Anda di halaman 1dari 11

GETARAN MEKANIK

PERTEMUAN KESEBEL AS - Harmonically Excited Vibration


(Damped System)

Universitas Negeri Malang


www.um.ac.id

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Equation of Motion

′′ ′
𝑚𝑥 + 𝑐𝑥 + 𝑘𝑥 = 𝐹(𝑡)
Response of an Damped System Under Harmonic Force

Jika suatu 𝐹 𝑡 = 𝐹0 cos 𝜔𝑡 bekerja pada massa 𝑚 pada sistem teredam, persamaan gerakannya adalah

𝑚𝑥 ′′ + 𝑐𝑥 ′ + 𝑘𝑥 = 𝐹0 cos 𝜔𝑡

Solusi tertentu dari persamaan diatas diberikan sebagai berikut.

𝑥𝑝 𝑡 = 𝑋 cos(𝜔𝑡 − 𝜙)

Dimana 𝑋 dan 𝜙 adalah konstanta yang ditentukan yang menyatakan amplitudo dan sudut fasa. Dengan mensubtitusi
solusi tertentu tersebut ke persamaan gerakan, kita akan mendapatkan

𝑋 𝑘 − 𝑚𝜔2 cos 𝜔𝑡 − 𝜙 − 𝑐𝜔 sin 𝜔𝑡 − 𝜙 = 𝐹0 cos 𝜔𝑡


Menggunakan persamaan trigonometri, kita menghasilkan persamaan berikut.

𝑋 𝑘 − 𝑚𝜔2 cos 𝜙 + 𝑐𝜔 sin 𝜙 = 𝐹0

𝑋 𝑘 − 𝑚𝜔2 sin 𝜙 − 𝑐𝜔 cos 𝜙 = 0

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Solusi yang didapatkan dari kedua persamaan di slide sebelumnya adalah sebagai berikut.

𝐹0 𝑐𝜔
𝑋= 1 𝜙= tan−1
𝑘−𝑚𝜔2 2 +𝑐 2 𝜔2 2 𝑘 − 𝑚𝜔 2

Dengan memasukkan kedua persamaan di atas (amplitudo dan sudut fase) ke persamaan umum, maka kita akan mendapatkan
solusi tertentu. Gambar dibawah ini menunjukkan grafik dari fungsi gaya dan reaksinya pada keadaan stedi.

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Dengan membagi penyebut dan pembilang pada persamaan amplitudo dengan k dan mengubahnya mengikuti
bentuk-bentuk sebagai berikut :

𝑘 𝑐 𝐹0 𝜔
𝜔𝑛 = = 2𝜁𝜔𝑛 𝛿𝑠𝑡 = 𝑟=
𝑚 𝑚 𝑘 𝜔𝑛

kita mendapatkan
𝑋 1 2𝜁𝑟
𝛿𝑠𝑡
=
1 − 𝑟2 2 + 2𝜁𝑟 2 [1] 𝜙 = tan−1
1 − 𝑟2
[2]

Magnification Factor (𝑀)


Amplification Factor
Amplitudo Ratio

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Grafik variasi 𝑋 dan 𝜙 terhadap frekuensi rasio 𝑟

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Karaktersitik 𝑀𝑎𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (𝑀) (Baca dengan melihat grafik):

1. Untuk sistem tak teredam 𝜁 = 0 , persamaan [1] mengikuti persamaan 𝑀 pada sistem tak teredam (lihat materi
sebelumnya,.
2. Berapapun jumlah redaman 𝜁 > 0 akan mengurangi 𝑀 untuk semua nilai frekuensi gaya.
3. Untuk nilai spesifik 𝑟, nilai redaman yang lebih tinggi mengurangi nilai 𝑀.
4. Dalam kasus dimana gaya tetap / konstan ( ketika 𝑟 = 0 ), nilai dari 𝑀 = 1.
5. Reduksi 𝑀 dengan adanya redaman akan sangat signifikan pada atau mendekati resonansi.
6. Amplitudo getaran paksa menjadi lebih kecil dengan bertambahnya nilai dari frekuensi gaya (𝑀 → 0 𝑎𝑠 𝑟 → ~)
1
7. Untuk 0 < 𝜁 < , nilai maksimum M terjadi ketika
2

𝑟= 1 − 2𝜁 2 atau 𝜔 = 𝜔𝑛 1 − 2𝜁 2
yang mana dapat dilihat menjadi lebih rendah dibandingakan frekuensi natural tak teredam 𝜔𝑛 dan

frekuensi natural teredam ω𝑑 = 𝜔𝑛 1 − 2𝜁 2 .

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Karaktersitik 𝑀𝑎𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (𝑀) (Baca dengan melihat grafik):

8. Nilai maksimum 𝑋 (ketika r = 1 − 2𝜁 2 ) ditunjukkan sebagai berikut.

𝑋 1
=
𝛿𝑠𝑡 𝑚𝑎𝑥 2𝜁 1 − 𝜁 2
dan nilai 𝑋 saat 𝜔 = 𝜔𝑛 , adalah sebagai berikut.

𝑋 1
=
𝛿𝑠𝑡 𝜔=𝜔𝑛
2𝜁
1 𝑑𝑀 1
9. Untuk 𝜁 = ,
2 𝑑𝑟
= 0 ketika 𝑟 = 0.. Untuk 𝜁 > 2
, nilai 𝑀 menurun secara monoton dengan meningkatnya nilai 𝑟.

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Karaktersitik 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐹𝑎𝑠𝑎 (𝜙) (Baca dengan melihat grafik):

1. Untuk sistem tak teredam (𝜁 = 0), persamaan [2] menunjukkan sudut fase adalah 0 untuk 0 < 𝑟 < 1 dan 180°
untuk 𝑟 > 1. Berimplikasi bahwa eksitasi dan reaksi dalam fase 0 < 𝑟 < 1 dan diluar fase 𝑟 > 1 ketika 𝜁 = 0.
2. Untuk 𝜁 > 0 dan 0 < 𝑟 < 1 , sudut fasa diberikan sebagai 0 < 𝜙 < 90°, berimplikasi bahwa reaksi memperlambat
eksitasi.
3. Untuk 𝜁 > 0 dan 𝑟 > 1 , sudut fasa diberikan sebagai 90° < 𝜙 < 180°, berimplikasi bahwa reaksi mengarah pada
eksitasi.
4. Untuk 𝜁 > 0 dan 𝑟 = 1 , sudut fasa diberikan sebagai 𝜙 = 90°, berimplikasi pada perbedaan fase antara eksitasi
dan reaksi adalah 90°.
5. Untuk 𝜁 > 0 dan nilai 𝑟 yang besar , sudut fasa mendekati 180°, berimplikasi bahwa eksitasi dan reaksi diluar
fase.

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


To t a l R e a k s i

Solusi lengkap diberikan sebagai 𝑥 𝑡 = 𝑥ℎ 𝑡 + 𝑥𝑝 (𝑡). Sehingga untuk sistem teredam adalah sebagai berikut.

𝑥 𝑡 = 𝑋0 𝑒 −𝜁𝜔𝑛 𝑡 cos (𝜔𝑑 𝑡 − 𝜙0 ) + 𝑋 cos (𝜔𝑡 − 𝜙)

Dari kondisi awal, 𝑥 𝑡 = 0 = 𝑥0 dan 𝑥 ′ 𝑡 = 0 = 𝑥0′ . Persamaan diatas menjadi

𝑥0 = 𝑋0 cos 𝜙0 + 𝑋 cos 𝜙
𝑥0′ = −𝜁𝜔𝑛 𝑋0 cos 𝜙0 + 𝜔𝑑 𝑋0 sin 𝜙0 + 𝜔𝑋 sin 𝜙

Contoh Soal dapat dilihat pada Chapter 3 Buku S. Rao : Example 3.2

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042


Terima Kasih

S1 TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK NTME 6042

Anda mungkin juga menyukai