PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil
untuk mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada
abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan
persentasi janin dalam kandungan. Dalam kebidanan perasat ini dikenal “Palpasi
Leopold”. Palpasi Leopold ini dilakukan dengan 4 langkah yaitu: Leopold I, Leopold II,
Leopold III, Leopold IV. Masing-masing langkah mempunyai tujuan tersendiri. (Istri
Bartini, 2012: 102)
Palpasi juga disebut periksa raba. Periksa raba abdomen pada wanita hamil
dilakukan mulai pada umur kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal, dan umur
kehamilan 28 minggu bila pada pemerikasaan Mc Donald ditemukan tinggi fundus uteri
lebih tinggi dari seharusnya. (Mandriwati, 2008: 89).
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
(dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga
kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam
keadaan santai dan diposisikan secara memadai.
Oleh sebab itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan tindakan ini,
agar bisa memperoleh data yang efektif. Maka dari itu penulis mau membahas lebih
lanjut lagi tentang makalah ini.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari pemeriksaan Leopold
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana persiapan pemeriksaan Leopold
1.3.3 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold I beserta tujuannya
1.3.4 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold II beserta tujuannya
1.3.5 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold III beserta tujuannya
1.3.6 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold IV beserta tujuannya
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan dengan metode perabaan yang berfungsi untuk memperkirakan
posisi bayi dalam Rahim. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan saat menjalani
pemeriksaan kandungan rutin di trimester 3 kehamilan atau saat kontraksi saat persalinan.
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori
ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
setelah usia kehamilah 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik
pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,
dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
(dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-
kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan
santai dan diposisikan secara memadai.
3
8. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil di
bawah kepala untuk kenyamanan
9. Menjaga privasi
10. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
11. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin dapat
merangsang kontraksi rahim)
12. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
4
4) Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan
bagian janin.
c. Hasil
1) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
2) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting
3) Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.
5
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas).
c. Hasil
1) Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
2) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
c. Hasil
6
1) Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang
lunak dan kurang simetris adalah bokong
2) Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah
digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
7
5) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher
dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)
6) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-
jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
c. Hasil
1) Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian
terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua
tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian
terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
2) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala,
kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala
yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah
masuk PAP)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah di atas yaitu pemeriksaan Leopold merupakan
pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui posisi janin dalam
uterus. Pemeriksaan Leopold terbagi menjadi 4 yaitu, Leopold I, Leopold II, Leopold III,
Leopold IV.
3.2 Saran
Kepada mahasiswa agar dapat lebih bisa memahami pemeriksaan yang terutama
pemeriksaan Leopold dan mengetahui tujuan dari pemeriksaan leopold tersebut.
9
Daftar Pustaka
10