Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA MEMBANGUN LINGKARAN ANTAR PEREMPUAN

Disini kita sebagai sesama perempuan, perempuan yang mengambil peran .Sebagai anak dan atau
menantu, istri dan atau ibu, saudara dan atau ipar, tetangga dan warga negara . Yang bekerja di luar
rumah memilih bergaya dengan suka rela sepenuh hatinya,perempuan yang berkontribusi lewat
berbagai bidang dan cara. Sebagian perempuan mengalami hambatan bahkan celaan dari
lingkungan. Sebagai perempuan sekedar membuat pilihan saja sudah menantang, kita kerap didera
perasaan bersalah walau memiliki tujuan mulia.

Tidak sedikit perempuan yang cemas dengan kemampuanya sendiri ,tidak jarang malah
menganggap lemah dirinya sendiri. Tidak heran karena penelitian menunjukkan sukses berkorerasi
positif untuk laki-laki, namun kerap membawa konsekuensi negatif bagi perempuan. Menjadi sukses
dan disukai bukan menjadi hal biasa bagi perempuan , justru kerap bertolak belakang, kenyataan
disekeliling menunjukkan terkadang ambisi yang kita memiliki dianggap bertentangan dengan
tradisi. Pekerja perempuan yang mengupayakan posisi dianggap hanya memikirkan diri sendiri,
mereka yang berani unjuk gigi seringkali justru dihindari bahkan saat sudah berhasilpun, walau
sukses membawa manfaat bagi orang banyak pun cibiran masih mungkin datang.

Menjadi berhasil bagi seorang perempuan bisa saja memicu hal negatif, dianggap begini, dinilai
begitu, ditakar macam-macam. Banyak yang harus diperbaiki, tapi mari memulai dari diri sendiri,
tidak ada yang lebih tahu sipa perempuan selain kita sendiri. Harga diri tidak ditentukan oleh orang
lain melainkan berasal dari pengenalan atas diri sendiri, tau kekuatan dan kekurangan sendiri, dan
yang terpenting tahu apa yang hendak dikejar dan direalisasikan.

Definisi kepercayaan diri adalah mengetahui impian masing-masing. Mereka yang gagal
menghargai diri sendiri tak punya kesempatan kedua untuk menilai orang lain, apalagi menghakimi
sesama perempuan. Perempuan harusnya saling bergandengan tangan bukan malah saling
menjatuhkan. Mungkin, karena kita melihat hidup sebagai ajang kompetesi, karena perempuan
punya keterbatasan yang didominasi laki-laki. Jadi tanpa sering kita sadari kita kerap hawatir, cemas,
segalanya tidak pernah cukup untuk diri sendiri, akibatnya siapapun bisa terasa sebagai ancaman,
gerak-gerik sejawat bisa dicurigai sebagai tantangan

Ada fenomena yang dikenal dengan istila QUEEN BEE SYNDROME. Hasil penelitian
mengungkapkan sekitar 58% perundung ditempat kerja adalah perempuan dan hampir 90% dari
mereka memilih perempuan lainya sebagai korban. Padahal menjadi positif bukan tanda kita lemah,
mendukung mereka yag berhasil bukan berarti kita mengakui kegagalan. Yakin bahwa kesuksesan
tidak perlu diperebutkan dan kerja bersama bisa lebih didahulukan, akan membuat perempuan tidak
pernah sendirian, kita ditemani yang lain, oleh perempuan yang lain

Mari biicarakan pencapaian teman kerja perempuan kita. Mengaa itu perlu? Karena, jika laki-laki
dipromosikan karena potensinya, perempuan hanya berdasar peforma yang sudah dibuktikanya.
.Jangan mengikuti gaya mereka yang kerap memperkenalkan pemimpin perempuan didepan umum
bukan dengan pengakuan akan keahlian tetapi pujian pada penampilan. Jika tidak ada yang sudi
mempromosikan seorang peerempuan, biar sesama perempuan pula yang menjadi jurkamnya.
Mari lebih menunjukkan empati dan kemurahan hati, menjauhi kecemburuan, menghindari
runcingnya perasaan bersalah yang kerap mendera perempuan. Kita sudah terbiasa bkerja lebih
keras dibandingkan dengan para pria, perempuan biasanya lebih rajin, lebih tekun, lebih konsisten,
karena seringkali pintu-pintu yang terbuka mudah untuk laki-laki itu justru harus diketuk atau
bahkan didobrak lebih keras lagi. Jadi mari membangun lingkaran kekuatan antar perempuan,
lingkaran untuk berbagi pikiran dan perasaan juga memupu keberanian, percayalah kita tidak pernah
sendirian jika mau membangun lingkaran.

- Risma Dwi Hidayati

Anda mungkin juga menyukai