Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan tantangan di tengah
pandemi Covid-19, di mana pemerintah menghimbau untuk masyarakat
Indonesia ini di rumah saja. Pandemi Covid-19 ini tidak hanya mempengaruhi
sektor ekonomi dan sosial, melainkan juga sektor pendidikan yang kini mau
tidak mau harus mulai beradaptasi dengan era ini. Perubahan ini mau
atau tidak harus tetap dihadapi dan disiasati, guru dan sekolah berupaya untuk
tetap memfasilitasi siswa untuk tetap dapat belajar dengan baik maka ada
istilah PJJ (pembelajaran jarak jauh) atau juga BDR (belajar dari rumah).
Istilah ini kemudian populer dikalangan satuan pendidikan mulai dari TK, SD,
SMP, SMA, SMK bahkan Perguruan Tinggi. Namun bukan berarti dengan
sistem belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh ini tanpa hambatan
dan kendala yang bervariasi setiap daerah. Hal ini terlihat dari alat seperti
laptop, komputer ataupun smartphone yang belum dimilki secara merata oleh
siswa. Kuota internet yang menjadi bagian penting proses pembelajaran yang
memang banyak untuk diperlukan.
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang sistem-
sistem abstrak yang terbentuk berdasarakan elemen-elemen abstrak pula dan
elemen-elemen tersebut tidak dapat digambarkan dalam alur atau pola yang
konkrit. Materi dalam pelajaran matematika disekolah bersifat abstrak seperti
konsep geometri yang menyulitkan siswa untuk menangkap informasi
tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Karso (2014) yang menyatakan
pembelajaran matematika ada yang berkenaan dengan ide abstrak serta
penggunaan simbol yang disusun secara hierarkis dan penalaran yang deduktif.
Dalam pembelajaran matematika dituntut kegiatan mental yang relatif tinggi.
Sebab itu siswa harus senantiasa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

1
Pembelajaran matematika saat ini karena adanya covid 19 (Corona
Virus Disease) maka pembelajaran sangat tidak efisien dan dan tidak dapat
bertatap muka secara langsung antara guru, siswa dan teman-temannya. Oleh
karna itu karena pandemi covid 19 ini siswa diminta belajar dirumah dengan
menggunakan daring media (online). Sehingga dalam pembelajaran
matematika banyak siswa yang mengeluh, tertinggal materi pembelajarannya,
dan tidak bisa mengerjakan soal-soal yang telah diberikan oleh guru.
Kondisi yang dihadapi saat ini memang dirasakan tidak mudah bagi
dunia pendidikan. Perubahan pola pendidikam yang biasanya proses
pembelajaran datang kesekolah untuk sementara tidak diperkenankan sebagai
upaya untuk mencegah dan memutus penyebaran mata rantai virus korona.
Hal ini tentu menjadi hal baru baik bagi siswa, orang tua dan guru.
Hal tersebut sangat berdampak terhadap minat belajar siswa khususnya
siswa kelas XII AK 1. Minat seseorang terhadap pelajaran dapat dilihat
dari kecenderungan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
pelajaran tersebut. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat
(Djamarah, 2006). Minat sangat menentukan berlangsungnya proses
penerimaan materi secara optimal bagi peserta didik, dengan adanya minat
dan rasa bahagia ketika menerima materi akan lebih memudahkan bagi
peserta didik menyerap materi pelajaran dan begitu juga sebaliknya jika minat
dan rasa kecendrungan suka yang kurang terhadap materi pelajaran atau cara
pendidik menyampaikan materi pelajaran maka akan menimbulkan kebosanan
dan penyerapan materi tidak maksimal bagi peserta didik
Salah satu upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa sebagai bagian
dari tujuan pendidikan nasional dapat dilakukan dengan menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran merupakan kegiatan
yang dilakukan siswa sehingga tencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itu, proses pembelajaran harus

2
dilaksanakan dengan menyenangkan sehingga siswa tertarik mengikuti pelajaran
dan ikut berpartisipasi di dalamnya, terutama dimasa pandemic ini.
Salah satu inovasi yang dapat digunakan adalah Pendekatan RME
(Realistic Mathematics Education) berbasis Google Classroom. Google classroom
adalah aplikasi khusus yang digunakan untuk pembelajaran online yang dapat
dilakukan dari jarak jauh sehingga memudahkan guru untuk membuat,
mengelompokkan dan membagikan tugas selain itu guru dan siswa bias setiap
saat melakukan kegiatan pembelajaran melalui kelas online google classroom dan
siswa nantinya juga dapat belajar, menyimak, membaca dan mengirim tugas dari
jarak jauh
Google classroom atau ruang kelas google merupakan suatu sarana media
pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat
memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap
penugasan tanpa kertas (paperless). Software tersebut telah diperkenalkan
sebagai keistimewaan dari Google Apps for Educationyang rilis pada tanggal 12
Agustus 2014(Corbyn, 2019: 13).
Sedangkan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) adalah
pembelajaran matematika di suatu tingkat pendidikan, yang dipakai untuk
menghubungkan konsep kehidupan nyata agar siswa dapat menemukan konsep
pembelajaran yang konkret. Sehingga walapun pembelajaran dilaksanakan
dirumah masing-masing siswa tetap bisa memahami konsep karena dikaitkan
dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas sehingga penulis
melakukan penelitian dengan judul: Penerapan pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education) berbasis Google Classroom Guna Meningkatkan Minat
dan hasil Belajar Siswa Kelas XII AK 1 SMKN 1 Benai
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:

3
1. Bagaimana penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
berbasis Google Classroom dapat meningkatkan minat belajar Siswa Kelas
XII AK 1 SMKN 1 Benai
2. Bagaimana penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
berbasis Google Classroom dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas
XII AK 1 SMKN Benai

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakan penerapan pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education) berbasis Google Classroom dapat Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Kelas XII AK 1 SMKN 1 Benai
2. Untuk mengetahui apakan penerapan pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education) berbasis Google Classroom dapat Meningkatkan
hasil Belajar Siswa Kelas XII AK 1 SMKN 1 Benai
2. Mendeskripsikan penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) berbasis Google Classroom pada pembelajaran matematika
D. Manfaat Penelitian

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


pihak yang diberikan berikut ini:
1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peserta didik untuk dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
2. Memberikan kontibusi bagi para pendidik di SMKN 1 Benai. Secara praktis
manfaat penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemilihan metode pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjut, dan
bagi siapa saja yang berkeinginan untuk melakukan penelitian yang serumpun
dengan penulisan ini
E. Defenisi Operasional
1. RME (Realistic Mathematics Education)

4
Realistic Mathematics Education yaitu sebuah pendekatan matematika
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui
eksplorasi masalah-masalah nyata. Pendekatan ini menekankan agar
siswa bisa lebih aktif mengembangkan cakrawala agar bisa menemukan
pemahaman materi
2. Google clasroom
Menurut Wikipedia (2019)google classroom merupakan suatu model
pembelajaran campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang
lingkuppendidikan. Selanjutnya pengertian googleclassroom adalah
aplikasi yang berbentuk ruang kelas yang terhubung melalui
koneksi internet dan terjadi di dunia maya
3. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu. Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam
diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu bidang
atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal
tersebut, sehingga seseorang mendalaminya.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa
emperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. RME (Realistic Mathematics Education)


a. Pengertian
Kata “realistic” tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan
dunia nyata (real world) tetapi lebih mengacu pada fokus pendidikan matematika
realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa
dibayangkan (imaginable) oleh siswa.Pengertian reslistik disini lebih kepada
menemukan konsep suatu masalah
Realistic Mathematics Education yaitu sebuah pendekatan matematika
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata (Andriani dkk, 2013). Pendekatan ini menekankan agar
siswa bisa lebih aktif mengembangkan cakrawala agar bisa menemukan
pemahaman materi.
Matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan
pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik
digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika
ataupengetahuan matematika formal yang dapat mendorong aktivitas penyelesaian
masalah, mencari masalah dan mengorganisasikan pokok persoalan.
Berdasarkan pengertian yang diuraikan oleh para ahli tersebut, dapat penulis
simpulkan bahwa pendekatan RME adalah pembelajaran matematika di suatu
tingkat pendidikan, yang dipakai untuk menghubungkan konsep kehidupan nyata
agar siswa dapat menemukan konsep pembelajaran yang konkret
b. Karakterisitik RME
Menurut Soedjadi (2001) Pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) berjalan lancar, jika mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Penggunaan real konteks sebagai titik tolak belajar matematika.

6
2) Penggunaan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum
menggunakan cara formal atau rumus.
3) Mengaitkan sesama topik dalam matematika.
4) Penggunaan metode interaktif dalam belajar matematika.
5) Menghargai ragam jawaban dan kontribusi siswa.
c. Langkah-langkah Pendekatan RME
Menurut adriani dkk, Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran
matematika dengan pendekatan realistik adalah sebagai berikut:
1) Memahami masalah kontekstual. Guru memberikan masalah (soal)
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk
memahami masalah tersebut.
2) Menjelaskan masalah kontekstual. Jika situasi siswa macet dalam
penyelesaian masalah, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal
dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya
terhadap bagian-bagian tertentu yang belum dipahami oleh siswa, penjelasan
hanya sampai siswa mengerti maksud soal. Langkah ini ditempuh saat siswa
mengalami kesulitan memahami masalah kontekstual. Pada langkah ini guru
memberikan bantuan dengan memberi petunjuk atau pertanyaan seperlunya
yang dapat mengarahkan siswa untuk memahami masalah.
3) Menyelesaikan masalah kontekstual Pada tahap ini siswa didorong
menyelesaikan masalah kontekstual secara individu berdasar kemampuannya
dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk yang telah disediakan. Siswa secara
individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.
Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan
menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan
yang berbeda.
Sejalan dengan penjelasan di atas, Ariyadi Wijaya dalam buku Pendidikan
Matematika Realistik menyebutkan lima langkah RME sebagai berikut:
1) Diawali dengan masalah dunia nyata
2) Mengidentifikasi konsep matematika yang relevan dengan masalah lalu
mengorganisasi masalah sesuai dengan konsep matematika

7
3) Secara bertahap meninggalkan situasi dunia nyata melalui proses perumusan
asumsi, generalisasi, dan formalisasi. Proses tersebut bertujuan untuk
menerjemahkan masalah dunia nyata ke dalam masalah matematika yang
representative
4) Menyelesaikan masalah matematika (proses ini terjadi di dalam dunia
matematika)
5) Menerjemahkan kembali solusi matematis ke dalam situasi nyata, termasuk
mengidentifikasi keterbatasan dari solusi.

