Anda di halaman 1dari 11

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.

1, Februari 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DAN MEDIA


PENUNJANG MATERI AJAR UNTUK MELATIHKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS

M. Mahfuziannor, Suyidno, Syubhan An’nur


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
qieb.zie@gmail.com

ABSTRAK: Rendahnya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa Indonesia
salah satunya disebabkan karena LKS yang beredar kebanyakan hanya berisi ringkasan
materi dan soal-soal, sehingga belum efektif melatihkan keterampilan proses sains. Oleh
karena itu dilakukan penelitian bertujuan menghasilkan LKS dan media penunjang untuk
melatihkan keterampilan proses sains. Tujuan khusus penelitian adalah mendeskripsikan
kelayakan LKS dan media penunjang, keterampilan proses sains, dan respon siswa.
Ujicoba dilakukan pada 21 siswa SMPN 1 Candi Laras Selatan. Desain penelitian
menggunakan model pengembangan ADDIE. Pengumpulan data menggunakan lembar
validasi, pengamatan, angket respon, dan dokumentasi serta teknik analisis data secara
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian menunjukkan (1) LKS yang
dikembangkan sangat layak dalam format/isi LKS, kebahasaan dan penampilan fisik
dengan reliabilitas 0,65; (2) Media penunjang yang dikembangkan sangat layak dalam
fungsi/kegunaan dan penampilan fisik dengan reliabilitas 0,80; (3) Keterampilan proses
sains siswa sebesar 14,29% sangat terampil dan 85,71% terampil. Siswa terampil dalam
mengamati, merumuskan hipotesis, melakukan penyelidikan, membaca hasil pengukuran,
menganalisis data, memprediksi, dan menarik kesimpulan, tetapi cukup terampil dalam
mengidentifikasi variabel; dan (4) Respon positif siswa dalam hal minat dan sikap
terhadap LKS dan media penunjang. Diperoleh simpulan bahwa LKS dan media
penunjang materi ajar kemagnetan efektif untuk melatihkan keterampilan proses sains
siswa SMP.

Kata kunci: lembar kegiatan siswa, media penunjang materi ajar, keterampilan
proses sains.

PENDAHULUAN manusia, baik aspek kemampuan,


Presiden Susilo Bambang kepribadian, maupun tanggung jawab
Yudhoyono dalam kuliah umum di sebagai warga negara Indonesia.
Universitas Indonesia 6 Agustus 2007 Pemerintah bertanggung jawab untuk
dan Universitas Airlangga 4 September selalu menyempurnakan mutu
2007 menegaskan pentingnya sains dan pendidikan sains agar mampu
teknologi dalam meningkatkan menghasilkan sumber daya manusia
kesejahteraan rakyat Indonesia. Indonesia yang siap menghadapi
Peningkatan mutu pendidikan sains pesatnya perkembangan ilmu
menjadi bagian terpadu dari upaya pengetahuan dan teknologi (Kadiman,
peningkatan kualitas sumber daya 2008). Salah satu upaya terbaru

78
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

pemerintah adalah rencana memberikan tanggapan terhadap


implementasi kurikulum 2013 pada pendapat orang lain (Rustaman, 2005).
tahun 2013. Keterampilan tersebut dapat dilatihkan
Hasil studi Total Factor dengan memanfaatkan LKS yang
Productivity (TFP) sebagai ukuran berorientasi keterampilan proses sains
untuk mengetahui peran sains dan yang dilengkapi dengan media
teknologi sebagai sumber pertumbuhan penunjang berupa kit praktikum,
ekonomi tercatat bahwa TFP pada tahun gambar, dan lain-lain sehingga
2007 hanya sebesar 1,38 persen. Selain memudahkan guru untuk menjadi
itu, Growth Competitive Index (GCI) fasilitator bagi siswa untuk
dalamThe Global Competitiveness mengembangkan pengetahuan serta
Report 2006 menempatkan Indonesia keterampilan proses sainsnya. Menurut
pada peringkat 54 dari 55 negara, Hamalik (2008) pemilihan dan
terendah di ASEAN (Wahyuni, 2009). penggunaan LKS dan media penunjang
Hal tersebut menunjukkan bahwa yang tepat akan membuat siswa lebih
kemampuan sains dan teknologi siswa aktif dan berpartisipasi dalam
Indonesia masih tergolong rendah, siswa pembelajaran serta memberikan kesan
terbiasa menerima informasi dari guru penglihatan yang lebih jelas bagi siswa
selama proses pembelajaran sehingga sehingga materi pelajaran lebih mudah
belum terbiasa menggunakan diingat dan dipahami. Berkaitan dengan
keterampilan proses sains dalam keterampilan proses sains, penggunaan
mengekplorasi informasi yang LKS dan media penunjang yang sesuai
dipelajari. akan memberikan pengalaman langsung
Keterampilan proses sains kepada siswa saat proses pembelajaran
merupakan keterampilan proses sehingga pembelajaran menjadi
melibatkan keterampilan kognitif atau bermakna sekaligus juga melatih
intelektual, manual, dan sosial. keterampilan proses sains siswa.
Keterampilan kognitifdengan Hasil penelitian Prasetyo, dkk.
melakukan keterampilan proses siswa (2012) menunjukkan bahwa LKS fisika
menggunakan pikirannya, keterampilan berbasis pendekatan inkuiri terbimbing
manual terlibat dalam pengggunaan alat valid untuk meningkatkan keterampilan
dan bahan, pengukuran, atau perakitan proses sains siswa Rintisan Sekolah
alat, keterampilan social dalam hal kerja Bertaraf Internasional (RSBI). Hasil
sama dalam kelompok maupun penelitian Sunyono (2008) menyatakan

79
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

bahwa siswa mudah melakukan (1) Analisis


praktikum dengan menggunakan LKS Gafur (2012) mengemukakan
IPA, guru pun mudah menilai hasil bahwa analisis dilakukan untuk
kegiatan praktikum siswa dengan menentukan kebutuhan belajar, apa yang
menggunakan LKS IPA. Selain itu, hasil akan diajarkan, kompetensi dan
penelitian Nurmaya (2012) keterampilan yang diharapkan dimiliki
menunjukkan adanya peningkatan siswa setelah belajar. Langkah analisis
keterampilan proses sains siswa setelah yang dilakukan terdiri atas tiga
diterapkan kegiatan pembelajaran langkahyaitu, analisis kinerja
berbasis praktikum. (performance analysis), analisis
Berdasarkan uraian di atas, peneliti kebutuhan (need analysis) dan analisis
akan mengembangkan LKS dan media tugas (task analysis).
penunjang materi ajar kemagnetan untuk (2) Desain
melatihkan keterampilan proses sains Gafur (2012: 40) menyebutkan
siswa SMP. Penelitian ini diharapkan kegiatan yang dilakukan pada tahap
dapat berperan sebagai salah satu desain meliputi: “merumuskan
pendukung bagi para guru untuk kompetensi (tujuan pembelajaran
menujupemenuhan tuntutan khusus), menentukan materi
profesionalisme. pembelajaran, strategi, media, evaluasi
dan sumber.” Langkah desain terhadap
program pembelajaran memfokuskan
METODE PENELITIAN
upaya untuk menyelidiki masalah
Penelitian yang dilakukan
pembelajaran yang sedang dihadapi
merupakan penelitian pengembangan
disertai dengan menentukan pengalaman
terhadap LKS pada pokok bahasan
belajar yang perlu dimiliki oleh siswa
kemagnetan IPA fisika kelas IX SMP
selama mengikuti proses pembelajaran.
dan media penunjang pembelajaran pada
Penelitian ini mencoba membuat
percobaan membuat dan menghilangkan
dan menyediakan sarana berupa LKS
sifat kemagnetan. Langkah-langkah
dan media penunjang yang memudahkan
pengembangan dalam penelitian ini
guru untuk mengaktifkan dan
menggunakan model pengembangan
memberikan pengalaman langsung
perangkat pembelajaran ADDIE.
kepada siswa dalam pembelajaran.
Adapun prosedur pengembangan
(3) Pengembangan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:

80
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

Pengadaan bahan ajar perlu dikembangkan. Hasil penilaian


disesuaikan dengan tujuan pembelajaran berupa saran dari pakar dan praktisi
spesifik dan mencakup kegiatan memilih yang menilai digunakan untuk
dan menentukan metode, media, serta merevisi LKS dan media penunjang
strategi pembelajaran yang sesuai. draf II sehingga dihasilkan draf II
Dalam hal ini peneliti mengembangkan yang lebih berkualitas.
perangkat berupa LKS dan media 2) Ujicoba terbatas
penunjang untuk melatihkan Ujicoba terbatas dilakukan
keterampilan proses sains. dilaksanakan sebagai upaya untuk
(4) Implementasi memperoleh masukan, koreksi dan
Langkah implementasi sering perbaikan terhadap LKS dan media
diasosiasikan dengan penye-lenggaraan penunjang draf IIdan melihat
atau pelaksanaan program pembelajaran keefektifannya di kelas untuk
itu sendiri yang dalam hal ini berupa melatihkan keterampilan proses
ujicoba LKS dan media penunjang yang sains kepada siswa.
dikembangkan kepada siswa. Tujuan Hasil ujicoba kelas dilakukan
utama dari tahap implementasi ini yaitu analisis dan digunakan untuk merevisi
untuk mengetahui penguasaan LKS dan media penunjang draf II yang
keterampilan proses sains siswa yang kemudian berlanjut ke draf III yang
diuji cobakan serta respon siswa selanjutnya dijadikan laporan skripsi.
terhadap LKS dan media penunjang
yang dikembangkan. HASIL DAN PEMBAHASAN
(5) Evaluasi LKS yang dikembangkan terdiri
Evaluasi dapat didefinisikan dari LKS 1 tentang cara pembuatan dan
sebagai sebuah proses yang dilakukan penentuan kutub-kutub magnet, LKS 2
untuk memberikan nilai terhadap tentang faktor-faktor yang
program pembelajaran yang mempengaruhi ggl induksi, dan LKS 3
dikembangkan. Evaluasi program tentang prinsip kerja tranformator.
pembelajaran meliputi: Media penunjang yang dikembangkan
1) Penilaian LKS dan media penunjang hanya berupa media penunjang untuk
Penilaian LKS dan media penunjang LKS 1, sementara untuk LKS 2 dan
dimintakan kepada pakar dan LKS 3 media penunjang tidak
praktisi berkaitan dengan kelayakan dikembangkan karena alat dan bahan
LKS dan media penunjang yang untuk percobaannya sudah tersedia di

81
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

sekolah dan siap digunakan. Sebelum perangkat dan telah direvisi melalui
diujicobakan produk pengembangan validasi pakar dan praktisi.
ditelaah oleh tim dosen selaku LembarKegiatanSiswa (LKS)
pembimbing dalam pengembangan Adapun hasil validasi LKS dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Hasil validasi LKS


Hasil Validasi
No Aspek
Nilai Rata-rata Kriteria
1 Format LKS 4,60 Sangat layak
2 Isi LKS 4,80 Sangat Layak
3 Kebahasaan 4,07 Sangat Layak
4 Penampilan Fisik 4,27 Sangat Layak
Rata-rata 4,44 Sangat Layak

Tabel 1 menunjukkan bahwa menyatakan validasi terhadap LKS yang


hasilvalidasi LKS yang terdiridari dikembangkan memberikan interpretasi
format LKS, isi LKS, kebahasaan, dan sangat layak.Setelah divalidasi, validator
penampilan fisik mendapat nilai rata- memberikan saran yaitu agar LKS yang
rata 4,44. Hal ini menunjukkan bahwa dikembangkan lebih tipis lagi,
LKS yang dikembangkan sangat layak perhatikan kesesuaian gambar dengan
digunakan dan diujicobakan. Penentuan materi LKS, dan desain untuk setiap
validitas dilakukan menggunakan LKS harus konsisten.
rentang penilaian terhadap rata-rata Hasil uji reliabilitas instrumen
penilaian validasi yang diberikan oleh validasi produk LKS yang dilakukan
validator. Hasil perhitungan secara oleh para pakar dan praktisi, disajikan
umum berada pada rentang 4 < P ≤ 5, dalam Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2 Kontingensi penilaian LKS


Skala Nilai 1 2 3 4 5
1 - - - - -
2 - - - - -
3 - - - 12 -
4 - - - 4, 7, 11, 13, 14, 16, 20
5 - - - 1, 5, 15, 17, 18, 19 2, 3, 6, 8, 9, 10
KK = Koefisien Kesepakatan = 0,65
Interpretasi reliabilitas= reliabel, dengan derajat reliabilitas
sedang

82
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

Pengujian reliabilitas LKS yang dilakukan antar pengamat


memperlihatkan bahwa terdapat 13 terhadap LKS yang dikembangkan
indikator yang dinilai sama oleh para reliabel dengan derajat reliabilitas
penilai, dan 7 indikator yang dinilai sedang.
berbeda oleh para penilai. Hasil Media Penunjang
perhitungan menunjukkan koefisien Hasil validasi media penunjang
reliabilitas penilaian 0,65, dan hasil ini dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
menginterpretasikan bahwa penilaian

Tabel 3 Hasil validasi media penunjang


Hasil Validasi
No. Aspek
Nilai Rata-rata Kriteria
1 Fungsi/kegunaan 4,60 Sangat layak
2 Penampilan Fisik 4,40 Sangat Layak
Rata-rata 4,50 Sangat Layak

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil perhitungan secara umum berada pada


validasi media penunjang yang terdiri rentang 4 < P ≤ 5, menyatakan validasi
dari fungsi/kegunaan dan penampilan terhadap media penunjang yang
fisik mendapat nilai rata-rata 4,50. Hal dikembangkan memberikan interpretasi
ini menunjukkan bahwa media sangat layak untuk menunjang LKS.
penunjang yang dikembangkan sangat Setelah divalidasi, validator memberikan
layak digunakan dan diujicobakan. saran yaitu agar media penunjang yang
Penentuan validitas dilakukan dikembangkan multifungsi, mudah
menggunakan rentang penilaian digunakan, dan pastikan paku besar atau
terhadap rata-rata penilaian validasi baut yang digunakan mudah diganti atau
yang diberikan oleh validator. Hasil dipindahkan.

Tabel 4 Kontingensi penilaian media penunjang


Skala Nilai 1 2 3 4 5
1 - - - - -
2 - - - - -
3 - - - - -
4 - - - 4, 6, 8, 9
5 - - - 2, 3 1, 5, 7, 10
KK = Koefisien Kesepakatan = 0,80
Interpretasi reliabilitas = reliabel, dengan derajat
reliabilitas tinggi

83
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

Hasil uji reliabilitas terhadap dikembangkan reliabel dengan derajat


validitas media penunjang secara reliabilitas tinggi.
keseluruhan menunjukkan instrumen Keterampilan proses sains
penilaian produk penelitian reliabel.. Rata-rata hasil penilaian
Hasil pengujian menunjukkan koefisien keterampilan proses sains untuk masing
reliabilitas 0,80 dan hasil ini menginter- aspek-aspek dari keseluruhan siswa
pretasikan bahwa penilaian yang secara sederhana disajikan dalam Tabel
dilakukan antar pengamat terhadap 5 berikut.
media yang menunjang LKS yang

Tabel 5 Hasil pengamatan keterampilan proses sains setiap aspek


LKS 1 LKS 2 LKS 3
Aspek Rata- Inter- Rata- Inter- Rata- Inter-
rata pretasi rata Pretasi rata pretasi
Mengamati 4,24 ST 4,33 ST 3,95 T
Merumuskan hipotesis 3,90 T 3,95 T 4,05 T
Mengidentifikasi variable 3,38 CT 3,86 T 3,38 CT
Melakukan penyelidikan 3,90 T 4,19 T 4,24 ST
Membaca hasil
3,81 T 3,95 T 4,00 T
pengukuran
Menganalisis data 3,86 T 4,00 T 4,29 ST
Memprediksi 3,81 T 3,95 T 4,19 T
Menarik kesimpulan 3,62 T 3,86 T 3,67 T
Mengkomunika-sikan 3,67 T 4,05 T 3,81 T
Rata-rata
Keterangan: ST = Sangat TerampilCT = Cukup Terampil
T = Terampil

Hasil pengamatan keterampilan


proses sains siswa

100 76,19
90 66,67
80 57,14
70 Sangat Terampil
60
50 33,33
40 23,81 19,05 23,81 Terampil
30
20 0,00 0,00
10 Cukup terampil
0
LKS 1 LKS 2 LKS 3
(%) (%) (%)

Gambar 1 Diagram hasil pengamatan keterampilan proses sains siswa

84
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

Secara keseluruhan, setiap aspek lewat penampilan fisik LKS yang


keterampilan proses sains untuk semua menarik. Sanjaya (2006) menyatakan
siswa berada pada kategori terampil bahwa LKS maupun media yang
sehingga dapat dikatakan bahwa LKS digunakan dalam pembelajaran yang
dan media penunjang yang paling baik itu mampu memberikan
dikembangkan mampu melatihkan pengalaman langsung kepada siswa
keterampilan proses sains kepada siswa. berupa pengalaman konkret sebagai
Hal ini senada dengan Suyanto (2011) hasil dari aktivitas sendiri, agar ketika
yang menyatakan bahwa LKS proses pembelajaran selesai siswa tidak
mempunyai fungsi antara lain sebagai hanya memiliki kemampuan kognitif
panduan siswa dalam pembelajaran dan tapi juga memiliki keterampilan afektif
sebagai lembar pengamatan yang berisi dan psikomotor.
alat dan bahan, prosedur kerja, tabel Respon siswa
hasil pengukuran atau pengamatan. LKS Respon siswa terhadap LKS dan
juga bisa berfungsi sebagai lembar media penunjang yang dikembangkan
penemuan (discovery) serta secara umum ditunjukkan pada Tabel 6
meningkatkan minat siswa untuk belajar berikut.

Tabel 6 Respon siswaterhadap LKS dan media penunjang


Hasil Penilaian/Pendapat (%)
Indikator Baik Cukup Kurang Tidak Baik
Baik Baik
Minat 40,95 45,71 13,33 -
LKS
Sikap 29,17 45,5 22,68 3,48
Rata-rata 35,06 45,60 18,00 1,74
Hasil
Baik (+) = 80,68 Kurang Baik (-) = 19,32
respon
Minat 36,91 47,62 15,48 -
Sikap 30,16 53,97 15,08 0,79
Media
Rata-rata 33,53 50,79 15,28 0,39
penunjang
Hasil
Baik (+) = 84,32 Kurang Baik (-) = 15,68
respon

Secara umum respon siswa mengaktifkan siswa dan melatihkan


terhadap LKS yang dikembangkan bisa keterampilan proses sains, serta menarik
dikatakan positif berdasarkan aspek minat siswa jika LKS serupa digunakan
minat dan sikap yang mendapatkan pada materi atau mata pelajaran yang
respon baik dari 80,68% siswa, yang lain.
dalam hal ini berarti LKS yang Secara umum respon siswa
dikembangkan sudah mampu terhadap media penunjang yang

85
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

dikembangkan bisa dikatakan positif kelayakan dalam fungsi/kegunaan


berdasarkan aspek minat dan sikap yang dan penampilan fisik dengan
mendapatkan respon baik dari 84,32% reliabilitas 0,80 (reliabilitas tinggi).
siswa, yang dalam hal ini berarti media (3) Keterampilan proses sains siswa
penunjang yang dikembangkan sudah menunjukkan sebesar 14,29%
mampu memberikan pengalaman sangat terampil dan 85,71%
langsung kepada siswa dan terampil. Secara umum
memudahkan siswa dalam memahami keterampilan proses sains pada
materi pelajaran, serta menarik minat aspek mengamati, merumuskan
siswa jika media penunjang serupa hipotesis, identifikasi variabel,
digunakan pada materi atau mata melakukan penyelidikan, membaca
pelajaran yang lain. Hal ini senada hasil pengukuran, menganalisis
dengan Suyanto (2011) yang data, memprediksi, dan menarik
menyatakan bahwa LKS dan media yang kesimpulan dalam kategori
digunakan harus mampu meningkatkan terampil, tetapi pada LKS 1 dan
minat siswa untuk belajar lewat LKS 3 siswa cukup terampil dalam
penampilan fisik LKS yang menarik mengidentifikasi variabel.
serta meningkatkan aktivitas siswa (4) Siswa memberikan respon positif
dalam pembelajaran. dalam hal minat dan sikap terhadap
LKS dan media penunjang yang
SIMPULAN dikembangkan untuk melatihkan
Penelitian pengambangan LKS dan keterampilan prosessains, karena
media penunjang menghasilkan 80,66% siswa memberikan respon
beberapa temuan penelitian sebagai baik terhadap LKS dan 84,32%
berikut: memberikan respon baik terhadap
(1) LKS yang dikembangkan sangat media penunjang.
layak digunakan, karena memenuhi Berdasarkan temuan penelitian di
kelayakan dalam format dan isi atas, dapat disimpulkan bahwa LKS dan
LKS, kebahasaan dan media penunjang materi ajar
penampilan fisik dengan reliabilitas kemagnetan efektif untuk melatihkan
0,65 (reliabilitas sedang). keterampilan proses sains siswa SMP.
(2) Media penunjang yang
dikembangkan sangat layak
digunakan karena memenuhi

86
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. (2011). Modul keterampilan-
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
keterampilan proses sains.
Suatu Pendekatan Praktik.
Surabaya: UNESA Pusat Sains dan
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Matematika Sekolah.
Direktorat Pembinaan SMA. (2010).
Nurmaya, I. (2012). Penerapan
Juknis Penyusunan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Praktikum
Penilaian Afektif di SMA. Jakarta:
untuk Meningkatkan Keterampilan
Kementerian Pendidikan dan
Proses Sains dan Penguasaan
Kebudayaan.
Konsep Siswa kelas X pada Konsep
Insekta. Bandung: Universitas
Gafur, A. (2012). Desain Pembelajaran:
Pendidikan Indonesia.
Konsep, Model, Aplikasinya dalam
Perencanaan Pelaksanaan
Prasetyo, Z.K., Delthawati I.R. & I.
Pembelajaran. Yogyakarta:
Wilujeng. (2012). Pengembangan
Ombak.
LKS Fisika Berbasis Pendekatan
Inkuiri Terbimbing untuk Program
Hamalik, O. (2008). Perencanaan
RSBI dalam Meningkatkan
Pengajaran Berdasarkan
Keterampilan Proses Sains. Vol.1
Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi
No.1 Agustus.
Aksara.
http://journal.student.uny.ac.id/jurn
al/artikel/518/46/78.html. Diakses,
Harjanto. (2010). Perencanaan
3 Maret 2013.
Pengajaran. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Ratumanan, T.G. & Theresia L. (2003).
Evaluasi Hasil Belajar yang
Ismail, A. (2013). Lembar Kerja Siswa
Relevan dengan Kurikulum
(LKS).http://lifeisducation09.blogsp
Berbasis Kompetensi. Surabaya:
ot.com/2013/03/lembar-kerja-
Unipress Unesa.
siswa-lks.html.Diakses, 19 April
2013.
Rustaman, N. (2005). Pengembangan
Butir Soal Keterampilan Proses
Kadiman, K. (2008). Membangun Daya
Sains.http://onengdalilah.blogspot.c
saing, Kemandirian Sains, dan
om/2009/02/pengemba-ngan-butir-
Teknologi Bangsa.
soal-keterampilan.html#links.
http://setneg.go.id/index.php.option
Diakses, 3 Maret 2013.
comcontent&task=view&id=2261&
Itemid=219. Diakses, 3 Maret 2013.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Majid, A. (2011). Perencanaan
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakaya.
Sunyono. (2008). Development of
Student Worksheet Base on
Mukhan, S. (2011). Pengertian Media
Environment to Sains Material of
pembelajaran.
Yunior High School in Class VII on
http://id.shvoong.com/social-
Semester 1. Proceding of the 2nd
sciences/education/2157864-
International Seminar of Science
pengertian-media-
Education: UPI. Hlm: 1-12.
pembelajaran.html. Diakses, 9
Maret 2013.

87
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 2 no.1, Februari 2014

Suyanto, S., Paidi, dan I. Wilujeng. Trianto. (2008). Mendesain


(2011). Lembar Kerja Siswa (LKS). Pembelajaran Kontekstual di
Disampaikan dalam acara Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka
pembekalan guru daerah terluar dan Publisher.
tertinggal di Akademi AU.
Yogyakarta. Wahyuni, A.D. (2009). Penyebab
Rendahnya Kualitas Pendidikan di
Tim Revisi. (2007). Pedoman Penulisan Indonesia.
Karya Ilmiah Skripsi, Artikel dan http://blog.umy.ac.id/anadwiwahyu
Makalah Edisi Keempat. ni/pendidikan/penyebab-rendahnya-
Banjarmasin: Jurusan PMIPA, kualitas-pendidikan-di-
FKIP UNLAM. indonesia/html. Diakses, 3 Maret
2013.

88

Anda mungkin juga menyukai