbangan remodelling tulang
anak, remaja, dan dewasa muda (Info pada usia lanjut, dimana reabsorbi
Datin, 2015). tulang meningkat sedangkan formasi
tulang menurun. Hal ini menyebabkan
Pada akhir percepatan pertumbuhan terjadinya kehilangan massa tulang,
pubertas (titik waktu di mana massa perubahan mikroarsitektur tulang, dan
tulang puncak tercapai) hingga meningkatnya resiko patah tulang. Pada
permulaan usia paruh baya, baik pria orang lanjut usia juga didapatkan
maupun wanita mempertahankan defisiensi kalsium dan vitamin D yang
kerangka mereka tanpa kehilangan menyebabkan hiperparatiroidisme
tulang yang substansial atau perubahan sekunder yang persisten sehingga
mikroarsitektur kerangka. Remodelling reabsorbsi tulang meningkat. Selain itu
tulang sangat aktif selama periode juga disebabkan oleh penurunan
dewasa ini, yaitu resorpsi tulang hormon pertumbuhan dan IGF-1
seimbang dengan pembentukan tulang, sehingga terjadi penurunan fungsi
menghasilkan stabilitas massa tulang osteoblas (Drake et al., 2015).
dan pemeliharaan integritas kerangka.
Penurunan besar volume densitas massa Meskipun pengobatan paling sering
tulang dimulai sejak dekade ketiga pada dikaitkan dengan pendekatan
pria dan wanita, terutama terdiri dari farmakologis, untuk pengobatan
tulang trabekuler, 45% pada pria dan osteoporosis yang optimal, pendekatan
55% pada wanita (Riggs et al., 2004). nonfarmakologis juga penting untuk

158
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

membatasi risiko patah tulang. mineral seperti zat besi, magnesium,


Intervensi nonfarmakologis termasuk natrium, kalsium, silikon, tembaga,
membatasi risiko jatuh; menggunakan fosfor, seng, dan mangan (Ata et al.,
teknik yang tepat saat mengangkat; 2011). Aliran beberapa ion ini, mis. ion
mempertahankan asupan kalsium, kalsium dalam sel beta, dapat
vitamin D, dan protein yang memadai; membantu merangsang eksositosis
melakukan aktivitas fisik dan latihan insulin. Di antara sayuran, dandelion
beban yang memadai untuk menjaga adalah salah satu sumber terkaya beta-
atau meningkatkan keseimbangan dan karoten (11.000 μg / 100 g daun, sama
postur; dan membuat perubahan gaya seperti pada wortel), dari mana vitamin
hidup yang tepat, seperti penghentian A berasal (Mir et al., 2015).
merokok dan konsumsi alkohol. (Kristie
et al., 2018). Dandelion mengandung inulin,
karbohidrat khas Compositae. Inulin
Dandelion atau Jombang, merupakan adalah campuran polydisperse dari
keluarga besar Asteraceae atau oligomer dan polimer, di mana unit
Compositae dengan nama latin fruktosa dihubungkan oleh ikatan β-2,1.
Taraxacum officinale. Umumnya Seperti halnya polifenol, inulin
Dandelion tumbuh liar di lereng memiliki sejumlah sifat fisiologis yang
gunung, tanggul, lapangan rumput, dan menarik. Kaitan β-2,1 mencegah inulin
daerah berhawa sejuk. Tinggi mencapai dicerna seperti karbohidrat biasa dan
10-25 cm, daun tunggal berbentuk bertanggung jawab atas penurunan nilai
lancet, ujung runcing, pangkal menjepit kalori dan efek serat makanan
menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi, (Roberfroid, 1999). Inulin dan
panjang daun 6-15 cm dengan lebar 2-5 fructooligosakarida juga telah terbukti
cm, berwarna hijau dilapisi bulu halus dapat meningkatkan penyerapan
berwarna putih. Buahnya berbentuk kalsium, menekan resorpsi tulang, dan
tabung berwarna putih. Akarnya meningkatkan pertambahan selama
panjang, tunggal atau bercabang. pertumbuhan dan menghambat resorpsi
(Dalimarta, 2008). tulang di kemudian hari (Abrams et al,
2005).
Akar dandelion mengandung
karbohidrat (misalnya Inulin), Selain itu Dandelion juga kaya akan
karotenoid (mis. Lutein), asam lemak sumber mineral seperti potasium, zat
(misalnya Asam miristat), mineral, gula besi, magnesium, seng, kalsium, boron,
(misalnya glukosa, fruktosa, dan dan silikon (Queralt at el., 2005).
sukrosa), vitamin kolin, lendir, dan Selama masa pertumbuhan, kecukupan
pektin. Hingga 45% dari akar terdiri asupan diet kalsium penting
dari inulin, karbohidrat kompleks dipertimbangkan untuk tambahan
(fructo-oligosaccharides) dengan kekuatan dan kesehatan tulang (Heaney
banyak efek menguntungkan seperti et al., 2000). menyatakan anak-anak
eliminasi patogen di saluran untuk mencapai puncak massa tulang
pencernaan, dan represi obesitas, yang baik secara genetik, maka menu
kanker, dan osteoporosis (Roberfroid, yang disajikan kepada anak harus
1999). mencukupi kebutuhan kalsium pada
tulang. Pertumbuhan dari puncak massa
Dandelion juga kaya akan vitamin (A, tulang yang baik semasa muda adalah
C, D, E, dan B), inositol, lesitin, dan

159
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

penting untuk mencegah osteoporosis berperan dalam pergantian matriks


pada usia lanjut (Loro 2000). tulang (Wolf et al., 2005).

Menurut penelitian dalam membentuk Fosfor merupakan salah satu elemen


tulang yang sehat tidak hanya dengan pembentukan tulang karena dibutuhkan
mengkonsumsi cukup kalsium namun dalam proses mineralisasi tulang.
dibutuhkan pula zat-zat lainnya untuk Asupan fosfor memiliki peranan yang
meningkatkan proses distribusi mineral cukup penting dalam pembentukan
dan menyeimbangkan kebutuhan gizi. tulang pada masa pertumbuhan. Kadar
Zat-zat gizi tersebut terdiri dari vitamin fosfat serum yang rendah akan
seperti vitamin A, D, C, dan K, serta membatasi pembentukan tulang dan
mineral seperti magnesium, fluor, seng, proses mineralisasi tulang (Palacios,
tembaga, boron, mangan, fosfor, dan 2006).
kalium. (Serfontain, 2005).
SIMPULAN
Vitamin A yang dikandung dalam Dandelion bermanfaat dalam mencegah
Dandelion, berperan penting dalam osteoporosis.
proses remodelling tulang hal ini
dikarenakan vitamin A (asam retinoat) DAFTAR PUSTAKA
merupakan reseptor dari osteoblas dan NIH. (2011). Consensus Development
osteoklas. Kekurangan vitamin A dapat Panel on Osteoporosis Prevention,
menyebabkan terjadinya perubahan Diagnosis, and Therapy.
bentuk tulang. Asupan vitamin A yang Osteoporosis prevention,
sesuai dengan angka kecukupan gizi diagnosis, and therapy. JAMA.
(AKG) yaitu sebesar 500 µg RE dapat 2001;285: 785–795. DOI:
menjaga dan memelihara puncak 10.1001/jama.285.6.785
kepadatan tulang Promislow et al.,
2002. Asupan vitamin A yang Ata, S., Farooq, F., Javed, S. Elemental
berlebihan juga tidak baik karena profile of 24 common medicinal
berhubungan dengan penurunan BMD plants of Pakistan and its direct
dan peningkatan risiko patah tulang link with traditional uses. J Med
paha. (Sankaran, 2000). Plants Res. ;5(26):6164–6168.
pmc5553762
Vitamin C juga mampu merangsang
Mir, M.A., Sawhney, S.S., Jassal, M.M.
aktivitas alkalin fosfat sebagai penentu
(2015). In-vitro antidiabetic
pembentukan osteoblas. Vitamin C
studies of various extracts of
merupakan komponen organik pada
Taraxacum officinale. Pharma
tulang untuk perubahan-perubahan sel
Innov. ;4(1):61–66.
dan pembentukan matriks tulang baru.
Vitamin C tidak bekerja sendiri tetapi Promislow, J. H., Goadman, G. D.,
dibantu oleh vitamin D dan K Slymen, D. J., Elizabeth, B. C.
(Ramayulis et al., 2011). (2002). Retinol intake and bone
mineral density in the elderly ; the
Seng dibutuhkan untuk aktivitas Rancho Bernardo study. J Bone
osteoblastik, sintesis kolagen, dan Mineral Res; 17(8): 1349-58.
aktivitas alkalin fosfatase. Sebagai DOI:
komponen dari sistem enzim, seng 10.1359/jbmr.2002.17.8.1349

160
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

Sankaran, B. (2000). Osteoporosis; Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta:


clinical, radiological, histological, Interna Publishing Pusat
assessment and an experimental Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. ;
study. New Delhi, India: World 2773-2779
Health Organisation.
Roberfroid, M. B. (1999). Caloric value
Kristie, N. T., Janette, D. L., Chew of inulin and oligofructose.
King Victoria Wan, Madison C, et Journal of Nutrition; 129: 1436S.
al (2018). Osteoporosis: A
Review of Treatment Options. Drake, M. T., Clarke, B. L., &
Pharmacy and Therapeutic Lewiecki, E. M. (2015). The
Journal. Feb; 43(2): 92–104. Pathophysiology and Treatment of
Osteoporosis. Clinical
Therapeutics, 37(8), 1837–1850.
DOI:
Ramayulis, R., Pramantara D. I., 10.1016/j.clinthera.2015.06.006
Pangastuti, R. (2011). Asupan
vitamin, mineral, rasio asupan
kalsium dan fosfor dan
hubungannya dengan kepadatan Wolf R. L., Cauley J. A, Pettinger M,
mineral tulang kalkaneus wanita. Jackson R, Lacroix Wolf A,
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Leboff M. S, Lewis C. E, Nevitt
Vol.7 No.3 p115-112 M. C, Simon JA, Stone KL,
Wactawski-Wende J. (2005).
Serfontein, W. J. (2005). Osteoporosis : Lack of a relation between
new perspectives. The South vitamin and mineral antioxidants
African Journal of Natural and bone mineral density : results
Medicine Available from; http:// from the women’s health
www.naturalmedicine.co.za/sajnm initiative. Am J Clin Nutr; 82(3):
_main/article. 581-8.
Abrams, S. A., Griffin, I. J., Hawthorne, Riggs BL, Melton LJ 3rd, Robb RA, et
K. M., et al. (2005) A al. (2004). Populationbased study
combination of prebiotic short - of age and sex differences in bone
and long - chain inulin type volumetric density, size,
fructans enhances calcium geometry, and structure at
absorption and bone different skeletal sites. J Bone
mineralization in young Miner Res.;19:1945–1954. DOI:
adolescents. Am J Clin Nutr 85, 10.1359/JBMR.040916
471 – 476.
Khosla, S, Riggs, B. L. (2005).
Info Datin. (2015). Data & Kondisi Pathophysiology of age-related
Penyakit Osteoporosis di bone loss and osteoporosis.
Indonesia. Endocrinol Metab Clin North
www.depkes.go.id/resources/dow Am.;34:1015–1030. DOI
nload/general/Hasil%20Riskesdas 10.1016/j.ecl.2005.07.009
%20213.pdf
Dalimartha, S. (2008). Atlas Tumbuhan
Sudoyo, A. W., Setyohadi, B., Alwi, I. Obat Indonesia Jilid 4. Puspa
dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Swara

161
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 2 Hal 155 – 162, Mei 2020
Global Health Science Group

Depkes. R.I. (2002). Standart performance anion exchange


Osteoporosis. Jakarta; Litbangkes chromatography with pulsed
amperometric detection.
Tandra, H. (2009). Osteoporosis Biomedical Chromatography,
Mengenal, Mengatasi, dan 20(12), 1295–1303.
Mencegah Tulang Keropos.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Escudero, N. L., De Arellano, M. L.,
Fernández, S., Albarracín, G., &
Punda, M., Grazio, S. (2014). Bone Mucciarelli, S. (2003). Taraxacum
densitometry, the gold standard officinale as a food source. Plant
for diagnosis of osteoporosis. Foods for Human Nutrition,
Journal of Reumatizam 61(2):70- 58(3), 1–10.
4. PMID: 25427398
Bevin A.C., Richard S. C., Kevin S.
Kruger, M. C., Brown, K.E., Collett, G, (2009). The diuretic effect in
Layton, L and Schollum, L.M. human subject of an extract of
(2003). The effect of taraxacum officinale folium over
fructooligosaccharides with a single day. Journal Atern
various degrees of polymerization Complement Med. 15(8):929-34
on calcium bioavailability in the
growing rat. Experimental Palacios, C. (2006). The role of
Biology and Medicine; 228: 683 nutrients in bone health, from A to
Z. Crit Rev Food Sci Nutr;
Schütz, K., Muks, E., Carle, R., & 46(8):621-
Schieber, A. (2006). Separation
and quantification of inulin in
selected artichoke (Cynara
scolymus L.) cultivars and
dandelion (Taraxacum officinale
WEB. ex WIGG.) roots by high-

162

Anda mungkin juga menyukai