Secara umum, proses awal dari mematemasi ini adalah penerjemahan


masalah dunia nyata ke model matematika. Proses ini mencakup kegiatan sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi konsep matematika yang relevan dengan masalah dunia
nyata
2) Merepresentasikan masalah dengan berbagai cara yang berbeda, termasuk
mengorganisasi masalah sesuai dengan konsep matematika yang relevan,
serta merumuskan asumsi yang tepat
3) Mencari hubungan antara “bahasa” masalah dengan simbol dan “bahasa”
formal matematika supaya masalah nyata bisa dipahami secara matematis
4) Mencari keteraturan, hubungan dan pola yang berkaitan dengan masalah
5) Menerjemahkan masalah ke dalam bentuk matematika yaitu dalam bentuk
model matematika
Setelah siswa berhasil menerjemahkan masalah dunia nyata ke model
matematika, selanjutnya siswa bisa menggunakan konsep keterampilan
matematika yang dikuasai. Siswa melakukan hal sebagai berikut:
1) Menggunakan berbagai representasi matematis yang berbeda
2) Menggunakan simbol, “bahasa” dan proses matematika formal
3) Melakukan penyesuaian dan pengembangan model matematika,
mengombinasikan dan menggabungkan berbagai model
4) Argumentasi matematis
5) Generalisasi

8
Tahap terakhir yang dilakukan adalah melakukan refleksi proses dan hasil
matematisasi. Pada tahap ini, siswa melakukan interpretasi dan validasi hasil,
yang meliputi proses:
1) Memahami perluasan konsep matematika
2) Merefleksi argumen matematis serta menjelaskan hasil
3) Mengkomunikasikan proses dan hasil
B. Google Classroom
Google classroom atau ruang kelas google merupakan suatu sarana media
pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat
memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap
penugasan tanpa kertas (paperless). Softwaretersebut telah diperkenalkan sebagai
keistimewaan dari Google Apps for Educationyang rilis pada tanggal 12 Agustus
2014 (Corbyn, 2019: 13).
Menurut website resmi dari Google, aplikasi Google Classroom merupakan
alat produktivitas gratis meliputi email, dokumen dan penyimpanan. Classroom di
desain untuk memudahkan guru (pengajar) dalam menghemat waktu,
mengelola kelas dan meningkatkan komunikasi dengan siswa-siswanya. Dengan
google classroom ini dapat memudahkan peserta didik dan pengajar untuk saling
terhubung di dalam dan diluar sekolah(Class, 2018: 16).
Rosemarie DeLoro, seorang guru asal New York, menyatakan selama 60
tahun dia mengajar tidak pernah sekalipun menggunakan komputer. Namun,
sejak memiliki chrome book dan google classroom di dalamnya, dia bisa dengan
mudah memberikan pekerjaan rumah digital kepada murid-muridnya dan
memberikan tanggapan secara langsung, kapan pun dan di manapun
(Biantoro, 2014: 23).Google classroom didesain untuk empat pengguna yaitu
pengajar, siswa, wali dan administrator. Bagi pengajar dapat mengelola kelas,
tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung (real-time). Siswa
dapat memantau materi dan tugas kelas, berbagi materi dan berinteraksi
dalam aliran kelas atau melalui email, mengirim tugas dan mendapat masukan
dan nilai secara langsung. Wali mendapat ringkasan email terkait tugas siswa.
Administrator dapat membuat, melihat atau menghapus kelas di domainnya,

9
menambahkan atau menghapus siswa dan pengajar dari kelas serta melihat tugas
di semua kelas di domainnya(Graham & Borgen, 2018: 77)
a. Manfaat google classroom
Menurut Brock (2015: 25) Google classroom ini memberikan beberapa
manfaat seperti: 1) kelas dapat disiapkan dengan mudah, pengajar dapat
menyiapkan kelas dan mengundang siswa serta asisten pengajar. Kemudian di
dalam aliran kelas, mereka dapat berbagi informasi seperti tugas, pengumuman
dan pertanyaan. 2) menghemat waktu dan kertas, pengajar dapat membuat
kelas, memberikan tugas, berkomunikasi dan melakuan pengelolaan,
semuanya di satu tempat. 3) pengelolaan yang lebih baik dalam hal ini siswa
dapat melihat tugas di halaman tugas, di aliran kelas maupun di kalender kelas.
Semua materi otomatis tersimpan dalam folder Google Drive. 4)
penyempurnaan komunikasi dan masukan, pengajar dapat membuat tugas,
mengirim pengumuman dan memulai diskusi kelas secara langsung. Siswa
dapat berbagi materi antara satu sama lain dan berinteraksi dalam aliran kelas
melalui email. Pengajar juga dapat melihat dengan cepat siapa saja yang sudah
dan belum menyelesaikan tugas, serta langsung memberikan nilai dan
masukan real-time. 5) dapat digunakan dengan aplikasi yang anda gunakan,
kelas berfungsi dengan Google Document, Calender, Gmail, Drive dan
Formulir. 6) aman dan terjangkau, kelas disediakan secara gratis. Kelas tidak
berisi iklan dan tidak pernah menggunakan konten atau data siswa untuk
tujuan iklan.
Google Classroom dapat diakses melalui 2 cara yaitu melaluiwebsite
danaplikasi. Untuk website dapat diakses menggunakan browser apapun seperti:
Chrome, FireFox, Internet Explorer ataupun Safari. Sedangkan untuk aplikasi
dapat diunduh secara gratis melalui Playstore untuk Android dan App Store untuk
google classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya
ruang kelas di dunia maya. Selain itu, google classroom bisa menjadi sarana
distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan
(Singer, 2017: 23). Dengan demikian, aplikasi ini dapat membantu
memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar dengan

10
lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik siswa maupun guru dapat
mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, menilai tugas dirumah atau
dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran.
Menurut (Bender & Waller, 2014: 37) Google classroom sesungguhnya
dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan siswa dalam dunia maya.
Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk
mengeksplorasi gagasan keilmuan yang dimilikinya kepada siswa. Guru
memliki keleluasaan waktu untuk membagikan kajian keilmuan dan
memberikan tugas mandiri kepada siswa selain itu, guru juga dapat
membuka ruang diskusi bagi para siswa secara online. Namun demikian,
terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan google classroom yaitu
membutuhkan akses internet yang mumpuni.
Aplikasi google classroom dapat digunakan oleh siapa saja yang
tergabung dengan kelas tersebut.Kelas tersebut adalahkelas yang didesain
oleh guru yang sesuai dengan kelas sesungguhnya atau kelas nyata di sekolah.
Terkait dengan anggota kelas dalam google classroom(Google, 2018: 13)
menjelaskan bahwa google classroom menggunakan kelas tersedia bagi siapa
saja yang memiliki Google Apps for Education, serangkaian alat produktivitas
gratis termasuk gmail,dan drive. Rancangan kelas yang mengaplikasikan google
classroom sesungguhnya ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan siswa tidak
menggunakan kertas dalam mengumpulkan tuganya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Holmes et al., (2015: 19) yang memaparkan bahwa dalam google
classroom kelas dirancang untuk membantu guru membuat dan
mengumpulkan tugas tanpa kertas, termasuk fitur yang menghemat waktu
seperti kemampuan untuk membuat salinan google dokumen secara otomatis
bagi setiap siswa. Kelas juga dapat membuat folder drive untuk setiap tugas dan
setiap siswa, agar semuanya tetap teratur. Untuk mencoba google
classroombisa kunjungi situsnya
di:https://www.google.com/intl/en-US/edu/classroom/.
b. Tujuan Penggunaan Google Classromm
Ada beberapa tujuan diciptakannya aplikasi google classroom yaitu:

11
1) Google classroom adalah platform pembelajaran campuran yang
dikembangkan oleh google untuk sekolah yang bertujuan menyederhanakan
pembuatan, pendistribusian dan penetapan tugas dengan caratanpa
kertas(Lawson, 2014: 6).
2) Tujuan dari pengenalan google classroom adalah agar siswa paham cara
penggunaan google classroom. Selain itu, siswa dapat mengetahui
bahwa bukan hanya modul saja yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran tetapi siswa juga dapat belajar mandiri dan termotivasi
dengan menggunakan media google classroom yang merupakan sistem
manajemen pembelajaran untuk sekolah-sekolah dengan tujuan
memudahkan pembuatan, pendistribusian dan penilaian tugas secara
paperless (Dicicco, 2016: 26).
3) Google Classroomberperan sebagai media atau alat yang dapat
digunakan oleh pengajar dan siswa untuk menciptakan kelas online atau kelas
secara virtual, menghemat waktu, pengajardapat memberikan pengumuman
maupun tugas ke siswa yang diterima secara langsung (real time), agar
semuanya tetap teratur oleh siswa tersebut(Abid Azhar & Iqbal, 2018: 15).
c. Kelebihan dan kekurangan google classroom
Berikut beberapa kelebihan menggunakan google classroom yakni:
1) Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode
dengan kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di dalam
kelas nyata (di sekolah) sudah memberitahukan kepada siswa bahwa
guru akan menerapkan google clasroomdengan syarat setiap siswa harus
memiliki emailpribadi dengan menggunakan nama lengkap pemiliknya (tidak
menggunakan nama panggilan/samaran).
2) Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi
melalui laman tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas
disimpan secara otomatis ke dalamfolderdi google drive.
3) Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan penguman atau
informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di
kelas nyata pada laman tersebut. Siswa dapat bertanya kepada guru ataupun

12
kepada siswa lain dalam kelas tersebut terkait dengan informasi yang
disampaikan oleh guru.
4) Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu
pengumpulan di laman tugas, dan mulai mengerjakannya cukup
dengan sekali klik.
5) Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas,
serta memberikan masukan dan nilai langsung di kelas
Kekurangan menggunakan google classroom yakni:
1) Mengaplikasikan google clasroomtentunya bukan hal mudah bagi guru
yang tidak memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.
2) Membutuhkan koneksi internet yang memadai untuk mengirim tugas dan
mengunggah materi.
3) Membutuhkan perangkat yang mempunyai kapasitas penyimpanan.
4) Membutuhkan panduan penggunaan bagi pengguna baru.

d. Fitur-Fitur Google Classroom


Penelitian yang dilakukan oleh Shampa Iftakhar (2016: 4–5) dengan
judul Google Classroom: What Works and How? berisi mengenai bahwa
google classroom membantu untuk memonitoring siswa untuk belajar. Guru
dapat melihat seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran di google
classroom. Interaksi antara guru dan siswaterekam dengan baik. Adapun fitur
yang dimiliki oleh google classroom:
1. Assigmenments(tugas)
Penugasan disimpan dan dinilai pada rangkaian aplikasi produktivitas
googleyang memungkinkan kolaborasi antara guru dan siswa atau siswa
kepada siswa. Dokumen yang ada di google drivesiswa dengan guru,
file didrivesiswa dan kemudian diserahkan untuk penilaian. Guru dapat
memilih fileyang kemudian dapat diperlakukan sebagai templatesehingga
setiap siswa dapat mengedit salinannya sendiri dan kemudian kembali
ke nilai kelas alih-alih membiarkan semua siswa melihat, menyalin, atau

13
mengedit dokumen yangsama. Siswa juga dapat memilih untuk melampirkan
dokumen tambahan dari drivemereka ke tugas.
2. Grading(pengukuran)
Google classroom mendukung banyakskema penilaian yang berbeda. Guru
memiliki pilihan untuk melampirkan file tugassehingga siswa dapat
melihat, mengedit, atau mendapatkan salinan individu. Siswa dapat
membuat file dan kemudian menempelkannya ke tugas jika salinan file tidak
dibuat oleh guru. Guru memiliki pilihan untuk memantau kemajuan
setiap siswa pada tugas di mana mereka dapat memberi komentar dan edit.
Mengembalikan tugas dapat dinilai oleh guru dan dikembalikan dengan
komentar agar siswa dapat merevisi tugas dan masuk kembali. Setelah dinilai,
tugas hanya dapat dieditoleh guru kecuali jika guru mengembalikan tugas
masuk
3. Communication (komunikasi)
Pengumuman dapat diposkan oleh guru ke arus kelas yang dapat
dikomentari oleh siswa yang memungkinkan komunikasi dua arah antara guru
dan siswa. Siswa juga dapat memposting ke aliran kelas tapi tidak akan
setinggi prioritas sebagai pengumuman oleh seorang guru dan dapat
dimoderasi. Beberapa jenis media dari produk Google seperti file video
You Tube dan Google Drive dapat dilampirkan ke pengumuman dan pos
untuk berbagi konten. Gmail juga menyediakan opsi email bagi guru untuk
mengirim email ke satu atau lebih siswa di antar muka Google Kelas. Kelas
dapat diakses di websiteatau melalui aplikasi seluler Android dan IOS
Classroom.
4. Time-Cost(hemat waktu)
Guru dapat menambahkan siswa dengan memberi siswa kode untuk
mengikuti kelas. Guru yang mengelola beberapa kelas dapat
menggunakan kembali pengumuman, tugas, atau pertanyaan yang ada
dari kelas lain. Guru juga dapat berbagi tulisan di beberapa kelas dan
arsip kelasuntuk kelas masa depan. Pekerjaan siswa, tugas, pertanyaan,

14
nilai, komentar semua dapat diatur oleh satuatau semua kelas, atau
diurutkan menurut apa yang perlu dikaji
5. Archive Course(arsip program)
Kelas memungkinkan instruktur untuk mengarsipkan kursus pada akhir masa
jabatan atau tahun. Saat kursus diarsipkan, situs tersebut dihapus dari
beranda dan ditempatkan di arsip kelas untuk membantu guru
mempertahankan kelas mereka saat ini. Ketika kursus diarsipkan, guru
dan siswa dapat melihatnya, namun tidak dapat melakukan perubahan
apapun sampai dipulihkan.
6. Mobile Application(aplikasi dalam telepon genggam)
Aplikasi seluler google kelas, yang diperkenalkan pada bulan Januari
2015, tersedia untuk perangkat IOS dan android. Aplikasi membiarkan
pengguna mengambil foto dan menempelkannya ke tugas mereka, berbagi
file dari aplikasi lain, dan mendukung akses offline.
7. Privacy (privasi)Berbeda dengan layanan konsumen google, google
classroom, sebagai bagian dari G Suite for Education, tidak menampilkan
iklan apa pun dalam antarmuka untuk siswa, fakultas, dan guru, dan
data pengguna tidak dipindai atau digunakan untuk tujuan periklanan.
Semua fitur tersebut dapat digunakan oleh guru selama pembelajaran.
Guru dapat dengan mudah mempelajari penggunaan dengan belajar secara
mandiri dengan melihat di google supportpada google classroom. Cara akses dan
penggunaan dibedakan berdasarkan platform yang digunakan seperti komputer,
telepon genggam berbasis android dan IOS. Selain melalui google support
dapat melalui channel di youtube mengenai googlec lassroom. Pada dasarnya
tahap awal yang dilakukan yakni dengan melakukan login dengan
menggunakan akun G Suite for Education atau google pribadi/email google.
Adapun kelebihan google classroommenurut Keeler dan Miller (2016: 45)
yakni mudah digunakan, menghemat waktu, berbasis cloud, fleksibel, dan
gratis. Hal ini yang menjadi pertimbangan bahwa google classroom tepat
digunakan untuk di sekolah dasar. Meskipun masih memiliki kelemahan
seperti tidak adanya layanan eksternal seperti bank soal secara otomatis dan

15
obrolan secara pribadi antara guru untuk mendapat umpan balik (Pappas,
2015; 16)
e. Cara pengaplikasikan google clasroom
Mengaplikasikan google clasroomtentunya bukan hal mudah bagi guru
yang tidak memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi. Namun,
sesungguhnya mengaplikasikan google classroom dapat dipelajari dengan
memperhatikan langkah-langkah berikut ini.
1. Buka website google kemudian masuk pada laman google classroom.
Pastikan Anda memiliki akun Google Apps for Education. Kunjungi
classroom.google.com dan masuk.
2. Pilih apakah Anda seorang guru atau siswa, lalu buat kelas atau gabung ke
kelas.
3. Jika Anda administrator Google Apps, Anda dapat menemukan
informasi lebih lanjut tentang cara mengaktifkan dan menonaktifkan
layanan di Akses ke Kelas.
4. Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode
dengan kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di dalam
kelas nyata (di sekolah) sudah memberitahukan kepada siswa bahwa
guru akan menerapkan google classroom dengan syarat setiap siswa
harus memiliki email pribadi dengan menggunakan nama lengkap
pemiliknya (tidak menggunakan nama panggilan/samaran).
5. Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi
melalui laman tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas
disimpan secara otomatis ke dalam folderdi google drive.
6. Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan penguman atau
informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa di
kelas nyata pada laman tersebut.Siswa dapat bertanya kepada guru ataupun
kepada siswa lain dalam kelas tersebut terkait dengan informasi yang
disampaikan oleh guru.

16
7. Siswa dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu
pengumpulan di laman Tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan
sekali klik.
8. Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum
menyelesaikan tugas, serta memberikan masukan dan nilai langsung di Kelas

C. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Dalam pengertian terminologis, pada kalimat minat belajar, terdapat dua
istilah masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, yaitu istilah minat
belajar dan istilah belajar. Pengertian tentang kedua kata tersebut perlu dijelaskan
terlebih dahulu sebelum kemudian mendefinisikan istilah minat belajar yang harus
kita mulai dari kata minat.
Minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan
perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi obyek
dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam bahasan tersebut
terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian
subyek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, atau
berhubungan dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya
penarik dari obyek.
Minat menurut Witherington (1978: 124) adalah kesadaran seseorang suatu
soal atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat
harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar, jika tidak maka minat tidak
mempunyai arti sama sekali. Oleh karena itu pengetahuan atau informasi tentang
seseorang atau suatu obyek pasti harus ada lebih dahulu daripada minat terhadap
orang atau obyek. siswa harus merasa sadar bahwa informasi tentang pelajaran
yang akan diberikan oleh gurunya di kelas yang mereka sukai mereka harus
mengetahui terlebih dahulu.
Menurut Slameto, (2003: 2) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu alat atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar
pada dasarnya adalah penerimaan akan adanya suatu hubungan antara diri sendiri

17
dengan diluar diri sendiri. Siswa yang menaruh pada minat belajar akan menerima
materi yang telah disampaikan oleh gurunya dan mencari berbagai litelatur
pelajaran tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Menurut Winkel mengatakan minat adalah kecenderungan yang menetap
dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu. Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya
tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu
bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut,
sehingga seseorang mendalaminya. Begitu pun dengan Slameto (2010:180)
mengatakan bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996: 303) memberi rumusan tentang
minat sebagai berikut “interest not just in terms of a personal preference or liking
for an activity or topic, but as occurring only when the individuals has both high
value for an activity (choosing to do it, thinking itis important) and high stored
knowledge about the activity or topic”, artinya minat tidak hanya kecenderungan
seseorang untuk menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi perasaan ketika
seseorang memiliki nilai lebih pada sebuah aktivitas (pilihan untuk melakukan
sesuatu yang penting) dan pengetahuan yang lebih tentang aktivitas atau topik.
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat adalah kecenderungan dan ketertarikan untuk memperhatikan dan
melakukan sesuatu hal karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.
Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai kecenderungan dan
ketertarikan untuk memperhatikan dan melakukan sesuatu hal dalam aktivitas
belajar karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.
Menurut Ayunigtyas (2005: 21) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif
yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan Siswa yang
memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan keninginan
untuk berhubungan lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering
bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi materi

18
pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa
ada ada pemaksaan dari dalam dan dari luar individu.
Menurut Widya (2006: 19) minat belajar siswa merupakan rasa suka dan
ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain membaca, menulis, serta tugas
praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi
akan memperhatikan partisipasinya pada suatu aktifitas yang dia minati khusus di
kelas.
b. Aspek minat belajar

Menurut Hurlock (1996: 117) ada beberapa aspek yang mempengaruhi


minat seseorang yaitu:
1. Aspek kognitif, berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah
dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis
media massa.
2. Aspek afektif, konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan
dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari
pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan
teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan
dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
terhadap kegiatan itu.
3. Aspek psikomotor, berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi,
urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan
dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Safari (dalam Herlina, 2010:20), bahwa untuk mengetahui berapa


besar minat belajar siswa, dapat diukur melalui:

a. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan


karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk
diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata
pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari
kegairahan dan inisiatifnya dalam mengikuti pelajaran tersebut.

19
Kegairahan dan inisiatif ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang
dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata
pelajaran tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam
mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat, serta bergembira
dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran
yang diberikan guru di sekolah.
b. Ketertarikan, seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan
memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses
belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa
yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul
rasa ingin tahu yang besar.
c. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu
akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu.
Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah
memahami inti dari pelajaran tersebut.
d. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak
melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya
dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan
hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di
sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk
memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan
diri, dan memiliki rasa ingin tahu.

c. Fungsi dan manfaat minat belajar

Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan


sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Dari
pandangan di atas jika dijabarkan minat ini memiliki beberapa fungsi, yaitu: (a)
mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi; (b) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang

20
hendak dicapai dan; (c) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, The Liang Gie dalam Faqiir (2011)
menyebutkan ada lima fungsi minat dalam belajar, yaitu: (1) minat melahirkan
perhatian yang serta merta; perhatian yang serta merta terjadi secara spontan,
bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian. (2) minat
memudahkan tercapainya konsentrasi; minat memudahkan terciptanya konsentrasi
dalam pikiran seorang siswa yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu pelajaran,
tanpa minat maka konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit di perkembangan dan
di pertahankan. (3) minat mencegah gangguan perhatian di luar; seseorang mudah
terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran
kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya kecil. (4) minat memperkuat
melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan; Pengingatan itu hanya mungkin
terlaksana kalau siswa berminat terhadap pelajarannya. (5) minat memperkecil
kebosanan belajar dalam diri siswa; minat untuk melakukan sesuatu berasal dari
dalam diri seseorang. Oleh karena itu penghapusan kebosanan dalam studi dari
seorang siswa juga hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan minat studi
dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

D. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan.


Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap,bahkan meliputi segenap aspek
pribadi. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun
hasilnya belum memuaskan, menantang siswa untuk berbuat dan berfikir.
Tanggung jawab dalam belajar berada pada diri siswa, tetapi guru menciptakan
suasana yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam
bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah

21
perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap,
bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk
dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Saripudin W (1989: 155) Hasil belajar atau “learning outcomes”
merupakan komponen teknologi instruksional yang memberi informasi tentang
keberhasilan dari tujuan yang telah digariskan. Untuk memperoleh informasi
tentang hasil belajar yang akurat, diperlukan proses pengembangan alat evaluasi
yang sahih dan memperhatikan kesesuaian tujuan dengan alat evaluasi yang
dipakai. Dalam mempersiapkan evaluasi yang baik, media dapat digunakan untuk
membantu para pelajar memahami keseluruhan spektrum proses belajar mengajar.
Kesemua ini memberi masukan serba baru sebagai uman balik.
Menurut Oemar Hamalik (2003: 155) hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil
belajar merupakan upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berpikir)
termasuk dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana
(1995: 16) prestasi atau hasil belajar adalah suatu hal yang paling diharapkan
dalam proses pembelajaran. Namun demikian, prestasi atau hasil belajar tidak
dapat dipisahkan dari proses itu sendiri karena belajar merupakan proses,
sedangkan prestasi atau hasil belajar merupakan hasil dari proses situ sendiri.
Pada umumnya penilaian hasil pengajaran, baik dalam bentuk formatif
maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara lisan
atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif).
Penilaian diberikan terhadap peserta didik untuk menentukan kemajuan

22
belajarnya. Tes tertulis, baik jenis esai maupun tes objektif, dilakukan oleh guru
dalam penilaian sumatif tersebut. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat
kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang
telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran
Hasil belajar ditentukan dengan evaluasi. Evaluasi hasil belajar merupakan
proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan
pengukuran yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
Tingkat keberhasilan dapat dinyatakan dalam huruf, kata atau simbol. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan, maka evaluasi
hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan.

b. Jenis-jenis hasil belajar


Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam
Suprijono (2009), hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi, simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2. Penerapan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

23
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam pemecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
Pendapat lain mengatakan bahwa jenis hasil belajar adalah :
1. Kognitif
Domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu:
1) Ingatan
Hasil belajar pada tingkatan ini ditunjukan dengan kemampuan mengenal
atau menyebutkan kembali fakta-fakta, istilah-istilah, hukum, atau
rumusan yang telah dipelajari.
2) Pemahaman
Hasil belajar yang dituntut dari tingkat pemahaman adalah kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Pada hasil belajar tingkat
pemahaman terdiri dari tiga tingkatan yaitu pemahaman terjemah,
penafsiran, dan ekstrapolasi.
3) Penerapan
Hasil belajar penerapan adalah kemampuan menerapkan suatu konsep,
hukum, atau rumus pada situasi baru.
4) Analisis
Hasil belajar analisis adalah kemampuan untuk memecah, menguraikan
suatu integritas atau kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian yang mempunyai arti. Hasil belajar analisis ditunjukan
dengan kemampuan menjabarkan atau menguraikan atau merinci suatu
bahan atau keadaan ke bagian-bagian yang lebih kecil, unsur-unsur atau
komponen-komponen sehingga terlihat jelas hubungan antara komponen-
komponen yang satu dengan yang lain. Pada hasil belajar analisis
terdapat tiga tingkatan yaitu analisis elemen, analisis hubungan, analisis
prinsip-prinsip yang terorganisasi.

24
5) Sintesis
Hasil belajar sintesis adalah hasil belajar yang menunjukan kemampuan
untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang terpisah-pisah menjadi
satu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya. Hasil
belajar sintesis dikelompokan ke dalam tiga kelompok yaitu kemampuan
melahirkan komunikasi yang unik, kemampuan membuat rancangan, dan
kemampuan mengembangkan suatu tatanan hubungan yang abstrak.
6) Evaluasi
Hasil belajar evaluasi adalah hasil belajar yang menunjukan kemampuan
memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan
yang dimiliki atau kriteria yang digunakan. Kriteria yang dapat
digunakan yaitu kriteria yang dikembangkan sendiri oleh peserta didik
dan kriteria yang diberikan oleh guru
2. Sikap
1) Menerima
Kemampuan menerima mengacu pada kepekaan individu dalam
menerima rangsangan dari luar.
2) Menanggapi
emampuan menanggapi mengacu pada reaksi yang diberikan individu
terhadap stimulus yang datang dari luar.
3) Menghargai
Kemampuan menghargai mengacu pada kesediaan individu menerima
nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Mengatur diri
Kemampuan mengatur diri mengacu pada kemampuan membentuk atau
mengorganisasikan bermacam-macam nilai serta menciptakan sistem
nilai yang baik.
5) Menjadikan pola hidup
Menjadikan pola hidup mengacu kepada sikap peserta didik dalam
menerima sistem nilai dan menjadikannya sebagai pola kepribadian dan
tingkah laku.

25
3. Keterampilan
1) Persepsi
Kemampuan persepsi mengacu pada kemampuan individu dalam
menggunakan inderanya, memilih isyarat, dan menerjemahkan isyarat
tersebut ke dalam bentuk gerakan.
2) Kesiapan
Kesiapan ini meliputi kesiapan mental, fisik, dan emosional.
3) Gerakan terbimbing
Kemampuan melakukan gerakan terbimbing mengacu pada kemampuan
individu melakukan gerakan yang sesuai dengan prosedur atau mengikuti
petunjuk instruktur atau pelatih.
4) Gerakan mekanis
Kemampuan motorik pada tingkatan ini mengacu pada kemampuan
individu melakukan tindakan yang seolah-olah sudah otomatis.
5) Gerakan komplek
Gerakan yang dilakukan dalam tingkatan ini sudah didukung oleh suatu
keahlian. Peserta didik dianggap telah menguasai kemampuan pada
tingakatan ini jika peserta didik telah melakukan tindakan tanpa keraguan
dan otomatis.
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut M. Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal
dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya yaitu:
1. Faktor internal meliputi kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi,
cara belajar.
2. Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Faktor Interen adalah faktor yang ada didalam diri individu yang sedang
belajar. Yang termasuk dalam faktor interen adalah factor kesehatan, cacat
tubuh, dan faktor psikologi yang meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

26
2. Faktor Eksteren adalah faktor yang berada diluar diri individu. Faktor ini
meliputi faktor keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaaan ekonomi keluarga.
Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi siswa
dengan siswa, disiplin, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya, faktor interen yaitu faktor
dari dalam diri siswa itu sendiri, factor eksteren yaitu faktor dari luar diri siswa,
dan faktor pendekatan belajar. Menurut Clark yang dikutip oleh Nana Sudjana,
bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% di pengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut Slameto (2010: 54) “factor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern
meliputi :
1. Faktor Jasmaniah
a) Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
Apabila orang selalu sakit (sakit kepala, pilek, demam) mengakibatkan
tidak bergairah dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran
dan perasaan kecewa karena konflik.
b) Cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
2. Faktor Psikologis

27
a) Intelegensi. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Dalam
situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah. Walaupun demikian siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan
karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor
yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor
diantara faktor lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat atau
berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam
belajarnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat
berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik artinya
belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah, psikologis, keluarga,
sekolah, masyarakat) memberi pengaruh yang positif, jika siswa
memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di
lembaga pendidikan khusus.
b) Perhatian. Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal)
tau sekumpulan objek.
c) Minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak
ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak
memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Minat mengarahkan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia
dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

28
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut , semakin besar
minatnya. Crow dan crow mengatakan bahwa “Minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang
oleh kegiatan itu sendiri”.
d) Bakat. Bakat menurut Hilgard adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
e) Motif. Motif erat sekali kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang menjadi penyebab
berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorongnya.
f) Kematangan. Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan
kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dalam
pelajaran. Kematangan adalah dimana organ dalam tubuh manusia baik
fisik maupun psikis dapat dikataka telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila anak-anak
belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih
belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan
berhubungan erat dengan umur.
g) Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
bereaksi. Kesiapan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan.
3. Faktor kelelahan.

29
Kelelahan pada seseorang meskipun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah dan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk membaringkan tubuh. kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah cara yang
dilakukan guru untuk dapat mengorganisasi kondisi pembelajaran di kelasnya
menuju ke arah yang diharapkan.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Benai yang berlokasi di Jalan
Juhum Ismail No. 02 Pasar Benai, Kecamatan. Benai, Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-
Oktober 2021
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sasaran yang akan difokuskan menjadi tempat
penelitian yang nantinya akan dihasilkan data-data dan informasi-informasi

30
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII AK1 SMKN 1 Benai yang berjumlah 29
orang.
D. Desain Penelitian
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model
penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc teggart (1998), dengan
prosedur penelitian sebagai berikut ;

1. Perencanaan
a. Menyusun rencana pelaksanaan
b. Menyiapkan angket
c. Menyusun pedoman observasi;
d. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian
2. Tindakan
Tahap yang dilakukan antara lain melaksanakan tindakan sesuai scenario dan
RPP yang telah dirancang. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yakni :
1. Buka website google kemudian masuk pada laman google classroom.
Pastikan Anda memiliki akun Google Apps for Education. Kunjungi
classroom.google.com dan masuk.
2. Pilih apakah Anda seorang guru atau siswa, lalu buat kelas atau
gabung ke kelas.
3. Jika Anda administrator Google Apps, Anda dapat menemukan
informasi lebih lanjut tentang cara mengaktifkan dan menonaktifkan
layanan di Akses ke Kelas.

31
4. Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode
dengan kelasnya untuk bergabung.
5. Guru membagikan materi di GCR
6. Guru memberikan masalah kontekstual yang ada dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa diminta
memahami permasalahan tersebut.
7. Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan
petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu
yang belum dipahami siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa mengerti
maksud soal.
8. Siswa secara individu menyelesaikan masalah kontekstual dengan
cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan
masalah dengan cara mereka dengan memberikan
pertanyaan/petunjuk/saran.
9. Guru menyediakan waktu dan kesempatan pada siswa untuk
membandingkan dan mendiskusikan jawaban dalam
10. Dari diskusi, guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan suatu
prosedur atau konsep, dengan guru bertindak sebagai pembimbing.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan setiap peneliti melakukan kegiatan pembelajaran
yakni sebanyak 4 kali pertemuan. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai
apakah pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus untuk menentukan langkah-
langkah berikutnya. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap minat
belajar siswa, evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keberhasilan tindakan yang dilakukan. Selain itu Refleksi dilakukan
untuk membantu mengoreksi pembelajaran dan melihat peluang-peluang
yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran.

32
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh melalui angket. Pada penelitian ini, jenis angket yang
digunakan yaitu angket tertutup dengan menggunakan Skala Likert, yakni
pernyataan yang diberikan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang
tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban lain
kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Responden cukup
memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket. Pada angket ini disediakan
4 alternatif jawaban. Angket ini nantinya akan diolah secara kualitatif dengan
teknik persentase. Peneliti membuat angket yang berisi 24 pernyataan. Alternatif
jawaban yang bisa dipilih adalah Selalu (SL), Sering (SR) Kadang-Kadang (KD),
dan Tidak Pernah (TP). Berikut penskoran setiap pernyataan yang disajikan
dalam tabel:
Table 3.1
No Respon Skor
1 Selalu (SL), 4
2 Sering (SR) 3
3 Kadang-Kadang (KD), 2
4 Tidak Pernah (TP). 1

F. Teknik Analisa Data


Teknik analisa data dilakukan dengan cara deskriftif kualitatif dengan teknik
persentase. Penyajian data dilakukan dengan tahap sebagai berikut 1) Penyajian
data, 2) Persentase, 3) Penyimpulan. Indikator keberhasilan apa bila : ≥60%
siswa memiliki minat pada pembelajaran matematika dengan kategori “berminat”.
Indicator keberhasilan penelitian pada aspek hasil belajar adalah apabila : ≥75%
siswa mencapai KKM yaitu 70.
Tabel 3.2
Rentang Kategori

Ketegori Interval
Sangat Berminat 66-80
Berminat 51-65

33
Cukup Berminat 36-50
Kurang Berminat 20-35

G. Instrument Penelitian
Table 3.3
Angket minat belajar

PILIHAN
N
PERNYATAAN JAWABAN
O
SL SR KD TP
Saya hadir tepat waktu ketika pelajaran
1 Matematika
Saya bersemangat belajar Matematika karena
mengetahui kegunaannya dalam kehidupan
2 sehari-hari
Saya mengikuti pembelajaran
3 matematika dengan perasaan senang
Saya bersemangat belajar matematika karena
4 guru mengajar dengan menyenangkan
5 Saya menyimak pembelajaran dengan baik
Saya memperhatikan materi materi yang
6 diberikan guru
Saya memiliki buku catatan pelajaran dengan
7 rapi
Saya mengerjakan semua tugas yang di
8 berikan oleh guru
Saya hanya mengerjakan soal ujian yang
9 menurut saya mudah
Tugas yang diberikan guru membuat
10 saya semakin tertarik dengan matematika
Saya optimis dapat menjawab dan
11 mengerjakan semua soal matematika
Apabila mengalami kesulitan dalam
memahami materi, saya bertanya pada guru
12 dan teman
Saya mengerjakan semua tugas/PR yang
13 diberikan guru
Saya tertarik membaca buku pelajaran
matematika karna gaya tulisnya memberi
kesan bahwa isinya bermanfaat untuk
14 diketahui
Saya tertarik belajar matematika karena guru
15 jarang memberi tugas/PR

34
Saya merasa mendapat banyak manfaat dari
16 pelajaran ini
Saya tertarik dengan pembelajaran
matematika karna dalam pembelajaran
terdapat cerita, gambar, atau contoh yang
17 menunjukkan manfaat materi pelajaran ini
18 Saya aktif selama mengikuti pelajaran
Saya belajar matematika sendiri di rumah
19 meski tak ada yang menyuruh
Saya percaya bahwa saya dapat memahami
20 pelajaran selagi saya berusaha

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google classroom merupakan
pembelajaran berbasis ICT. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
dan pengelolaan kelas secara majemuk. Melalui aplikasi ini diasumsikan tujuan
pembelajaran akan lebih mudah direalisasikan dan sarat kebermaknaan. Oleh
karena itu, pembelajaran melalui penggunaan aplikasi google classroom ini

35
sesungguhnya mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran dan
menyampaikan informasi secara tepat dan akurat kepada siswa.
Google classroom dapat digunakan oleh seluruh guru dalam setiap mata
pelajaran dan di setiap jenjang pendidikan. Hanya terdapat syarat utama untuk
menerapkan aplikasi ini yaitu semua anggota kelas harus memiliki email pribadi.
Pada penelitian ini penulis akan mengimplementasikan penerapan pendekatan
RME (Realistic Mathematics Education) berbasis Google Classroom pada mata
pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir
kritis terhadap fenomena-fenomena kekinian dan mampu menyampaikan
gagasan, mencari solusi atas permasalahan yang kemudian dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Selama pandemi Covid-19 proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan memanfaatkan aplikasi google classroom. Strategi
pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google
classroom. bertujuan untuk mengetahui minat belajar peserta didik kelas XII
AK1 yang dapat dilihat dari aspek sebelum dan sesudah saat proses belajar.
Dalam kegiatan belajar peserta didik, hasil penilaian proses belajar materi
sebelumnya yang telah dilaksanakan dan pengamatan kegiatan belajar yang
dilakukan selama proses pembelajaran melalui daring.
Proses pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan
dikelas XII AK1 dilakukan dengan menggunakan kelas virtual melalui Google
Classroom. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan instrument
pengumpulan data yang terdiri dari lembaran observasi aktivitas siswa, angket
respon siswa, soal evaluasi siklus I dan siklus II, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Peneliti
melaksanakan proses pembelajaran dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Materi pada penelitian ini adalah statistika
a. Hasil penelitian siklus I
1) Tindakan

36
Materi pembelajaran pada siklus I adalah tentang penyajian data.
Pengimplementasian pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
berbasis Google Classroom pada siklus I dilakukan dengan langkah-langkah :
Pertemuan I dan 2
1. Guru melakukan apersepsi melalui kolom chat dan mengecek kehadiran siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menyajikan data di GCR sebagai contoh :
Hasil penjualan komputer di toko Planet Computer pada periode Januari –
Juli 2019 ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Data tersebut dapat ditunjukkan dalam diagram garis (tunggal) seperti pada
gambar di bawah ini.

4. Guru memberikan masalah kontekstual yang ada dalam kehidupan


sehari-hari berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa diminta
memahami permasalahan tersebut. sebagai contoh :
Data berikut ini menunjukkan banyaknya peminat kegiatan ekstra
kurikuler siswa kelas XII di SMA Merdeka. Kegiatan Olah raga ada
90 orang, PMR ada 60 orang, dan Paskibra ada 50 orang. Sebelum
membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan besar
persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besar sudut pusat

37
sektor lingkaran yang sesuai sebagaimana ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.

Ddiperoleh diagram lingkaran sebagai berikut :

5. Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan


petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu
yang belum dipahami siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa
mengerti maksud soal.
6. Siswa secara individu menyelesaikan masalah kontekstual dengan
cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan
masalah dengan cara mereka dengan memberikan
pertanyaan/petunjuk/saran.
7. Guru menyediakan waktu dan kesempatan pada siswa untuk
membandingkan dan mendiskusikan jawaban
8. Dari diskusi, guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan suatu
prosedur atau konsep, dengan guru bertindak sebagai pembimbing.
2) Pengamatan/observasi
Pada pertemuan I, Kegiatan pengamatan dilakukan guru dengan melihat
respon dan pertanyaan siswa yang diajukan melalui kolom chat. Pada pertemuan I,
hanya beberapa orang yang mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang diajukan
juga belum bersifat kritis hanya tentang hal-hal yang bersifat umum saja.

38
Sehingga guru berkesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I
belum dapat memaksimalkan aktivitas belajar siswa. Pada pertemuan II, kegiatan
pengamatan dapat dilakukan oleh guru secara langsung. Karena melalui google
meet guru dapat berinteraksi secara langsung dengan siswa. Peda pertemuan
kedua terlihat beberapa orang siswa yang tidak mengaktifkan kamera pada saat
pembelajaran. Dan terdapat beberapa orang siswa yang tidak focus dan
mengantuk pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah tersebut. Hanya beberapa orang siswa saja yang
mengajukan pertanyaan pada guru tentang materi yang sedang di bahas.
Diakhir siklus I guru membangikan angket pada seluruh siswa kelas XII AK
1 yang berjumlah 29 orang. Angket diberikan melalui google form. Angket terdiri
dari 20 pernyataan dengan 4 alternatif jawaban yakni ; Selalu (SL), Sering (SR)
Kadang-Kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP).
Untuk melihat gambaran minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, peneliti menganalisis hasil pengisian angket minat belajar siswa
pada mata pelajaran matematika dengan menghitung jumlah skor masing-masing
item (Skoring). Selanjutnya dilakukan tabulating yakni mentabulasi data
jawaban yang telah diberikan ke dalam bentuk tabel, untuk memudahkan
menganalisis hasil jawaban siswa.
Pada variabel minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
diperoleh data dari 29 siswa melalui skor angket yang berisi pertanyaan kepada
siswa yang menyangkut minat belajar siswa. Dari data angket tersebut diketahui
jumlah data adalah 580 dengan skor tertinggi 80 dan skor terendah 20 dengan
nilai rata-rata 60. Data tersebut akan dianalisis untuk mengetahui kriteria dan
persentase peran minat belajar siswa.
Langkah pertama yaitu mencari panjang kelas interval yang berdasarkan 4
kategori variabel, yaitu: ; Selalu (SL), Sering (SR) Kadang-Kadang (KD), dan
80−20 60
Tidak Pernah (TP). Panjang kelas intervalnya adalah = =¿15. Jadi
4 4
rentang skor adalah 15.
Tabel 4.1
Klasifikasi Katagori Angket Minat Belajar

39
Ketegori Interval
Sangat Berminat 66-80
Berminat 51-65
Cukup Berminat 36-50
Kurang Berminat 20-35
Hasil angkat untuk mengukur minat belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) berbasis Google Classroom pada siklus I disajikan pada table dibawah
ini :
Table 4.1
Hasil angket minat belajar siklus I
Skor Pe rol e ha n
No s a mpe l Skor Ka te gori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sa mpl e 1 4 2 1 1 2 2 1 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 49 Cukup Be rmi na t
2 Sa mpl e 2 2 1 2 1 2 1 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 48 Cukup Be rmi na t
3 Sa mpl e 3 4 2 1 1 2 2 1 2 4 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 3 47 Cukup Be rmi na t
4 Sa mpl e 4 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 39 Cukup Be rmi na t
5 Sa mpl e 5 1 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 46 Cukup Be rmi na t
6 Sa mpl e 6 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 49 Cukup Be rmi na t
7 Sa mpl e 7 1 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 45 Cukup Be rmi na t
8 Sa mpl e 8 1 2 2 2 1 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 3 3 48 Cukup Be rmi na t
9 Sa mpl e 9 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 41 Cukup Be rmi na t
10 Sa mpl e 10 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 41 Cukup Be rmi na t
11 Sa mpl e 11 4 2 2 1 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 4 2 2 3 3 52 Be rmi na t
12 Sa mpl e 12 2 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 4 3 2 2 2 2 2 3 3 39 Cukup Be rmi na t
13 Sa mpl e 13 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 2 3 3 2 52 Be rmi na t
14 Sa mpl e 14 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 42 Cukup Be rmi na t
15 Sa mpl e 15 2 1 1 3 2 1 1 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 46 Cukup Be rmi na t
16 Sa mpl e 16 4 2 2 1 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 54 Be rmi na t
17 Sa mpl e 17 2 1 1 1 2 1 2 4 3 1 1 4 4 2 3 2 3 3 3 2 45 Cukup Be rmi na t
18 Sa mpl e 18 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 54 Be rmi na t
19 Sa mpl e 19 2 2 3 1 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 54 Be rmi na t
20 Sa mpl e 20 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 65 Be rmi na t
21 Sa mpl e 21 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 56 Be rmi na t
22 Sa mpl e 22 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 65 Be rmi na t
23 Sa mpl e 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 59 Be rmi na t
24 Sa mpl e 24 2 1 1 4 2 1 1 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 50 Cukup Be rmi na t
25 Sa mpl e 25 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 59 Be rmi na t
26 Sa mpl e 26 2 1 1 1 1 1 3 4 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 47 Cukup Be rmi na t
27 Sa mpl e 27 2 1 1 3 2 1 1 3 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 46 Cukup Be rmi na t
28 Sa mpl e 28 2 1 2 1 1 1 1 4 3 2 1 4 4 2 3 2 2 3 3 2 44 Cukup Be rmi na t
29 Sa mpl e 29 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 66 Sa nga t Be rmi na t

Berdasarkan tabel diatas, skor minimal adalah 39 dan skor maksimal adalah 66.

Table 4.2
Distribusi Frekuensi minat belajar siklus I
Ketegori Interval f %
Sangat Berminat 66-80 1 3,45%
Berminat 51-65 10 34,48%
Cukup Berminat 36-50 18 62,07%
Kurang Berminat 20-35 0 0%
Jumlah 29 100%

40
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 1 responden
memiliki kriteria jawaban dengan kategori sangat berminat, 10 responden
memiliki kriteria jawaban dengan kategori berminat, dan 18 responden memiliki
kriteria jawaban dengan kategori cukup berminat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 3.45% siswa kelas XII AK1 memiliki minat dengan kategori sangat
berminat pada pembelajaran matematika, 34.48% siswa kelas XII AK1
memiliki minat dengan kategori berminat pada mata pelajaran matematika,
dan 62.07% siswa kelas XII AK1 memiliki minat dengan kategori Cukup
berminat pada mata pelajaran matematika.

Data hasil belajar siklus I disajikan sebagai berikut :

Table 4.3
Hasil belajar siklus I

NO Sampel KKM Nilai Keterangan


1 Sampel 1 70 83 Mencapai KKM
2 Sampel 2 70 83 Mencapai KKM
3 Sampel 3 70 57 Tidak Mencapai KKM
4 Sampel 4 70 60 Tidak Mencapai KKM
5 Sampel 5 70 87 Mencapai KKM
6 Sampel 6 70 87 Mencapai KKM
7 Sampel 7 70 57 Tidak Mencapai KKM
8 Sampel 8 70 67 Tidak Mencapai KKM
9 Sampel 9 70 83 Mencapai KKM
10 Sampel 10 70 87 Mencapai KKM
11 Sampel 11 70 83 Mencapai KKM
12 Sampel 12 70 83 Mencapai KKM
13 Sampel 13 70 60 Tidak Mencapai KKM
14 Sampel 14 70 60 Tidak Mencapai KKM
15 Sampel 15 70 83 Mencapai KKM
16 Sampel 16 70 83 Mencapai KKM
17 Sampel 17 70 80 Mencapai KKM
18 Sampel 18 70 80 Mencapai KKM
19 Sampel 19 70 83 Mencapai KKM
20 Sampel 20 70 63 Tidak Mencapai KKM
21 Sampel 21 70 87 Mencapai KKM
22 Sampel 22 70 67 Tidak Mencapai KKM
23 Sampel 23 70 67 Tidak Mencapai KKM
24 Sampel 24 70 67 Tidak Mencapai KKM

41
25 Sampel 25 70 83 Mencapai KKM
26 Sampel 26 70 67 Tidak Mencapai KKM
27 Sampel 27 70 67 Tidak Mencapai KKM
28 Sampel 28 70 67 Tidak Mencapai KKM
29 Sampel 29 70 83 Mencapai KKM

Table 4.4
Distribusi frekuensi
No Aspek Siklus I
1 Jumlai siswa mencapai KKM 16
2 Persentase 55,2
3 Rata- Rata 75,2
4 Nilai terendah 57
5 Nilai tertinggi 87
Berdasarkan tabel diatas, jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata
pelajaran matematika adalah 16 orang siswa atau 55.2%. Nilai terandah
adalah 57 dan nilai tertinggi adalah 87. Rata-rata kelas pada siklus I adalah
75.2. Indikator pencapaian yaitu ≥ 75% siswa mencapai KKM belum
terpenuhi, karena pada siklus I ketuntasan belajar siswa hanya 55.2%. sama
dengan halnya minat belajar, hasil belajar pada siklus I ini belum mencapai
target yang ditetapkan. Hal ini juga menunjukan bahwa minat belajar siswa
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

3) Refleksi
Berdasarkan data hasil angket yang diperolehan pada siklus I dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) berbasis Google Classroom belum dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas XII AK1 SMKN 1 Benai. Hal ini terlihat bahwa hanya 34.48% siswa
yang memperoleh kategori berminat. Pada siklus I, belum tercapainya indicator
keberhasilan penelitian. Peneliti berkesimpulan bahwa metode yang digunakan
dalam menyampaikan materi kurang menarik bagi siswa sehingga siswa kurang

42
antusias dalam belajar. Berdasarkan kelamahan yang disimpulkan diatas maka
perlu dilakukan perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya.

b. Hasil penelitian siklus II


Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah
sama dengan siklus I. Hanya materi pembelajaran dan teknik yang digunakannya
saja yang berbeda. Pada siklus II ini guru melakukan beberapa perbaikan tindakan
agar siswa menjadi lebih berminat dalam belajar. Sehingga walaupun
pembelajaran dilakukan secara online siswa tetap memiliki minat untuk belajar.
Kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus II adalah :
1) Tindakan
Pertemuan I
Materi pembelajaran pada siklus II adalah tentang ukuran pemusatan data.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah :
1. Guru melakukan apersepsi dengan meampilkan video pembelajaran yang
dibuat oleh guru yang berisi penjelasan materi pembelajaran dan contoh-
contoh pengerjaan soal-soal
2. Guru menugaskan siswa untuk menonton video
3. Peserta didik diminta untuk mencatat hal-hal penting dan yang ingin
diketahui
4. Guru menayangkan sebuah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan materi pemusatan data sebagai contoh :
Dalam pembicaraan sehari-hari kita sering mendengar teman kita atau
orang lain mengatakan kalimat-kalimat pernyataan seperti:
“Rata-rata orang yang bekerja di perusahaan itu datang jam 7 pagi”
“Eh, Jangan salah, rata-rata orang yang datang di pestaku waktu itu
orang kaya lho!”.
”rata-rata orang menonton sinetron pada jam 8 sesudah makan
malam”.
Pertanyaan kemudian adalah apakah memang benar yang dimaksud
“rata-rata” pada kalimat-kalimat itu menunjukkan arti “rata-rata” yang

43
dimaksud dalam ilmu statistika?. Bukankah “rata-rata” dalam kalimat
itu bisa diganti dengan kata “kebanyakan”?. Kata “kebanyakan” yang
dalam ketiga pernyataan tersebut dikatakan “rata-rata” diartikan
sebagai “modus” yang dalam statistika merupakan data yang paling
sering muncul.
Pernyataan-pernyataan di atas walaupun tidak menggunakan istilah
yang benar dalam statistika, namun sudah sangat familiar dituturkan
oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pemusatan data
sangat banyak aplikasinya dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.
Pernahkah kalian menyaksikan secara langsung proses penghitungan
suara dalam suatu pesta demokrasi, misalnya pemilihan kepala desa,
pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
pemilihan anggota DPR/DPD, atau pemilhan Presiden? Panitia
membuka surat suara, mengamati, dan mencatat pilihan rakyat yang
tertera pada surat suara
Setiap surat suara menghasilkan satu data perhitungan. Nama calon
yang paling sering muncul menjadi pemenang kontestasi. Suara yang
paling sering muncul dalam hal ini adalah salah aplikasi modus dalam
kehidupan nyata
Tahap selanjutnya siswa menentukan ukuran pemusatan data yaitu rata-
rata hitung (mean), modus, dan median dari data berkelompok yang
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram
5. Peserta didik mengolah berbagai informasi untuk mencari berbagai
alternative penyelesaian masalah
6. Mempersentasikan alternative penyelesaian yang telah didapatkan dalam
bentuk video singkat kreatif berdurasi maksimal 1 menit dikirmkan link
google drive
7. Peserta didik diminta untuk mencatat poin-poin penting dari file materi
yang sudah di upload

44
8. Pada pertemuan selanjutnya melalui google meet guru mendiskusikan
jawaban dan video yang ditugaskan kepada siswa
9. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya
10. Berdo’a sebagai penutup belajaran

2) Pengamatan/observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan melalui respon
siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas dan juga konten dari tugas yang dibuat oleh siswa.
Kegiatan pembelejaran pada siklus II jauh lebih baik dibandingkan siklus I.
berbagai alternative pemecahan masalah dilakukan dan proses tanya jawab
berjalan dengan baik. Siswa yang kurang memahami materi pembelajaran
banyak mengajukan pertanyaan kepada guru. Hal ini menunjukan bahwa
siswa memiliki minat terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan
teknik MRE. Pada siklus II siswa terlihat memiliki ketertarikan terhadap
pembelajaran matematika
Sama halnya dengan siklus I, diakhir siklus II guru kembali
membagikan angket melalui google form. Hasil angket pada siklus II
disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5
Hasil angket siklus II

45
Indi ka tor
No s a mpel Skor Ka tegori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sa mpl e 1 4 2 2 3 2 2 3 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 53 Bermi na t
2 Sa mpl e 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 51 Bermi na t
3 Sa mpl e 3 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 3 51 Bermi na t
4 Sa mpl e 4 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 40 Cukup Bermi na t
5 Sa mpl e 5 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 52 Bermi na t
6 Sa mpl e 6 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 51 Bermi na t
7 Sa mpl e 7 1 2 2 1 1 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 46 Cukup Bermi na t
8 Sa mpl e 8 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 3 3 55 Bermi na t
9 Sa mpl e 9 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 41 Cukup Bermi na t
10 Sa mpl e 10 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 51 Bermi na t
11 Sa mpl e 11 4 2 2 1 2 2 2 4 3 2 1 4 4 2 2 4 2 2 3 3 51 Bermi na t
12 Sa mpl e 12 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 41 Cukup Bermi na t
13 Sa mpl e 13 3 3 3 3 1 3 3 3 4 1 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 55 Bermi na t
14 Sa mpl e 14 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 51 Bermi na t
15 Sa mpl e 15 2 1 1 1 2 1 1 3 3 2 1 4 3 2 2 2 2 3 3 2 41 Cukup Bermi na t
16 Sa mpl e 16 4 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 51 Bermi na t
17 Sa mpl e 17 2 1 1 1 2 1 1 4 3 3 1 4 4 2 2 2 2 3 3 2 44 Cukup Bermi na t
18 Sa mpl e 18 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 51 Bermi na t
19 Sa mpl e 19 2 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 55 Bermi na t
20 Sa mpl e 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 68 Sa nga t Bermi na t
21 Sa mpl e 21 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 56 Bermi na t
22 Sa mpl e 22 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 67 Sa nga t Bermi na t
23 Sa mpl e 23 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 61 Bermi na t
24 Sa mpl e 24 2 1 1 1 2 1 1 4 3 3 1 4 4 2 3 2 2 3 2 2 44 Cukup Bermi na t
25 Sa mpl e 25 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 57 Bermi na t
26 Sa mpl e 26 2 1 1 1 1 1 1 4 3 2 1 4 4 2 3 2 2 3 3 2 43 Cukup Bermi na t
27 Sa mpl e 27 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 51 Bermi na t
28 Sa mpl e 28 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 3 51 Bermi na t
29 Sa mpl e 29 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 67 Sa nga t Bermi na t

Table 4.6
Distribusi Frekuensi minat belajar siklus II
Ketegori Interval f %
Sangat Berminat 66-80 3 10.34
Berminat 51-65 18 62.07
Cukup Berminat 36-50 8 27.59
Kurang Berminat 20-35 0 0
Jumlah 29 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 3 responden
memiliki kriteria jawaban dengan kategori sangat berminat, 18 responden
memiliki kriteria jawaban dengan kategori berminat, dan 8 responden memiliki
kriteria jawaban dengan kategori cukup berminat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 10.34% siswa kelas XII AK1 memiliki minat belajar dengan
kategori sangat berminat pada pembelajaran matematika, 62.07% siswa kelas

46
XII AK1 memiliki minat dengan kategori berminat pada mata pelajaran
matematika dan 27.59% siswa kelas XII AK1 memiliki minat dengan kategori
Cukup berminat pada mata pelajaran matematika.

Data hasil belajar siklus II disajikan sebagai berikut :

Table 4.7
Hasil belajar siklus II
NO Sampel KKM Nilai Keterangan
1 Sampel 1 70 97 Mencapai KKM
2 Sampel 2 70 87 Mencapai KKM
3 Sampel 3 70 83 Mencapai KKM
4 Sampel 4 70 83 Mencapai KKM
5 Sampel 5 70 80 Mencapai KKM
6 Sampel 6 70 80 Mencapai KKM
7 Sampel 7 70 67 Tidak Mencapai KKM
8 Sampel 8 70 83 Mencapai KKM
9 Sampel 9 70 83 Mencapai KKM
10 Sampel 10 70 83 Mencapai KKM
11 Sampel 11 70 87 Mencapai KKM
12 Sampel 12 70 90 Mencapai KKM
13 Sampel 13 70 83 Mencapai KKM
14 Sampel 14 70 67 Tidak Mencapai KKM
15 Sampel 15 70 87 Mencapai KKM
16 Sampel 16 70 83 Mencapai KKM
17 Sampel 17 70 83 Mencapai KKM
18 Sampel 18 70 93 Mencapai KKM
19 Sampel 19 70 93 Mencapai KKM
20 Sampel 20 70 68 Tidak Mencapai KKM
21 Sampel 21 70 83 Mencapai KKM
22 Sampel 22 70 68 Tidak Mencapai KKM
23 Sampel 23 70 83 Mencapai KKM
24 Sampel 24 70 83 Mencapai KKM
25 Sampel 25 70 83 Mencapai KKM
26 Sampel 26 70 65 Tidak Mencapai KKM
27 Sampel 27 70 83 Mencapai KKM
28 Sampel 28 70 83 Mencapai KKM
29 Sampel 29 70 83 Mencapai KKM
Table 4.8
Distribusi frekuensi

47
No Aspek Siklus II
1 Jumlai siswa mencapai KKM 24
2 persentase 82,8
3 Rata- Rata 82,6
4 Nilai terendah 67
5 Nilai tertinggi 97

Setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan


hasil belajar siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami
peningkatan menjadi 24 orang atau 82.2%. Nilai terendah adalah 67 dan nilai
tertinggi adalah 97. Rata-rata kelas pada siklus II adalah 82.6. Indikator
keberhasilan telah tercapai pada siklus II karena ketuntasan belajar siswa sudah
melebihi 75%.
Melalui perbaiakan tindakan penelitian memberikan dampak baik terhadap
hasil belajar siswa. Mata pelajaran matematika tidak dapat hanya disampaikan
dengan metode ceramah. Terutama pada statistika. Keseluruhan materi ini
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi lebih menarik dengan
manayangakan dan menonton berbagai contoh yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Tidak lagi terdapat siswa yang mengantuk pada siklus II ini.
3) Refleksi
Berdasarkan hasil angkat yang diperoleh pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis
Google Classroom dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini terlihat dari
pilihan alternative jawaban siswa.
Berdasarkan data hasil angket yang diperolehan pada siklus II dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) berbasis Google Classroom belum dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas XII AK1 SMKN 1 Benai. Hal ini terlihat bahwa pada siklus II siswa
yang memperoleh kategori berminat berjumlah 62.07% siswa yang memperoleh
kategori berminat. Pada siklus II, indicator keberhasilan penelitian telah tercapai
yakni ≥60% siswa memiliki minat belajar dengan kategori berminat.

48
B. Pembahasan
a. Peningkatan minat belajar
Berdasarkan langkah-langkah analisis data yang telah dilakukan
terhadap hasil penelitian, maka diperoleh gambaran secara jelas mengenai
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pada bagian pembahasan ini
diuraikan tentang hasil penelitian serta membandingkannya dengan kajian
teori. Melalui teori-teori yang telah membahas bahwa minat belajar siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,
tentu hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. berhubungan dengan minat belajar siswa. Untuk itu peneliti akan
membahas lebih rinci mengenai hasil penelitian yang dihasilkan oleh peneliti
yang akan dibandingkan dengan kajian teori.
Minat belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam belajar.
Minat belajar seorang siswa juga tak lepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor internal yang merupakan faktor dari diri siswa dan
faktor eksternal yang merupakan faktor dari luar siswa yaitu lingkungan
sekolah dan lingkungan keluarga. Jika dua factor ini bersinergi alhasil minat
belajar siswa akan baik. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar
siswa salah satunya rendahnya minat belajar siswa dalam belajar sehari-hari,
sehingga untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran
matematika dapat menerapkan strategi RME menggunakan aplikasi google
classroom.
Menurut Ayunigtyas (2005: 21) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif
yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan Siswa yang
memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan keninginan
untuk berhubungan lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering
bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi materi
pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa
ada ada pemaksaan dari dalam dan dari luar individu

49
Peneliti sebelum melakukan penelitian, peneliti mengambil data awal
dari hasil pengamatan terhadap kehadiran siswa mengikuti pembelajaran daring
dan juga dari tugas-tugas siswa yang dikumpulkan. Dari hasil pengamatan inilah
peneliti berkesimpulan bahwa siswa XII AK1 kurang memiliki minat belajar
terutama pada masa pandemi ini.
Tindakan penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan dengan penerapan model pembelajaran yang berbeda.
Pada saat dilakukan pembelajaran pada siklus I siswa belum menunjukan
memiliki minat terhadap pembelajaran matematika Melalui pengamatan dan juga
hasil angket tergambar dengan jelas bahwa siswa kurang berminat dalam belajar.
Pada siklus I indikator keberhasilan penelitian yakni ≥60% siswa memiliki minat
belajar dengan kategori berminat belum tercapai. Karena pada siklus I siswa yang
memperoleh kategori berminat hanya berjumlah 34.48%.
Belum berhasilnya tindakan penelitian pada siklus I membuat peneliti terus
berfikir bagaimana pembelajaran secara daring ini dapat dilaksanakan dengan
menyenangkan dan dapat memperoleh hasil yang maksimal walaupun ditengah
kekurangan dan keterbatasan fasilitas pendukung baik yang dimiliki oleh sekolah
ataupun guru maupun siswa.
Melalui berbagai perbaikan tindakan pada siklus II, secara klasikal terjadi
peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Pada siklus II
siswa yang memiliki minat belajar dengan kategori berminat meningkat menjadi
62.07%. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kehadiran siswa mengikuti kelas
online juga jauh lebih meningkat dibanding siklus I. Tugas yang dibuat oleh siswa
juga dibuat dengan kemasan yang menarik, hal ini menunjukan bahwa siswa
memiliki ketertarikan dan antusiasme dalam belajar. Peningkatan minat belajar
siswa pada penelitian ini digambarkan pada tabel dibawah ini :

Table 4.9
Peningkatan minat belajar siswa kelas XII AK1

50
Interva
Ketegori f %
l f %
10,3
Sangat Berminat 66-80 1 3,45 3 4
34,4 62,0
Berminat 51-65 10
8 18 7
62,0 27,5
Cukup Berminat 36-50 18
7 8 9
Kurang Berminat 20-35 0 0 0 0
Jumlah 29 100 29 100

Untuk lebih jelasnya digambarkan pada diagram dibawah ini :

Peningkatan minat belajar

62.07
62.07 62.07
27.59
80
60
40 Cukup Berminat
10.34
20 3.45
Sangat Berminat
0
Siklus I Siklus II

Sangat Berminat Berminat Cukup Berminat

b. Peningkatan hasil belajar


Tabel 4.10
Peningkatan hasil belajar

No Aspek Siklus I Siklus II


1 Jumlai siswa mencapai KKM 16 24
2 Persentase 55,2 82,8
3 Rata- Rata 75,2 82,6
4 Nilai terendah 57 67
5 Nilai tertinggi 87 97

Pada siklus I jumlah siswa yang nencapai KKM pada mata pelajaran Biologi
adalah 16 orang siswa atau 55.2%. nilai terandah adalah 57 dan nilai tertinggi
adalah87. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 70.7. Indikator pencapaian yaitu ≥

51
75% siswa mencapai KKM belum terpenuhi, karena pada siklus I ketuntasan
belajar siswa hanya 55.2%.
Setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami
peningkatan menjadi 24 orang atau 82.8%. nilai terendah adalah 60 dan nilai
tertinggi adalah 97. Rata-rata kelas pada siklus II adalah 82.6. Indikator
keberhasilan telah tercapai pada siklus II karena kektuntasan belajar siswa sudah
melebihi 75%. Peningkatan hasil belajar matematika digambarkan pada diagram
dibawah ini :
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Jumlah siswa mencapai KKM

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh cara-cara belajar yang dilakukan


oleh siswa itu sendiri, sebagaimana pendapat Syah (2006:57) bahwa “Faktor
yangmempengaruhi belajar yaitu faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran”
Slameto (2003: 57) menyatakan, “Minat belajarmemiliki pengaruh yang
besar terhadap hasil belajar, karena jika bahan pelajaranyang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar denganbaik. Jika belajar
tanpa disertai minat, siswa akan malas dan tidak akan mendapatkan
kepuasan dalam mengikuti pembelajaran”.

Proses pembelajaran matematika dengan RME menggunakan masalah


kontekstual (contextual problems) sebagai titik awal dalam belajar
matematika. Dalam hal ini siswa melakukan aktivitas matematisasi horisontal,
yaitu siswa mengorganisasikan masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek

52
matematika yang ada pada masalah tersebut. Siswa bebas mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyelesaikan masalah kontekstual dengan caranya
sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Kemudian siswa dengan
bantuan atau tanpa bantuan guru, menggunakan matematisasi vertikal (melalui
abstraksi maupun formalisasi) tiba pada tahap pembentukan konsep. Setelah
dicapai pembentukan konsep, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep
matematika tersebut kembali pada masalah kontekstual, sehingga memperkuat
pemahaman konsep.
Menurut (Wijaya, 2017: 20-21) model pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan model
pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) yaitu: (1) memberikan
pengertian kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan
sehari-hari, dan (2) memberikan pengertian kepada siswa bahwa matematika
adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh
siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut,
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar
siswa pada mata pelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh cara mengajar dan
media yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu peran guru harus
selalu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran juga akan meningkat. Peran guru
adalah kemampuan kerja guru yang ditampilkan dalam proses kegiatan belajat
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
Dimasa pandemic ini guru punya banyak waktu untuk merancang dan
menerapkan model-model pembelajaran berbasis Blended Learning. Tentunya
hal ini juga membutuhkan dukungan dari pihak sekolah. Dengan ketersedian
sarana dan prasarana yang ada terutama jaringan internet.
Jaringan internet yang stabil merupakan salah satu tantangan bagi
penggunaan aplikasi ini. Beberapa siswa merasa terbebani untuk menggunakan
data internet pribadi karena faktor keuangannya. Tantangan lainnya adalah
beberapa siswa merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi dari postingan
lama, karena konsep streaming yang dimana semakin baru postingan tersebut
diinformasikan, maka semakin atas tempat postingan tersebut berada.

53
Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis
Google Classroom ini sesungguhnya mempermudah guru dalam mengelola
pembelajaran dan menyampaikan informasi secara tepat dan akurat terhadap
siswa. Melalui pembelajaran secara daring diharapakan dapat
mengembangkan kemampuannya ke arah yang yang lebih baik.

54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
berbasis Google Classroom, dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada
didalamnya maka minat belajar siswa menjadi lebih baik.
Disamping itu keefektifan dari penggunaan Google Classroom
dapat dilihat dari respon yang positif dari siswa.
2. Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis
Google Classroom dapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas XII
AK1 SMKN 1 Benai, hal ini terlihat dari peningkatan minat belajar
siswa. Pada siklus I siswa yang memiliki minat belajar dengan kategori
berminat berjumlah 34.48% meningkat menjadi 62.07 % pada siklus II
3. Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis
Google Classroom dapat Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII
AK1 SMKN 1 Benai, pada siklus I siswa yang mencapai KKM pada
pembelajaran matematika berjumlah 55.2%, pada siklus II meningkat
menjadi 82.8%

B. SARAN
1. Bagi siswa yang memiliki minat kurang, diharapkan untuk lebih
meningkatkan minat belajarnya terhadap pelajaran matematika
2. Bagi guru, meningkatkan kemampuan dalam penggunaan IT sehingga dapat
pembelajaran daring dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil
maksimal.

55
DAFTAR PUSTAKA

Abid Azhar, K., & Iqbal, N. (2018). Effectiveness of Google


Classroom: Teachers’Perceptions. Prizren Social Science Journal

Bender, W., & Waller, L. (2014). Google Apps. In Cool Tech Tools for Lower
Tech Teachers: 20 Tactics for Every
Classroom.https://doi.org/10.4135/9781483387840.n16

Biantoro, Bramy. 2014. “Peduli Pendidikan, Google Classroom Buat Ruang


KelasDi Dunia Maya.” Merdeka.com.
2014.www.merdeka.com/teknologi/aplikasi-baru-google-segera-gantikan-
kelas-di-sekolah.html.

Brock Annie. (2015). Introduction To Google Classroom: An Easy-To-Use Guide


To Taking Your Classroom Digital.Createspace Independent Publishing
Platform

Class Alexa. (2018). Google Classroom: 2018 User Manual To Learn


Everything You Need To Know About Google Classroom.
Createspace Independent Publishing Platform.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka.


Cipta.

Aftakhar, Shampa. (2016). Google Classroom: What Works and How?.


Journal of Educationand Social Sciences, 3 (feb), 12-18

Gregory Corbyn.(2019). Google Classroom: 99 Ideas How To Use


Google Classroom Effectively. The Ultimate Guide To Learn
Google Classroom. Independently Published

Herlina. 2010. Minat Belajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, E.B. (2005). Perkembangan anak (jilid 1). Jakarta: Erlangga

56
Isman. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (MODA DARING).ISBN:
978-602-361-045-7

Kaczynski, D., Wood, L., &Harding, A. (2005). Using Radar Charts with
Qualitative Evaluation: Techniques to Assess Change in Blended
Learning. Active learning in Higher Education. 9 (1), hlm. 23-41

Kemmis, Stephen., Robin Mc Taggart. 1988.The Action Research


Planner.Australia: Deakin University Press

Lawson, K. M. (2014). Google Classroom: First Impressions. ProfHacker

Pappas, Christopher(2015). "Google Classroom Review: Pros And Cons Of


Using GoogleClassroom In eLearning". Diakses 1
september2018darihttps://elearningindustry.com/google-classroom-review-
pros-and-cons-of-using-google-classroom-in-elearning.

Pintrich, P. & Schunk, D..1996. The Role of Expectancy and Self-Efficacy


Beliefs. Motivation in Education: Theory, Research & Applications, Ch.
3.Englewood.

Putri Ayuningtyas. (2005) Studi Korelasi Antara Minat Belajar Dan Persepsi
Terhadap MetodeMengajar Dengan Keterlibatan Belajar Mahasiswa Pada
Posisi Duduk Di Belakang. Ubaya : Tidak diterbitkan

Graham, M. J., & Borgen, J. (2018). Google Classroom. In Google Tools Meets.
Middle School. https://doi.org/10.4135/9781506360188.n3

Rusman. (2006). Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Witherington, H.C. ( 1978 ) Educational Psycology, terjemahan M Buchori


Jakarta : Aksara. Baru

57
LAPORAN HASIL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS


EDUCATION) BERBASIS GOOGLE CLASSROOM GUNA
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII
AK1 SMKN 1 BENAI

OLEH :
NAMA : SESWETI, S.Pd
NIP. 197210032000122001

GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


SMKN 1 BENAI
TAHUN 2021

58
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS


EDUCATION) BERBASIS GOOGLE CLASSROOM GUNA
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII
AK1 SMKN 1 BENAI

1. Ruang lingkup : Bidang Pendidikan Metematika


2. Bentuk Penulisan : Penelitian Tindakan Kelas
3. Penulis
a. Nama : Sesweti, S.Pd
b. Nip : 197210032000122001
c. Pangkat/Gol ruang : Pembina TK I/IVb
d. Bidang Tugas : Guru Pendidikan Matematika
SMKN 1 Benai
4. Waktu Penulisan : Tahun 2021

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

59
SURAT KETERANGAN

Dengan ini menyatakan bahwa :

Judul PTK : Penerapan Pendekatan Rme (Realistic Mathematics Education)


Berbasis Google Classroom Guna Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XII AK1 SMKN 1 Benai

Penulis : Seswati. S.Pd

Tahun Penulisan : 2021

Menerangkan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakaan SMKN 1


Benai dan dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber bacaan.

Demikian surat keterangan uni untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Mengetahui

Kepala Perpustakaan

SMKN 1 Benai

Defriani. S.Pd
NIP 197211302007012002

60
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan PTK tentang Penerapan Pendekatan Rme (Realistic
Mathematics Education) Berbasis Google Classroom Guna Meningkatkan Minat
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII AK1 SMKN 1 Benai

PTK ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan PTK ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan PTK ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki PTK ini.

Akhir kata kami berharap semoga penulisan PTK ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Penulis

61
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
LEMBARAN PERSETUJUAN................................................................... i
KETERANGAN KEPALA PUSTAKA...................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
ABSTRAK..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
E. Defenisi Operasional ......................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Realistic Mathematics Education ...................................................... 6
B. Google Clasroom................................................................................ 9
C. Minat belajar ................................................................................ 16
D. Hasil belajar........................................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian............................................................................... 30
B. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................... 30
C. Subjek Penelitian................................................................................ 30
D. Desain penelitian............................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 32
F. Teknik Analisa Data........................................................................... 33
G. Instrument penelitian.......................................................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN...................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA

62
PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS
EDUCATION) BERBASIS GOOGLE CLASSROOM GUNA
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII
AK1 SMKN 1 BENAI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui


penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis Google
Classroom. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian
adalah sisiwa kelas Kelas XII AK1 SMKN 1 yang berjumlah 29 orang. Data
penelitian diperoleh melalui pengamatan dan angket. Teknik analisis data
dilakukan dengan deskriftif kualitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitaian
adalah 1) Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
berbasis Google Classroom, dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada didalamnya
maka minat belajar siswa menjadi lebih baik. Disamping itu keefektifan
dari penggunaan Google Classroom dapat dilihat dari respon yang positif dari
siswa. 2) Penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berbasis
Google Classroom dapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas XII AK1
SMKN 1 Benai, hal ini terlihat dari peningkatan minat belajar siswa. Pada siklus I
siswa yang memiliki minat belajar dengan kategori berminat berjumlah 34.48%
meningkat menjadi 62.07 % pada siklus II. 3) Penerapan pendekatan RME
(Realistic Mathematics Education) berbasis Google Classroom dapat
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII AK1 SMKN 1 Benai, pada siklus I
siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran matematika berjumlah 55.2%,
pada siklus II meningkat menjadi 82.8%

Kata kunci: Realistic Mathematics Education, google classroom, minat belajar

63
Undangan Seminar PTK

Kepada YTH

Bapak/Ibu Guru…….

Di

Tempat

Dalam rangka peningkatan pembelajaran guru dan adanya kewajiban bagi tenaga
pendidik untuk melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, maka kami dan
Panitia Pelaksana Seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan mengadakan
seminar hasil PTK bagi tenaga fungsional guru.

Sehubungan dengan hal ini kami mengundang Bapak/Ibu guru untuk hadir dan
mengikuti seminar yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Demikian surat undangan ini kami sampaikan, semoga Bapak/Ibu guru


berkenan menghadiri undangan kami. Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu
guru kami ucapkan terima kasih

Ketua Sekretaris

…………

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

64
SUSUNAN ACARA

SEMINAR HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Waktu Kegiatan

08.00-08.15 Pembukaan

08.15-09.30 Seminar PTK

09.45-10.00 Penutup

Waktu Kegiatan

Ketua Panitia

………………………

65
DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR HASIL PTK

NO NAMA TEMPAT TANDA


TUGAS TANGAN
1

10

11

12

13

14

66
15

16

17

18

19

20

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

67
BERITA ACARA

Pada hari ini…… tanggal ….. bulan …... tahun ……. telah dilaksanakan seminar
hasil Penelitian Tindakan kelas (PTK).

Nama : …………………..

Nip : ……………………….

Judul PTK : Penerapan Pendekatan Rme (Realistic Mathematics Education)


Berbasis Google Classroom Guna Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XII AK1 SMKN 1 Benai

Tempat : SMKN 1 Benai

Dengan susunan Panitia Sebagai Berikut

Ketua : ………….. ( )

Sekretaris : ………………. ( )

Anggota : ……………………… ( )

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

68
PERNYATAAN MELAKSANAKAN SEMINAR

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Telah dilaksanakan acara seminar hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada

Hari :

Waktu :

Tempat :

Dengan judul : Penerapan Pendekatan Rme (Realistic Mathematics Education)


Berbasis Google Classroom Guna Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XII AK1 SMKN 1 Benai

Oleh guru SMKN 1 Benai

Nama : Seswati. S.Pd

Nip : 197210032000122001

Pangkat/golongan : Pembina TK I/IVb

Jabatan : Guru

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

69
NOTULEN JALANNYA SEMINAR
HARI/TANGGAL :
JUDUL PENELITIAN :
Penerapan Pendekatan Rme (Realistic Mathematics
Education) Berbasis Google Classroom Guna
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
XII AK1 SMKN 1 Benai
NARA SUMBER : Seswati. S.Pd
MODERATOR :
NOTULEN :
No Nama Pertanyaan kritik dan Tanggapan
saran/ masukan peserta

70
KETUA NOTULEN

Mengetahui

Kepala SMKN 1 Benai

Kusnadi S.Pd
NIP. 197010102007011005

71
LAMPIRAN

DOKUMEN SEMINAR

72

Anda mungkin juga menyukai