Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU

LAHIR

“PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA 4“

Dosen Pengampu:

Syamsiah, S.Tr.Keb

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Riska Emilia Rimbawati (P07224219031)

Rohmi Erisah (P07224219032)

Salsabila Rifha Amanda (P07224219033)

Sarina Nanda Suci Paramitha (P07224219034)

Sholiha Dwi Cahya Ningrum (P07224219035)

Sinta Alam Sari (P07224219036)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TINGKAT 2


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PERUBAHAN FISIOLOGIS
KALA 4“

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR”. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Samarinda, 20 Juli 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5

1.3 Tujuan...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persalinan Kala IV..................................................................6

2.2 Perubahan Fisiologis Kala IV...............................................................6

2.3 Pemantauan Fisiologis Kala IV............................................................9

2.4 Tanda Bahaya Kala IV........................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................12

3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13

LAMPIRAN....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu, prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (JNPK – KR, 2008. Hal: 37).
Persalinan merupakan proses alamiah atau fisiologi yang akan
dialami oleh setiap wanita/ibu. Persalinan dapat dibagi dalam 4 tingkat
yaitu: kala I dimulai dari kontraksi uterus yang teratur dan
berakhir pada pembukaan lengkap serviks, kala II dimulai dari
pembukaan lengkap serviks sampai dengan bayi lahir, dan kala III dari
bayi lahir sampai keluarnya plasenta. Rata-r a t a lama kala III
berkisar 15-30 menit, baik pada primipara maupun
multipara,dan kala IV yaitu plasenta lahir sampai dengan dua jam.
Persalinan memang hal yang fisiologis tetapi keadaan ini dapat
berubah menjadi patologi apabila terjadi kelalaian dan kurang hati-hati.
Jika hal yang patologik tersebut tidak segera ditangani maka dapat
mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang dapat membahayakan
nyawa ibu. Untuk mencegah hal itu sebaiknya s elama mas a
kehamilan ibu s elalu memeriks akan diri kepetugas kesehatan dan
jika sudah waktunya melahirkan ibu harus ditolong oleh petugas
kesehatan pula
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam
setelah itu. Pemantauan pada kala IV: kelengkapan plasenta dan selaput
ketuban  perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi pada
perineum dengan perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda vital
ibu.Untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Kala IV ?
2. Apa saja perubahan fisiologis Kala IV ?
3. Bagaimana pemantauan fisiologis Kala IV ?
4. Apa tanda bahaya Kala IV ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Kala IV.
2. Untuk mengetahui dan memahami perubahan-perubahan fisiologis yang
terjadi pada kala IV.
3. Untuk mengetahui yang dapat dilakukan pada pemantauan persalinan
Kala IV.
4. Untuk mengetahui tanda bahaya Kala IV.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persalinan Kala IV


Kala IV adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Menurut Prawirohardjo,2007 kala IV Dimulai saat plasenta lahir sampai
2 jam pertama post partum.Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan
persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.

2.2 Perubahan-Perubahan Fisiologis Kala IV


Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara
anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Periode ini merupakan saat paling
kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan
perdarahan. Selama kala IV, bidan harus memantau ibu setiap15 menit pada
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Rukiyah, et
al., 2009, hlm.149).
Selama empat sampai lima minggu pertama setelah persalinan,uterus
mengalami involusi beratnya menjadi kurang dari setengah berat segera
setelah pascapersalinan dan dalam empat minggu uterus sudah sekecil seperti
sebelum hamil. Selama permulaan involusi uterus, tempat plasenta pada
permukaan endometrium mengalami autolisis, yang menyebabkan keluarnya
sekter vagina yang dikenal sebagai lokian ( lochea ),yang diawali dengan
lokia rubra hingga serosa, terus berlangsung sampai dengan satu setengah
minggu.setelah itu,permukaan endrometrium akan mengalami reepitelisasi
dan kembali ke kehidupan seks nongravid yang normal.

Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar


sebelum hamil dalam beberapa minggu berikutnya. Akan tetapi , setiap ibu
yang menyusui bayinya, isyarat saraf dari puting susu ke hipotalamus
menyebabkan gelora sekresi polaktin hamper sepulah kali lipat yang
berlangsung sekitar 1 jam, sebaliknya prolaktin atas payudara untuk
menyiapkan susu bagi periode penyusuan berikutnya.bila prolaktin ini tidak
ada, jika ia dihambat akibat kerusakan hipotalamus atau hipofisis, atau jika
menyusui tidak kontinu, maka payudara kehilangan kesanggupan untuk
mengasilkan susu dalam beberapa hari, tapi produksi susu dapat kotinu
selama beberapa tahun jika anak mengisap secarackotinu, tetapi normalnya
kecepatan pembentukan sangat menurun dalam tujuh sampai Sembilan
bulan.
Bila bayi mengisap susu, impuls sencoris dihantarkan melalui saraf
somatic ke medulla spinalis dan kemudian ke hipotalamus. Hormone ini
mengalir dalam darah menuju kelenjar mammae menyebabkan sel – sel
mioepitel yang mengelilingin dinding luar alveoli berkontraksi dan memeras
susu dari alveoli ke duktus. Jadi, dalam 30 detik – 1 menit setelah bayi
menghisap kelenjar mammae, susu mulai mengalir. Proses ini dinamakan
ejeksi susu atau pengeluaran susu yang disebabkan oleh gabungan reflek
neourogenik dan hormon oksitosin.
Hal ini juga berdampak pada kontraksi uterus dan berdampak pada
proses involusi perdarahan pasca persalinan.
Perubahan fisiologis yang terjadi menurut Ambarwati dan Diah, (2010)
1. Perubahan involusi
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat
kontraksi otot-otot polos uterus.
2. Lochea
Lochea adalah ekskresi caira nrahim selama masa nifas. Perubahan
lokia terdiri dari lochea rubra merupakan cairan bercampur darah
dan sisa-sisa penebalan dinding rahim,dan sisa-sisa penanaman
plasenta. Lochea rubra berwarna merah kehitaman dan keluar
sampai hari pertama sampai ketiga. Lochea sanguinolenta
merupakan cairan yang keluar berwar namerah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ketiga sampai ketujuh. Lochea
serosa merupakan lokia yang mengandung cairan darah dengan
jumlah darah yang lebih sedikit dan lebih banyak mengandung
serum dan lekosit serta robekan plasenta. Locheaserosa berwarna
kecoklatan atau kekuningan dan keluar dari hari ketujuh sampai
hari ke empatbelas .Lochea alba terdiri dari lekosit,selaput lendir
leher rahim,jaringan-jaringan mati yang lepas dalam proses
penyembuhan. Lochea alba berwarna putih dan berlangsung selama
dua sampai enam minggu (Bobak, 2005).
3. Laktasi
Masa laktasi (menyusui) sudah disiapkan sejak dari
kehamilan. Terdapat dua reflex yang masing-masing berperan
sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu reflex
prolactin dan reflex Letdown. Air susu ibu akan mengalami
perubahan mulai dari ASI yang disebut kolostrum sampai dengan
ASI matur.
Kolostrum merupakan cairan yang keluar dari payudara ibu
segera setelah melahirkan dan berwarna kuning.Warna kuning
menandakan tingginya kandungan carotenoid. Kolustrum makan
keluar selama hari pertama sampai hari ketiga dan agak kasar
karena banyak mengandung lemak, sel-sel epitel, dan kadar protein
tinggi. Air susu ibu (ASI) peralihan sudah terbentuk pada hari
keempat sampai hari kesepuluh, kandungan ASI transisi adalah
protein, serta lemak dan karbohidrat. Volume ASI pada masa ini
juga meningkat dan ASI matur akan dihasil kan mulai hari
kesepuluh dan seterusnya. Air susu ibu mengandung protein lebih
rendah, lemak dan karbohidrat lebih tinggi, mineral, air, vitamin,
dan anti mikrobal (Nugroho dkk, 2014).
2.3 Pemantauan Fisiologis Kala IV
TUJUH (7) LANGKAH PEMANTAUAN YANG DILAKUKAN KALA IV
1. Kontraksi rahim
Kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah plasenta lahir
dilakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi.
Dalam evaluasi uterus yang perlu dilakukan adalah mengobservasi
kontraksi dan konsistensi uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah
pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi
dalam waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi
atonia uteri.
2. Perdarahan
Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa
3. Kandung kencing
Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh ibu diminta untuk
kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateterisasi. Kandung kemih yang
penuh mendorong uterus keatas dan menghalangi uterus berkontraksi
sepenuhnya
.4. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidakEvaluasi laserasi
dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi
perineum. Derajat laserasi perineum terbagi atas :
a. Derajat I
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan kulit
perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan,
kecuali jika terjadi perdarahan
b. Derajat II
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada derajat II dilakukan
penjahitan dengan teknik jelujur
c. Derajat III
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
d. Derajat IV
Derajat III ditambah dinding rectum anteriore.
e. Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi
ini memerlukan teknik dan prosedur khusus

Gambar Robekan perineum

5. Uri dan selaput ketuban harus lengkap


6. Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakita.
a. Keadaan Umun Ibu
1) Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan jika
kondisi itu tidak stabil pantau lebih sering
2) Apakah ibu membutuhkan minum
3) Apakah ibu akan memegang bayinya
b. Pemeriksaan tanda vital.
c. Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri:
Rasakan apakah fundus uteri berkontraksi kuat dan berada dibawah
umbilicus. Periksa fundus :
1) 2-3 kali dalam 10 menit pertama
2) Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan.
3) Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
4) Masage fundus (jika perlu) untuk menimbulkan kontraksi
7. Bayi dalam keadaan baik

2.4 Tanda Bahaya Kala IV


Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya:
1. Demam Perdarahan aktif
2. Bekuan darah banyak
3. Bau busuk dari vagina
4. Pusing Lemas luar biasa
5. Kesulitan dalam menyusui
6. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa

Tanda bahaya dan komplikasi kala III dan IV menurut Affandi (2017)
adalah:
1. Retensio plasenta (normal jika plasenta lahir setelah 30 menit bayilahir).
2. Avulsi tali pusat (tali pusat putus dan plasenta tidak lahir).
3. Bagian plasentatertahan (bagian permukaan plasenta yang
menempelpada ibu hilang, bagian selaput ketuban hilang/robek,
perdarahan pascapersalinan, uterus berkontraksi).
4. Atonia uteri (uterus lembek tidak berkontraksi dalam waktu 5 detik
setelah massage uterus, perdarahanpasca persalinan).
5. Robekan vagina, perineum atau serviks (perdarahan pasca
persalinan,plasenta lengkap, uterus berkontraksi).
6. Syok (nadi cepat lemah atau lebih dari 100x/menit, tekanan darahsistolik
kurang dari 90 mmHg, pucat, berkeringat dingin, nafascepatlebih dari
30x/menit, produksi urine sedikit kurang dari 30ml/jam).g
7. Dehidrasi (meningkatnya nadi lebih dari 100x/menit, temperature
tubuhdiatas 38ºC, urine pekat, produksi urine sedikit 30ml/jam).
8. Infeksi (nadi cepat 110 x/menit atau lebih, temperatur suhu >
38°C,kedinginan, cairan vagina yang berbau busuk).
9. Pre-eklampsia ringan (tekanan darah diastolik 90-110
mmHg,proteinuria).
10. Pre-eklampsia berat atau Eklampsia (tekanan darah diastolik 110mmHg
atau lebih, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih dengankejang).
11. Kandung kemih penuh (bagian bawah uterus sulit di palpasi, TFUdiatas
pusat, uterus terdorong/condong kesatu sisi).
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kala IV adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Setelah plasenta lahir
tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Otot-otot uterus
berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta
dilahirkan. Selama empat sampai lima minggu pertama setelah persalinan,uterus
mengalami involusi beratnya menjadi kurang dari setengah berat segera setelah
pascapersalinan dan dalam empat minggu uterus sudah sekecil seperti sebelum
hamil.

3.2Saran

1. Bagi Masyarakat
Bagi suami maupun keluarga diharapkan agar lebih aktif, turut serta
dalam menjaga kesehatan ibu. Dan dapat memberikan secara psikis
maupun moril terhadap ibu yang mengalami masa post
partum.Mendukung kinerja pemerintah dalam menurunkan AKI.
2. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah diharapkan agar berupaya meningkatkan pemberdayaan
tenaga kesehatan khususnya Bidan, agar persalinan dapat ditangani oleh
tenaga ahli secara komprehensip untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi agar terlaksana dengan baik.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan diharapakan agar meningkatkan
mutu dan kualitas pelayanan asuhan kebidanan, serta lebih peka untuk
mengidentifikasi tanda bahaya dalam persalinan agar dapat dengan segera
ditangani

3.3
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi.


Jilid 1 Edisi 2. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Ari Kurniarum.2017. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir


Diakses
:http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-Komprehensif.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-
bab2.pdf

http://eprints.umg.ac.id/3142/3/BAB%202%20TINJAUAN%20TEORI.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai