Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN EKTOPIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Maternitas

PEMBIMBING

Yenni Okvitasari, Ns.,M.Kep.


Siti Meidan, S.Kep.,Ns.

Disusun Oleh:
Nama : Tantri Melyyana, S.Kep
NPM : 1914901210159

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN EKTOPIK

A. Definisi C. Tanda dan Gejala E. Diagnosa danE.rencana


Diagnosa keperawatan
dan rencana keperawatan
Kehamilan ektopik adalah suatu E. Diagnosa
13. dan
Diagnosa rencana
1 : keperawatan
nyeri
Trias gejala dan tanda dari
E. 11.
Diagnosa 3. Diagnosa
dan rencana 1akut
: nyeri
keperawatan
b/dakutagen cedera
b/d agen
keadaan dimana hasil konsepsi kehamilan ektopik adalah Diagnosa
biologis 1
riwayat dan rencana : nyeri akut
cederakeperawatan
biologis
b/d agen cedera
E. 9.
Diagnosa
Diagnosa
biologis
NIC 1 : nyeri akut b/d agen cedera biologis
berimplantasi, tumbuh dan keterlambatan haid
E. 7. atau: dan1NIC
Diagnosa
Diagnosa :
rencana
: nyeri keperawatan
akut b/d agen cedera biologis
berkembang diluar endometrium NIC
31) :
amenorrhea yang E. 1.
Diagnosa
diikuti
Diagnosa
NIC : dan16)
: Tentukan
rencana
nyeri akut b/dsifat,
keperawatan lokasi biologis
agen cedera dan
kavum uteri. Bila kehamilan 21)kontraksi uterus
26) durasi hemoragi
nyeri. ataunyeri
Kaji tekan
kontraksi
5. Diagnosa
perdarahan abnormal (60-80%) dan
NIC
16) : 1 : nyeri
kontraksi uterus akut b/d agenataunyeri
hemoragi cedera biologis
tekan
tersebut mengalami proses NIC abdomen.
: uterus hemoragi ataunyeri tekan
1) kontraksi
nyeri abdominal atau pelvik (95%). Tentukan sifat,
uterus lokasi dan
hemoragi durasi nyeri.
ataunyeri Kaji
tekan
pengakhiran (abortus) maka 32)abdomen. abdomen.
Biasanya kehamilan ektopik 11) kontraksi
baru
27)abdomen.
22) uterus hemoragi ataunyeri tekan
disebut kehamilan ektopik respons
kontraksi7) Kaji terhadap
emosional
uterus steres kejadian.
hemoragi psikologi
ataunyeri tekan
dapat ditegakkan pada 17) abdomen.
usia
respons emosional terhadap
ibu/pasangan kejadian.
dan respons
terganggu (KET) (Sarwono, 33)abdomen.
kehamilan 6 – 8 minggu 2) Kaji
responssteres emosional
psikologi ibu/pasangan dan
2009)
28)
12) aktivitasemosional
saat
23) terhadap
untuk menurunkan terhadap kejadian.
kejadian.
rasa nyeri
timbulnya gejala tersebut di 18) respons
atas. emosional
aktivitas8)
untukBerikan terhadap
menurunkan kejadian.
lingkungan
rasa nyeriyang
34) respons emosional terhadap kejadian.
3) Berikan
24)aktivitas lingkungan yang tenang dan
B. Etiologi
Gejala lain yang muncul biasanya
29)
13) metode relaksasi, misalnya:rasa
untuk menurunkan
tenang dan aktivitasnyeri
napas untuk
dalam,
aktivitas relaksasi,
19)metode
sama seperti gejala pada kehamilan untuk menurunkan
menurunkan rasa
rasa nyeri
misalnya: nyeridalam,
napas
Kehamilan ektopik terganggu visualisasi
aktivitas distraksi
untuk menurunkan rasa nyeri
muda, seperti mual, rasa penuh 4) Instruksikan
metode 9) klien
relaksasi,
visualisasi distraksi untuk
misalnya:
Instruksikan menggunakan
napas
klien dalam,
untuk
dapat disebabkan oleh: 35)
14)
pada payudara, lemah, nyeri 25)30) metode relaksasi,
visualisasi
bahu, misalnya: napas
menggunakan metode relaksasi,
distraksi dalam,
1. Faktor uterus yaitu tumor obat
metodepraoperatif
relaksasi, bila prosedurnapas
misalnya: pembedahan
dalam,
dan dispareunia. Selain itu 20)
visualisasi
obat
pada
distraksi
misalnya:
praoperatif napas
bila prosedur dalam,
pembedahan
diindikasikan
uterus yang menekan tuba, 5) visualisasi
Berikan distraksi
visualisasi
narkotik
obat praoperatif
diindikasikan distraksi
atau prosedur
bila sedative berikut obat-
pembedahan
pemeriksaan fisik didapatkan
uterus hipoplasia dan tuba 15)diindikasikan
10) Berikan narkotik atau
obat praoperatif bila prosedur pembedahan sedative
sempit dan berlekuk – lekuk
14. Diagnosa
pelvic tenderness, pembesaran 2 :berikut
obat praoperatif kekurangan
bilaobat-obatvolume
prosedur cairan b/d
praoperatif
pembedahan
diindikasikan
uterus dan massa 10. 12. Diagnosa
kehilangan
adneksa 2 : kekurangan
cairan
diindikasikan aktif volume
bila prosedur pembedahan
cairan b/d
sering disertai dengan 8. Diagnosa 2 : kekurangan volume cairan b/d
kehilangan
NIC :
(Saifuddin, 2007; Cunninghametal, cairan aktif
gangguan fungsi silia 2. Diagnosa 2 : diindikasikan
kehilangan
NIC : cairan kekurangan volume cairan b/d
aktif atau pembalut jika
61)
6. Timbang
Diagnosa 2 : popok
kekurangan
endosalping kehilangan
NIC : cairan
41) diperlukan
51) Timbang aktif atauvolume
popok
cairan b/d
pembalut
D. Pemeriksaan Penunjang kehilangan 4. Diagnosa
cairan 2 : kekurangan
aktif atau pembalut volumejika
2. Faktor tuba yaitu penyempitan NIC
31) :
Timbang
diperlukan popok jika
1. Laboratorium (Hct, WBC 62)
NIC Pertahankan
dan: catatan
cairan intakr dancairan
b/d kehilangan output yang
aktif
lumen tuba oleh karena infeksi 1)
42) Timbang
diperlukan
Pertahankan
52) akuratNIC : popok
catatan atau
intakr pembalut
dan output jika
yang
endosalping, tuba sempit, B-Hcg) 21) Pertahankan
32) Timbang
diperlukan popok
catatan atau dan
intakr pembalut
output jika
yang
63) akurat 11)status
Monitor Timbang
hidrasi popok atau pembalut
2. Kuldosentesis (ditemukan
2)
43) diperlukan
Pertahankan
akurat catatan intakr dan output yang
panjang dan berlekuk – lekuk, 53) Monitor
64) Monitor status hidrasi
jikasign
vital diperlukan
darah di kavum Douglasi) 22)
33)
44) Pertahankan
akurat
Monitor status
12)vital catatan
hidrasi
Pertahankan
intakr dan output yang
catatan intakr dan
gangguan fungsi rambut getar 54)
65) Monitor intake sign
dan output
3. USG 3) akurat
(silia) tuba, viventrikel tuba 55) Monitor
34)
45)
66) Monitor
Kolaborasi
status
vital
intake hidrasi
sign
outputdan
yang
pemberian output
akurat
cairan IV
23)
4)
35)
46) Monitor
Monitor
13) status
vital
intake hidrasi
sign
dan
Monitor output
status hidrasi
dan kelainan konginetal 56)
67) Kolaborasi
Monitor status pemberian
nutrisi cairan IV
24)
5)
36)
47) Monitor
Kolaborasi
14)
Monitor vital
intake sign
dan
pemberian
status nutrisi
Monitor output
vital cairan
sign IV
lainnya dan operasi plastic 3. Diagnosa 3 : Resiko Infeksi 57) Dorong masukan oral
68) b/d
25)
6)
37)
48) Monitor
Kolaborasi
Monitor
15) intake
status dan
pemberian
nutrisi
Monitor output
intake cairan
dan IV
output
tuba dan sterilisasi yang tidak terbukanya jalan 58)
masuk
69) Dorong masukan
Kolaborasi dengan oral
dokter
26)
7)
38) Kolaborasi
Monitor
Dorong pemberian
status
masukan nutrisi cairan IVcairan IV
sempurna (lumen tuba mikroorganisme 49)
59)
70) Atur 16)
Kolaborasi denganoral
Kolaborasi
kemungkinan pemberian
dokter
transfusi
27)
8)
39)
50) Monitor
Dorong status
masukan
Kolaborasi
17) nutrisi
denganoral
dokter
menyempit) NIC : 60) Atur kemungkinan
Monitor transfusi
status nutrisi
28)
40) Dorong
9) Atur masukan
Kolaborasi dengan
kemungkinan oral
dokter
transfusi
18) Dorong masukan oral
3. Faktor ovum yaitu migrasi 1) Gunakan APD 29)
10) Kolaborasi dengan dokter
Atur kemungkinan
19) Kolaborasi transfusi
dengan dokter
eksterna dari ovum, perlekatan 2) Tinjau ulang kondisi factor 30)
resiko
Atur kemungkinan transfusi
membrane granulose dan yang ada sebelumnya.
4. Diagmosa 4 : Ansietas b/d krisis
migrasi interna ovum 3) Kaji terhadap tanda dan gejala situasi
(Anik Maryunani. Asuhan infeksi ( misalnya peningkatan suhu, NIC :
kegawatdaruratan dalam nadi, jumlah sel darah putih atau bau 1) Gunakan pendekatan yang
kebidanan, 2009) / warna secret vagina. menenangkan
4) Bersihkan lingkungan setelah 2) Nyatakan dengan jelas harapan
dipakai klien lain terhadap perilaku pasien
5) Berikan perawatan perineal 3) Pahami perspektif pasien terhadap
sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban situasi stres
telah pecah. 4) Anjurkan keluarga untuk menemani
klien untuk memberikan keamnan
6) Anjurkan klien meningkatkan intake
dan mnegurangi takut
nutrisi dan cairan
5) Identifikasi tingkat kecemasan
7) Batasi pengunjung 6) Dorong klien untuk mengungkapkan
8) Ajarkan klien dan keluarga tanda kecemasan dan perasaan
dan gejala infeksi 7) Anjurkan klien menggunakan teknik
9) Kolaborasi pemberian antibiotik relaksasi
spectrum luas parental pada pra- 8) Kolaborasi untuk memberikan obat
operasi untuk mengurangi kecemasan
Faktor predisposisi Proses pembuahan
kehamilan ektopik

a. Faktor tuba Terjadi keterlambatan


b. Faktor uterus menstruasi haid

c. Faktor ovum
Hasil konsepsi mati dini
d. Faktor hormonal Tumbuh disaluran tuba dan direabsorbsi

Abortus kedalam lumen Rupture dinding tuba Spontan


tuba

Trauma ringan koetus


Terjadi perdarahan dan pemeriksaan
karena pembukaan Ansietas
vaginal
pembuluh darah oleh
vili kurialis
Terjadi perdarahan Operasi
Pelepasan mudghah
(segumpal daging)

Pelepasan tidak
sempurna

Perdarahan terus Tuba membesar dan Mengalir kerongga


berlangsung kebiruan (hepatosalping) perut melalui ostium
tuba

Kekurangan volume
cairan Nyeri
Risiko infeksi

Sumber : Prawirohardjo, (2009)


Daftar Pustaka

Anik, M. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info
Media
NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Ustaka Sarwono
Prawirohardjo
Pudiastuti, Ratna Dewi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal Dan Patologi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. (2009). Pengantar Ilmu Kandungan. Edisi 1. Jakarta:
Yayasan Pustaka.
Sofian, Amru. (2010). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri operatif Obstetri Sosial.
Edisi 3 Jilid 1 dan 2. Jakarta: EGC.
Tambayong, J. (2008). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Kuala Kapuas, 1 Agustus 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Yenni Okvitasari, Ns.,M.Kep. Siti Meidan, S.Kep.,Ns.

E. Diagnosa dan rencana keperawatan


15. Diagnosa 1 : nyeri akut b/d agen cedera
biologis
NIC :
36)
kontraksi uterus hemoragi ataunyeri tekan
abdomen.
37)
respons emosional terhadap kejadian.
38)
aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri
39)
metode relaksasi, misalnya: napas dalam,

Anda mungkin juga menyukai