Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan
preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak
positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non
medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh
karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah
maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya
karena dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif.
Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi
penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan
dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara
langsung (cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui
serangga (vector borne infection)  sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat umum.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diurakan dalam latar belakang ini maka
dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengolahan benda tajam dan plastic?
2. Apa karakteristik limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan?
3. Bagaimana pengolahan limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan?
4. Bagaimana pelaksanaan pengolahan limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan
kesehatan?
5. Bagaimana pencegahan limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan?
6. Bagaimana penanggulangan limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan
kesehatan?

1
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui definisi pengolahan benda tajam dan plastic?
2. Untuk mengetahui karakteristik limbah rumah sakit terhadap lingkungan
dan kesehatan?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan limbah rumah sakit terhadap
lingkungan dan kesehatan?
4. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan pengolahan limbah rumah
sakit terhadap lingkungan dan kesehatan?
5. Untuk menjelaskan bagaimana pecAegahan limbah rumah sakit terhadap
lingkungan dan kesehatan?
6. Untuk menjelaskan bagaimana penanggulangan limbah rumah sakit
terhadap lingkungan dan kesehatan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah Benda Tajam Dan Plastik


Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
2.2 Karakteristik Limbah Benda Tajam Dan Plastik
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Apabila dibanding dengan
kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit
dapat dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam
dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.

3
2. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah
non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang
pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa      
4mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik
dll).
Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen.
Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan
anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya
seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lainlain.
Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan/limbah rumah sakit seperti
tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai
proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan
(Environmental Managemen System) dan diadopsi Internasional Organization for Standar
(ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan
nomor seri ISO 14001 perlu diterapkan di dalam Sistem Manajemen Lingkungan Rumah
Sakit.

2.3 Pengaruh Limbah Benda Tajam Dan Plastik Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti
a.  Gangguan kenyamanan dan estetika
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa
dari bahan kimia organik.

4
b. Kerusakan harta benda
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang
berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah
sakit.
c. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang
Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien
tertentu dan fosfor.
d. Gangguan terhadap kesehatan manusia                                
Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,
pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
e. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem
reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

2.4 Pengelolaan limbah benda tajam dan plastik


1. Limbah benda tajam
a. Pengelolaan jarum/ benda tajam setelah pakai :
- Jangan menekuk/ mematahkan jarum suntik/ benda tajam yang telah
dipakai
- Jangan meletakkan jarum/benda tajam bekas pakai di sembarang tempat
- Segera buang jarum/benda tajam ke dalam wadah yang telah ditentukan
dan dibuang sendiri oleh si pemakai
- Kontainer benda tajam diletakkan dekat dengan lokasi tindakan
- Wadah yang digunakan harus tahan tusukan, tahan air dan tidak bisa
dibuka lagi berlabel biohazard atau warna kuning
- Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk di insinerasi
b. Pengelolaan pecahan kaca
- Gunakan sarung tangan rumah tangga
- Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut
kemudian bungkus dengan kertas
- Masukkan ke dalam kontainer tahan tusukan
5
- Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk di insinerasi
c. Pembuangan benda tajam
- Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan anti
bocor/safety box
- Sesudah 3/4 bagian penuh, disimpan ditempat penyimpanan sementara
untuk selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk di insinerasi
- Cara lain adalah enkapsulasi, yaitu sesudah 3/4 bagian penuh, bahan
semen atau pasir dimasukkan dalam wadah sampai penuh. Sesudah bahan
menjadi padat dan kering, wadah ditutup, disebarkan pada tanah rendah,
ditimbun dan dikuburkan.
2. Limbah Plastik
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi
ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan
pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah
plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot
atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering
digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar
(Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses
oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji,
pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak
teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-
zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia
dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang
dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang
mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan
peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya
industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
6
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah
berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali
menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan
additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis
limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density
Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

2.5  Pelaksanaan pengelolaan


Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan penampungan,
pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan.
1. Pemisahan
 Golongan A
             Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang
pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang mudah
dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah
Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila sudah
mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan ditampung
sementara di bak sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga perempat
penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian dibuang
dengan cara sebagai berikut :
a) Sampah dari haemodialisis
Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa juga digunakan autoclaving, tetapi
kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara
efektif.
(Catatan: Autoclaving  adalah pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan tujuan
sterilisasi terutama untuk limbah infeksius).
b) Limbah dari unit lain
Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak mungkin bisa menggunakan
cara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman.
Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan yang
bertanggungjawab, kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q Sub Din PKL setempat.
Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah klinis
atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator.
7
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan incinerator.
Incinerator harus dioperasikan di bawah pengawasan bagian sanitasi atau bagian
laboratorium.
 Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup.
Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana penuh (atau
dengan interval maksimal tidak lebih dari satu minggu) hendaknya diikat dan ditampung di
dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan dengan incinerator.
1. Penampungan                                                                            
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara
menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas
kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk), sampah tersebut hendaknya :
a) Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
b) Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi
pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.
c) Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan
disediakan sarana pencuci.
d) Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas dari
infestasi serangga dan tikus.
e) Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin)
Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan (jadi bisa digolongkan dalam
sampan klinis), dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan.

2. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta
dorong.
Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain
sedemikian rupa sehingga :
a) Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus
b) Tidak akan menjadi sarang serangga
c) Mudah dibersihkan dan dikeringkan
d) Sampan tidak menempel pada alat angkut
8
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain :
a) Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus
dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.
b) Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi  kebocoran atau
tumpah.

 Secara singkat pengolahan dan pembuangan limbah medis adalah sebagai berikut :
a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu
yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan
sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta
menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari
berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong
dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah
ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning
dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol
citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk
limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”
c. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta
dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas
pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di
luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan
harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan
angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.

d.Pengolahan dan Pembuangan


9
Metode yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada
faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang
berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan
sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah :
a.  Incinerasi
b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu 121 C)°
c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau
formaldehyde)                                                                                                       
d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai
desinfektan)
e. Inaktivasi suhu tinggi
f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60
g. Microwave treatment
h. Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)
i.  Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk.

 Incinerator
         Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit
antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang
akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara,
penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks
rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator dari
bahaya kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat
membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius
menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak
tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.
Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah
dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi
dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu).
Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan
yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana
pengolah pencemar udara yang sesuai
2.6 Tindakan pencegahan (tindakan prefentif)
10
        Pencegahan limbah secara alami. Saat air limbah mengalir di dalam sungai, tersimpan
dalam waduk, perubahan air terjun, kemdian meresap kedalam tana. Selanjut nya terjadi
proses sedimentasi, filterasi, proses biologis, oksidasi, dan    DLL
        Pengolah air limbah secara fisik dapat di lakukan dng teruji penyaringan sampah dan
penghancuran sampah(comminutor) atau gritremofal

2.7 Tindakan penanggulangan (tindakan kuratif)


        Penghasil, pengepul, pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3 wajib
ssegerah melaporkan tumpahmnya bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3
kelingkungan, pada instansi yang bertanggung jawab/kepalah daerah tingkat 1,2,3

BAB III
11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Toksikologi limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah
rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis
baik padat maupun cair.
Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di
dalamnya diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius tubuh, limbah sitotoksik, limbah
kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain
gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia, reproduksi,
dan ganguan terhadap tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah harus dikelola
dengan baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan membuangnya di tempat
yang sudah ditentukan.

4.2.  Saran
            Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar pengguna berhati– hati
dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah sakit, agar tidak menimbulkan
efek negatif pada tubuh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., 2008, ‘Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan’, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia,

Hindarko ,5 15. Ir. 2003. Mengolah limbah supayah tidak mencemari orang lain.
Jakarta.

Keraf, sonny. Dr . 2000. Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolah lingkungan.
Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai