Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PMRI TOPIK LITERASI FINANSIAL

PADA ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII

Trisia Wati, Zulkardi, dan Ely Susanti


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sriwijaya
watitrisia@yahoo.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan : (1) menghasilkan bahan ajar PMRI topik
Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial yang valid dan praktis di kelas VII, dan
(2) mengetahui efek potensial terhadap hasil belajar dari pengembangan bahan
ajar PMRI topik Literasi Finansial pada Aritmatika Sosial di kelas VII. Jenis
penelitian yang digunakan adalah Design Research tipe Development Study.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Fatimah SMP IT Bina Insani
Kayuagung tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data adalah dengan
walk through, dokumen, tes, angket, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini
adalah: (1) Penelitian ini telah menghasilkan bahan ajar PMRI topik Literasi
Finansial pada Aritmatika Sosial yang valid dan praktis. (2) Bahan ajar PMRI
yang dikembangkan memiliki efek potensial terhadap hasil belajar.

Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar, PMRI, Literasi Finansial,


Aritmatika Sosial

DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS PMRI TOPICS ON


FINANCIAL LITERACY CLASSES SOCIAL ARITHMETIC VII

Abstract:This study aims to: (1) produce Realistic Mathematic Education (RME)
learning materials for topic Financial Literacy in Social Arithmetic that valid and
practical in class VII, and (2) determine the potential effects on learning
outcomes from the development of teaching materials RME topic of Financial
Literacy in Social Arithmetic in class VII. This type of research is the type of
Development Research Design Study. The subjects were students of class VII
Fatimah SMP IT Bina Insani Kayuagung academic year 2014/2015. Data
collection techniques is to walk through, documents, tests, questionnaires, and
interviews. Results from this study are: (1) This research has produced teaching
materials PMRI Financial Literacy topics in Social Arithmetic valid and
practical. (2) Learning materials developed RME have a potential effect on
learning outcomes.

Keywords: Development, Teaching Material, PMRI, Financial Literacy, Social


Aritmethic

1
PENDAHULUAN memiliki empat konten yaitu, uang
Programme International for dan transaksi (money and
Student Assesment (PISA) transaction), rugi dan untung (risk
merupakan suatu bentuk evaluasi and reward), perencanaan dan
kemampuan dan pengetahuan yang pengelolaan keuangan (planning and
dirancang untuk siswa usia 15 tahun. managing financial),dan investasi
PISA merupakan suatu proyek dari (financial landscape) (OECD, 2012 :
Organization for Economic Co- 15).
operation and Development (OECD) Dalam beberapa tahun
yang diselenggarakan tiga tahun terakhir, banyak negara maju dan
sekali dan pertama kali negara berkembang yang khawatir
diselenggarakan pada tahun 2000 tentang tingkat literasi finansial
dalam bidang membaca, matematika warganya. Hal ini disebabkan oleh
dan sains (NCES, 2002 : 2). menyusutnya sistem dukungan
Khusus pada bidang publik dan swasta, pergeseran
Matematika pada tahun 2012 topik demografi, termasuk penuaan
PISA ditambah dengan literasi penduduk, dan perkembangan
finansial. Literasi finansial keuangan pasar. Kekurangan literasi
merupakan suatu pengetahuan dan finansial merupakan salah satu faktor
pemahaman mengenai konsep- yang menyebabkan krisis keuangan
konsep keuangan dan risiko, tersebut. Akibatnya, literasi finansial
keterampilan, motivasi dan sekarang diakui oleh global sebagai
kepercayaan diri untuk menerapkan elemen penting dari stabilitas
pengetahuan dan pemahaman dalam ekonomi, keuangan dan
membuat keputusan yang efektif di pembangunan (INFE dikutip OECD,
berbagai konteks keuangan, serta 2012 : 7).
dalam meningkatkan kesejahteraan Sebagai negara berkembang,
keuangan individu dan masyarakat, Indonesia juga terkena dampak dari
dan untuk memungkinkan partisipasi masalah diatas, meskipun
dalam kehidupan ekonomi (OECD, sebelumnya Indonesia sudah
2012 : 13). Literasi finansial melakukan hal-hal preventif,

2
misalnya dengan memberikan umumnya dalam pembelajaran
pengetahuan tentang literasi finansial cenderung hanya dihadapkan pada
dalam pembelajaran Matematika. suatu soal yang harus dikerjakan
Pada pembelajaran Matematika, dengan suatu rumus tertentu yang
literasi finansial diajarkan pada membuat siswa bosan sehingga
materi Aritmatika Sosial. Literasi menjadi kurang memahami materi
finansial memiliki kesamaan dengan (Nilasari: 2011), seperti kesulitan
Aritmatika Sosial yaitu sama-sama dalam menentukan laba, rugi, rabat,
membahas mengenai uang, bruto, neto dan tara karena siswa
bagaimana uang itu diperoleh dan hanya menghafalkan rumus
bagaimana cara untuk (Purwaningsih, dkk : 2014).
menggunakannya dalam kehidupan Mengingat pentingnya
sehari-hari (COL, 2001 : 2). Oleh pengetahuan literasi finansial
karenanya, pemerintah tersebut, kemendikbudakan memulai
mencantumkan materi Aritmetika edukasi finansial dengan program
Sosial dalam kurikulum. Hal ini bantuan dana berupa uang tunai
sejalan dengan Permendikbud No. 68 untuk siswa yang tidak mampu
tahun 2013 mengenai kerangka dasar melalui perbankan yang akan
dan struktur kurikulum SMP/MTs bekerjasama dengan Bank
yang memuat materi Aritmatika Pembangunan Daerah (BPD),
Sosial (Kemendikbud, 2013). sehingga semua anak sudah
Meskipun pengetahuan mengetahui mengenai perbankan
literasi finansial sudah terintegrasi sejak sekolah dasar. Selain itu,
dalam kurikulum, akan tetapi literasi finansial juga sejalan dengan
hasilnya masih belum memuaskan. kurikulum 2013 yang memuat tiga
Misalnya, banyak siswa yang masih kompetensi terhadap siswa yaitu
mengalami kesulitan untuk kompetensi pengetahuan, kompetensi
menyelesaikan persoalan yang keterampilan seperti bagaimana cara
berkaitan dengan harga beli, harga menyimpan uang, hingga kompetensi
jual, laba dan diskon (Yuliastuti : sikap (Hukum Online : 2013).
2014). Kemudian siswa pada

3
Sesuai dengan kurikulum Hal yang perlu diperhatikan
KTSP pembelajaran berpusat pada dalam menetapkan materi pelajaran
potensi, perkembangan, kebutuhan, adalah materi hendaknya sesuai
dan kepentingan peserta didik dan dengan tujuan instruksional, sesuai
lingkungannya, serta dengan tingkat
pembelajarannya berpusat pada pendidikan/perkembangan siswa
peserta didik (BSNP dikutip pada umumnya, materi hendaknya
Wardhani : 2008). Kemudian pada terorganisasi secara sistematik dan
kurikulum 2013 pembelajaran berkesinambungan, dan mencakup
berpusat pada peserta didik serta hal-hal yang bersifat faktual maupun
pembelajaran terisolasi menjadi konseptual (Ibrahim & Syaodih,
pembelajaran secara jejaring 2003:102).
sehingga peserta didik dapat Menurut Sembiring (2010)
menimba ilmu dari siapa saja dan PMRI merupakan suatu gerakan
dari mana saja (Kemendikbud : untuk mereformasi pendidikan
2013). Jadi, kurikulum KTSP dan matematika di Indonesia.
kurikulum 2013 pembelajarannya Karakteristik dari pendekatan
sama-sama berpusat kepada peserta tersebut adalah: siswa lebih aktif
didik agar lebih aktif dalam proses berpikir, konteks dan bahan ajar
pembelajaran. terkait langsung dengan lingkungan
Dalam pengimplementasian sekolah dan siswa, peran guru lebih
kurikulum 2013 pada pembelajaran aktif dalam merancang bahan ajar
matematika diperlukan bahan ajar dan kegiatan kelas. Sementara
dan memperhatikan pendekatan menurut Zulkardi (2002) dalam
pembelajaran yang bersesuaian agar PMRI, titik awal dari pembelajaran
tujuan pembelajaran tercapai matematika harus berdasarkan
(Kemendikbud, 2013). Salah satu pengalaman nyatasiswayang
pendekatan yang karakteristiknya memungkinkan mereka untuk
sesuai dengan kurikulum 2013 menjadi segera terlibat dalam
adalah PMRI (Putri : 2013). kontekstualsituasi. Oleh karena itu,
dalam PMRI siswa akan diajak

4
menelaah kaitan langsung sumbangan positif dalam
matematika dengan kehidupan, siswa pembelajaran di sekolah; dan (4)
akan dibiasakan untuk memecahkan dapat dijadikan referensi bagi
permasalahan kehidupan dengan peneliti lainnya.
menggunakan konsep matematika
yang telah mereka pelajari. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas Subjek penelitian ini adalah
rumusan masalah dalam penelitian siswa kelas VII Fatimah SMP IT
ini adalah : (1) bagaimana Bina Insani Kayuagung yang
karakteristik bahan ajar PMRI yang dilaksanakan pada semester genap
valid dan praktis?; (2) bagaimana tahun ajaran 2014/2015.
efek potensial yang muncul dari Dalam penelitian ini, metode
bahan ajar yang dikembangkan? yang digunakan adalah
Kemudian, tujuan penelitian ini pengembangan atau development
adalah untuk menghasilkan bahan research tipe development study.
ajar yang valid, praktis, dan memiliki Penelitian pengembangan ini terdiri
efek potensial. Selain itu, penelitian dari tiga tahap yaitu analisis, desain,
ini bermanfaat untuk : (1) siswa dan evaluasi (Akker, 2006). Pada
dalam menyelesaikan topik literasi tahap evaluasi, digunakan tahap-
finansial; (2) sebagai bahan ajar yang tahap Formative Evaluation menurut
dapat digunakan guru dalam proses Tessmer (1993) dalam Zulkardi
pembelajaran; (3) memberikan (2006).
Expert
Review

Self Revisi Revisi Small Revisi Field


Evaluation
Revisi Group Test

One-to-
One

Gambar 1. Tahap-Tahap Formative EvaluationMenurut Tessmer (1993)


dalam Zulkardi (2006)

5
Penelitian ini Teknik pengumpulan data
mengembangkan bahan ajar PMRI meliputi validasi instrument (walk
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) through), dokumen, tes, angket dan
materi aritmatika sosial sub pokok wawancara. Kemudian setelah semua
materi diskon, pajak, dan bunga data diperoleh, dilakukan analisis
tunggalyang memenuhi kriteria secara deskriptif meliputi analisis
valid, praktis, dan memiliki efek data kevalidan (walk through),
potensial. Untuk keperluan ini, maka analisis dokumen, analisis data tes,
instrument yang digunakan dalam analisis data angket, dan analisis data
penelitian berupa lembar validasi wawancara.
bahan ajar, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa (LKS) serta kemungkinan Penelitian ini bertujuan untuk
jawaban siswa, kisi-kisi tes, tes serta menghasilkan bahan ajar matematika
rubrik penilaian tes, angket sikap yang valid, praktis, dan mempunyai
siswa terhadap Lembar Kerja Siswa, efek potensial yang baik berdasarkan
dan pedoman wawancara. Data yang pendekatan Pendidikan Matematika
diperlukan dalam pengembangan Realistik Indonesia (PMRI).
bahan ajar yaitu data tentang Penelitian pengembangan bahan ajar
kevalidan yang diperoleh dari hasil dilaksanakan dalam beberapa tahap
validasi expert dan komentar siswa yaitu tahap self evaluation dan tahap
serta kesulitan-kesulitan yang prototyping (expert review, one-to-
ditemukan siswa dalam one, small group) dan field
menyelesaikan Lembar Kerja Siswa test(Zulkardi, 2006).
pada tahap one to one, data tentang Pada tahap self evaluation
kepraktisan Lembar Kerja Siswa produk yang dihasilkan disebut
yang diperoleh saat uji coba small prototipe pertama. Tahap ini
group, dan data tentang efek dilakukan penilaian tehadap bahan
potensial bahan ajar yang telah ajar topik literasi finansial materi
dikembangkan yang diperoleh dari diskon, pajak, dan bunga tunggal
hasil tes siswa pada saat field test. oleh peneliti sendiri. Peneliti

6
menyadari pendesainan bahan ajar diperbaiki lagi yang kemudian
masih memiliki kekurangan terutama menghasilkan prototipe pertama.
dalam segi construct. Selain itu Berikut ini adalah contoh
masih ada kesalahan dalam hasil pengembangan pada prototipe
pengetikan serta penyusunan kalimat pertama Lembar Kerja Siswa
yang belum tepat. Sehingga Lembar berbasis PMRI.
Kerja Siswa yang telah dibuat perlu

Gambar 1. Cuplikan Prototipe Pertama

Setelah tahap self evaluation matematika yaitu Dr. Somakim,


selesai, peneliti selanjutnya M.Pd., Meryansumayeka, S.Pd.,
melakukan expert review dan one to M.Sc., dan satu guru kelas VII SMP
one terhadap bahan ajar prototipe IT Bina Insani Kayuagung yaitu
pertama.Expert review diberikan Dyah Huzaifah, S.Pd.
kepada dua dosen pendidikan

7
Berdasarkan komentar dan permasalahan, seperti permasalahan
saran expert review, dihasilkan bahan satu pada pertanyaan nomor 1 dan
ajar yang sudah dapat digunakan permasalahan lima nomor 1, hal ini
dilihat dari segi content (kesesuaian disebabkan oleh penggunaan bahasa
kompetensi dasar dan indikator, dalam pertanyaan yang masih
adanya tujuan pembelajaran, ambigu. Siswa juga bingung dalam
menggunakan konteks yang menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan materi, ketepatan berbentuk pendapat dan membuat
urutan penyajian, permasalahan- kesimpulan. Kemudian pada
permasahan dan evaluasi sesuai permasalahan lima, pertanyaan-
dengan indikator yang telah pertanyaannya diperbaiki karena
ditentukan), construct (bahan ajar siswa tidak paham dari maksud
yang dikembangkan telah sesuai pertanyaan. Selain itu, pada
dengan karakteristik dan prinsip permasalahan lima ketiga siswa
PMRI), dan bahasa (sesuai dengan tersebut susah untuk menyelesaikan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), pertanyaan-pertanyaan yang
menggunakan bahasa yang mudah diberikan.
dipahami dan rumusan kalimat tidak Berdasarkan komentar dan
menimbulkan penafsiran). saran pada tahap expert-reviewdan
Pada tahap one-to-one, bahan one-to-one, maka bahan ajar direvisi
ajar prototipe pertama diuji cobakan sesuai dengan kekurangan-
pada tiga siswa yang masing-masing kekurangan pada Lembar Kerja
bekerja secara individu. Dalam Siswa prototipe pertamasehingga
ujicoba Lembar Kerja Siswa tahap diperoleh prototipe kedua yang telah
one to one siswa masih kebingungan valid. Berikut contoh prototipe kedua
dengan maksud dari pertanyaan pada Lembar Kerja Siswa berbasis PMRI.

8
Gambar 2. Cuplikan Prototipe Kedua

Sementara kepraktisan dilihat pada tahap small group dapat


pada tahap small groupyang dikatakan praktis karena dari
diberikan kepada enam siswa, komentar siswa pada tahap small
dimana sebagian siswa masih ada group bahwa bahan ajar yang dibuat
yang kesulitan dalam menyelesaikan peneliti menarik dan banyak warna-
permasalahan yang diberikan pada warna. Selain itu, sebagian besar soal
Lembar Kerja Siswa. Pada tahap dapat dijawab dengan benar
small group, bahan ajar prototipe meskipun masih ada siswa merasa
kedua diuji cobakan pada enam kebingungan dan sering bertanya
siswa yang dibentuk menjadi dua karena mungkin belum terbiasa
kelompok sehingga dalam satu menggunakan bahan ajar yang
kelompok berjumlah tiga siswa. Dari dikembangkan menggunakan
segi kepraktisan, bahan ajar prototipe pendekatan PMRI. Dengan melihat
ketiga yang merupakan hasil revisi komentar siswa dan hasil jawaban

9
siswa pada tahap small group, untuk merevisi prototipe kedua
dilakukan revisi untuk menghasilkan sehingga menghasilkan prototipe
prototipe ketiga yang telah praktis. ketiga. Berikut contoh prototipe
Kemudian hasil uji coba serta ketiga Lembar Kerja Siswa berbasis
komentar dari siswa difokuskan PMRI.

Gambar 3. Cuplikan Prototipe Ketiga

Prototipe ketiga kemudian pertemuan. Pertemuan pertama


diuji cobakan pada tahap field test tentang diskon, pertemuan kedua
untuk melihat efek potensial yang tentang pajak, pertemuan ketiga
muncul. Pada tahap fied testprototipe tentang bunga tunggal dan
ketiga diuji cobakan pada 18 siswa pertemuan terakhir dilakukan tes,
kelas VII Fatimah SMP IT Bina pengisian angket ke 18 siswa dan
Insani Kayuagung yang terdiri dari wawancara kepada tiga siswa.
perempuan. Tahap field test Berikut contoh jawaban siswa :
dilakukan sebanyak empat kali

10
Gambar 4. Cuplikan Jawaban Siswa

Berdasarkan gambar 4, dapat dan apel kotak. Pada tahap ini dilihat
dilihat bahwa siswa sudah dapat efek potensial hasil belajar
menyelesaikan permasalahan pada menggunakan bahan ajar yang
Lembar Kerja Siswa yang dimulai dikembangkan dengan melakukan
dengan membuat model apel bijian tes. Berikut persentase nilai siswa:

Tabel 1. Persentase Nilai Siswa


Rentang Angka Huruf Frekuensi Persentase (%)
3,85 – 4,00 A 6 33,3
3,51 – 3,84 A- 5 27,8
3,18 – 3,50 B+ 4 22,2
2,85 – 3,17 B 0 0
2,51 – 2,84 B- 0 0
2,18 – 2,50 C+ 2 11,1
1,85 – 2,17 C 1 5,6
Jumlah 18 100

11
Berdasarkan Tabel 1 dapat < 2,51 yang belum mencapai
dilihat hasil field test yang diberikan kategori atau belum tuntas.
kepada 18 siswa kelas VII Fatimah Selanjutnya peneliti
SMP IT Bina Insani Kayuagung melakukan penyebaran angket yang
bahwa sebanyak 15 siswa (83,3 %) bertujuan untuk mengetahui
mendapatkan skor ≥ 2,51 yang bagaimana sikap siswa terhadap
termasuk dalam kategori positif atau Lembar Kerja Siswa yang telah
telah tuntas, sedangkan sebanyak 3 dikembangkan.Berikut distribusi
siswa (16,7%) mendapatkan skor frekuensi angket siswa:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Angket Siswa


Interval Frekuensi Kriteria
20 – 34 0 Sangat Tidak Suka
35 – 49 0 Tidak Suka
50 – 64 11 Suka
65 – 80 7 Sangat Suka

Berdasarkan Tabel 2 dapat pembelajaran matematika


dilihat bahwa terdapat 11 siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa
(61,1%) menunjukkan sikap suka berbasis PMRI.
proses pembelajaran matematika Setelah melakukan pengisian
menggunakan Lembar Kerja Siswa angket, peneliti melakukan
berbasis PMRI dan 7 siswa (38,9%) wawancara kepada tiga siswa. Daftar
menunjukkan sikap sangat suka pertanyaan pada wawancara
proses pembelajaran matematika berkaitan dengan kisi-kisi pada
menggunakan Lembar Kerja Siswa pernyataan angket sikap siswa.
berbasis PMRI. Jadi, dapat Berikut beberapa cuplikan
disimpulkan bahwa siswa kelas VII wawancara kepada tigasiswa :
Fatimah SMP IT Bina Insani Peneliti :Apakah kamu lebih suka
Kayuagung termasuk dalam pelajaran matematika daripada
penilaian suka terhadap pelajaran lain?

12
Siswa 1 : Ia, karena pelajaran sehingga siswa lebih mudah
matematika dapat memotivasi saya memahami materi yang sedang
dalam belajar dipelajari. Kemudian berdasarkan
Siswa 2 : Ia, karena pelajaran wawancara diperoleh bahwa Lembar
matematika menarik, seru dan bikin Kerja Siswa berbasis PMRI mudah
penasaran untuk dipahami dan dimengerti.
Siswa 3 :Ia, karena pelajaran Namun, ada beberapa pertanyaan
matematika membuat saya tidak yang susah dalam memahami materi
bosan dalam mencari jawabannnya. serta mengalami kesulitan dalam
Peneliti : Apakah kamu merasa menjawab pertanyaan yang
tertarik jika pembelajaran memberikan tanggapan dan
matematika menggunakan Lembar kesimpulan.
Kerja Siswa seperti ini (PMRI)? Jadi, dapat disimpulkan
Siswa 1 : Ia, karena dapat bahwa berdasarkan tes diperoleh
meningkatkan kreativitas saya dalam 83,3% siswa telah mencapai KKM,
belajar kemudian berdasarkan angket dan
Siswa 2 : Ia, karena menggunakan wawancara siswa kelas VII Fatimah
masalah sehari-hari SMP IT Bina Insani Kayuagung
Siswa 3: Ia, karena metode seperti berkategori menyukai pembelajaran
ini tidak membuat saya pusing dalam menggunakan Lembar Kerja Siswa
menjawab pertanyaan. berbasis PMRI.
Dari hasil wawancara
diperoleh bahwa siswa kelas VII PENUTUP
Fatimah SMP IT Bina Insani Berdasarkan hasil dan
Kayuagung menyukai pembelajaran pembahasan, diperoleh bahan ajar
matematika dengan menggunakan PMRI Topik Literasi Finansial pada
Lembar Kerja Siswa berbasis PMRI. Aritmatika Sosial kelas VII yang
Selain itu, Lembar Kerja Siswa yang valid dan praktis. Valid tergambar
disajikan menarik serta masalah yang dari hasil penilaian validator, dimana
terdapat pada Lembar Kerja Siswa semua validator bahan ajar
menggunakan masalah sehari-hari mengemukakanbahwa prototipe

13
pertama dari segi konten (soal yang dari peneliti yaitu : bagi siswa, agar
dibuat sesuai dengan kompetensi dapat menggunakan Lembar Kerja
dasar dan indikator), konstruk Siswa dalam menyelesaikan topik
(desain bahan ajar telah sesuai literasi finansial; bagi Guru
dengan tujuan pembelajaran, prinsip matematika, agar dapat memberikan
dan karakteristik PMRI), danbahasa permasalahan-permasalahan yang
(rumusan kalimat komunikatif, berkaitan dengan kehidupan sehari-
menggunakan bahasa yang baik dan hari pada materi yang lain serta
benar sesuai dengan Ejaan Yang menggunakannya dalam proses
Disempurnakan, dan menggunakan pembelajaran; dan bagi peneliti lain,
kalimat yang sederhana, tidak rancu agar dapat mengembangkan bahan
dan mudah dipahami). Praktis ajar berbasis PMRI pada materi lain.
tergambar dari hasil uji coba small
group, dimana sebagian besar siswa
UCAPAN TERIMAKASIH
dapat menyelesaikan LKS berbasis
Penulis mengucapkan terima kasih
PMRI yang diberikan.
kepada Bapak Prof. Sofendi, M.A.,
Bahan ajar PMRI yang
Ph.D., selaku Dekan FKIP UNSRI,
dikembangkan memiliki efek
Bapak Dr. Ismet, M.Si, selaku Ketua
potensial yang positif terhadap hasil
Jurusan Pendidikan MIPA, dan Ibu
tes siswa, hal ini dapat dilihat dari
Dra. Cecil Hiltrimartin,M.Si selaku
persentase siswa yang sudah
Ketua Program Studi Pendidikan
mencapai KKM(≥ 2,51) 83,3% atau
Matematika, yang telah memberi
15 siswa. Kemudian berdasarkan
kemudahan dalam pengurusan
angket dan wawancara diperoleh
administrasi penulisan skripsi
bahwa siswa menyukai pembelajaran
kesempatan pada tim peneliti untuk
matematika menggunakan Lembar
melakukan penelitian ini.
Kerja Siswa berbasis PMRI.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, adapun saran

14
DAFTAR PUSTAKA Year-Olds in Reading,
Mathematics, and Science
Akker, J.v.d. 1999. Principles and Literacy. NCES.
Methods of Development OECD. 2012. PISA 2012 Financial
Research dalam J.v.d.Akker Literacy Assessment
(Ed). Desain approaches and Framework. OECD.
Tools in Education and OECD. 2014. PISA 2012 Results:
Training. London : Kluwer Students and Money,
Academic Publishers. Financial Literacy Skills for
COL. 2001. Upper Primary the 21st CENTURY (Volume
Mathematics Social VI). OECD.
Arithmetic. COL. Purwaningsih, dkk. 2014.
Hukum Online. 2013. Edukasi Eksperimentasi Model
Literasi Keuangan, OJK Numbered Heads Together
Gandeng Kemendikbud. (Nht) Dan Talking Stick Pada
Tersedia pada Materi Aritmetika Sosial
http://new.hukumonline.com/ Siswa SMP. Jurnal
berita/baca/lt526a7586a6b3e/ Universitas Muhammadiyah
edukasi-literasi-keuangan-- Purworejo.
ojk-gandeng- Putri, R.I.I. 2013. Evaluasi Program
kemendikbud.Diakses tanggal Pelatihan Pendidikan
25 Februari 2014. Matematika Realistik
Ibrahim dan Syaodih. 2003. Indonesia (Pmri) Bagi Guru
Perencanaan Pengajaran. Matematika Sumatera
Bandung : PT. Remaja Selatan. Seminar Nasional
Rosada Karya. Implementasi Kurikulum
Kemendikbud. 2013. Kerangka 2013.
Dasar Dan Struktur Sembiring, R.K. 2010.
Kurikulum Sekolah PendidikanMatematika
Menengah Realistik Indonesia
Pertama/Madrasah (PMRI):Perkembangan Dan
Tsanawiyah. Jakarta : Tantangannya. IndoMS.
Kemendikbud RI. J.M.E. Vol.1 No. 1 Juli 2010,
Nilasari, I.L. 2011. Prototype Media pp 11 - 16.
Pembelajaran Matematika Wardhani, S. 2008. Standar Isi dan
Berbantuan Komputer Standar Kompetensi Lulusan
Berbasis Permainan Simulasi (Implikasinya terhadap Tugas
Materi Aritmatika Sosial Guru Matematika SMP/MTs
untuk siswa SMP Kelas VII. dalam Pengembangan
Skripsi, Jurusan Pendidikan KTSP). Yogyakarta : P4TK.
Matematika FMIPA Yuliastuti, M. 2014. Pengembangan
Universitas Negeri Malang. Bahan Ajar Aritmatika Sosial
NCES. 2002. Outcomes of Learning pada Siswa SMP Kelas VII
Results From the 2000 dengan Pendekatan Saintifik.
Program for International Karya Ilmiah Universitas
Student Assessment of 15- Negeri Malang.

15
Zulkardi. 2002. Developing A . 2006. Formative Evaluation :What,
Learning Environment On why, when, and how.
Realistic Mathematics (online)Tersedia pada
Education For Indonesian http://www.oocities.org/zulka
Student Teachers. Disertasi. rdi/books.html. Diakses
ISBN. University of Twente, tanggal 25 Februari 2015
Enshede. The Nederlands.

16

Anda mungkin juga menyukai