Anda di halaman 1dari 5

Zidan Rosid

4282111100023
R-18E Management

“MUTAN ”

“Tantangan dan Peluang Generasi Abad 21”

MUTAN

Pada tahun 1999, seorang pencipta pabrik raksasa bernama Microsoft, Bill
Gates, menulis sebuah buku berjudul “ Business @ the Speed of Though” yang
didalamnya terdapat prediksi Gates terhadap perkembangan teknologi di masa
depan. Apabila disimpulkan prediksi itu mengarah kepada ketergantungan
manusia di masa depan kepada teknologi. Kini, kehadiran perangkat pintar,
transaksi via internet, Internet of Things (IoT), berbagai aplikasi bisnis dan media
sosial telah semakin menunjukkan dominasi dalam setiap bidang kehidupan.
Sebuah masa yang disebut era digital telah dapat kita rasakan, meskipun media
konvensional masih tetap eksis. Akan tetapi, media konvensional tersebut telah
mulai ditinggalkan oleh generasi yang lahir pada era digital, yaitu generasi
Milenial.
Generasi Milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000,
yang rata-rata saat ini berusia 15 sampai 34 tahun. Para pemuda generasi ini
menjadikan internet sebagai gaya hidup dan kebutuhan. Dampak teknologi lebih
ditekankan kepada para pemuda karena mereka lebih dekat dan lebih banyak
berinteraksi dengan teknologi terutama internet. Telah banyak dilakukan studi
tentang pemuda Milenial, seperti yang dilakukan oleh Boston Consulting Group
(BGC) bersama University of Berkeley tahun 2011 dengan mengambil tema
American Millennials: Deciphering the Enigma Generation, serta Pew Research
Center juga membuat sebuah laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of
Generation Next. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut, selalu
menunjukkan bahwa generasi muda Milenial memiliki ketergantungan dan
kebutuhan yang tinggi terhadap internet. Berbagai interaksi dan transaksi telah
dialihkan kepada penggunaan internet. Tentu saja penggunaan internet tersebut
berbanding lurus dengan penggunaan gadget dan barang digital lainnya sebagai
produk kemajuan teknologi. Setiap hari selalu ada kemunculan produk dan
aplikasi-aplikasi baru yang semakin memanjakan dan mengisi kebutuhan setiap
penggunanya. Selanjutnya, apa yang terjadi adalah sebuah penerimaan terhadap
kebutuhan teknologi yang tidak dapat dikontrol karena selalu bertambah setiap
waktunya. Dampak ini tentunya akan dirasakan oleh setiap individu, terutama
para pemuda Milenial. Dalam tulisan ini, dapat katakan kondisi ini sebagai sebuah
istilah MUTAN atau Millennial Uncontrollably Technological Acceptance of
Needs.
Apabila kita telaah lebih jauh lagi, apa yang disebut MUTAN hadir dan
memberikan banyak dampak terhadap kebiasaan dan perilaku pemuda Milenial.
Suatu bentuk gambaran bahwa kemajuan teknologi terutama gadget tak dapat
dibendung lagi. Semua itu, menyebabkan para generasi yang lahir di era tersebut
memiliki ketergantungan kepada teknologi. Penguasaan yang mereka miliki
terhadap teknologi terutama gadget bahkan melebihi orang tua mereka. MUTAN
juga digambarkan dengan kecendrungan para Milenial untuk lebih memilih ponsel
dibandingkan televisi. Kenapa? Karena informasi yang mereka butuhkan langsung
dapat diakses dengan ponsel pintar yang mereka miliki jika dibandingkan televisi
yang hanya menyediakan informasi sesuai program. Selain itu, masih berkaitan
dengan kebutuhan informasi, dalam mengerjakan tugas sekolah ataupun kuliah,
mereka merasa tidak lagi memerlukan buku dari perpustakaan dan memilih
menggunakan search engine atau mesin pencari di internet.
MUTAN tidak hanya memberikan efek yang buruk bagi peradaban di era
modern ini, akan tetapi jika ditinjau lagi sangat banyak pengaruh baik dan nilai
tambah sebagai peluang baru yang positif bagi setiap generasi. Kini mari kita lihat
beberapa poin untuk menghindari dampak negatif MUTAN dalam hal teknologi
dan internet:
a. Menghindari ketergantungan pada Search Engine
Saat ini tak jarang kita mendengar kalimat “ cari di Google aja” atau
“tanya aja sama mbah Google”. Sangat terlihat bahwa tingkat ketergantungan
masyarakat terutama para pemuda terhadap internet sangat tinggi. Padahal tingkat
keakuratan informasi yang dicari melalui search engine ini tergolong rendah
apabila tidak mengetahui web terpercaya. Bahkan muncul istilah ‘copas’ atau
copy and paste yang sangat populer dikalangan pemuda. Memang tindakan
tersebut mempercepat dan mempermudah pekerjaan, akan tetapi secara tak sadar
hal tersebut telah merusak dan menghambat kreatifitas pelakunya.
Hasil studi terbaru yang diterbitkan di jurnal riset Science menyatakan,
Google membuat orang semakin bodoh. Kesimpulan ini berdasar hasil studi
‘Google effect on Memory: Cognitive Consequence of Having Information at our
Fingertips’ di Betsy Sparrow dari Columbian University. Diungkapkan bahwa
semakin sering seseorang memakai Google, semakin ‘tumpul’ otak orang
tersebut. Hal ini terjadi karena setiap orang yang mencari informasi di mesin
pencari Google, tidak mengetahui apakah informasi tersebut benar atau keliru.
Yang ada di pikiran adalah kemudahan mendapatkan suatu jawaban hanya dengan
satu ‘klik’.
Maka dari itu, sebaiknya MUTAN terhadap search engine ini
dimanfaatkan dengan cara yang positif oleh para Milenial. Seperti dengan hanya
menjadikan informasi yang diperoleh sebagai referensi, melejitkan kemampuan
berfikir kreatif yang mungkin telah tertimbun oleh ketergantungan pada Search
Engine serta tidak meninggalkan buku sebagai sumber informasi. Karena buku
saat ini tak lagi harus berbentuk kertas saja, telah banyak E-book dan bentuk
lainnya sebagai penunjuk informasi berkat kemajuan teknologi.
b. Manajemen penggunaan sosial media
Belakangan ini, salah satu hal yang kelihatannya menjadi ‘kewajiban’ bagi
generasi muda adalah memiliki sosial media atau ‘sosmed’. MUTAN telah
mendorong para Milenial untuk memanfaatkan aplikasi chat seperti Facebook,
Twitter, Instagram, Skype dan lainnya untuk digunakan. Alasannya adalah lebih
efektif dan murah, bisa berkirim gambar dan video dengan mudah, banyak fitur
menarik dan lain sebagainya. American Press Institute pada tahun 2015 menulis
survei tentang bagaimana kaum Milenial mengakses informasi melalui sosial
media, yang hasilnya menunjukkan 88% peserta survei mengaku mengakses
berita melalui Facebook. Akan tetapi apabila penggunaan tersebut tidak diiringi
dengan manajemen yang baik akan berakhir seperti berita-berita miris di media.
Para pengguna yang kurang berhati-hati dapat terkena efek negatif seperti
penculikan, penipuan dan kriminalitas lainnya.
Manajemen penggunaan sosial media sangat dibutuhkan pada era
teknologi ini. Pengendalian tersebut dapat disimpulkan dengan langkah: account
goal, good postings, dan take values. Maksudnya, pertama harus diketahui dulu
apa tujuan kita membuat akun pada sosial media tertentu, jika tak mengetahui
tujuan maka penggunaan sosial media dapat menyimpang kemana saja.
Kemudian, hal-hal yang di unggah adalah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri
maupun orang yang melihatnya, jangan sampai hal yang di unggah menyinggung
pihak lain atau justru menimbulkan permasalahan. Terakhir adalah mengambil
manfaat dari sosial media yang dimiliki, misalnya mencari informasi beasiswa
atau peluang pekerjaan melalui akun official, berkomunikasi dengan keluarga,
teman atau kerabat, membuat sebuah usaha bisnis online dan hal bermanfaat
lainnya.
c. Berinovasi
Hal yang sangat menjadi tuntutan pada era ini adalah inovasi. Ditengah
MUTAN menjadi hal yang mempengaruhi para Milenial, secara tak langsung
mereka juga dituntut untuk terus berinovasi dan menghasilkan karya di bidang
teknologi tentunya. Tidak hanya memanfaatkan yang telah ada atau sekedar
mengikuti trend saja, seharusnya ada karya baru yang muncul dan memberikan
manfaat kepada orang banyak. Masih banyak lagi rancangan teknologi masa
depan yang belum terpecahkan. Contohnya, teknologi Oculus yang mampu
membuat penggunanya seperti benar-benar berada dalam sebuah game atau tour
wisata mancanegara hanya dengan memakai alat khusus, kedepannya teknologi
ini akan dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan lawan bicara seolah-olah
sedang benar-benar bertemu. Ada lagi teknologi Krafwerk yang kedepannya
diharapkan mampu memanfaatkan energi pada tumbuhan untuk mengisi daya
baterai sebagai powerplant, selain pada saat ini mampu mengisi daya dengan
energi gas. Hal tersebut menjadi tugas bagi para penerus terutama para Milenial
untuk terus berkarya dan melahirkan segudang prestasi bagi negeri.
Sudah saatnya generasi muda berinovasi dan mengembangkan teknologi
digital. Namun, hal yang paling utama adalah para Milenial mampu menyikapi
perkembangan teknologi secara positif. Dengan begitu, MUTAN yang telah
benar-benar terjadi pada era ini hendaknya dapat memaksimalkan fungsi positif
teknologi serta memberikan suatu peluang baru untuk masa depan dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Absher, Katherine and Amidjaya, Maru Rose.2008. Teaching Library Instruction


to the Millennial Generation. Millennials: a Portrait of Generation Next.
From Marymount University, Arlington, VA

Gates,Bill. 2000. Bussiness @ The Speed of Though. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

Sparrow,B.; Liu,J.’ Wegner, D.M. 2011. Google Effect on Memory: Cognitive


Consequence of Having Information at Our Fingertips. Department of
Psycology, Columbia University, 1190 Amsterdam Avenue, New York,
USA.

Anda mungkin juga menyukai