Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Portofolio
A case of idiopathic hypoparathyroidism with Systemic Lupus
Erythematosus
Oleh :
Aulia Putri Salsabila Burhan
11120202118
Riwayat
Penyaki
t • Seorang perempuan 50 tahun keluhan batuk dengan dahak berwarna kuning
Sekaran selama 15 hari,
g
Anamanesis
Riwayat • menderita edema tungkai dan kelemahan seluruh tubuh serta artralgia
Penyakit selama 15 tahun
Dahulu • riwayat kejang selama 15 tahun dan telah diberikan pengobatan anti
kejang
• Menderita hipokalsemia berat selama 10 tahun (kisaran hipokalsemia
berada diantara total kalsium = 4 sampai 5% mg.
Riwayat
Penyaki
t Tidak dilampirkan
Keluarg
a
Pemeriksaan Fisik
Keadaan
01 02 Status lokalis
Umum
Tidak dilampirkan • Tidak dilampirkan
Tanda-tanda
03
vital
• Tidak dilampirkan
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Thorax
01 leher 02
Tidak dilampirkan
Tidak dilampirkan
03 Abdomen 04 Extremitas
Tidak dilampirkan
Tidak dilampirkan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
hematologis
MCV , MCH , MCHC, 97fl/ 31,8 / 32/ 10220/ Dalam Batas Normal
TLC, DLC, Trombosi 3,2 lakh
ESR 76mm/jam meningkat
• Kimia Pemeriksaan Penunjang
serum
Uji Nilai Normal Interpretasi
ALT 24 IU/ L 4-60 IU/L normal
AST 20 IU/ L 7-56 IU/ L normal
ALP 90 IU/L 40-120 IU/L normal
Total Protein 8 mg/dl 7,0-7,5 mg/dl Meningkat
Albumin 4,1 mg 3,5-5 mg/dl Normal
Urea 21 mg/dl 15-40 mg/L Normal
Creatinin 1,1 mg/dl 0,9-1,1 mg/L Normal
Na 138 mEq/ L 136-145 mEq/L Normal
Serum K 4,0 mEq/ L 3,5-5,5 mEq/L Normal
Serum Cl 102 mEq/ L 95-105 mEq/L Norml
Kalsium total serum 4,7 mg/dl 9-11 mg/dl normal
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
Epidemiologi
• prevalensi hipopara tiroidisme di
Amerika Serikat, Denmark dan Italia
relatif dekat, dalam kisaran 23-37 per
100.000 orang
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
Etiologi
• Hipoparatiroidisme pascabedah
• Kelainan genetik dan autoimun
• Gangguan magnesium
• Penyebab hipoparatiroidisme lainnya
Shoback, D. M. et all. (2016). Presentation of Hypoparathyroidism: Etiologies and Clinical Features. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism,
101(6), 2300–2312.
patofisiologi
• Hipoparatiroidisme ditandai dengan tidak adanya atau kadar
PTH yang bersirkulasi rendah secara tidak tepat,.
• Penyebab tersering adalah kerusakan akibat pembedahan
atau cedera pada kelenjar paratiroid; penyebab lainnya
adalah dis autoimun atau kelainan genetik yang
mempengaruhi perkembangan kelenjar paratiroid atau
biosintesis atau pelepasan PTH.
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
patofisiologi
• PTH dan mineral
Homeostatis
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
patofisiologi
• Hipoparatiroidisme pasca bedah
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
patofisiologi
• Penyebab genetik hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme , Gangguan
Sindrom Sindrom mitokonria yang Hipokalsemia
DiGeorge
tuli sensorineural, autosomal
Poliendrokrin berhubungan
autoimun tipe 1 dan sindrom penyakit dengan dominan
ginjal hipoparatiroidisme
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
Gejala klinis
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
Pemeriksaan
penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Kombinasi tingkat albumincorrected atau ionized
kalsium dalam serum di bawah kisaran normal (<8,5
mg per dl atau 2,12 mmol/L:
• Kadar PTH rendah pada saat hipokalsemia adalah
ciri khas hipoparatiroidisme
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
Tatalaksana
• Pengobatan konvensional orang dewasa dengan
hipopara tiroidisme melibatkan suplementasi
kalsium atau suplementasi vitamin D aktif
(menggunakan kalsitriol atau alphacalcidol atau
kombinasi keduanya.
