Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN TEKNIS PEMANTAUAN KESEHATAN

DAN PROGRAM KESEHATAN

DI SUSUN OLEH :

GRACE NAZAVIRA PO.62.20.1.17.326

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
T.A. 2020
A. Masalah Kesehatan yang Dipantau
Masalah kesehatan yang sedang terjadi di desa A lebih dominan mengarah kepada
kesehatan lingkungan. Penduduk di desa A kurang begitu menyadari akan pentingnya
kebersihan lingkungan untuk menunjang derajat kesehatan agar mengalami peningkatan.
Sebagaimana data yang telah tersedia mengatakan bahwa sanitasi lingkungan desa masih
kurang, dan lebih dari 50% KK memiliki rumah dengan ventilasi yang kurang dari 20%
lantai rumah dan kondisi kebersihan rumah yang sangat kurang. Sumber air minum
penduduk pun adalah dari sumur pompa dengan kondisi air kurang sehat (berbau) yang
digunakan langsung untuk masak dan minum serta untuk keperluan rumah tangga lainnya
sehingga penduduk mengalami keterbatasan ketersediaan air bersih. Penduduk di desa A
juga biasanya membuang sampah langsung di sungai, namun ada juga yang biasa
membakar sampah di area kebun. Oleh sebab itu, masalah kesehatan yang banyak terjadi
karena faktor kurangnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan adalah Diare.
Masalah kesehatan ini sangat berhubungan sekali dengan buruknya kesehatan lingkungan
dan melalui penekanan pada pendidikan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) maka diharapkan penduduk dapat menerapkannya di kehidupan sehari-
hari.

B. Program Kesehatan Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan


Program kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan (Diare)
yaitu meliputi tatalaksana penderita diare, surveilans epidemiologi, promosi kesehatan,
pencegahan diare, pengelolaan logistik, pemantauan dan evaluasi.

C. Tim yang Terlibat Dalam Kegiatan


Tim yang terlibat dalam pemantauan kesehatan dan program kesehatan ini adalah seluruh
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, kepala desa, kader desa, tokoh-tokoh
masyarakat desa, dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah desa tersebut.
D. Teknis Pemantauan Masalah Kesehatan
Pemantauan masalah kesehatan di desa dapat dilakukan dengan cara
pemberdayaan kader kesehatan desa untuk melakukan pemantauan Diare di wilayah desa
mengingat seringnya terjadi penyakit Diare di wilayah desa tersebut. Melalui peran kader
diharapkan dapat menjadi pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat, penggerak
masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan seperti mendatangi posyandu dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Disamping itu kader kesehatan desa juga
dapat berperan sebagai orang yang pertama kali menemukan jika ada masalah kesehatan
di wilayah desanya dan segera melaporkan ke tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah
desa tersebut. Kader merupakan penghubung antara masyarakat dengan tenaga kesehatan
karena kader selalu berada di tengah-tengah masyarakat.

E. Teknis Program Kesehatan


Adapun tujuan dari program kesehatan dalam mengendalikan Diare antara lain sebagai
berikut:
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan.
2. Terlaksananya tatalaksana Diare sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare pada
penduduk, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan
maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian
karena Diare dapat dicegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit Diare di suatu wilayah kerja
yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.

Adapun kegiatan program kesehatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tatalaksana penderita Diare
Prinsip tatalaksana penderita Diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan
Diare), yang terdiri atas:
a) Berikan oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolszit seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCI), trisodium sitrat dan glukosa anhidrat. Oralit diberikan segera
bila menderita Diare sampai Diare berhenti.
b) Berikan zink selama 10 hari berturut-turut
Zink merupakan salah satu zat gizi makro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zink yang ada didalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar
ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zink yang hilang selama Diare,
anak dapat diberikan zink yang akan membantu penyembuhan Diare serta menjaga
agar anak tetap sehat.
c) Teruskan ASI dan pemberian makan
Bayi dibawah usia 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah Diare
dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Jika anak menderita Diare teruskan
pemberian ASI sebanyak yang anak inginkan. Pemberian makan selama anak Diare
juga harus ditingkatkan sampai dua minggu setelah anak berhenti Diare, karena
lebih banyak makan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan
mencegah malnutrisi.
d) Berikan antibiotik secara selektif
Pemberian antibiotik tidak diberikan kepada semua kasus Diare. Antibiotik hanya
diberikan jika ada indikasi, seperti Diare berdarah atau Diare karena kolera, atau
Diare dengan disertai penyakit lain. Tanpa indikasi tersebut tidak perlu pemberian
antiobiotik.
e) Berikan nasihat pada ibu/pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian oralit,
zink, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anak ke petugas
kesehatan jika mengalami tanda-tanda sebagai berikut: buang air besar cair lebih
sering, muntah berulang-ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan atau
minum sedikit, demam, tinjanya berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.
2. Surveilans epidemiologi
Surveilans epidemiologi penyakit Diare adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus-menerus terhadap penyakit Diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit Diare agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan. Prosedur surveilans meliputi pengumpulan data (laporan rutin, laporan
kejadian luar biasa, dan pengumpulan data melalui studi kasus), pengolahan analisis
dan interpretasi, dan penyebarluasan hasil interpretasi.
3. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama penduduk agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya penduduk, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Strategi promosi kesehatan terdiri atas advokasi (pendekatan
pimpinan/pengambil keputusan), bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
4. Pencegahan Diare
Tujuan pencegahan adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan Diare dengan
meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi. Kegiatan pencegahan
penyakit Diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah:
a) Perilaku sehat
1) Pemberian ASI
2) Makanan pendamping ASI
3) Menggunakan Air Bersih yang Cukup
4) Mencuci Tangan
5) Menggunakan Jamban
6) Membuang Tinja Bayi yang Benar
7) Pemberian Imunisasi Campak
b) Penyehatan Lingkungan
1) Penyediaan Air Bersih
2) Pengelolaan Sampah
3) Sarana Pembuangan Air Limbah
5. Pengelolaan logistik.
Perhitungan kebutuhan logistik Diare ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah
penderita Diare yang datang ke sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas atau Kader).
Perkiraan jumlah penderita Diare dihitung berdasarkan perkiraan penemuan penderita,
angka kesakitan, jumlah penduduk di suatu wilayah.
6. Pemantauan dan evaluasi
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi ialah melakukan analisis informasi dan proses
penilaian pencapaian.

F. Evaluasi Kegiatan Pemantauan dan Keberhasilan Program Kesehatan


Hasil evaluasi dari kegiatan pemantauan masalah kesehatan dan keberhasilan program
kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Peran dari tenaga kesehatan, kader dan kepala desa sangat dibutuhkan agar program
kesehatan mengenai diare dapat berjalan secara optimal. Di Puskesmas di desa A,
tenaga kesehatan yang terlibat dalam mendukung pelaksanaan program diare terdiri
atas 1 orang perawat, 1 orang bidan dan 1 orang kesling.
2. Kegiatan Surveilans epidemiologi diare di Puskesmas desa A sudah berjalan dengan
baik. Hal ini terlihat dari rutinnya pencatatan diare dalam bentuk mingguan, bulanan
dan tahunan serta pelaporan diare yang tepat waktu.
3. Penyuluhan diare cukup rutin dilakukan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan
desa. Penyuluhan diare hanya dilakukan secara terprogram untuk mengingatkan
penduduk desa akibat dari buruknya kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga
penduduk di desa menjadi sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai