Disusun Oleh:
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Sdr. A dengan Diagnosa Medis Ca Colli dan
dengan Diagnosa Keperawatan Utama Gangguan Citra Tubuh di Ruang
Bugenville C RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto” dengan tepat
waktu.
Penulis
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Citra tubuh membentuk persepsi diri yang paling nutama dari komponen
konsep diri lainnya, citra tubuh meliputi: persepsi atau perasaan tentang ukuran
fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Stuart, 2015).
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan
ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya.
(Melliana, 2013).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam
memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2015).
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.
b. Faktor Presipitasi
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai frustasi.
3. Tanda dan Gejala
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda
dan gejala, seperti:
a. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan
dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis digunakan
sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan
kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk
mempertahankan keseimbangan diri.
b. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan
dalam perawatannya.
c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan
gambaran diri yang baru.
4. Pohon Masalah
Pertemuan 1
1. Kondisi Pasien : -
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah mas/mba, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa
yang mas/mba rasakan selama ini?”
b) Waktu
c) Tempat
b) Kerja
c) Terminasi
b) Tempat
c) Waktu
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan ke : I (Satu)
1. Kondisi Pasien
-
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengenal masalah harga diri rendah dan mendiskusikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien
b. Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengenal masalah harga diri rendah
b) Klien dapat menentukan kemampuan yang dimiliki
c) Klien dapat menentukan aspek positif yang dimiliki
4. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mas/mba…” Perkenalkan saya Lia,
perawat yang bertugas jaga pagi hari ini mulai jam 07.00-14.00 WIB.
mas/mba bisa panggil saya suster Lia. Nama mas/mba siapa? Senang
dipanggil apa?
Baik mas/mba, tujuan saya kesini nanti kita akan bercakap-cakap tentang
perasaan yang bapak rasakan selama ini dan kemampuan serta kegiatan
yang pernah mas/mba lakukan”.
1) Evaluasi/Validasi
a) Perasaan pasien saat ini
“Bagaimana perasaan mas/mba hari ini?”
b) Kondisi pasien saat ini
“mas/mba saya perhatikan tampak murung dan selalu menunduk
serta diam sendirian di pojok ruangan”.
2) Kontrak
a) Topik
“Baiklah mas/mba, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat harga diri
rendah serta kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak lakukan.
Tujuannya agar mas/mba mengetahui kondisi mas/mba saat ini
dan cara mengatasinya. Bagaimana, mas/mba setuju?”
b) Waktu
“Berapa lama mas/mba kita berbincang-bincang? Bagaimana jika
20 menit?”
c) Tempat
“Dimana kita duduk mas/mba? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
b. Fase Kerja
“Saya perhatikan akhir-akhir ini mas/mba banyak menyendiri,
aktivitasnya menurun, murung, menghindar dari orang lain, ragu
melakukan kegiatan, saat diajak bicara kontak mata kurang, jalan
menunduk. Apa yang menyebabkan bapak seperti ini? Baik.. mas/mba
mengatakan mas/mba merasa tidak mampu, malu, tidak berguna. Apa
yang terjadi dengan bapak sebelumnya sampai bapak seperti ini? Apa
mas/mba sudah tahu tentang akibat jika mas/mba terus seperti ini?
Baiklah, apa yang mas/mba alami saat ini merupakan tanda gejala dari
harga diri rendah. mas/mba harus mampu mengatasi harga diri rendah ini,
nanti saya akan membantu. Apakah bapak setuju? Baiklah sekarang coba
mas/mba sebutkan apa saja kemampuan yang mas/mba miliki? Bagus, apa
lagi mas/mba? Saya buat daftarnya ya.. Apa pula kegiatan rumah tangga
yang biasa mas/mba lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu? Mencuci piring? Menyiram bunga? Mengepel lantai?”
“Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang mas/mba
miliki”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
“Bagaimana perasaan mas/mba setelah kita bercakap-cakap?
mas/mba ternyata memiliki banyak kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya merapihkan tempat
tidur”.
b) Objektif
“Coba mas/mba sebutkan lagi kemampuan positif yang mas/mba
miliki!”
2) Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal harian mas/mba. Mau
berapa kali sehari mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki?”
3) Kontrak Pertemuan Selanjutnya
a) Topik
“Baik pak, bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk
berbincang-bincang menilai kemampuan yang mas/mba miliki?”
b) Tempat
“Mau dimana mas/mba tempatnya? Di sini saja atau di tempat
lain?”
c) Waktu
“Waktunya jam berapa mas/mba? Mau berapa lama?”
Kalau begitu saya pamit ya mas/mba, Assalamu’alaikum.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruang Rawat : Ruang Bugenvile C
Tanggal Dirawat : 22 Oktober 2019
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. A
Tanggal Pengkajian : 24-Oktober-2019
Alamat : Purbalingga
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
No. RM : 0211xxxx
Dx. Medis : Ca Colli
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis:
1. Pasien terdiagnosis ca colli 1 tahun yang lalu
2. Pasien pernah di biopsi tanggal 19 Maret 2018
3. Tumornya belum diangkat dan sudah pernah dilakukan sinar sebanyak 35
kali
4. Pasien mulai terapi sinar tanggal 8 agustus 2018 dan sampai saat ini sudah
35x sinar da nada tambahan 36x sinar lagi
5. Pasien mengatakan dulu awalnya mengeluh nyeri kepala hebat, mulut
tidak bisa terbuka, pandangan tidak jelas, dan keluar darah dari telinga
Psikologis:
1. Pasien mengatakan tidak menyukai kondisi anggota tubuhnya yang
sekarang karena kepala botak, kulit bersisik akibat gatal dan kulit juga
menghitam karena terapi sinar
2. Pasien mengatakan belum menikah dan merasa minder untuk mendekati
lawan jenis karena kondisinya
3. Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini yang tidak kunjung
sembuh
4. Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
5. Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun sejak 1 minggu yang
lalu
Sosial Budaya:
Pasien Sdr. A berusia 23 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan
SLTP. Pasien beragama islam. Pasien jarang bersosialisasi di lingkungan
tempat tinggalnya dan lebih sering didalam rumah karena malu.
D. FAKTOR PRESIPITASI
1. Pasien mengatakan gatal-gatal pada kulitnya dan menyebar ke seluruh
tubuh
2. Perbaikan KU sebelum kemoterapi dengan menggunakan obat yang
pertama
3. Kadar Hb pasien rendah
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Pemeriksaan TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 83x/menit
S : 36˚C
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan fisik
Pasien mengatakan nyeri pada pinggang kanan hingga bahu, skala nyeri 5
bertambah ketika beraktivitas dan berkurang saat istirahat, nyeri dirasakan
hilang timbul, pasien juga mengatakan kulit bersisik dan gatal di seluruh
tubuh, rambut botak sejak melakukan terapi.
4. Genogram
Pasien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara klien tinggal bersama
dengan orang tuanya, dalam keluarganya tidak ada yang sakit seperti
dirinya.
Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Perempuan meninggal
: Pasien : Keluarga
Pengkajian Psikososial
a. Gambaran diri : Pasien tidak menyukai rambutnya, dan kulitnya
karena sudah tidak seperti dulu saat masih sehat
b. Identitas diri : Pasien mengatakan anak ke 4 dari 4 bersaudara,
pasien seorang laki-laki dan tidak mengingkarinya
c. Peran : Pasien mengatakan dirinya belum menikah dan
merasa menjadi beban bagi orang tuanya
d. Ideal diri : Pasien ingin segera sembuh seperti sedia kala dan
dapat beraktifitas lagi
e. Harga diri : Pasien mengatakan malu dengan kondisinya saat
ini yang botak dan kulit yang hitam dan bersisik
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan umum : Penampilan pasien agak tidak rapi dan berpakaian
seperti biasanya
2. Pembicaraan : Pasien ketika diajak ngobrol intonasi bicara
sedang, pasien tidak bisa memulai pembicaraan
3. Aktivitas motorik : Nampak lesu
4. Alam perasaan : Pasien nampak sedih
5. Interaksi ketika wawancara : Saat ditanya pasien bisa kooperatif, kontak
mata kurang
6. Tingkat kesadaran : Pasien dalam keadaan sadar penuh
7. Memori
a. Jangka panjang : Pasien tidak ada masalah dengan memori jangka
panjang dibuktikan dengan klien bisa
menceritakan masa lalunya
b. Jangka pendek : Pasien tidak ada gangguan jangka pendek
dibuktikan dengan pasien tahu hari
c. Saat ini : Pasien paham hari dan jam saat ini
8. Daya tilik diri : Pasien menyadari dengan sakit yang dialaminya saat ini.
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Pengobatan : Pasien minum obat secara teratur sesuai
anjuran dokter dan diawasi atau di motivasi
oleh perawat dan keluarga
2. Pemeliharaan kesehatan : Melanjutkan perawatan dengan bantuan
atau dukungan keluarga dan lingkungan
3. Aktivitas didalam rumah : Pasien mampu beraktivitas seperti biasanya
4. Aktivitas diluar rumah : Pasien dapat berkumpul dengan teman
yang berada di dekat rumahnya
H. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan selama ini ketika ada masalah pasien bercerita kepada
ibunya terlebih dahulu.
I. ANALISA DATA
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. HDR Situasional
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
24 HDR SP 1 : Individu
Oktober Situasi Tujuan Umum : a. Melakukan a. Mengetahui faktor
2019 onal a. Individu komunikasi penyebab dan
Pukul mengekspresikan terapeutik pemicu HDR
10.35 pandangan positif untuk b. Melakukan b. Membuat pasien
masa yang akan BHSP lebih relaks dan
datangdan memulai c. Melakukan tenang.
kembali tingkatan pengkajian harga c. Menggali aspek
fungsi sebelumnya diri rendah positif yang dimiliki
Tujuan Khusus : d. Melatih pasien
a. Mengidentifikasi melakukan d. Meningkatkan
sumber ancaman kegiatan positif percaya diri pasien
terhadap harga diri e. Mengoptimalkan
melalui masalah aspek positif lain
tersebut yang dimiliki
b. Mengidentifikasi
aspek-aspek positif diri
c. Menganalisiss perilaku
diri dan
konsekuensinya
d. Mengidentifikasi cara-
cara menggunakan
control dan
mempengaruhi hasil
L. Catatan Perkembangan Perawatan
P:
1. Mengevaluasi
kembali tentang
gangguan citra
tubuhnya
2. Melalukan SP 2
(Menginstrusikan
kan aspek postif dan
cara meningkatkan
citra tubuh)
25 Oktober HDR 1. Melakukan S:
2019 Situasional komunikasi 1. Pasien mengatakan
Pukul 10.05 terapeutik cemas dengan
2. Melakukan BHSP kondisi penyakitnya
3. Melakukan sekarang, dan
pengkajian HDR merasa malu jika
situasional bertemu dengan
4. Melatih melakukan orang baru
kegiatan positif 2. Pasien mengatakan
pasien dulu suka
membaca, tetapi
sekarang sudah
tidak terlalu suka.
O:
1. Kontak mata kurang
2. Pasien kooperatif
dan mampu
menyebutkan
kembali aspek
positif yang dimiliki
3. Pasien lebih tenang
dan relaks
A: Masalah keperawatan
harga diri rendah situasional
belum teratasi
P:
1. Pasien dapat
membaca di waksu
senggang
2. Melakukan SP 2
Individu
(mengoptimalkan
aspek positif lain
yang dimiliki
26 oktober Gangguan 1. Melakukan S:
2019 citra tubuh komunikasi 1. Pasien mengatakan
Pukul 15.00 terapeutik belum percaya
2. Melakukakn BHSP dengan kondisi
3. Melakuakn SP 2 : tubuh nya saat ini
individu karena tidak seperti
Menginstrusikan dulu lagi
kan aspek positif 2. Pasien mengatakan
dan cara setelah melakukan
meningkatkan citra berbincang-bincang,
tubuh pasien merasa lebih
bersyukur dan agak
menerima kondisi
nya yang sekarang
ini
O:
1. Pasien tambah
relaks
2. Pasien tampak
tenang
3. Pasien tampak
menerima dan
percaya diri dengan
keadaannya
A: Masalah keperawatan
gangguan citra tubuh teratasi
P: Megevaluasi kembali
tentang peningkatan citra
tubuh
BAB III
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk
menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai
masalah kebutuhan klien dapat teratasi. Proses keperawatan merupakan
cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang
telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada
setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.
Berdasarkan rangkaian analisis dasar atau pengkajian diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien atas nama Sdr. A masuk dari poli
pada tanggal 22 Oktober 2019 dengan program perbaikan keadaan umum
karena Hb rendah dan akan menjalanin kemoterapi dengan obat untuk
yang pertama kali. Diagnosa keperawatan psikososial yang muncul adalah
gangguan citra tubuh dan HDR situasional. Di dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan, didapatkan proses yag cukup baik antara mahasiswa dengan
klien, akan tetapi terdapat hasil yang belum teratasi.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat tidak hanya mengkaji kondisi fisik pasien
yang sedang dalam perawatan, tetapi juga memperhatikan serta
membantu mengatasi masalah psikologis yang mungkin dialami oleh
setiap klien.
2. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga senantiasa memberikan dukungan dan perhatian
kepada klien dalam meningkatkan derajat kesehatan, khususnya
masalah gangguan citra tubuh dan HDR situasional, serta keluarga
dapat mengingatkan klien untuk mempraktekkan cara mengatasi
gangguan citra tubuh dan HDR situasional yang dialami klien.
DAFTAR PUSTAKA
H. Yusuf. 2015. Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan:
Jagakarsa
Herdman. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Iskandar, M. D. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama
Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC
Prabowo, Eko. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Stuart, W. Gail. 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
Yusuf A. H, Fitryasari, & Nihayati, H. E. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika