Anda di halaman 1dari 10

NAMA:YUMIATI LEDA BOUKA

NIM:2018610091

KELAS:C

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAHAYA PENYALAHGUNAAN NAPZA

ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik                           : Bahaya NAPZA

Judul                           : Bahaya NAPZA dikalangan remaja

Sasaran                        : Mahasiswa Unuversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Hari, Tanggal              : 22 April 2020

Waktu                         : 60 menit

Tempat                        : Asrama Putri 1 Unitri

A.      TUJUAN

1.        Tujuan umum

Peserta yang mengikuti acara penyuluhan mampu memahami tentang narkotika, alkohol, psikotrpika, dan
zat adiktif lainnya.

2.        Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat menjelaskan:

1)      Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.

2)      Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.

3)      Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.

4)      Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.

5)      Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA

B.       MATERI

1) Pengertian dan macam- macam NAPZA.


2) Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
3) Tanda dan gejala ketergantungan obat.
4) Bahaya penggunaan NAPZA.
5) Pengaruh dari NAPZA
6) Cara pencegahan penggunaan NAPZA

C.      SASARAN

Sasaran penyuluhan adalah Mahasiswa Unversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

D.      METODE PEMBELAJARAN

Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab

E.       MEDIA PENYULUHAN

-          Leaflet

-          Power Point

F.        PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


1. PEMBUKAAN -         Memberi salam dan -        Menjawab 10 menit
Perkenalan salam

-         Menjelaskan -        Mendengarkan
tujuan, manfaat dan dan memperhatikan
cakupan materi
2. KEGIATAN -          Menjelaskan -       Mendengarkan 40 menit
INTI pengertian dan macam - dan memperhatikan
macam NAPZA.
-       Bertanya jika
-          Menjelaskan tanda ada yang tidak jelas.
dan gejala ketergantungan
obat.

-          Menjelaskan
bahaya penggunaan
NAPZA.

-          Menjelaskan Cara
pencegahan penggunaan
NAPZA
3. PENUTUP -            Berdiskusi -        Bertanya atau 10 menit
mengenai materi yang menjawab
disampaikan pertanyaan
-            Mengevaluasi -        Mendengarkan
pengetahuan siswa-siwa dan memperhatikan
tentang materi yang
-        Menjawab
disampaikan dengan
salam
memberi sesi tanya jawab

-            Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan.

-            Memberi salam

G.      EVALUASI

Jelaskan kembali pengertian NAPZA ?

Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ?

Sebutkan apa saja bahaya NAPZA?

Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan NAPZA ?

MATERI

NAPZA

A.      Pengertian

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang bekerja pada
pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena
itu bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna
memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat
penghayatan maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
( http://www.Bali Post.co.id, Nizar R. 2002 ).

 NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain
yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya)
( http://www.bkkbn.go.id ).

NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau turunannya
dan padanannya – digunakan secara medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan
syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran
karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan
anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan (aseton, thinner cat, lem).
Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin
(tembakau) dan kafein (kopi).

NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui
mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran,
suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan
ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ
otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan).
Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan
kimiawi.

B.       Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA
dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu
yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA adalah :

a. Faktor Keluarga
1. Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
2.  Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak (permisif).
3. Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham dalam mendidik
anak.
4. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami ketergantungan NAPZA
5. Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan
yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu.
6.  Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang
memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah
dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
7. Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan
anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun,
adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
8. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai
kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.Keluarga yang
neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah
cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

b.        Faktor Kepribadian

Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya
penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi
yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.

Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap
bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan
mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan
segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting
dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.

Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai bagian
pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala
sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk
mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan
harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.

c.         Faktor Kelompok

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-
orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok
dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan
tidak ada yang mau dikucilkan.

            Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan
kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat
menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari
kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA
dapat muncul.

d.        Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu.
Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang
dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya
berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan NAPZA di
Indonesia.

e.         Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik seseorang, sifat serta
perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi
lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak
acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.

C.      Tanda Dan Gejala Ketergantungan Obat

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:

a. Perubahan Fisik
1.  Badan kurus
2. Tampak mengantuk
3. Mata merah, cekung
4. Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
b. Perubahan Perilaku
1. Emosi labil
2. Takut sinar/air
3. Menyendiri
4. Bohong/mencuri.
5. Menjual barang
6. Pergi tanpa pamit
7. Halusinasi
8. Paranoid

D.      Bahaya penggunaan NAPZA.

Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai dengan aturan
pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa
besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan,
bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh
manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat
memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh
yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang
organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ
tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga
selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.

NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain tidak dapat
hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA
biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai
masyarakat luas.

Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat  biasanya tidak dapat hidup normal.
Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun psikologis pada tingkat yang berbeda-beda.
Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan
dimulai ketika orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya
berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja dan metabolisme
otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit kronis.

Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha untuk mengurangi
pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan
tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini
menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.

Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh
akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama “tingginya”
(disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan
yang besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai
mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.

Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan
nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat
bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman
sehingga pemakai merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi
tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan
berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.

a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung,
paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri
karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.
c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat  bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap
sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera
Indonesia.
e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam
masyarakat

E.       Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA

Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan
rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca
detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang
disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.

1.        Peranan Diri Sendiri

a. Jangan pernah mencoba


b. Bergaul dengan selektif
c. Jadi diri sendiri
d. Melakukan kegiatan yang positif
e. Pendirian yang teguh
f. Kenali lingkungan dengan benar
g. Kenali dengan benar informasi tentang Napza
h. Mendekatkan diri dengan Tuhan

2.        Peranan Orang Tua

a. Menciptakan keluarga yang harmonis


b. Menanamkan rasa  tanggung jawab dan percaya diri
c. Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
d. Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
e. Memperlakukan anak secara adil

3.        Peranan Masyarakat

a. Gerakan kampanye anti Napza


b. Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

4.        Peranan Pemerintah

a. UU tentang Narkotika dan Psikotropika


b. Pembentukan LSM
c. Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap
menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan
pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :

a. Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).


b. Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan
obat/NAPZA).
c. Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).
d. Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan
dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara
yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau
memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : “terima kasih, tapi saya
tidak mau karena saya tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat
dalam kegiatan yang merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal
penting di rumah”.
e. Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh
berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.

KESIMPULAN

Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat
mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah
buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.

Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja,
melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak
dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.

Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan
penaggulangan terhadap NAPza
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat

Adiktif Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat

Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Anda mungkin juga menyukai