Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH


I.1. DEFINISI
Gangguan jiwa adalah sekumpulan perilaku dan psikologis
individu yang menyebabkan terjadinya keadaan tertekan, rasa tidak
nyaman, penurunan fungsi tubuh dan kualitas hidup. Gangguan jiwa
menimbulkan beban ganda bagi mereka yang menderita penyakit tersebut.
Fungsi fisik, psikologis, kognitif, emosional, dan sosial sering terganggu
oleh proses penyakit. Seseorang yang didiagnosis dengan penyakit jiwa
sering kali harus mengatasi penolakan, penghindaran, dan bahkan
kekerasan fisik yang disebabkan oleh makna budaya negatif yang terkait
dengan gangguan jiwa. (Tuasikal, Dkk, 2019).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif, berupa
mengkritik diri sendiri, dimana seseorang memiliki fikiran negatif dan
percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk gagal (Rahayu, S, 2019).
Harga diri rendah sangat rentan terjadi pada seseorang dengan
situasi penuh dengan stressor. Respon kognitif ditunjukan berupa
penyimpangan fikiran, kebingungan, secara afektif pasien merasa rendah
diri, merasa takut dan malu, secara perilaku pasien menunjukkan pasif dan
tidak responsif, kehilangan inisiatif dan sulit mengambilan keputusan,
(Fausiah & Widury, 2014).

I.2. ETIOLOGI
a) Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi harga diri rendah meliputi sebagai berikut :
- Faktor yang mempengaruhi harga diri, Meliputi penulakan orang
tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.

1
- Faktor yang mempengaruhi perfoma adalah steriotif peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran, budaya, nilai-nilai budaya
yang tidak dapat diakui oleh individu. Dimasarakat umumya peran
seseorang sesuai dengan jenis kelaminya. Misalnya seseorang
wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyektiv
dan rasional sedangkan pria di anggap kurang sensitive, kurang
hangat, kurang eskspresif di bandingkan wanita.sesuai dengan
standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan
sosial.
- Faktor yang mempengaruhi identitas diri Meliputi
ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
stuktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan
menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam
mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika melakukan
sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan
menimbulkan rasa benci kepada orang tua. Teman sebaya
merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja
ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya.
- Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja
hormone secara umum dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmeter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikir-pikiran
negative dan tidak berdaya.
b) Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan iya tidak mampu menyesuaikan. Situasi
atas stressor dapat mempengaruhi komponen. Stressor yang dapat
mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan
operasi proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,

2
proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari ornag tua dan
orang yang berarti.
- Trauma seperti penganiyaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
- Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3
jenis transisi peran:
 Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
 Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
 Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat
ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau
fungsi tubuh perubahan fisik yang berhubungan dengan tunbuh
kembang normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri yitu gambaran diri, identitas diri, peran
dann harga diri.
(Marmono, 2018)

I.3. KLASIFIKASI
Menurut Stuart (2013) harga diri rendah dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Harga diri rendah situsional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negative
mengenai dalam berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan dan
perubahan).

3
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negative mengenai diri atau kemampupan dalam
waktu lama.

I.4. MANIFESTASI KLINIS


Ungkapan negative tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda
dan gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah
didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah ini.
Data Subjektif:Pasien mengungkapkan tentang:
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi.
Data Objektif:
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna.
Nurhalimah, NS (2016)

I.5. RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Nurhalimah, NS (2016)

4
I.6. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi (Effect)

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri : HDR (Core Problem)

Koping Individu Tidak Efektif (Cause)

(Marmono, 2018)

1.7. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Koping Individu Tidak Efektif
(Marmono, 2018)

II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA


DIRI RENDAH
II.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
II.2.

Anda mungkin juga menyukai