Anda di halaman 1dari 23

LITERATUR REVIEW

LITERATURE REVIEW : KRITERIA DAN PERAN PENGAWAS


MENELAN OBAT PASIEN TUBERCULOSIS DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani


PO.12.34.56.789

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
2020

1
LITERATURE REVIEW : KRITERIA DAN PERAN PENGAWAS
MENELAN OBAT PASIEN TUBERCULOSIS DI INDONESIA

LIETERATUR REVIEW
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askep III DM

Oleh :
Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani
PO.12.34.56.789

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kata Kunci Literature Review .................................................................................14


Tabel 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian...................................................................14
Tabel 3. Judul Artikel Penelitian yang memenuhi cut off penelitian.....................................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Alir PRISMA........................................................................................... 15

iv
DAFTAR LAMPIRAN
2

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization sejak tahun 1993 mengeluarkan kebijakan darurat

TB, namun hingga pada saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang panjang,

terutama bagi negara dengan beban TB tinggi. Tuberculosis adalah penyakit lama

yang sampai saat ini penyebarannya sukar untuk dimusnahkan. Sesuai dengan

laporan WHO pada tahun 2018, TB merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab

kematian terbesar. Diperkirakan jumlah penderita TB baru di dunia pada tahun 2017

mencapai 10 juta orang. Jumlah ini menjadi bertambah, dengan adanya resistensi

antibiotik dimasyarakat sehingga kasus munculnya TB relaps menambah

permasalahan panjang penyelesaian kasus tuberculosis didunia. Secara global,

kasus MDR TB yang terdeteksi pada tahun 2017 mencapai 160.684 kasus yang jika

dibandingkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan kecil yang semula 153.119. Dari

jumlah tersebut, total 139.114 orang (87%) terdaftar pada pengobatan dengan

rejimen lini kedua, naik dari 129.689 pada tahun 2016. Namun jumlah tersebut hanya

mencapai 25% dari perkiraan jumlah kasus MDR TB di dunia, yaitu sebesar 558.000

(World Health Organization, 2018).

Peningkatan jumlah kasus MDR TB tidak terlepas dari beberapa faktor

seperti pasien dengan usia yang lebih tua, menganggur, tanpa asuransi kesehatan,

BTA positif, tidak menyelesaikan dan kegagalan pengobatan TB, menunjukkan reaksi

obat yang merugikan dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan (Pradipta et al.,

2018). Ketidakpatuhan pengobatan menjadi problema tersendiri pada keberhasilan

2
3

eliminasi TB; panjangnya durasi, mahalnya biaya, timbulnya efek samping serta

rendahnya kesadaran dan pengetahuan pasien menjadi beberapa alasan utama

(Bhattacharya et al., 2018).

Peningkatan kasus MDR TB menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi

semua pihak. Negara dengan beban kejadian TB tinggi biasanya memberikan fasilitas

obat gratis, namun biaya yang terkait dengan layanan kesehatan lainnya harus

ditanggung oleh pasien seperti biaya transportasi, akomodasi dan kebutuhan nutrisi

(van den Hof et al., 2016). Selain itu, lamanya pengobatan dan timbulnya efek

samping dapat

3
4

menurunkan produktivitas dan pendapatan pasien. (Centers for Disease Control and

Prevention, 2014). MDR TB juga meningkatkan beban masyarakat dalam hal ini

risiko penularan penyakit. Angka kematian yang lebih tinggi pada perempuan

produktif menurunkan kualitas hidup ibu dan anak, sedangkan negara sebagai

pengambil kebijakan harus mengambil tindakan cepat dan tepat sehingga

penyebaran penyakit dapat segera dicegah. Tindakan pencegahan seperti

memberikan vaksin BCG dan memastikan ketersediaan obat serta pemberian obat

anti tuberculosis yang ketat menjadi beban negara yang harus ditanggung (Jim Yong

Kim, Aaron Shakow, Arachu Castro, Chris Vande, 2010)

Berdasarkan laporan WHO tahun 2018, Indonesia masuk dalam kategori

negara dengan beban kasus TB tertinggi dimana juga ditemukan kasus MDR TB

bersama 14 negara lainnya. Diperkiraan penderita MDR TB paru di Indonesia

mencapai 12.000 (interval 8.600-15.000) dengan jumlah kasus baru mencapai 2,4%

sedangkan kasus TB Relaps mencapai 13% (World Health Organization, 2018).

Jumlah ini akan terus meningkat jika jumlah perawatan pasien TB tidak dilaksanakan

dengan baik. Menurut dr Erlina Burhan, SpP(K), jumlah pasien drop out TB dari

RSUP Persahabatan sebagai rujukan penyakit respirasi mencapai 30% (detik.com,

2017). Hal ini tentunya berdampak buruk karena meningkatkan risiko penularan dan

kemungkinan resistensi obat anti tuberculosis. Dilaporkan oleh Kementerian

Kesehatan (2016) tren proporsi pasien TB paru terkonfirmasi mengalami peningkatan

di tahun 2015 yaitu mencapai 15% dibandingkan tahun tahun sebelumnya

(Kementerian Kesehatan, 2016).

Dalam rangka mensukseskan Sustainable Development Goals 2030, pada

tahun 2017, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan mendukung program
5

eliminasi TB 2030 yang disepakati bersama di Moskow Rusia (Kementerian

Kesehatan, 2017), hingga pada saat ini permasalahan utama yang dihadapi

Kementerian Kesehatan dalam pemberantasan TB adalah missing case, kepatuhan

dan resistensi obat. Dokumentasi Kementerian Kesehatan menunjukan sebesar

365.000 kasus TB yang diobati tidak dilaporkan (36%), sedangkan 290.000 kasus

tidak terdeteksi dan tidak terjangkau (29%). Penemuan kasus TB resistensi obat

mengungkapkan terjadinya tren peningkatan walaupun kasusnya masih dibawah

perkiraan. Dilaporkan sebanyak 30% pasien putus obat akibat efek samping dari

penggunaan obat dan belum optimalnya dukungan psikososial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Permenkes No 67 tahun 2016 tentang penanggulangan TB,

salah satu prinsip pengobatan TB adalah obat diminum secara teratur yang diawasi

oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) sampai selesai pengobatan (Kementerian

Kesehatan, 2016). Program ini sendiri dipelopori oleh WHO pada tahun 1993 dalam

bentuk program DOTS (Directly Observed Treatment short–course) dengan tujuan

memastikan obat yang tepat diminum pada waktu yang tepat selama durasi penuh

perawatan. Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) merupakan salah satu faktor yang

mendukung dari keberhasilan pengobatan TB. Untuk itu perlu dilakukan kajian hasil

penelitian telah dilakukan bagaimanakah kriteria dan peran Pengawas Menelan Obat

pada pasien Tuberculosis di Indonesia?.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengidentifikasi kriteria dan peran Pengawas Menelan Obat pada

pasien Tuberculosis di Indonesia


6

2. Tujuan Khusus

a. Mengindentifikasi kriteria Pengawas Menelan Obat pada Pasien Tuberculosis

di Indonesia

b. Mengindentifikasi peran Pengawas Menelan Obat pada Pasien Tuberculosis

di Indonesia
BAB II. METODE

A. Strategi Pencarian Literature


1. Protokol dan Registrasi
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai Kriteria

Dan Peran Pengawas Menelan Obat Di Indonesia. Protokol dan evaluasi dari

literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan

penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari

literature review (Nursalam, 2020).

2. Database Pencarian
Menurut Nursalam (2020), literature review merupakan keseluruhan simpulan

beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan topik tertentu. Pencarian

literatur dilakukan pada bulan Agustus-September 2020. Data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan secara langsung dari

responden akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-

peneliti terdahulu. Sumber data sekunder berasal dari artikel jurnal dengan topik yang

sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review menggunakan dua

database yaitu Garba Rujukan Digital (GARUDA) dan Neliti.

3. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci (AND, OR, NOT or

AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikan pencarian

sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata

kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading

(MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:


8

Tabel 1 Kata Kunci Literature Review


Kriteria Peran Pengawas Minum Obat Pasien Tuberculosis Indonesia
Kriteria Peran Pengawas Minum Obat Pasien Tuberculosis
OR OR OR OR OR
Standar Tugas Pengawas Menelan Obat Penderita TBC
OR OR OR OR
Fungsi PMO

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Strategi Pencarian artikel pada penelitian ini menggunakan format kerangka

PICOS yang terdiri dari :

a. Populasi yaitu populasi atau masalah yang diambil dalam topik penelitian yang

sudah ditentukan dalam literature review.

b. Intervensi yaitu tindakan atau penatalaksanaan yang dipilih dalam topik penelitian

yang sudah ditentukan.

c. Pembanding yaitu tindakan atau penatalaksaan lain yang digunakan sebagai

pembanding intervensi dalam topik penelitian literature review.

d. Luaran yaitu hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan

topik yang telah ditentukan dalam literature review.

e. Desain penelitian yaitu metode penelitian yang digunakan pada penelitian

terdahulu.

Tabel 2 berikut merupakan kriteria dalam literature review yang berjudul kriteria dan peran

pengawas minum obat pasien tuberculosis di Indonesia mengikuti format PICOS. Kriteria

tersebut digunakan sebagai landasan relevansi artikel yang digunakan.

Tabel 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian


Kriteria Inklusi Eksklusi
Populasi Keluarga, teman, tenaga Keluarga, teman, tenaga
kesehatan yang berperan kesehatan yang tidak
sebagai pengawas minum berperan sebagai pengawas
obat minum obat
Intervensi Pasien TBC dengan Pasien tanpa pengawas
pengawas minum obat minum obat
9

Kriteria Inklusi Eksklusi


Pembanding -
Luaran Kriteria dan Peran
Desain penelitian Kualitatif Kuantitatif
Tahun Publikasi 2010-2020 Sebelum tahun 2010
Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Inggris

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas


1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi
Dari hasil penelusuran artikel melalui database GARUDA dan NELITI

menggunakan kata kunci sesuai MeSH, peneliti mendapatkan 44 artikel penelitian

sesuai kata kunci yang telah ditentukan. Artikel yang terduplikasi dan tidak relevan

dengan topik penelitian dihapus sehingga diperoleh 22 artikel penelitian. Dari 22

artikel penelitian, penelitian yang tidak dianggap layak sebanyak 4 penelitian

dikeluarkan dalam daftar sehingga tersisa 14 penelitian. Hasil penelitian tersebut

dibuat dalam diagram alir berdasarkan PRISMA ( Preferred Reporting Items for

Systematic Review and Meta Analyses) dalam gambar berikut.

Gambar 1 Diagram Alir PRISMA


10

2. Penilaian Kualitas
Hasil akhir jumlah artikel yang diperoleh kemudian dianalisis melalui

critical appraisal untuk memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti.

Penilaian kriteria diberi nilai ya, tidak, tidak jelas atau tidak berlaku. Pada

setiap kriteria dengan skor Ya diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol.

Setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Pada penelitian ini

diambil 3 artikel penelitian dengan nilai skor tertinggi yang dianggap

memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut off yang telah

disepakati oleh peneliti. Pada penelitian ini nilai cut-off nya adalah 50% dari

total pertanyaan pada critical appraisal yang digunakan.

Dari hasil telaah menggunakan critical appraisal dari 14 artikel

penelitian diperoleh artikel yang mencapai skor cut off 50% sebanyak 6 artikel

dengan nilai masing-masing skor sebagai berikut :

Tabel 3. Judul Artikel Penelitian yang memenuhi cut off penelitian


Skor
No Judul Penelitian
(Total Skor 10)
1. Analisis Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) 7
Pasien Tb Paru (Febrina, 2018).
2. Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Tuberkulosis Dalam 6
Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis
Paru Di Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru (Debby, 2014).
3. Studi Kualitatif tentang Interaksi Penderita Tuberkulosis Paru 6
dengan Peran Treatmen Observer (PMO) di Kabupaten
Majalengka (Sukoco, 2012).
4. Judul C 5
5. Judul D 5
6. Judul E 5
Dari tabel tiga diatas, diperoleh tiga artikel dengan nilai skor tertinggi

yang dibahas dalam penelitian literature review kriteria dan peran Pengawas

Minum Obat Pasien Tuberculosis Di Indonesia. Untuk selanjutnya hasil


11

penelitian dari ketiga artikel tersebut dibahas dalam bab hasil dan

pembahasan.
BAB III. HASIL PENCARIAN LITERATURE

A. Karakteristik Studi

Tabel 4. Hasil Penelusuran Literature


No Penulis dan Metode Penelitian Hasil Penelitian Database
Tahun
Desain Studi :
Sampel :
1. Variabel :
Instrumen :
Analisis :
Desain Studi :
Sampel :
2. Variabel :
Instrumen :
Analisis :
Desain Studi :
Sampel :
3. Variabel :
Instrumen :
Analisis :

B. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa tentang Demam Berdarah

1. Tingkat pengetahuan Mahasiswa tentang demam berdarah berdasarkan


jurusan

2. Tingkat pengetahuan Mahasiswa tentang demam berdarah berdasarkan umur


BAB IV. PEMBAHASAN

A. Tingkat pengetahuan Mahasiswa tentang demam berdarah berdasarkan jurusan

B. Tingkat pengetahuan Mahasiswa tentang demam berdarah berdasarkan umur

C. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa tentang Demam Berdarah


14

BAB V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Conflict Of Interest
15

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

Critical Appraisal Jurnal 1


Critical Appraisal for Quasy Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies

Judul Artikel:
Penulis
Tahun
Alamat Artikel
:

Tidak Tidak
Yes No
Jelas Berlaku

1. Apakah kriteria untuk dimasukkan dalam



sampel di definisikan dengan jelas?
2. Apakah subjek penelitian dan latarnya
dijelaskan secara rinci?
3. Apakah eksposur diukur dengan cara yang
valid dan dapat diandalakan?
4. Apakah kriteria standar yang obyektif
digunakan untuk mengukur kondisi?
5. Apakah factor perancu diidentifikasi?
6. Apakah strategi untuk menangani factor
perancu dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan cara yang
dapat diandalkan?
8. Apakah analisis statistik yang tepat
digunakan?
16

DAFTAR PUSTAKA
Bhattacharya, T. et al. (2018) ‘Barriers to treatment adherence of tuberculosis patients: A
qualitative study in West Bengal, India’, International Journal of Medical Science
and Public Health, 396. doi: 10.5455/ijmsph.2018.0102220022018.

Centers for Disease Control and Prevention, N. C. for H. V. H. S. and T. P. (2014) The
Costly Burden of Drug-Resistant TB in the US | National Prevention Information
Network. Available at: http://www.cdc.gov/nchhstp/newsroom/2014/TB-
Infographic2014.html?s_cid=nchhstp-n... (Accessed: 29 December 2018).

detik.com (2017) Indonesia Darurat TB, Pakar Sebut Jumlah Pasien Drop-out Masih
Tinggi, detik health. Available at: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
3456375/indonesia-darurat-tb-pakar-sebut-jumlah-pasien-drop-out-masih-tinggi
(Accessed: 31 December 2018).

van den Hof, S. et al. (2016) ‘The socioeconomic impact of multidrug resistant tuberculosis
on patients: results from Ethiopia, Indonesia and Kazakhstan’, BMC Infectious
Diseases. BioMed Central, 16(1), p. 470. doi: 10.1186/s12879-016-1802-x.

Jim Yong Kim, Aaron Shakow, Arachu Castro, Chris Vande, P. F. (2010) WHO | 3.
Tuberculosis control, WHO. World Health Organization. Available at:
https://www.who.int/trade/distance_learning/gpgh/gpgh3/en/ (Accessed: 29
December 2018).

Kementerian Kesehatan (2016a) InfoDatin 2016 TB Kementerian Kesehatan . Jakarta.


Available at: http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-2016-TB.pdf (Accessed: 31 December
2018).

Kementerian Kesehatan (2016b) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67


tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis . Available at:
http://www.tbindonesia.or.id/tbidcnt/uploads/2017/11/Permenkes-No.67-TB-tahuh-
2017.pdf (Accessed: 31 December 2018).

Kementerian Kesehatan (2017) Indonesia Dukung Deklarasi Moskow untuk Eliminasi TB


Tahun 2030, Kementerian Kesehatan. Available at:
http://www.depkes.go.id/article/view/17112000001/indonesia-dukung-deklarasi-
moskow-untuk-eliminasi-tb-tahun-2030.html (Accessed: 31 December 2018).

Pradipta, I. S. et al. (2018) ‘Risk factors of multidrug-resistant tuberculosis: A global


systematic review and meta-analysis’, Journal of Infection, 77(6), pp. 469–478. doi:
10.1016/j.jinf.2018.10.004.
17

World Health Organization (2018) GLOBAL TUBERCULOSIS REPORT 2018. Available at:
http://apps.who.int/bookorders. (Accessed: 29 December 2018).

Anda mungkin juga menyukai