Anda di halaman 1dari 15

NAMA:YUMIATI LEDA BOUKA

NIM :2018610091

KELAS C

1 . SOP KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal/sesuai umur atau ada


penyimpangan. 
Luas lingkup Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan
SOP dan standar prosedur kerja yang berlalu
pengguna
Defenisi KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Prosedur 1.persiapan alat
a) Timbangan
b) Pengukur Tinggi Badan
c) Pita Ukur
d) Kartu KMS
e) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur anak
Instrumen tes daya dengar (TDD)

f) Instrumen tes daya lihat


g) Koesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
h) Check list for autism in toddlers (CHAT)
i) Check list gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH)

2.persiapan pasien

a) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan


b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

3.persiapan lingkungan
a) Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.
4.pelaksanaan
a) Menghitung umur anak (tanggal, bulan, tahun)
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4
bulan.Bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi  3
bulan.

 Buka kuesioner KPSP sesuai dengan umur anak


 Menjelaskan tujuan KPSP pada orangtua
 Menanyakan isi KPSP sesuai urutan atau melaksanakan
perintah sesuai KPSP
 Interprestasi hasil KPSP
o Hitung jawaban Ya (bila
dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
o Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum
pernah atau tidak pernah)
o Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak
sesuai dengan tahapan perkembangan (S)
o Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
o Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan
ada penyimpangan (P).
o Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
b)  Tindak Lanjut
 Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
 Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
 Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan
bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
 Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan
stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan
stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
 Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)
1) Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi
apa yang diberikan lebih sering .
2) Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
3) Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada
dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut yang menghambat perkembangannya.
4) Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar
KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.
5) Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang
pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk
KPSP yang sesuai umur anak.
6) Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
7) Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M)
= 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis
anak atau ke rumah sakit dengan fasilitasklinik tumbuh
kembang.
Untuk Anak dengan Penyimpangan perkembangan (P)
 Segera rujuk ke Rumah Sakit
 Tulis  jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(mis. gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan
kemandirian)

Indikasi Anak umur 0 – 6 tahun


kontraindikasi -
Dokumen terkait Rekam Medis, Buku register pasien, Buku KIA, lembar KPSP, kohort
bayi dan balita
Referensi Baku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar,
Kemenkes 2013.

2. SOP PEMERIKSAAN DDST


Tujuan 1) untuk mengetahui kelainan perkembangan anak
2) untuk mengethaui perkembangan motoric halus,motoric
kasar,personal social,dan bahasa menggunkan skala DDST

Luas lingkup Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan
SOP dan standar prosedur kerja yang berlalu
pengguna
Defenisi istilah DDST adalah salah satu dari metode skrining untuk mengetahui kelainan
perkembangan anak
prosedur 1.persiapan alat
a) Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik,
Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan
ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung
usia kronologis anak saat diperiksa).
b) Lembar formulir DDST II
c) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.

2.persiapan pasien
a) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

3.persiapan lingkungan
a) Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.

4.pelaksanaan
a). Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
1) 3-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi diagnostik yang lengkap.
b. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST


a) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak
yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan
dan 12 bulan untuk satu tahun.
b) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke
atas.
c) Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
d) Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P
dan berapa yang F.
e) Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor
atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan
dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan.
1) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya
sampai anak usia 2 tahun.
Prosedur penilitian:
a) Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
b) Tarik garis pada lembar DDST' II sesuai dengan umur yang telah
ditentukan.
c) Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan
garis yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus,
dan personal sosial.
d) Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, dan
abnormal dengan gambar di bawah ini.)
 Keterlambatan (abnormal) apabila tcrdapat 2
kctcrlambatan/lebih pada 2 sektor, atau bila dalam
1 scktar di dapat 2 keterlambatan/lebih ditambah 1
sektor atau lebih terdapat 1 keterlambatan

 Meragukan apabila 1 sektor terdapat 2


keterlambatan/lebih, atau 1 sektor atau le;bih
didapatkan 1 keterlambatan.

 Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya


ketc;rlambatan pada masing-masing sektor bila
menilai tiap sektor atau tidak menyimpulkan
gangguan perkembangan keseluruhan.
Indikasi a) anamnesis/wawancara medis
b) skrining gangguan perkembangan anak
c) evaluasi lingkungan anak
d) Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
e) evaluasi bicara dan bahasa anak
f) .pemeriksaan fisik
kontraindikasi a).jangan menunggu untuk melakukan skrining sampai masalah timbul
b).jangan mengabaikan hasil skrining
c).hasil dari wawncara/pengamatan yang tidak berdasarkan alat skrining
yang baik,bukan merupakan indikasi yang valid untuk merujuk kasus
yang di curigai
Dokumen terkait Posyandu, Formulir TDD,Kohort SDIDTK,Kartu Data Tumbuh Kembang /
Buku KIA.

Referensi Chamidah, A.N., (2009). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak, Jurnal Pendidikan Khusus,

3. SOP GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

Tujuan r Untuk mengetahui adanya gangguan pemusatan perhatian secara dini.


Luas lingkup Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan standar
SOP dan prosedur kerja yang berlalu
pengguna
Defenisi Kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya gangguan
pemusatan perhatian pada anak umur 36 bulan keatas
Prosedur atau 1.persiapan alat
langka-lngka a) ATK / bolpoint.
b) Formulir dini gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas (GPPH)
bagi anak umur 36 bulan keatas yang berisikan 10 pertanyaan.
2.persiapan pasien
a) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3.persiapan lingkungan
a) Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
4.pelaksanaan
a) Bidan menentukan jumlah sasaran bayi balita yg akan diskrening.
b) Bidan menentukan umur anak dengan cara menanyakan tanggal,bulan
,tahun kelahiran.
c) Bidan menentukan ruangan yang bersih,tenang, dengan penyinaran yang
baik.
d) Bidan memberikan pertanyaan dengan lambat jelas dan nyaring ,satu
persatu sesai dengan isi yang tertulis pada formulir kepada orang tua
anak.
e) Bidan melakukan pengamatan pada kemampuan si anak dalam melakukan
perintah sesuai dengan pertanyaan pada formulir.
f) Bidan mencatat semua hasil pengamatan prilaku maupun pertanyaan yang
dilakukan terhadap anak .
g) Bidan membuat intervensi bila menemukan adanya gangguan pada anak
dan melakukan tindakan rujukan
Dokumen t Bidan Puskesmas, Bidan Desa dan Kader Posyandu
Referensi 1. Pedoman pelaksanaan kelas SDIDTK di tingkat pelayanan dasar
RI tahun 2007.

4.SOP Kuesioner Masalah Mental Emosional  (KMME)

Tujuan 1. untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini,


sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta
pemuluhan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada
masa-masa kritis tumbuh kembang.
2. untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional pada anak
prasekolah.
Luas lingkup Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan standar
SOP dan prosedur kerja yang berlalu
pengguna
Defenisi 1. Merupakan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional pada anak prasekolah.
2. Jadwal deteksi mental emosional rutin 6 bulan sekali pada anak umur 3-6
tahun.
3. SDIDTK KMME dilakukan setiap bulan oleh bidan desa, pada balita yang
pada bulan bersangkutan berumur 3 – 6 tahun.
Prosedur dan 1.persiapan alat
langka-langka a) KMME

2.persiapan pasien
a) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

3.persiapan lingkungan
a) Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.

4.pelaksanaan
a) Petugas Memanggilpasien.
b) Petugas Mempersiapkan alat/sarana dan dokumentasi.
c) PetugasMencucitangan.
d) Petugas Menanyakan keluhan / masalah anak.
e) Petugas menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak
dalam bulan.
f) PetugasMelakukan pemeriksaan KMME dengan kuisioner pada anak umur 3-6
tahun, Semua pertanyaan tanyakan dengan lambat, jelas dann yaring harus
dijawab oleh orang tua/pengasuhanak, meliputi:
 Apakah anak and sering kali terlihat marah tanpa sebab yang jelas?(Seperti
banyak menangis, mudah tersingung atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal
yang sudah biasa dihadapinya)
 Apakah anak anda tampak menghinda dari teman-teman atau anggota
keluarganya?(Seperti ingin merasa sendirian, menyendiria tau merasa sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa sangat
dinikmati)
 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap
lingkungan di sekitarnya?(Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-
nasihat yang sudah diberikan kepadanya?
 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan
berlebihan yang tidak dapat dijelaskanasalnya dan tidak sebanding dengan anak
lain seusianya?

 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang
buruk atau mudah teralih perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?
 Apakah anak and amenunjukkan adanya perubahan polatidur? (Seperti sulit
tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur
malam oleh Karena mimpi buruk, mengigau)
 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?(Seperti
 Kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)
 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-
keluhan fisik lainnya?
 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk
mengakiri hidupnya?
 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan
yang sudah dimilikinya?(Seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau
tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya).
 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang
jelas?
g) Petugas Mencatat hasil pemeriksaan kedalam lembar hasil dan kohort SDIDTK
atau status anak.
h) Petugas Membuat kesimpulan tentang kondisi daya dengar dan bicara anak.
i) Petugas Mengajarkan kepada ibu / pengasuh anak untuk memberikan stimulasi.
j) Petugas Melakukanrujukan internal / ekternal sesuai dengan kasus yang
ditemukan.
k) Petugas mencuci tangan.

Dokumen 1) Puskesmas
terkait 2) Posyandu
3) TK
4) PAUD
5) Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada Balita dan Anak
prasekolah (KPSP sesuai umur perkembangan).
6) Formulir TDD.
7) Kohort SDIDTK.
8) Kartu Data Tumbuh Kembang / Buku KIA.
9) Lembar status rawat jalan.
10) Buku Register.
11) Surat rujukan
Referensi Buku Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, DepKes, Direktorat Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta 1997 cetakan 2013

4. SOP VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE 


Tujuan sebuah Tes Untuk Mengukur Kematangan Psikososial.
Luas lingkup Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan
SOP dan standar prosedur kerja yang berlalu
pengguna
Defenisi Tes VSMS yaitu dengan meneliti dengan menjelaskan arti atau makna
dari bagian yang sekecil-kecilnya. Pencatatan harus menggunakan
pertimbangan sendiri seperti pada variasi atau pengganti keadaan atau
perilaku yang menyenangkan atau memuaskan kebutuhan atau keperluan
utama dari tiap-tiap bagian termasuk pertimbangan keperdlian subyek
harus dicatat atau direkap secara singkat
Prosedur atau 1.persiapan alat
langka-langka a) Alat tes psikologis
b) Alat test intelegensi
2.persiapan pasien
a) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
b) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3.persiapan lingkungan
a) Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
4.pelaksanaan
bahwa penelitian yang actual adalah sebagai berikut :
1) Nilai (+)
Jika kelihatan jelas inti butir tersebut terpenuhi
dan merupakan kebiasaan yang dilakukan tanpa
paksaan atau secara intensif, atau tidak hanya terjadi
pada keadaan kasus aja. Uraian diatas disimpulkan
bahwa subjek mendapatkan nilai +1 (satu) tiap nomor
bila subjek mampu melakukan kebiasaan atau
menyelesaikan masalah secara memuaskan.
2) Nilai setengah (1/2)
Diberikan bagi butir-butir pemeriksaan yang
transisional atau yang kadang-kadang dilakukan tetapi
tidak selalu berhasil. Perfomans semacam ini harus
bukan dilakukan sepintas. Skor ini dihitung setengah
kredit. Skor ini dapat menunjukkan adanya :
a) Perasaan malu, tidak peduli, tidak adanya
imbalan, ketergantungan, tidak adanya
perjuangan menuntut hak.
b) Isolasi, tidak adanya kesenangan, atau
adanya dominasi orang tua.
c) Adanya bahaya dalam lingkungan yang
khusus dan lain-lain.
Dari uraian di atas disimpulan bahwa subjek
mendapat nilai setengah bila dalam
mengerjakan atau menyelesaikan masalah
tersebut masih ada ketidakmandirian,
ketidaknyaman, kehilangn percaya diri, yang
sebenarnya subjek mampu mengerjakan.
3) Nilai Negatif (-)
Diberikan bagi butir yang belum berhasil
dilakukan sama sekali, jarang, dan di bawah tekanan
ekstrim yang tidak biasa, dilaksanakan subyek secara
keseluruhan. Pencatat harus menunjukkan adanya dua
skor minus beruntutan untuk aspek tertentu yang
dihentikan pemeriksaannya. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa subjek mendapat nilai negatif (-1)
bila subjek tidak dapat melakukan atau mengerjakan
masalah paling sedikit dua kali berturut-turut.

Aspek-aspek Pengukuran Vineland Social Maturity Scale


Ada beberapa aspek yang berperan terhadap kesiapan
seorang anak berkebutuhan khusus dalam memasuki bangku
sekolah seperti yang dikemukakan oleh Doll (1965) yaitu
kematangan sosial mencakup beberapa aspek :
1) Self-help general (SHG): eating and dressing oneself.
(Mampu menolong dirinya sendiri: makan dan
berpakaian sendiri).
2) Self-help eating (SHE): the child can feed himself.
(Mampu makan sendiri).
3) Self-held dressing (SHD): the child can dress himself.
(Mampu berpakaian sendiri).
4) Self-direction (SD): the child can spend money and
assume responsibilities.
(Mampu memimpin dirinya sendiri: misalnya
mengatur keuangannya dan memikul tanggung jawab
sendiri).
5) Occupation (O): the child does things for himself,
cuts things, uses a pencil, and transfers objects.
(Mampu melakukan pekerjaan untuk dirinya,
menggunting, menggunakan pensil, memindahkan
benda-benda).
6) Communication (C): the child talks, laughs, and
reads.
(Mampu berkomunikasi seperti berbicara, tertawa,
dan membaca).
7) Locomotion (L): the child can move about where he
wants to go.
(Gerakan motorik: anak mampu bergerak kemana pun
ia inginkan).
8) Socialization (S): the child seeks the company of
others, engages in play, and competes.
(Mampu bersosialisasi: berteman, terlibat dalam
permainan dan berkompetisi).

Sesudah umur 2 tahun, terlihat perkembangan sosial anak sangat


pesat, antara lain :
1) Sejak usia 2-3 tahun anak dapat
menceritakan pengalamannya dan
berkomunikasi.
2) Sejak usia 3-4 tahun anak mulai bermain
bersama dengan teman-temannya pada
taraf taman kanak-kanak dan dapat
melakukan sesuatu untuk teman-teman
lainnya.
3) Sejak usia 4-5 tahun anak terlibat dalam
permainan yang bersifat kompetitif.
4) Sejak usia 5-6 tahun menulis kata-kata
sederhana dan ikut permainan meja
(seperti halma, kuartet, dam, dan lain-lain),
serta komunikasi dan sosialisasi yang
meningkat.
5) Sejak usia 6-7 tahun dapat menggunakan
pensil untuk menulis dan berkomunikasi.
6) Sejak usia 7-8 tahun, norma-norma sosial
lebih meningkat lagi; dapat membaca atas
inisiatifnya sendiri, berpartisipasi pada
permainan anak pra remaja.
Membaca Hasil Vineland Social Maturity Scale.
Penentuan sistem penilaian Vineland Social Maturity Scale (VSMS)
dilakukan dengan kaidah sebagai berikut :
1. Menilai tiap item dengan patokan berikut:
a) Bila subjek penelitian dapat melakukan
seperti yang tertera dalam form VSMS
maka mendapatkan nilai + (plus) = 1.
b) Bila subjek penelitian dalam melakukan
belum sempurna atau kadang-kadang bisa
maka diberikan nilai +/- (plus minus) = ½.
c) Bila subjek penelitian tidak dapat dan/atau
belum dapat melakukan seperti yang
tertulis dalam form VSMS, maka
mendapatkan nilai – (minus) = 0. 4)
d) Bila subjek penelitian tidak pernah
mendapatkan kesempatan untuk
melakukan = NO (No Opportunity).
2. Penilaian dihentikan apabila telah menemui hasil
tiga – (minus) berturut-turut sebanyak 3 kali.
3. Menghitung skor total yang didapatkan oleh
subjek penelitian dan melihat umur kesetaraan
yang tertera di form berdasarkan skor total.
4. Membandingkan umur kalender dengan umur
kesetaraan kematangan sosial.
5. Menentukan kategori hasil kematangan sosial
berdasarkan perbandingan umur kalender dan
umur kesetaraan, yaitu :
a) baik, apabila umur kematangan sosial
lebih tinggi dibanding umur kalender,
b) sedang/normal, apabila umur kematangan
sosial dan umur kalender setara,
c) kurang, apabila umur kematangan sosial di
bawah umur kalender subjek penelitian.

Dokumen terkait 1) Kohort SDIDTK.


2) Kartu Data Tumbuh Kembang / Buku KIA.

Referensi dr. Soetjiningsih, DSAK. Buku Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Buku


Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai