Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH DASAR-DASAR KESMAS

“PENYEBARAN PENYAKIT BERDASARKAN AGENT”

KELOMPOK KANAN
LISNAWATI (PO 713241181018)
NURUL IZZAH FIRDAUS (PO 713241181033)
SURYANTO BAKTI PRDANA (PO 713241181042)
MOUREEN NATASYA MALAIMAU (PO 713241181021)
DEVI ELISABETH MURADI (PO 713241181008)
RENI RAMADHANI (PO 713241181036)
NUR SAFIRA LASIMPALA (PO 713241181027)
ANDI NADYA WULANDARI (PO 713241181004)
NURUL AULIA PUTRI (PO 713241181031)
MEYLIANA BERU SULU (PO 713241181020)
NURMALA RESKY (PO 713241181029)
ZAKIYATUL FITRI (PO 713241181049)
NUR ILMI MARHIMI (PO 713241181026)
KHUMAIRAH (PO 713241181017)
IRLIDIA WAHYUNI (PO 713241181014)
DEWI SATRIANI (PO 713241181009)
ISYWANDA (PO 713241181016)
HARDINA MIFTAHUL JANNAH (PO 713241181011)
YULFITA (PO 713241181047)
WELLY RAHMAT SISANG (PO 713241181045)
SOFYAN (PO 713241181041)
MUH GHOZY REZKI RAMADAN (PO 713241181023)
MUHAMMAD FARHAN AL GHOZZY (PO 713241181024)
MUH ILHAM SYAHARUDDIN (PO 713241181022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya,
kelompok kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul“Penyebaran penyakit
berdasarkan agent”dengan tepat waktu.

Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing
pada mata kuliah Dasar-Dasar Kesmas. Sesuai dengan judulnya, makalah ini berisikan tentang
segala hal yang berkaitan dengan penyebaran penyakit berdasarkan agent. Harapan kami,
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya, baik dosen
maupun teman-teman mahasiswa.

Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari tahap
kesempurnaan. Oleh karenaitu, kami membukadiri untuk menerima kritik dan saran dari teman-
teman maupun dari dosen pembimbing mengenai segala kekurangan dari makalah ini. Hal itu
perbaikan tugas-tugas mendatang.

Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
proses pembuatan makalah ini. Terkhusus kepada dosen pembimbing yang telah suka rela
memberikan kami dasar-dasar mengenai konsep penyebaran penyakit.

Makassar, 10 Mei 2019

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Halaman Sampul……………………………………….……………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Agent Penyakit…...………………………………………3
2.2 Klasifikasi Agen Penyakit………………………………………....3
2.3 Karakteristik Agen Penyakit………………………………………3
2.4 Agent……………………………………………………………....3
2.5 Hubungan Antara Infeksi dengan Penyakit……………………….4
2.6 Metode Transmisi/Penularan Agen Penyakit……………………...5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………...5
3.2 Saran……………………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang dikemukana oleh John
Gordon dan La Richt (1950) yang menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada
manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama host (pejamu) , agent (agen), dan environment
(lingkungan). Gordon berpendapat  bahwa:
a. Penyakit timbul karenaketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)
b. Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan
host (baik individu/kelompok)
c. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik,
ekonomi, dan biologis

Pejamu (Host) adalah semua factor yang terdapat pada manusia yang dapat memengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit. Bibit penyakit (agent) adalah suatu subtansi tertentu yang
keberadannnya atau ketidakberadannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan
penyakit atau memengaruhi perjalanan suatu penyakit. Environment (lingkungan) adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
( Rajab, 2009 )

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Definisi Agent Penyakit
b. Klasifikasi Agent Penyakit
c. Karakteristik Agent Penyakit
d. Agent
e. Hubungan Antara Infeksi Dengan Penyakit
f. Metode Transmisi/Penularan Penyakit

1.3 TUJUAN
a. Untuk Mengetahui Definisi Agent Penyakit
b. Untuk Mengetahui Klasifikasi Agent Penyakit
c. Untuk Mengetahui Karakteristik Agent Penyakit
d. Untuk Mengetahui Agent
e. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Infeksi Dengan Penyakit
f. Untuk Mengetahui Metode Transmisi/Penularan Penyakit
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI AGENT PENYAKIT


Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Agen penyakit
dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang – kadang untuk penyakit
tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus peptikum, penyakit jantung
coroner dan lain.

2.2 KLASIFIKASI AGENT PENYAKIT


Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok :
a) Agen biologis, antara lain virus, bakteri, protozoa, jamur dan , parasite
b) Agen kimiawi Dapat bersifat endogenous seperti asidosis, diabetes (hiperglikimia),
uremia, dan eksogenous seperti zat kimia, allergen, gas, debu, dan lain-lain.
c) Agen Fisika, panas (luka bakar), radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya,
kebisingan
d) Agen Mekanis, gesekan, benturan, irisan, tikaman, pukulan yang menimbulkan
kerusakan jaringan pada tubuh host
e) Agen Nutrisi, kekurangan atau kelebihan nutrisi seperti : Protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan air.

2.3 KARAKTERISTIK AGENT PENYAKIT


Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit, antara lain :
a) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan
dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu
b) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan menyebar
setelah memasuki jaringan
c) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang
d) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari
substansi kimia yang dibuatnya
e) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.
f) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang reaksi imunologis
dari pejamu. (Kasjono, dkk., 2008)

2.4 AGENT
Proses Perjalanan suatu penyakit bermula dari adanya gangguan keseimbangan antara
agen penyakit, host dan lingkungan, sehingga menimbulkan gejala penyakit. Agen penyakit
merupakan faktor awal proses terjadinya penyakit, sehingga faktor agen penyakit ini merupakan
hal yang sangat penting untuk dipelajari, agar setiap organisme dapat melakukan pencegahan
lebih awal terhadap timbulnya suatu penyakit.
Menurut Rajab (2009), menyebutkan bahwa ukuran yang menunjukkan kemampuan agen
penyakit untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit sebagai berikut: (1) infektivitas, (2)
patogenesitas, dan (3) virulensi.

1.Infektivitas : kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan terjadinya infeksi. Dihitung dari
jumlah individu yang terinfeksi dibagi dengan jumlah individu yang terpapar.

2.Patogenesitas : kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan penyakit klinis. Dihitung dari
jumlah kasus klinis dibagi dengan jumlah individu yang terinfeksi.

3.Virulensi : kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian. Indikator ini menunjukkan


kemampuan agen infeksi menyebabkan keparahan (severety) penyakit. Dihitung dari jumlah
kasus yang mati dibagi dengan jumlah kasus kliniS.

2.5 HUBUNGAN ANTARA INFEKSI DENGAN PENYAKIT

Menurut Bustan (2006), mengemukan bahwa Infeksi dan penyakit mempunyai hubungan satu
sama lain disebut juga sebuah proses interaksi. Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya
interaksi antara agen yang merupakan faktor penyebab penyakit, manusia sebagai penjamu atau
lebih dikenal dengan Host, dan faktor lingkungan yang mendukung proses interaksi.

Selanjutnya Bustan (2007), mengemukan bahwa Proses interaksi ini dapat terjadi secara individu
atau kelompok, karena adanya mikroorganisme yang kontak baik secara langsung maupn tidak
secara langsung dengan manusia sebagai penjamu yang rentan, daya tahan tubuh yang rendah
dan lingkungan yang tidak sehat yang menyebabkan sakit pada host.

Pada sebuah penelitian tentang kesehatan anak, Mubarak, dkk (1995) mengemukakan bahwa, Infeksi
mempunyai konstribusi terhadap defisiensi energi, protein dan zat gizi lainnya karena menurunnya
nafsu makan sehingga asupan makan menjadi berkurang. Kebutuhan energi pada saat infeksi
bisa mencapai dua kali dari kebutuhan normal karena meningkatnya kebutuhan metabolisme
basal.

Dalam riwayat alamiah penyakit infeksi, proses terjadinya infeksi, penyakit klinis, maupun
kematian dari suatu penyakit tergantung dari berbagai determinan, baik intrinsik maupun
ekstrinsik, yang mempengaruhi penjamu maupun agen kausal. Tergantung tingkat kerentanan
(atau imunitas), individu sebagai penjamu yang terpapar oleh agen kausal dapat tetap sehat, atau
mengalami infeksi (jika penyakit infeksi) dan mengalami perubahan patologi yang ireversibel.

Dalam epidemiologi penyakit infeksi, individu yang terpapar belum tentu terinfeksi. Hanya jika
agen kausal penyakit infeksi terpapar pada individu lalu memasuki tubuh dan sel (cell entry), lalu
melakukan multiplikasi dan maturasi, dan menimbulkan perubahan patologis yang dapat
dideteksi secara laboratoris atau terwujud secara klinis, maka individu tersebut dikatakan
mengalami infeksi.
2.6 METODE TRANSMISI/PENULARAN PENYAKIT

Ketiga faktor ( Host, Agen dan Lingkungan ) terus menerus dalam keadaan berinteraksi satu
sama lain. Bila interaksi seimbang terciptalah keadaan sehat, bila terjadi gangguan kesimbangan,
muncul penyakit.

Menurut Chandra (2009), mengemukakan bahwa masuknya agent (bibit penyakit) yang dapat
menimbulkan penyakit pada host disebabkan oleh agent melalui beberapa macam jalur
penularan, sebagai berikut :

1.Inhalasi :

Yaitu masuknya agent dengan perantaraan udara (air borne transmission). Misalnya, terhirup
zat-zat kimia berupa gas, uap, debu, mineral, partikel (golongan a-biotik) atau berupa kontak
dengan penderita TB (golongan biotik).

2.Ditelan :

Yaitu masuknya agent melalui saluran pencernaan dengan cara memakan atau tertelan. Misalnya
minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.

3.Melalui Kulit :

Yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya keracunan oleh bahan
kosmetika tumbuh-tumbuhan dan binatang.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai