6 LP Mioma Uteri

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

MIOMA UTERI

1. Review Konsep Anatomi Sistem Reproduksi


1.1 Anatomi

1.2 Fisiologi
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke
arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai
rongga.Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah
7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak
uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan
dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan
membentuk sudut dengan serviks uteri).
Uterus rnempunyai tiga fungsi yaitu dalam siklus menstruasi sebagai
peremajaan endometrium, dalam kehamilan sebagai tempat tumbuh dan
berkembang janin, dan dalam persalinan berkontraksi sewaktu melahirkan dan
sesudah melahirkan (Hacker, 2008).
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan (3) serviks
uteri.Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba Falloppii
masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar.Pada
kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang, Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri
(rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks
yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis, berbentuk
seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh
kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi
sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut
ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum.
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang terletak di
bawah ismus. Di anterior, batas atas serviks yaitu osintema, terletak kurang
lebih setinggi pantulan peritoneum pada kandung kemih. Berdasarkan
perlekatannya pada vagina, serviks terbagi atas segmen vaginal dan
supravaginal. Permukaan posterior segmen supravaginal tertutup peritoneum.
Di bagian lateral, serviks menempel pada ligamentum kardinal; dan di bagian
anterior, dipisahkan dan kandung kemih yang menutupinya oleh jaringan ikat
longgar. Os ekstema terletak pada ujung bawah segmen vaginal serviks, yaitu
porsio vaginalis (Rasjidi, 2008).
Secara histologik dari dalam ke luar, uterus terdiri atas (1) endometrium di
korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri; (2) otot-otot polos; dan (3)
lapisan serosa, yakni peritoneum viserale. Endometrium terdiri atas epitel
kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang
berkeluk-keluk, Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai
arti penting dalam siklus haid perempuan dalam masa reproduksi.
Uterus diberi darah oleh arteria Uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus
asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria Iliaka
Interna (disebut juga arteria Hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum
latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm di atas forniks
lateralis vagina. Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus
adalah arteria Ovarika kiri dan kanan. Inervasi uterus terutama terdiri atas
sistem saraf simpatetik dan untuk sebagian terdiri atas sistem parasimpatetik
dan serebrospinal.

2. Konsep penyakit Mioma Uteri


2.1 Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpang, sehingga dalam kepustakaan  dikenal dengan
istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Mioma uteri merupakan
tumor jinak otot rahim,
disertai jaringan ikatnya,
sehingga dapat dalam
bentuk padat karena
jaringan ikatnya
dominan dan lunak serta
otot rahimnya dominan (
Manuaba, 2007).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot polos dinding uterus.
Mioma merupakan tumor uterus yang yang ditemukan pada 20-25% wanita
diatas umur 35 tahun (Wim de Jong dalam Nurarif dan Kusuma, 2015).

2.2 Etiologi
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor penyebab mioma uteri belum
diketahui, namun ada 2 teori yang menjelaskan faktor penyebab mioma uteri,
yaitu:
a. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :
a) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b) Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
c) Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d) Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma
uteri
b. Teori Cellnest atau Genitoblas
Terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat
pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
estrogen.
Menurut Muzakir (2008) faktor risiko yang menyebabkan mioma uteri
adalah:
a) Usia penderita 
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang
ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan haid). Sedangkan
pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%.
b) Hormon endogen (Endogenous Hormonal) 
Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari
hasil histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa
hormon esterogen endogen pada wanita-wanita menopause pada level
yang rendah/sedikit (Parker, 2007). Otubu et al menemukan bahwa
konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi
dibandingkan jaringan miometrium normal terutama pada fase
proliferasi dari siklus menstruasi (Djuwantono, 2007).
c) Riwayat Keluarga 
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma
uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma
uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita
mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α (a
myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma
yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri (Parker,
2007).
d) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin
berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh
enzim aromatease di jaringan lemak (Djuwantono, 2007). Hasilnya
terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh yang mampu meningkatkan
pprevalensi mioma uteri (Parker, 2007).
e) Makanan
Beberapa penelitian menerangkan hubungan antara makanan dengan
prevalensi atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa daging
sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi menigkatkan
insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma
uteri. Tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin, serat atau
phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri (Parker, 2007).
f) Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus
kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri
(Manuaba, 2007).
g) Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi
melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali.
h) Kebiasaan merokok
Merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri. Diterangkan dengan
penurunan bioaviabilitas esterogen dan penurunan konversi androgen
menjadi estrogen dengan penghambatan enzim aromatase oleh nikotin
(Parker, 2007).

2.3 Tanda dan Gejala


Faktor-faktor yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu :
a. Besarnya mioma uteri
b. Lokalisasi mioma uteri
c. Perubahan pada mioma uteri.

Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal,


intramural, submucous), digolongkan sebagai berikut :
a. Perdarahan abnormal
Perdarahan abnormal yaitu menoragia, menometroragia dan metroragia.
Perdarahan sering bersifat hipermenore dan mekanisme perdarahan tidak
diketahui benar. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu telah
meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas
miometrium (Manuaba, 2007).
b. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, dapat terjadi jika :
a) Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b) Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga Rahim
c) Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d) Terjadi degenerasi merah
c. Tanda-tanda penekanan/pendesakan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma
uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada
pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing
ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa
menyebabkan hidro uretre.
d. Infertilitas
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan pors
interstisialis tubae. 
e. Abortus
Abortus menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang janin dalam
rahim melalui plasenta.
f. Gejala sekunder
Gejala sekunder yang muncul ialah anemia karena perdarahan, uremia,
desakan ureter sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal.

2.4 Patofisiolgis
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi
dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh
darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat
besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor
subcutan berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau
cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid
sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang
mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal
ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
2.5 Pathway
Hormon Riwayat IMT Makanan Kehamilan Paritas
Endrogen Keluarga

Kebiasaan
Usia MIOMA Merokok
UTERI

Perdarahan Pembesaran uterus

Penurunan Ggg. Kurang Ggg. Penekanan


suplai darah hematologi pengetahuan sirkulasi syaraf

Penurunan ANSIETAS Nekrosis


imun tubuh

Radang
KETIDAKEFEKTIFAN RESIKO
PERFUSI JARINGAN INFEKSI
PERIFER NYERI

Penekanan

Kandungan
Uretra Ureter Rektum
kencing

Retensi Hidronefosis Obstipasi/


Poliuria
urine Tenesmus

GANGGUAN
ELIMINASI URINE

2.6 Komplikasi
a. Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari
semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama
beberapa tahun tidak membesar, tapi tiba-tiba mengalami pembesaran,
apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.
b. Torsi (putaran tangkai)
Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran.
Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan
sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak gambaran klinik
dari abdomen akut.
c. Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-
kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal
ini ada ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan
infeksi sekunder.

2.7 Prognosis
Histerektomi dengan menggangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant  melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharuskan SC (Sectio caesaria) pada
persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah
myomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan ⅔ nya memerlukan tindakan
lebih lanjut.

2.8 Penanganan Medis


Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia
dan observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih
disukai apabila janin imatur. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk
kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri
atau obstruksi mekanik.

3. Rencana asuhan klien dengan penyakit Mioma Uteri


3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi atau tidak.
- Pernah dilakukan pembedahan contohnya miomektomi atau tidak.
- Pernah dilakukan kuretase atau tidak.
4. Riwayat kehamilan
1) Gravida: jarang atau tidak pernah hamil.
2) Partus: multipara / nulipara.
3) Abortus: apakah terdapat riwayat abortus atau tidak.
4) Prematur: apakah pernah terjadi persalinan prematur ataukah tidak.
5. Riwayat hormonal
Apakah pasien mengkonsumsi obat hormonal atau tidak sehingga ada
peningkatan estrogen.
6. Riwayat menstruasi
Adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah mengalami :
- Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi dan paling
kuat dan bersifat kolik atau terus menerus.
- Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang tidak teratur
dan tidak ada hubungan dengan siklus haid.
- Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak
daripada biasanya dan terjadi pada siklus yang teratur atau normal
7. Pemeriksaan persistem
1) Breath (B1): Pola nafas efektif/tidak, ekspansi dada, suara nafas
tambahan.
2) Blood (B2): Anemis, pucat, perdarahan pervaginam, tekanan darah bisa
naik atau turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2
detik.
3) Brain (B3): Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS).
4) Bladder (B4):
- Penekanan vesika urinari oleh massa tumor.
- Retensi urine, disuria/ polakisuria, overflow inkontinesia.
- Nyeri tekan pada vesika urinaria.
- Hematuria.
5) Bowel (B5):
- Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal
pada perut bagian bawah.
- Konstipasi
- Auskultasi : peristaltik menurun
6) Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.
8. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin : turun
Albumin : turun
Lekosit : turun/meningkat
Eritrosit : turun
2) USG
Terlihat massa pada daerah uterus.
3) Vaginal Toucher
Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4) Sitologi
Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5) Rontgen
Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakan operasi.
6) ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi.

3.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Risiko Infeksi
3.2.1 Definisi
Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang
dapat mengganggu kesehatan.
3.2.2 Faktor Risiko
 Kurang pengetahuan untuk  Prosedur invasif
menghindari pemajanan patogen  Penurunan hemoglobin
 Obesitas

Diagnosa 2: Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologi (Mioma Uteri)


3.2.3 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan, yang aktual atau potensial, atau
digambarkan dalam hal sedemikia rupa.
3.2.4 Batasan karakteristik
Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat
Objektif
 Posisi untuk menghindari nyeri
 Perubahan tonus otot (dengan rentang berlebihan, peka terhadap rangsang,
dari lemas tidak bertega sampai dan menghela nafas panjang)
kaku)  Wajah topeng (nyeri)
 Respons autonomic (misalnya  Bukti nyeri yang dapat diamati
diaphoresis; perubahan tekanan  Berfokus pada diri sendiri
darah, pernapasan, atau nadi; dilatasi  Gangguan tidur (mata terlihat kuyu,
pupil) gerakan tidak teratur atau tidak
 Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah menentu dan menyeringai)
merintih, menangis, kewaspadaan

Diagnosa 3: Gangguan Eliminasi Urine b.d Obstruksi Anatomik


3.2.5 Definisi
Disfungsi eliminasi urine
3.2.6 Batasan karakteristik
 Anyang-anyangan  Inkontinensia urine
 Disuria  Nokturia
 Dorongan berkemih  Retensi urine
 Inkontinensia  Sering berkemih

3.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Resiko Infeksi
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
 Bersihkan lingkungan setelah dipakai
 Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
 Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Monitor kerentanan terhadap infeksi

Diagnosa 2: Nyeri Akut


2.3.3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC
Skala nyeri, control nyeri, tingkat kenyamanan
Kriteria hasil :
 Mampu mengontrol nyeri
 Melaporkan nyeri berkurang
 Menyatakan rasa nyaman
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
 Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus
hemoragi atau nyeri tekan abdomen.
 Kaji stres psikologi ibu/pasangan dan respons emosional terhadap
kejadian.
 Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan
rasa nyeri
 Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi, misalnya:
napas dalam, visualisasi distraksi
 Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila
prosedur pembedahan diindikasikan.

Diagnosa 3: Gangguan Eliminasi Urine


2.3.5 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC
 Tidak ada residu urine >100-200 cc
 Tidak ada spasme bladder
 Balance cairan seimbang
2.3.6 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
 Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada
inkontinesia (mis., output urine, pola berkemih-kemih, fungsi
kognitif, dan masalah kencing praeksisten).
 Masukkan kateter kemih.
 Memantau asupan dan keluaran.
 Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi dan
perkusi.
4. Daftar Pustaka
Herdman, T. Heather, & Kamitsuri, S. 2015. Nanda Internasional Inc. Diagnosis
Keperawatan: definisi & klarifikasi 2015-2017. Alih bahasa: Keliat, B., A,
et al. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Nurarif, A.,H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction.
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.
Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of
Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine

Banjarmasin, April 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Rida Millati, S.Kep.,Ns ...................................................

Anda mungkin juga menyukai