′′ ′
𝑚𝑥 + 𝑐𝑥 + 𝑘𝑥 = 𝐹(𝑡)
Response of an Damped System Under Harmonic Force
Jika suatu 𝐹 𝑡 = 𝐹0 cos 𝜔𝑡 bekerja pada massa 𝑚 pada sistem teredam, persamaan gerakannya adalah
𝑚𝑥 ′′ + 𝑐𝑥 ′ + 𝑘𝑥 = 𝐹0 cos 𝜔𝑡
𝑥𝑝 𝑡 = 𝑋 cos(𝜔𝑡 − 𝜙)
Dimana 𝑋 dan 𝜙 adalah konstanta yang ditentukan yang menyatakan amplitudo dan sudut fasa. Dengan mensubtitusi
solusi tertentu tersebut ke persamaan gerakan, kita akan mendapatkan
𝐹0 𝑐𝜔
𝑋= 1 𝜙= tan−1
𝑘−𝑚𝜔2 2 +𝑐 2 𝜔2 2 𝑘 − 𝑚𝜔 2
Dengan memasukkan kedua persamaan di atas (amplitudo dan sudut fase) ke persamaan umum, maka kita akan mendapatkan
solusi tertentu. Gambar dibawah ini menunjukkan grafik dari fungsi gaya dan reaksinya pada keadaan stedi.
𝑘 𝑐 𝐹0 𝜔
𝜔𝑛 = = 2𝜁𝜔𝑛 𝛿𝑠𝑡 = 𝑟=
𝑚 𝑚 𝑘 𝜔𝑛
kita mendapatkan
𝑋 1 2𝜁𝑟
𝛿𝑠𝑡
=
1 − 𝑟2 2 + 2𝜁𝑟 2 [1] 𝜙 = tan−1
1 − 𝑟2
[2]
1. Untuk sistem tak teredam 𝜁 = 0 , persamaan [1] mengikuti persamaan 𝑀 pada sistem tak teredam (lihat materi
sebelumnya,.
2. Berapapun jumlah redaman 𝜁 > 0 akan mengurangi 𝑀 untuk semua nilai frekuensi gaya.
3. Untuk nilai spesifik 𝑟, nilai redaman yang lebih tinggi mengurangi nilai 𝑀.
4. Dalam kasus dimana gaya tetap / konstan ( ketika 𝑟 = 0 ), nilai dari 𝑀 = 1.
5. Reduksi 𝑀 dengan adanya redaman akan sangat signifikan pada atau mendekati resonansi.
6. Amplitudo getaran paksa menjadi lebih kecil dengan bertambahnya nilai dari frekuensi gaya (𝑀 → 0 𝑎𝑠 𝑟 → ~)
1
7. Untuk 0 < 𝜁 < , nilai maksimum M terjadi ketika
2
𝑟= 1 − 2𝜁 2 atau 𝜔 = 𝜔𝑛 1 − 2𝜁 2
yang mana dapat dilihat menjadi lebih rendah dibandingakan frekuensi natural tak teredam 𝜔𝑛 dan
𝑋 1
=
𝛿𝑠𝑡 𝑚𝑎𝑥 2𝜁 1 − 𝜁 2
dan nilai 𝑋 saat 𝜔 = 𝜔𝑛 , adalah sebagai berikut.
𝑋 1
=
𝛿𝑠𝑡 𝜔=𝜔𝑛
2𝜁
1 𝑑𝑀 1
9. Untuk 𝜁 = ,
2 𝑑𝑟
= 0 ketika 𝑟 = 0.. Untuk 𝜁 > 2
, nilai 𝑀 menurun secara monoton dengan meningkatnya nilai 𝑟.
1. Untuk sistem tak teredam (𝜁 = 0), persamaan [2] menunjukkan sudut fase adalah 0 untuk 0 < 𝑟 < 1 dan 180°
untuk 𝑟 > 1. Berimplikasi bahwa eksitasi dan reaksi dalam fase 0 < 𝑟 < 1 dan diluar fase 𝑟 > 1 ketika 𝜁 = 0.
2. Untuk 𝜁 > 0 dan 0 < 𝑟 < 1 , sudut fasa diberikan sebagai 0 < 𝜙 < 90°, berimplikasi bahwa reaksi memperlambat
eksitasi.
3. Untuk 𝜁 > 0 dan 𝑟 > 1 , sudut fasa diberikan sebagai 90° < 𝜙 < 180°, berimplikasi bahwa reaksi mengarah pada
eksitasi.
4. Untuk 𝜁 > 0 dan 𝑟 = 1 , sudut fasa diberikan sebagai 𝜙 = 90°, berimplikasi pada perbedaan fase antara eksitasi
dan reaksi adalah 90°.
5. Untuk 𝜁 > 0 dan nilai 𝑟 yang besar , sudut fasa mendekati 180°, berimplikasi bahwa eksitasi dan reaksi diluar
fase.
Solusi lengkap diberikan sebagai 𝑥 𝑡 = 𝑥ℎ 𝑡 + 𝑥𝑝 (𝑡). Sehingga untuk sistem teredam adalah sebagai berikut.
𝑥0 = 𝑋0 cos 𝜙0 + 𝑋 cos 𝜙
𝑥0′ = −𝜁𝜔𝑛 𝑋0 cos 𝜙0 + 𝜔𝑑 𝑋0 sin 𝜙0 + 𝜔𝑋 sin 𝜙
Contoh Soal dapat dilihat pada Chapter 3 Buku S. Rao : Example 3.2