Anda di halaman 1dari 6

STUNTING PADA ANAK

Tugas Individu
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Gizi dan Diet
Yang dibina oleh Ibu Dr. Nurul Pujiastuti, S.Kep, Ns., M.Kes

Oleh
Riska Fitriani
P17220194052

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
14 APRIL 2020
TOPIK 4

1. Sebutkan pengertian stunting


 Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan
terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang,
ditunjukkan dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2SD. (Kusuma
& Nuryanto, 2013)
 Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi
badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
(Kemkes RI)
 Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan
makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi
mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua
tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase
anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus
(stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur
dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. 
 Kesimpulanya, stunting adalah masalah gizi kronis yang
disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama dengan gambaran menghambatnya pertumbuhan pada anak.

2. Sebutkan tanda – tanda stunting pada anak


 Pertumbuhan melambat
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
 Pubertas terlambat
 Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
 Perawakan anak kerdil saat mencapai usia 2 tahun atau lebih
pendek di umur anak seusianya

3. Jelaskan penyebab stunting


 Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak
dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di
dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Salah
satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein.

 Stunting pada anak bisa disebabkan oleh masalah pada saat


kehamilan, melahirkan, menyusui, atau setelahnya,
seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi.
Selain nutrisi yang buruk, stunting juga bisa disebabkan oleh
kebersihan lingkungan yang buruk, sehingga anak sering terkena
infeksi. Pola asuh yang kurang baik juga ikut berkontribusi atas
terjadinya stunting. Buruknya pola asuh orang tua sering kali
disebabkan oleh kondisi ibu yang masih terlalu muda, atau jarak
antar kehamilan terlalu dekat.
 Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil dan anak balita
 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil,
saat hamil, dan setelah melahirkan
 Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan
kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan)
 Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
 Kurangnya akses makanan bergizi karena ketidakmampuan
biaya

4. Jelaskan dampak akibat stunting


 Dalam jangka pendek :
1. Terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan.
2. Gangguan pertumbuhan fisik.
3. Gangguan metabolisme dalam tubuh.
 Dalam jangka panjang :
1. Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar.
2. Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.
3. Risiko tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker.
4. Disabilitas pada usia tua.
5. Kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada
rendahnya produktivitas ekonomi. (Kemenkes RI, 2016)
Menurut (UNICEF, 2012)
 Prestasi pendidikan yang buruk.
 Lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah
sebagai orang dewasa.
 Lebih rentan terhadap penyakit menular.

5. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian stunting


 Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor dan faktor tersebut saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. UNICEF (1998)
menggambarkan faktor yang berhubungan dengan status gizi
termasuk stunting.
1. Faktor Langsung
- Asupan Gizi dan Peyakit Infeksi, Asupan gizi yang tidak
seimbang, tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi
yang memenuhi syarat gizi seimbang seperti makanan yang
beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman, misalnya bayi
tidak memeperoleh ASI eksklusif.
2. Faktor Tidak Langsung
- Kesediaan pangan tingkat rumah tangga, pola asuh ibu,
pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Ketersediaan pangan tingkat rumah tangga khususnya
pangan untuk bayi 0-6 bulan yaitu ASI eksklusif dan bayi
usia 6-23 bulan yaitu MP-ASI, dan pangan yang bergizi
seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait
pada kualitas pola asuh anak Ketersediaan pangan tingkat
rumah tangga, perilaku atau asuhan ibu dan anak, dan
pelayanan kesehatan dan lingkungan dipengaruhi oleh
masalah utama berupa kemiskinan, pendidikan rendah,
ketersediaan pangan, dan kesempatan kerja. Keseluruhan
dari penyebab masalah gizi di atas dipengaruhi oleh
masalah dasar, yaitu krisis politik dan ekonomi.
 Faktor menurut Soetjiningsih :
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik
yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik
antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh
faktor genetik, sedangkan di negara yang berkembang,
gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik,
juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh
kembang anak yang optimal.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Faktor
lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi faktor
lingkungan pranatal dan postnatal.

Faktor lingkungan pranatal merupakan faktor lingkungan


yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan. Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai
lahir, antara lain adalah gizi ibu pada saat hamil, mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas
dan anoksia embrio.

Faktor lingkungan post-natal merupakan faktor lingkungan


yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir,
secara umum faktor lingkungan post-natal dapat digolongkan
menjadi lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psikososial,
serta faktor keluarga dan adat istiadat.

Faktor keluarga seperti pendidikan orang tua dapat menjadi


faktor penyebab terjadinya permasalahan stunting. Pendidikan
orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Pendidikan orang tua yang baik dapat
memudahkan dalam menerima segala informasi dari luar
terutama mengenai cara pengasuhan anak yang baik, cara
menjaga kesehatan anak, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA :
Kusuma, K. E., & Nuryanto, N. (2013). Faktor risiko kejadian stunting pada anak

usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur).

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/tanda-anak-stunting-adalah/

http://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-
pola-asuh-dan-sanitasi

Anda mungkin juga menyukai