• Diuretik tiazid
Diuretik thiazide dapat mengurangi ekskresi kalsium urin
• Diet
Pengobatan hipoparatiroidisme yaitu diet kaya kalsium. Untuk
mengelola hiperfosfatemia, pembatasan fosfat makanan dan ikatan fosfat
kadang-kadang diresepkan pada hipoparatiroidisme.
•
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
tatalaksana
Hipokalsemia akut:
• Manifestasi akut yang mengancam nyawa pasien seperti kejang tetanik, spasme laring atau spasme
bronkus, kejang, bradikardia, perpanjangan interval QT, atau gagal jantung kongestif, memerlukan
penanganan segera dengan kalsium intravena. Garam yang paling banyak digunakan di antaranya
adalah 10% kalsium glukonat, yang mengandung sekitar 90 mg kalsium unsur per 10 mL larutan.
Satu sampai dua ampul harus diencerkan dalam 50 sampai 100mL larutan saline 0,9% (SS) atau 5%
glikosilasi. larutan (GS) dan diberikan perlahan melalui infus intravena selama 10 sampai 20 menit
• Untuk mempertahankan normokalsemia, infus kalsium terus menerus 0,5 sampai 2,0 mg /kg berat
badan / jam yang diencerkan dalam GS 5%.
Maeda, S.et al. (2018). Diagnosis and treatment of hypoparathyroidism: a position statement from the Brazilian Society of Endocrinology and
Metabolism. Archives of Endocrinology and Metabolism, 62(1), 106–124.
tatalaksana
Hipokalsemia kronik
• Ada enam tujuan terapi manajemen kronis:
1) mencegah tanda dan gejala hipokalsemia;
2) untuk mempertahankan konsentrasi kalsium serum dalam batas normal (tidak lebih dari 0,5mg/dl
dibawah normal)
3) untuk mempertahankan produk kalsium pospat di bawah 55 mg2 / dL2 ( 4,4 mmol2 / L2);
4) untuk menghindari hiperkalsiuria;
5) untuk menghindari hiperkalsemia; dan
6) untuk menghindari kalsifikasi ginjal (nefrokalsinosis / nefrolitiasis) dan kalsifikasi ekstraskeletal
lainnya.
Brandi, M. L., et al. (2016). Management of Hypoparathyroidism: Summary Statement and Guidelines. The Journal of Clinical Endocrinology &
Metabolism, 101(6), 2273–2283.
tatalaksana
Hipokalsemia kronik
• kalsitriol oral . Dengan waktu paruh biologis yang lama (4 sampai 6 jam), kalsitriol dapat
diberikan setiap 12 jam, dan dosis awalnya berkisar dari 0,5 sampai 1,0 μg / hari dibagi menjadi
setidaknya dua dosis harian. Puncak kalsitriol serum dicapai 4 sampai 6 jam setelah pemberian,
dan peningkatan kadar kalsium dapat diamati 1 sampai 3 hari setelah permulaan pengobatan.
Dosis kalsitriol harus dititrasi sesuai dengan kadar kalsium dan bervariasi antar individu, dalam
beberapa kasus melebihi 2,0 μg / hari
• vitamin D (cholecalciferol atau ergocalciferol) . Efek agen ini dalam meningkatkan kadar
kalsium membutuhkan waktu lebih lama (kira-kira sepuluh hari), dan waktu paruh biologisnya
adalah 2 hingga 3 minggu.
• Pada defisiensi PTH yang berat, kadar kalsium hanya dapat dinormalisasi dengan kalsitriol atau
vitamin D dosis tinggi
Maeda, S.et al. (2018). Diagnosis and treatment of hypoparathyroidism: a position statement from the Brazilian Society of Endocrinology and
Metabolism. Archives of Endocrinology and Metabolism, 62(1), 106–124.
pencegahan
Mannstadt, M., Bilezikian, J. P.. Et all. (2017). Hypoparathyroidism. Nature Reviews Disease Primers, 3, 17055.
TINJAUAN
KASUS
anamnesis
Kasus Teori