Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Dalam Pembelajaran Matematika
Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Dalam Pembelajaran Matematika
Dian Fitra
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya Palembang
Korespondensi : dian_fitra93@yahoo.co.id
ABSTRAK
Matematika adalah kunci kearah peluang-peluang. Bagi seorang siswa keberhasilan
mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Untuk itu, penanaman konsep
matematika di sekolah sangatlah penting untuk diperhatikan. Artikel ini mencoba memberikan
solusi bagi penanaman konsep matematika di sekolah yang selama ini kebanyakan tujuan
pembelajarannya hanya fokus pada mengingat fakta, konsep dan komputasi (menggunakan
rumus). Padahal pemerintah melalui peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia mengharapkan dari segi dimensi pengetahuannya, siswa mampu mengaitkan
pengetahuaannya dalam konteks masyarakat dan lingkungan sekitar. Untuk itu, PMRI
diharapkan mampu menuntaskan kesenjangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
pemerintah dengan apa yang terjadi di lapangan. PMRI ini memiliki ciri khas dalam proses
pembelajarannya yaitu penggunaan konteks, penggunaan model untuk matematisasi
progresif, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.
.
mereka sendiri dengan mengamati dan konteks yang benar-benar nyata dan
mengelaborasi peristiwa, pengalaman pernah dialami oleh siswa. Hal ini telah
konkret siswa atau fenomena-fenomena dituangkan oleh pemerintah dalam
yang ada di keseharian mereka. Pada permendikbud nomor 20 tahun 2016
saat ini banyak sekali strategi, tentang standar kompetensi lulusan yang
pendekatan, model yang dapat digunakan mengharapkan pengetahuan siswa
oleh guru sebagai pendidik agar dapat dibangun dengan menggunakan konteks
memfasilitasi siswanya untuk membangun masyarakat dan lingkungan sekitar siswa.
pengetahuan mereka sendiri. Salah satu Untuk itu, guru harus mampu memilih
pendekatan yang sesuai dengan apa yang strategi atau pendekatan pembelajaran
diharapkan oleh pemerintah terhadap yang tepat dalam membangun
lulusan sekolah di Indonesia khususnya pengetahuan siswanya sesuai dengan
dalam pembelajaran matematika adalah perkembangan zaman dan standar
pendidikan matematika realistic Indonesia kompetensi lulusan yang diharapkan oleh
(PMRI). Untuk itu, dalam artikel ini akan pemerintah Indonesia. Salah satu
menjelaskan tentang kecocokan antara pendekatan yang dikhususkan untuk
PMRI dengan harapan pemerintah yang pembelajaran matematika adalah
telah dituangkan dalam permendikbud pendidikan matematika realistik Indonesia
tentang standar kompetensi lulusan di (PMRI). Pendidikan matematika realistik
Indonesia yaitu pengetahuan yang Indonesia (PMRI) ini merupakan adopsi
dibangun dan dihubungkan dengan dari Realistic Mathematics Education
konteks masyarakat dan lingkungan (RME) yang dikembangkan di Negara
sekitar siswa. asalnya yaitu Belanda dan telah berhasil
diterapkan dibeberapa Negara lainnya
HASIL seperti Amerika. PMRI ini merupakan hasil
adopsi dari realistic mathematics
Hasil Penelitian education (RME) yang telah mengalami
penyesuaian dari segi sosial dan budaya
Proses pembelajaran yang ada di yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
lapangan pada saat ini dinilai tidak sesuai Pendidikan matematika realistik Indonesia
dengan apa yang diharapkan oleh (PMRI) memiliki prinsip dan karakteristik
pemerintah dan tidak sesuai dengan yang dapat diterapkan dalam proses
perkembangan teori pembelajaran pembelajaran matematika dan sejalan
kontemporer atau yang lebih dikenal dengan apa yang diharapakan oleh
dengan teori pembelajaran pemerintah tentang standar kompetensi
konstruktivisme. Hal ini diungkapkan oleh lulusan (SKL). Adapun prinsip PMRI
Fauzan (2002) yang mengemukakan menurut Zulkardi (2002) yaitu Guided
bahwa pembelajaran di Indonesia pada reinvention melalui progressive
saat ini kebanyakan tujuan mathematizing, Didactical
pembelajarannya hanya fokus pada phenomenology, Self developed models.
mengingat fakta, konsep dan komputasi Prinsip pertama PMRI yaitu Guided
(menggunakan rumus). Proses reinvention melalui progressive
pembelajaran matematika di sekolah mathematizing. Prinsip ini maksudnya
cenderung selalu sama dan monoton ialah dengan bimbingan guru, siswa
seperti menjelaskan materi, kemudian diberikan kesempatan untuk melakukan
memberikan rumus, memberikan matematisasi melalui masalah kontekstual
beberapa contoh soal kemudian latihan. yang nyata bagi siswa di dalam proses
Padahal pemerintah mengharapkan pembelajaran matematika. Siswa dapat
bahwa guru-guru mengaitkan proses melakukan aktivitas penemuan kenbali
pembelajaran dikelas dengan konteks sifat-sifat atau teori-teori matematika yang
yang ada dilingkungan masyarakat atau sudah ada melalui cara menyelesaikan
JOURNAL OF RESEARCH IN EDUCATION Vol. 1 No. 1 FEBRUARI 2018
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
3
Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
dalam Pembelajaran Matematika
agar dapat dioperasikan dan dicarikan mereka benar atau salah. Oleh karena itu,
selesaian untuk menyelesaikan masalah siswa menemukan kesempatan untuk
yang diberikan. Pada karakteristik yang mengembangkan kepercayaan diri dalam
kedua ini, Marion (2015) meminta siswa menggunakan matematika.
untuk membuat pola dari motif anyaman Keterkaitan. Hal ini sering disebut
dalam proses pembelajaran pola bilangan pendekatan holistik, yang mencakup
seperti yang terlihat pada gambar 1 aplikasi, dan menyiratkan bahwa
diatas. pembelajaran matematika tidak harus
Pemanfaatan hasil konstruksi siwa. Siswa dipelajari secara terpisah dan berbeda.
harus diminta untuk membuat hal-hal yang Sebagai gantinya, pembelajaran holistik
konkrit. Dengan membuat “free ini dapat dimanfaatkan dalam
production” siswa dipaksa untuk memecahkan masalah kehidupan nyata.
merefleksikan proses pembelajaran Salah satu alasan siswa mengalami
mereka. Setelah siswa berhasil membuat kesulitan dalam menerapkan matematika
model matematika dari masalah yang di kehidupan nyata adalah bahwa hal itu
diberikan siswa diberikan kesempatan diajarkan secara vertical yaitu, dengan
untuk menyelesaikan masalah tersebut berbagai mata pelajaran yang diajarkan
dengan menggunakan model dan cara secara terpisah, mengabaikan ‘cross-
yang mereka inginkan. Pada karakteristik connections’ atau hubungan dengan mata
yang ketiga ini, Marion (2015) pelajaran lainnya. Dalam aplikasinya atau
memberikan kesempatan kepada siswa prakteknya, suatu permasalahan biasanya
untuk menggunakan pola dari anyaman memerlukan lebih dari satu pokok topik
yang telah mereka buat pada tahap bahasan dalam matematika seperti aljabar
sebelumnya untuk dicarikan bentuk umum saja atau geometri saja, bahkan
(rumus umum) dari pola yang mereka pilih terkadang tidak jarang dalam
seperti yang dapat dilihat pada gambar 1 memecahkan suatu permasalahan
diatas. tersebut diperlukan pengetahuan siswa
Interaktivitas. Interaksi antar sesama dalam mata pelajaran lainnya.
siswa dan antara siswa dan guru adalah Dengan pendekatan PMRI ini yang
bagian yang penting dalam proses menitik beratkan pada penggunaan
pembelajaran PMRI. Negosiasi eksplisit, keadaan yang nyata sebagai titik awal
intervensi, diskusi, kerjasama dan dalam proses pembelajaran diharapkan
evaluasi merupakan elemen penting siswa mampu memahami bahwa konsep
dalam proses pembelajaran yang matematika itu dapat ditemui dan
konstruktif diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
di mana metode informal siswa digunakan sehingga hal tersebut dapat meluruskan
sebagai kendaraan untuk mencapai anggapan siswa yang salah selama ini
bentuk yang formal. Dalam instruksi bahwa matematika itu hanyalah kumpulan
interaktif ini, siswa terlibat dalam angka dan simbol-simbol yang tidak
menjelaskan, membenarkan, memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-
setuju dan tidak setuju, mempertanyakan hari. Selain itu dalam proses
alternatif dan merefleksikan. Misalnya, pembelajaraanya, PMRI juga menerapkan
siswa teori konstruktivisme yaitu proses
didorong untuk membahas strategi pembelajaran yang meyakini bahwa
mereka dan untuk memverifikasi pengetahuan itu diperoleh dengan
pemikiran mereka sendiri daripada mengkonstruk atau membangun sendiri
berfokus pada apakah mereka memiliki dari realitas lapangan dan bukanlah
jawaban yang benar. Kegiatan-kegiatan dengan dipindahkan begitu saja dari guru
tersebut dapat mengaktifkan siswa agar ke siswanya.
mengurangi ketergantungan pada guru Dengan menanamkan konsep matematika
untuk memberitahu mereka apakah secara benar ke siswa dengan
JOURNAL OF RESEARCH IN EDUCATION Vol. 1 No. 1 FEBRUARI 2018
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
5
Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
dalam Pembelajaran Matematika