Anda di halaman 1dari 2

Tidak akan pernah ada yang berhenti berjalan didunia ini.

Angin selalu
berdesir membawa daun-daun kering, ombak selalu menggelung setiap hal yang
ada dihadapanya, juga matahari yang selalu bergerak dari timur ke barat

Rasa sakit, luka, kecewa, atau bahkan air mata, semuanya hanyalah fase.
Setiap orang pasti mengalaminya, tanpa terkecuali. Satu luka akan dibayar
dengan tawa, satu kecewa akan berbuah bahagia, begitupun seterusnya. Tidak
perlu menyalakan siapapun atas apa yang terjadi, bahkan atas rasa sakit yang
dibuat sengaja. Biar-biar saja, biar mengalir, percaya bahwa tidak akan ada rasa
sakit yang bertahan, semua akan berganti. Lebih baik tersenyum untuk
menutupi setiap rasa sakit yang ada. Karena bagaimanapun orang lain tidak
akan pernah mengerti seberapa sakit rasanya.

Ada yang mengatakan; lebih baik tersenyum demi menutupi seribu luka,
daripada menjelaskan barang satu kata. Ikhlas. Satu kata memang, tapi rasanya
begitu sulit untuk dilakukan. Tidak mudah mengikhlaskan luka yang sudah
tertoreh, tapi apalah arti sebuah iman kalau ikhlas saja sulit. Tanpa sadar, nanti,
waktu benar-benar membuktikan kalau pada akhirnya setiap hati selalu bisa
mengikhlaskan. Tidak perlu memaksa pada detik ini, biar semuanya berjalan,
berdampingan dengan waktu.

Seseorang yang diam bukan berati tidak tau apa-apa, diamnya itu sedang
menyembunyikan luka. Biar air mataa tidak lagi mengalir, biar dendam itu
menyebar ke akar hatinya, biar saja dia menyimpan rasa sakitnya. Jika selama
ini orang lain selalu egois dan dia selalu kalah, maka biar kali ini dia yang
menjadi egois

Cahaya matahari meredup sejenak, mengistirahatkan diri sebelum kembali


pada rutinitasnya lagi. Tidak bosan, tidak lelah, hanya satu prinsipnya, setia.
Langit masih membiru menandakan cerahnya hari ini. Ditemani awan biasa
yang bergerak lambar berpindah tempat. Tdak ada yang lebih baik dari suasana
sore hari. Kedamain begitu berasa.

Bagaimana tidak ? Saat sore hari semua cinta kembali tercipta. Orang-orang
berlombah-lombah untuk lebih cepat sampai kerumah hanya untuk melihat cinta
dirumahnya, sebagian ada yang lebih memilih mengisi waktu sore untuk
menunggu cintanya datang, sebagian lagi sibuk bermain dengan cintanya, dan
banyak lagi. Waktu sore adalah waktu terbaik untuk menghabiskan waktu
bersama orang-orang yang kamu anggap istimewa. Entah bagimana ketika
menuju gelap, semua terasa menyenangkan. Seolah-olah saatnya bersantai
sebelum esok kembali disibukkan.

Beberapa orang itu berjaan dengan rangkain bunga ditanganya. Senyuman


kecil tidak lepas dari wajah mereka, seperti bunga itu begitu istimewa. Di depan
tokoh bunga itu satu dua orang memilih duduk terlebih dahulu, menunggu
pesanan bunganya jadi.

Tiak ada yang butuh nasehat panjang lebar ketika hati sedang kacau. Apapun
yang didengar rasanya sama, hanya lengkingan yang semakin membuat telinga
panas. Raga yang hampir patah, tidak butuh sangga, namun butuh sandar untuk
singgah.

Ketika jiwa itu semakin kehilangan arah, semoga masih ada tangan kasar
yang mau menuntun. Peneduh di kala gelap masih menunggu di ujung jalan,
berharp masih dipanggil namanya. Atau setidaknya diingat ketika sang pemilik
jiwa butuh lebih dari tangan kasar.

Terkadang seseorang hanya butuh istirahat dari kehidupan. Di sebuah tempat


yang indah. Untuk kembali menyusun kepingan-kepingan dari hatinya sendiri.
Berhenti sejenak dari banyaknya kehidupan didalam dunia. Menyiapkan hatinya
untuk lebih menguat disetiap tampaan.

Tanyakan, siapa dirimu sebelum mereka melukaimu? Kalau memang haus


menyakitkan, biarlah menyakitkan, sampai tidak lagi terasa menyakitkan.

- Risma Dwi Hidayati

Anda mungkin juga menyukai