Anda di halaman 1dari 35

PRODUKTIVITAS MODEL OBJECTIVES MATRIX (OMAX)

Diajukan untuk menuhi salah satu tugas Mata Kuliah Analisis Produktivitas
yang di ampu oleh:

Syarifuddin, ST., MT

Oleh:
Fadilla Audina Azhara Butar Butar (180130099)
Rian Kurniawan (180130102)
Syika Ramadhani (180130114)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT.


yang telah memberi kesempatan, taufik, dan hidayah, sehingga tugas Analisis
Produktivitas yang berjudul “Produktivitas Model Objectives Matrix (OMAX)”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW dan keluarganya berserta para sahabatnya yang telah
membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang
yang diridhoi oleh allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang
sangat sederhana ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan
nasihat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua.

Lhokseumawe, 11 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Pengertian Objectivitas Matrix (OMAX)...........................................................3
2.2. Kelebihan Metode OMAX.................................................................................3
2.3. Aspek Penting Dalam OMAX ...........................................................................4
2.4. Tahap Awal Pengukuran Produktivitas Metode OMAX...................................4
2.5. Perhitungan Indeks Produktivitas (IP)..............................................................7
2.6. Beberapa Faktor Utama Penyebab Penurunan Produktivitas
Perusahaan.........................................................................................................7
2.7. Definisi Operasional..........................................................................................8
2.8. Contoh Analaisis Produktivittas Menggunakan Metode OMAX......................9
2.8.1. Mecari Nilai Standart dan Nilai Rasio..................................................10
2.8.2. Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas...........................11
2.8.3. Penetapan Bobot Kriteria Kinerja.........................................................15
2.8.4. Pembentukan Matrix OMAX................................................................16
2.8.5. Perhitungan Indikator Pencapaian........................................................27
2.8.6. Perhitungan Indeks Produktivitas..........................................................28
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................30
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................30
3.2. Saran................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................32

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur maupun jasa pada dasarnya akan menghasilkan suatu keluaran dan
keluaran tersebut belum tentu memenuhi kepuasan konsumen, baik dalam hal
jumlah, mutu, pelayanan maupun perbandingan antara hasil yang didapat dengan
sumber-sumber yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa
tersebut. Peningkatan keluaran (output) harus diikuti dengan pemanfaatan
masukan (input) yang tepat guna memperoleh keuntungan yang
besar.
Pencapaian output yang optimal akan terwujud apabila didukung dengan
pemanfaatan sumber daya (input) secara optimal. Sumber – sumber input
perusahaan antara lain: bahan baku, tenaga kerja, modal, energi, mesin-mesin,
peralatan, dan bahan pembantu/pendukung lainnya. Semua input tersebut saling
melengkapi guna menunjang perolehan ouput yang optimal. Pemanfaatan input
yang sekecil mungkin merupakan salah satu upaya menghasilkan output yang
optimal.
Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara baik dan
sistematis sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu perusahaan.
Tahap pengukuran, evaluasi, perencanaan dan perbaikan harus disesuaikan
dengan kondisi dan karakteristik masing-masing perusahaan. Perencanaan
produktivitas adalah suatu tahap yang menentukan program peningkatan
produktivitas , dengan adanya perencanaan yang baik maka suatu perusahaan
dapat menelusuri berbagai kemungkinan peningkatan produktivitas
dimasa yang akan datang sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah perbaikan
produk.
Suatu perusahaan dikatakan ideal apabila perusahaan memperolah manfaat
yang maksimal dari pemanfaatan sumber daya yang ada. Dalam pelaksanaan dan
peningkatan sumber daya setiap perusahaan mempunyai cara sendiri-sendiri tetapi
mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan produktivitas.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Objective Matrix?
2. Apa saja kelebihan Metode Objectve Matrix?
3. Bagaimana bentuk dan susunan metode Objectuve Matrix?
4. Bagaimana cara mencari tingkat produktivitas produksi menggunaan
metode Objective Matriks pada suatu perusahaan?

1.3. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Objecive Matrix
2. Mengetahui kelebihan Metode Objective Matrix
3. Memahami bentuk dan sususnan metode Objective Matrix
4. Memahami cara mencari tingkat produktivitas produksi menggunaan
metode objective matriks
5.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Objectivitas Matrix (OMAX)
Objective matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial
yang dikembangkan untuk memantau produktivitas suatu perusahaan atau ditiap
bagian saja dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut.
Model ini diciptakan oleh Prof. James L. Riggs, seorang ahli produktivitas
dari Amerika Serikat. Matriks ini berasal dari usaha-usaha beliau untuk
mengkualifikasikan perawatan yang dilandasi kasih sayang (Tender Loving Care)
yaitu suatu skema multi dimensional untuk menyertakan TLC dalam pengukuran
kinerja. Dengan demikian model ini dapat digunakan untuk mengidentifkasi
faktor-faktor yang amat berpengaruh dan yang kurang berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas (Yosan et al., 2014).

2.2. Kelebihan Metode OMAX


Pengukuran produktivitas dapat menjadi suatu hal yang menyulitkan
karena adanya beberapa hal yang harus dilibatkan seperti rasio-rasio, indeks,
persentase dan lain-lain. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa
pengukuran dan peningkatan produktivitas sulit untuk dilakukan karena
banyaknya kriteria yang harus dipertimbangkan dan dilibatkan di dalamnya (Deza
et al., 2017).
Hasil perpaduan beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas
ini kemudian dinilai ke dalam satu indikator atau indeks yang berguna sebagai
berikut.
1. Memperlihatkan sasaran atau target peningkatan produktivitas.
2. Alat peringatan dalam pengambilan keputusan bagi peningkatan
produktivitas.
3. Mengetahui posisi dalam pencapaian target.
Kelebihan model OMAX dibandingkan dengan model pengukuran
produktivitas yang lainnya:

3
1. Model ini memungkinkan menjalankan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengukuran, penilaian dan peningkatan produktivitas sekaligus.
2. Adanya sasaran produktivitas yang jelas dan mudah dimengerti yang akan
memberi motivasi bagi pekerja untuk mencapainya.
3. Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas
dapat diidentifikasikan dengan baik dan dapat dikuantifikasikan.
4. Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing-masing
faktor terhadap peningkatan produktivitas yang penentuannya memerlukan
persetujuan manajemen.
5. Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas dan dinilai ke dalam satu indikator atau indeks.
6. Bentuk model ini fleksibel, tergantung lingkungan mana diterapkan.
Dalam hal ini juga berarti bahwa data-data yang diperlukan dalam model
ini mudah diperoleh di lingkungan perusahaan dimana model ini
digunakan.

2.3. Aspek Penting Dalam OMAX


Tiga aspek yang penting dalam OMAX (Harliono,2010),yaitu:
1. Awareness (kesadaran), yaitu:
a. Mengerti masalah produktivitas.
b. Ada kemungkinan peningkatan produktivitas.
c. Mampu meningkatkan produktivitas
2. Improvement (peningkatan), yaitu:
Adapun peningkatan dalam aspek OMAX, yaitu mampu dan mau
menjalankan perbaikan.
3. Maintenance (pemeliharaan), yaitu:
a. Mempertahankan kemajuan.
b. Memelihara semangat kemajuan.

2.4. Tahap Awal Pengukuran Produktivitas Metode OMAX


Tahap awal yang dilakukan dalam pengukuran produktivitas dengan
menggunakan OMAX adalah:

4
1. Mencantumkan visi misi perusahaan.
2. Menentukan potensial objektif.
3. Menentukan kriteria pengukuran.
4. Menentukan bobot dari tiap kriteria yang terpilih.

Tahap Awal Pengukuran Produktivitas Metode OMAX Menurut


Christopher, Objective Matrix merupakan suatu metode pengukuran kinerja
dengan menggunakan indikator pencapaian dan suatu prosedur pembobotan untuk
memperoleh indeks produktivitas total. Susunan model ini berupa matriks yaitu
sebuah tabel yang sel-selnya disusun menurut kolom dan baris sehingga dapat
dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Susunan matriks ini akan
memudahkan dalam pengoperasiannya. Susunan model Objective Matrix ini
terdiri atas beberapa bagian yakni sebagai berikut (Kabupaten et al., 2017) :
1. Kriteria Produktivitas
Adalah kegiatan dan faktor yang mendukung produktivitas unit kerja yang
sedang diukur produktivitasnya, dinyatakan dengan perbandingan (rasio).
Kriteria ini menyatakan ukuran efektivitas, kuantitas dan kualitas dari
output, efisiensi dan utilisasi dari input, konsistensi dari operasi dan
ukuran khusus atau faktor lainnya yang secara tidak langsung berhubungan
dengan tingkat produktivitas yang diukur. Setiap kriteria harus terukur dan
sebaiknya tidak saling bergantung. Kriteria yang melukiskan ukuran
produktivitas letaknya di kelompok paling atas dari matriks ini.
Adapun untuk menghitung nilai rasio dapat menggunakan rumus:
Ak tual Produksi
Rasio (1) =
Jam kerja yang tersedia
…………………………………….. (3.4)
Ak tual Produksi
Rasio(2)= ……………………………………..
Pemakaian bahan baku
(3.5)
Jam kerja tersedia
Rasio (3) = jam mesin idle ....

………………………………….. (3.6)
Keterangan:

5
Rasio (1) = Produktivitas effektif waktu produksi
Rasio (2) = Produktivitas yield efisiensi bahan baku.
Rasio (3) = Produktivitas jam kerja efektif.
2. Tingkat Pencapaian
Setelah beberapa periode waktu, dilakukanlah pengukuran untuk
memantau besarnya pencapaian performance untuk setiap kriteria.
Keberhasilan pencapaian itu kemudian diisikan pada baris performance
yang tersedia untuk semua kriteria. Kemudian untuk perhitungan rasio
diperoleh dari bagian yang berkaitan dengan produktivitas.
3. Sel-sel skala Matrix
Kerangka dari badan matriks disusun dari besaran pencapaian setiap
kriteria. Di dalamnya terdiri dari 11 baris, dimulai dari baris paling bawah
yang merupakan pencapaian terendah atau terburuk yang dinyatakan
dengan level 0, sampai dengan baris paling atas yang merupakan sasaran
atau target produktivitas yang realistis yang dinyatakan dengan level 10.
Tingkat pencapaian semula yaitu tingkat pencapaian yang diperoleh saat
matriks mulai dioperasikan, ditempatkan pada level 3. Setelah sel-sel skala
0, 3 dan 10 diisi, sisa sel lainnya untuk setiap kriteria dengan lengkap
dicantumkan secara bertingkat. Sel pada level 1, 2, dan 4 sampai 9
merupakan tingkat pencapaian antara (intermediate).
4. Skor
Pada baris skor (bagian bawah matriks), besar pencapaian pada poin
nomor 2 (di bagian atas badan matriks) diubah ke dalam skor yang sesuai.
Hal ini dilakukan dengan mencocokkan besaran realisasi pencapaian rasio
pada poin nomor 2 dengan sel matriks yang ada dan ekuivalen dengan
skala tertentu.
5. Bobot
Setiap kriteria yang telah ditetapkan mempunyai pengaruh yang berbeda
pada tingkat produktivitas yang diukur. Untuk itu, perlu dicantumkan
bobot yang menyatakan derajat kepentingan (dalam satuan %) yang
menunjukkan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap produktivitas unit
kerja yang diukur. Jumlah seluruh bobot kriteria adalah 100%.

6
Persentase Bobot =
……………………………. (3.9)
Keterangan:
∑ Setiap Rasio = Jumlah bobot setiap rasio.
∑ Seluruh Rasio = Jumlah keseluruhan rasio.
6. Nilai Produktivitas
Nilai dari pencapaian yang berhasil diperoleh untuk setiap kriteria pada
periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu
dengan bobot kriteria tersebut.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai produktivitas,
yaitu:
Nilai Produktivitas = Skor Aktual X Bobot……………………….. (3.10)
7. Indikator Pencapaian
Pada periode tertentu jumlah seluruh nilai dari setiap kriteria dicantumkan
pada kotak indikator pencapaian. Besarnya indikator awalnya adalah 300
karena semua kriteria mendapat skor 3 pada saat matriks mulai
dioperasikan. Peningkatan produktivitas ditentukan dari besarnya kenaikan
indikator pencapaian yang terjadi.
Indikator Pencapaian = NP rasio 1 + …. + NP ke-n………………. (3.11)
Keterangan NP = Nilai Produktivitas.

2.5. Perhitungan Indeks Produktivitas (IP)


Pola pertumbuhan produktivitas dianalisa untuk mengertahui
perkembangan perusahaan selama periode pengukuran. Perhitungan persentase
perubahan indeks produktivitas setiap periode pengukuran. Adapun rumus untuk
menghitung indeks produktivitas dengan cara:

Indeks Produktivitas = X 100% …………………………………


(3.12)
Keterangan:
IPi = Nilai indikator pencapaian di suatu periode.
IPi-l = Nilai indikator pencapaian awal.

7
2.6. Beberapa Faktor Utama Penyebab Penurunan produktivitas
Perusahaan.
Pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab penurunan
produktivitas perusahaan anatara lain (Gasperz, 1998):
1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan
mengola produktivitas perusahaan.
2. Motivasi karyawan yang rendah karena sistem pengakuan dan
penghargaan yang diberikan.
3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan
memenuhi jadwal yang ditetapkan sehingga mengecewakan pelanggan.
4. Pemborosan penggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja,
energi, waktu, informasi dan lain-lain.
5. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi dan pemasaran.
6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama
yang terpecahkan.

2.7. Defenisi Operasional


Defenisi operasional variabel adalah penjelasan defenisi dari variabel yang
digunakan dalam perhitungan objective matrix terdiri dari kriteria rasio 1, rasio 2,
rasio 3, Penentuan Performansi Standar Dan Skala Performansi dan penentuan
target serta bobot :

1. Kriteria effektifitas produksi (Rasio 1)


Kriteria ini merupakan pengukuran produktivitas jumlah hasil produksi
dengan total jam kerja orang, kriteria ini dipilih untuk mengetahui
perbandingan antara jumlah hasil produksi yang telah dihasilkan dengan
total jam kerja orang yang tersedia.
2. Kriteria yield efisiensi bahan baku (Rasio 2)
Kriteria ini merupakan pengukuran produktivitas jumlah hasil produksi
dengan jumlah bahan baku yang digunakan, kriteria ini dipilih untuk

8
mengetahui perbandingan antara jumlah hasil produksi dengan jumlah
bahan baku yang digunakan.
3. Kriteria jam kerja efektif (Rasio 3)
Kriteria ini merupakan pengukuran produktivitas jam kerja yang tersedia
dengan jam mesin idle, kriteria ini dipilih untuk mengetahui perbandingan
antara jam kerja yang tersedia dengan dengan jumlah jam mesin idle.
4. Penentuan Performansi Standar Dan Skala Performansi
Pada tahap ini, nilai performansi standar diperoleh dari hasil perhitungan
rata-rata setiap rasio performansi dan ditempatkan pada level 3. Langkah
selanjutnya yaitu menentukan skala terkecil yang didapatkan dari nilai
terkecil pada perhitungan rasio dan ditulis pada level 0. Sedangkan untuk
level 10 didapatkan dari target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Setelah
level 0, level 3, dan level 10 terisi langkah selanjutnya menentukan level 1
sampai dengan level 3 dan level 3 sampai dengan level 10 yang disebut
dengan menghitung skala performansi. Perhitungan untuk menentukan
skala tiap levelnya antara level 1 sampai dengan level 3 dengan
menggunakan formulasi:
(level 3-level 0 )
Level 1 – level 2 =
(3-0)
Sedangkan untuk menghitung skala antara level 3 sampai dengan level 10
dengan menggunakan formulasi:
(level 10-level 3 )
Level 4 – Level 10 =
(10-3)
5. Penentuan Target Dan Bobot
Pengukuran produktivitas dengan metode OMAX di lantai produksi PT.
Perkebunan Nusantara III PKS Sei Silau diperlukan penentuan target dan
bobot untuk setiap kriteria. Target yaitu nilai yang ingin dicapai oleh
perusahaan,target yang ingin dicapai tentunya harus realistis dengan
keadaan perusahaan saat ini. Bobot merupakan derajat kepentingan dari
kriteria yang dinyatakan dalam satuan persen (%), total bobot dari semua
kriteria bernilai 100%. Proses menentukan bobot dan target diperoleh dari
hasil wawancara dengan para karyawan perusahaan.

9
2.8. Contoh Analisi Produktivitas Menggunakan Metode OMAX
Analisis produktivitas pada produksi CPO dengan menggunakan metode
OMAX di PT. Perkebunan Nusantara III PKS Sei SIlau Sumatera Utara.
Adapun data yang diperoleh untuk produksi CPO dalam satu tahun dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Data-Data Yang Dibutuhkan Dalam Pengukuran Produktivitas CPO
Jam
Jumlah Jam
Tahu Bahan Outpu Jam Kerja Absensi Kerusaka
Tenaga Mesin
n Bulan Baku t Kerj Yang Karyawa n Mesin
Kerja Normal
a Tersedia n (Jam)
(Orang) (Jam)
(Jam)
Juli 26625 32720 162 12 530 3 15 515
Agustus 24300 38292 162 12 477 3 1 476
September 27575 44516 162 12 546 2 8 538
2018
Oktober 24825 50199 162 12 532 1 9 523
November 25475 56067 162 12 530 2 4 526
Desember 23021 61193 162 12 505 2 9 496
Januari 20375 20111 162 12 472 0 3 469
Februari 18400 9100 162 12 461 0 7 454
Maret 19950 13919 162 12 508 0 11 497
2019
April 20875 18923 162 12 466 2 4 462
Mei 28975 28175 162 12 551 1 3 548
Juni 23275 31160 162 12 450 0 4 446
Sumber: Data Perusahaan

2.8.1. Mencari Nilai Standar dan Nilai Rasio


Pengukuran nilai standar adalah menentukan nilai tahap awal, dimana
pada matriks sasaran akan diletakkan pada tingkat ketiga, untuk menentukan nilai
tahap awal adalah merata-rata nilai rasio pada periode masing-masing. Adapun
untuk menghitung nilai rasio dapat menggunakan rumus:

Rasio (1) = = = 61,73

Rasio (2) = = = 1,22

10
Rasio (3) = = = 35,33
Berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan nilai rasio berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, yang dapat dilihat
pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Rekapitulasi Nilai Rasio
Bulan Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Juli 61,73 1,22 35,33
Agustus 80,27 1,57 477
September 81,53 1,61 68,25
Oktober 94,35 2,02 59,11
November 105,78 2,20 132,5
Desember 121,17 2,65 56,11
Januari 57,60 1,09 157,33
Februari 19,73 0,49 65,85
Maret 27,39 0,69 46,18
April 40,60 0,90 116,5
Mei 56,13 0,97 183,66
Juni 69,24 1,33 112,5
Rata - rata 60,52 1,27 125,86
Sumber: Hasil Pengolahan Data

2.8.2. Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas


Berikut merupakan hasil perhitungan nilai skala interval dan skala tingkat
produktivitas.
1. Nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas efisiensi bahan baku.
Adapun untuk mengisi skala tingkat memiliki beberapa penilaian:
a. Level 10, berisi tingkat pencapaian realistis optimal yang mungkin
tercapai.
b. Level 3, berisi tingkat performansi pada waktu awal pengukuran.
c. Level 0, berisi tingkat pencapaian terburuk yang mungkin terjadi.
Diantara level 0 sampai level 10 terdapat level 1-9, yang berisi kisaran
pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal.
2. Penetapan sasaran jangka Panjang
Dalam perhitungan OMAX, sasaran jangka Panjang ditentukan oleh
manajemen perusahaan. Sebab pihak-pihak inilah yang mengetahui

11
keadaan perusahaan yang sesungguhnya, sehingga dapat menentukan
kemajuan yang dapat dicapai untuk tahun-tahun yang akan datang.
Dasar-dasar penetapan sasaran jangka Panjang antara lain:
a. Persentase terbesar diberikan kepada kriteria yang lebih mudah
pengendaliannya.
b. Persentase terkecil diberikan kepada kriteria yang memiliki banyak
faktor kendala sehingga sulit dikendalikan.
c. Persentase yang akan dijadikan sasaran jangka Panjang, hendaknya
tidak terlalu besar karena dapat menjadi beban bagi perusahaan untuk
mencapai target.
Setelah diketahui dasar-dasar penetapan jangka panjang, maka
persentase yang ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Kriteria yield efisiensi bahan baku, yang menjadi sasarannya adalah
kenaikan output sebesar 25%
2. Kriteria Effekifitas Produksi, sasarannya adalah peningkatan jam kerja
sebesar 35%
3. Kriteria jam kerja produktif, sasarannya adalah penurunan jumlah absensi
tenaga kerja sebesar 60%

A. Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas Effektifitas Produksi


Berikut hasil nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas dapat
dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 2.3 Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas Effektifitas
Produksi
Pengisian Kolom Skor Skor Skala
Tingkat
Pencapaian Awal 60,52 10 74,94
9 72,88
Akan dinaikan 0,25
8 70,82
100% + 25% 1,25 7
1,25 x 60,52 = 75 68,76
6 66,70
5 64,64

12
75-60,52 4 62,58
Skala interval =
7 3 60,52
2 58,46
14,48
1 56,40
= 7
0

= 2,06 54,34
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 3.3 nilai skala interval dan skala tingkat Effektifitas
Produksi diatas, adapun cara untuk mengisi skala tingkat pada skor 4
adalah: Skor 4 = skor 3 + skala interval = 60,52+ 2,06 = 62,58
Pengisian skala tingkat untuk skor 4. Sedangkan untuk mengisi skala
tingkat pada skor 2 adalah:
Skor 2 = skor 3 – skala interval = 60,52 – 2,06 = 58,46
Pengisian skala tingkat untuk skor 1 sampai 0, caranya sama dengan
perhitungan skala tingkat untuk skor 2.

B. Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Effektifitas Produksi


Berikut hasil nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas efisiensi
bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 2.4 Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat produktivitas efisiensi
bahan baku
Pengisian Kolom Skor Skor Skala
Tingkat
Pencapaian Awal 1,27 10 3,31
9 2,71
Akan dinaikan 0,35
8 2,65
100% + 35% 1,35 7
1,35 x 1,27 = 1,71 2,05
1,71- 1,27 6 1,45
Skala interval =
7 5 1,39

0,44
=7 4 1,33
3 1,27
2 1,21
1 1,15
= 0,06
0 1,09
Sumber: Hasil Pengolahan Data

13
Berdasarkan Tabel 3.4 nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas
efisiensi bahan baku diatas, adapun cara untuk mengisi skala tingkat pada
skor 4 adalah:
Skor 4 = skor 3 + skala interval = 1,27 + 0,06 = 1,33
Pengisian skala tingkat untuk skor 4. Sedangkan untuk mengisi skala
tingkat pada skor 2 adalah:
Skor 2 = skor 3 – skala interval = 1,27 – 0,06 = 1,21
Pengisian skala tingkat untuk skor 1 sampai 0, caranya sama dengan
perhitungan skala tingkat untuk skor 2.

C. Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas Jam Kerja efektif
Berikut hasil nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas dapat
dilihat pada Tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5 Nilai Skala Interval dan Skala Tingkat Produktivitas Jam Kerja
efektif
Pengisian Kolom Skor Skor Skala
Tingkat
Pencapaian Awal 125,86 10 50,96
9 61,66
Akan dinaikan 0,60
8 72,36
100% - 60% 0,40 7
0,40 x 125,86 = 50,34 83,06
50,34 - 125,86 6
Skala interval =
7

- 75,52
=
7
= -10,7 93,76
5 104,46
4 115,16
3 125,86
2 136,56
1 147,26
0 157,96
Sumber: Hasil Pengolahan Data

14
Berdasarkan Tabel 2.5 nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas
Jam Kerja efektif diatas, adapun cara untuk mengisi skala tingkat pada
skor 4 adalah:
Skor 4 = skor 3 - skala interval = 125,86 – 10,7 = 115,6
Pengisian skala tingkat untuk skor 4. Sedangkan untuk mengisi skala
tingkat pada skor 2 adalah:
Skor 2 = skor 3 + kala interval = 125,86 + 10,7 = 136,56
Pengisian skala tingkat untuk skor 1 sampai 0, caranya sama dengan
perhitungan skala tingkat untuk skor 2.

2.8.3. Penetapan Bobot Kriteria Kinerja


1. Bobot Kriteria Kinerja
Bobot kriteria kinerja yang digunakan dalam pengukuran produktivitas
pada proses produksi CPO di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Silau ini
diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada para karyawan yang
berada pada level atas dalam structural jabatan pada bagian proses
produksi dan manajer pabrik.
Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut diperoleh bahwa bobot untuk
masing-masing rasio yang akan diukur adalah seperti terlihat pada Tabel
2.6 berikut:
Tabel 2.6 Data Hasil Kuisioner Bobot Kriteria Kerja
Responden Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
1 5 5 4
2 5 5 4
3 5 4 3
4 5 5 3
Total 20 19 14
Sumber: Hasil Kuisioner
Nilai bobot diatas dikonversikan kedalam skala 100 agar kemudian dapat
dimasukkan dalam matriks sasaran.

Perhitungan Bobot Rasio 1 =


Hasil Perhitungan nilai bobot untuk masing-masing rasio dan persentase
kriteria buruk dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan Tabel 2.8 dibawah ini:
Tabel 2.8 Penetapan Bobot Kriteria Kinerja

15
Rasio Bobot Total Bobot Persentase
Rasio 1 20 71 28,2
Rasio 2 19 71 26,7
Rasio 3 14 71 19,7
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.8 total perhitungan nilai bobot untuk masing-masing rasio
dan persentase kriteria buruk, maka didapatkan persentase paling rendah
yaitu pada rasio 3

2.8.4. Pembentukan Matrix OMAX


Nilai-nilai yang ada dalam pembentukan matrix OMAX adalah nilai tahap
awal, nilai sasaran akhir, nilai terendah, dan nilai bobot masing-masing rasio.
1. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Juli 2018
Berikut adalah Tabel 2.9 pembentukan matriks OMAX bulan Juli 2018.
Tabel 2.9 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Juli 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 61,73 1,22 35,33
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 3 2 10
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
84,6 53,4 197
Perfomance
Indikator 335
Keterangan Sangat
Buruk Buruk
Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data

16
Matriks sasaran terdiri dari rasio 1 sampai 3, dimana nilai rasio ini
didapat dari perhitungan nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas untuk
setiap rasio. Sedangkan nilai aktual adalah hasil rekapitulasi nilai rasio, dimana
untuk bulan Juli 2018 digunakan nilai rekapitulasi nilai rasio dari bulan juli juga.
Skor aktual ditentukan dengan melihat dimana nilai rasio yang paling mendekati
dengan nilai aktual. Untuk nilai bobot didapat dari nilai penetapan bobot kriteria
kinerja. Nilai performance adalah hasil kali antara skor aktual dengan nilai bobot.
Maka didapat keterangan dari matriks sasaran bulan juli 2018 untuk rasio pertama
buruk, rasio kedua buruk, rasio ketiga sangat baik.

2. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Agustus 2018


Berikut adalah Tabel 2.10 pembentukan matriks OMAX bulan Agustus
2018.
Tabel 2.10 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Agustus 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 80,27 1,57 477
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 10 7 0
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
282 160 0
Perfomance
Indikator 442
Keterangan Sangat Sangat
Baik
Baik Buruk
Sumber: Hasil Pengolahan Data

17
Dari Tabel 2.11 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Agustus 2018 untuk rasio pertama sangat baik ,rasio
kedua baik, rasio ketiga sangat buruk.

3. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan September 2018


Berikut adalah Tabel 2.11 pembentukan matriks OMAX bulan September
2018.
Tabel 2.11 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan September 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor
Nilai Aktual 81,53 1,61 68,25 Keterangan
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
Tabel 2.11 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan September 2018 (Lanjutan)
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Skor Keterangan
64,64 1,39 104,46 5 Sedang
62,58 1,33 115,16 4
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2 Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 10 6 9
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
282 160 177,3
Perfomance
Indikator 619,3
Keterangan Sangat
Baik Baik
Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.12 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan september 2018 untuk rasio pertama sangat baik,
rasio kedua baik, rasio ketiga sangat baik.

18
1. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Oktober 2018
Berikut adalah Tabel 2.13 pembentukan matriks OMAX bulan Oktober
2018.
Tabel 2.13 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Oktober 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 94,35 2,02 59,11
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2 Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 10 7 9
Tabel 3.13 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Oktober 2018 (Lanjutan)
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
282 186,9 177,3
Perfomance
Indikator 646,2
Keterangan Sangat
Baik Baik
Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.13 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Oktober 2018 untuk rasio pertama sangat baik, rasio
kedua baik, rasio ketiga baik.

2. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan November 2018


Berikut adalah Tabel 2.14 pembentukan matriks OMAX bulan November
2018.
Tabel 2.14 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan November 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Skor Keterangan

19
Nilai Aktual 105,78 2,20 132,5
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 10 8 2
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
282 213,6 39,4
Perfomance
Indikator 535
Keterangan Sangat
Baik Buruk
Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.14 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan November 2018 untuk rasio pertama sangat baik,
rasio kedua baik, rasio ketiga buruk.

3. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Desember 2018


Berikut adalah Tabel 2.15 pembentukan matriks OMAX bulan Desember
2018.
Tabel 2.15 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Desember 2018
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 121,17 2,65 56,11
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2 Buruk

20
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 10 8 10
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
282 213,6 197
Perfomance
Indikator 692,6
Keterangan Sangat Sangat
Baik
Baik Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.15 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Desember 2018 untuk rasio pertama sangat baik,
rasio kedua sangat baik, rasio ketiga sangat baik.

4. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Januari 2019


Berikut adalah Tabel 3.16 pembentukan matriks OMAX bulan Januari
2018.
Tabel 3.16 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Januari 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 57,60 1,09 157,33
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 1 0 0
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
28,2 0 0
Perfomance
Indikator 28,2
Keterangan Sangat Sangat
Buruk Buruk Buruk

21
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.16 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Januari 2019 untuk rasio pertama buruk, rasio kedua
sangat buruk, rasio ketiga sangat buruk.

5. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Februari 2019


Berikut adalah Tabel 2.17 pembentukan matriks OMAX bulan Februari
2019.
Tabel 2.17 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Februari 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 19,73 0,49 65,85
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 9
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
0 0 177,3
Perfomance
Indikator 177,3
Keterangan Sangat Sangat
Baik
Buruk Buruk
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.17 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Februari 2019 untuk rasio pertama sangat buruk,
rasio kedua sangat buruk, rasio ketiga baik.

6. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Maret 2019

22
Berikut adalah Tabel 2.18 pembentukan matriks OMAX bulan Maret 2019.
Tabel 2.18 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Maret 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 27,39 0,69 46,18
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 10
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
0 0 197
Perfomance
Indikator 197
Keterangan Sangat Sangat Sangat
Buruk Buruk Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.18 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Maret 2019 untuk rasio pertama sangat buruk, rasio
kedua sangat buruk, rasio ketiga sangat baik.

7. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan April 2019


Berikut adalah Tabel 2.19 pembentukan matriks OMAX bulan April 2019.
Tabel 2.19 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan April 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 40,60 0,90 116,5
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9 Baik
70,82 2,65 72,36 8
68,76 2,05 83,06 7

23
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5
62,58 1,33 115,16 4 Sedang
60,52 1,27 125,86 3
58,46 1,21 136,56 2
Buruk
56,40 1,15 147,26 1
54,34 1,09 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 4
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
0 0 78,8
Perfomance
Indikator 78,8
Keterangan Sangat Sangat
Sedang
Buruk buruk
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.19 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan April 2019 untuk rasio pertama sangat buruk, rasio
kedua sangat buruk, rasio ketiga sedang.

8. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Mei 2019


Berikut adalah Tabel 2.20 pembentukan matriks OMAX bulan Mei 2019.

Tabel 2.20 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan


Nusantara III Sei Silau Bulan Mei 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 56,13 0,97 183,66
74,94 3,31 50,96 10 Sangat Baik
72,88 2,71 61,66 9
70,82 2,65 72,36 8
Baik
68,76 2,05 83,06 7
66,70 1,45 93,76 6
64,64 1,39 104,46 5 Sedang
4 Sedang
62,58 1,33 115,16
3
60,52 1,27 125,86
2 Buruk
58,46 1,21 136,56
1
56,40 1,15 147,26
0 Sangat
54,34 1,09 157,96 Buruk

24
Skor Aktual 1 0 0
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nilai
28,2 0 0
Perfomance
Indikator 1 0 0
Keterangan Sangat Sangat
Buruk
Buruk Buruk
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari Tabel 2.20 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Mei 2019 untuk rasio pertama buruk, rasio kedua
sangat buruk, rasio ketiga sangat buruk.

9. Matriks sasaran (Objective Matrix) bulan Juni 2019


Berikut adalah Tabel 2.21 pembentukan matriks OMAX bulan Juni 2019.
Tabel 2.21 Matrik Sasaran (Objective Matrik) Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau Bulan Juni 2019
Kriteria Efisiensi
Rasio-rasio Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Skor Keterangan
Nilai Aktual 69,24 1,33 112,5
40,60 0,90 50,96 10 Sangat Baik
74,94 3,31 61,66 9
72,88 2,71 72,36 8
Baik
70,82 2,65 83,06 7
68,76 2,05 93,76 6
66,70 1,45 104,46 5
64,64 1,39 115,16 4 Sedang
62,58 1,33 125,86 3
60,52 1,27 136,56 2
Buruk
58,46 1,21 147,26 1
56,40 1,15 157,96 0 Sangat Buruk
Skor Aktual
6 3 4
Bobot 28,2 26,7 19,7
Nila performance 169,2 80,1 78,8
Indikator 328,1
Keterangan Baik Sedang Sedang
Sumber: Hasil Pengolahan Data

25
Dari Tabel2.21 matriks sasaran diatas maka didapat keterangan dari
matriks sasaran bulan Juni 2019 untuk rasio pertama baik, rasio kedua
sedang, rasio ketiga sedang

Berdasarkan matriks sasaran yang diperoleh dari bulan Juli 2018 sampai
bulan Juni 2019, maka nilai bobot kriteria kinerja PT. Perkebunan Nusantara III
Sei Silau dari bulan Juli 2018 sampai bulan Juni 2019, dapat dilihat pada Tabel
2.22 berikut:
Tabel. 2.22 Bobot Kriteria Kinerja
Bulan Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Juli 3 2 10
Agustus 10 7 0
September 10 6 9
Oktober 10 7 9
November 10 8 2
Desember 10 8 10
Januari 1 0 0
Februari 0 0 9
Maret 0 0 10
April 0 0 4
Mei 1 0 0
Juni 6 3 4
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan matriks sasaran yang diperoleh dari bulan Juli 2018 sampai
bulan Juni 2019, maka nilai bobot kriteria kinerja PT. Perkebunan Nusantara III
Sei Silau dari bulan Juli 2018 sampai bulan Juni 2019, dapat dilihat pada Tabel
2.12 berikut:
Tabel. 3.12 Bobot Kriteria Kinerja
Bulan Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3
Juli 3 2 10
Agustus 10 7 0
September 10 6 9
Oktober 10 7 9
November 10 8 2
Desember 10 8 10
Januari 1 0 0
Februari 0 0 9
Maret 0 0 10
April 0 0 4

26
Mei 1 0 0
Juni 6 3 4
Sumber: Hasil Pengolahan Data

2.8.5. Perhitungan Indikator Pencapaian


Perhitungan indikator pencapaian dilakukan untuk setiap bulan selama
periode pengukuran. Hasil perhitungan indikator pencapaian yang dapat dilihat
pada Tabel 2.13 berikut:
Tabel. 2.13 Hasil Indikator Pencapaian
Bulan Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Indikator
Pencapaian
Juli 84,6 53,4 197 335
Agustus 282 160 0 442
September 282 160 177,3 619,3
Oktober 282 186,9 177,3 646,2
November 282 213,6 39,4 535
Desember 282 213,6 177,3 672,9
Januari 28,2 0 0 28,2
Februari 0 0 177,3 177,3
Maret 0 0 197 197
April 0 0 78,8 78,8
Mei 28,2 0 0 28,2
Juni 169,2 80,1 78,8 328,1
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Nilai pencapaian indikator yang paling rendah adalah pada bulan januari
dan mei yaitu sebesar 28,2. Sedangkan nilai indikator pencapaian yang paling
besar adalah pada bulan desember yaitu sebesar 672.9 Nilai indikator pencapaian
rata-rata diperoleh dari perkalian total bobot kinerja dengan skala 3 ( ∑ bobot x
Grafik indikator pencapaian selama periode pengukuran dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut:

27
Gambar 2.1 Indikator Pencapaian

2.8.6. Perhitungan Indeks Produktivitas


Setelah diperoleh nilai indikator pencapaian pada tiap bulan selama
periode pengukuran, selanjutnya nilai-nilai indikator pencapaian tersebut
digunakan untuk menghitung indeks produktivitas perusahaan setiap bulan selama
periode yang diukur tersebut.
Hasil perhitungan indeks produktivitas setiap periode menggambarkan
penurunan dan peningkatan produktivitas yang dicapai oleh perusahaan. Tujuan
perhitungan indeks produktivitas perusahaan adalah sebagai alat dalam
menganalisa perubahan indeks produktivitas perusahaan. Perhitungan indeks

produktivitas pada bulan Juli 2018 =


= 0%
Hasil perhitungan indeks produktivitas pada produksi CPO PT. Perkebunan
Nusantara III Sei Silau setiap bulan mulai dari bulan Agustus 2018 sampai dengan
bulan Juni 2019 dapat dilihat pada Tabel 3.24 berikut:
Tabel. 2.14 Hasil Indeks Produktivitas
Bulan Nilai Indikator Nilai Indikator Indeks
Sebelumnya Produktivitas
Juli 335 - 0,00
Agustus 442 335 31
September 619,3 442 40
Oktober 646,2 619,3 4,3
November 535 646,2 -17
Desember 672,9 535 25
Januari 28,2 672,9 -2,28
Februari 177,3 28,2 52,8
Maret 197 177,3 11
April 78,8 197 -67
Mei 28,2 78,8 -64
Juni 328,1 28,2 13
Sumber: Hasil Pengolahan Data

28
Hasil pengukuran indeks produktivitas menunjukkan bahwa indeks yang
paling rendah adalah pada bulan April yaitu sebesar -67, dan indeks yang paling
tinggi adalah pada bulan Februari 52,8.
Grafik perubahan indeks dari bulan ke bulan dapat dilihat dalam gambar
3.3 dibawah ini:

Gambar 3.3 Indeks Produktivitas

29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Objective matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial
yang dikembangkan untuk memantau produktivitas suatu perusahaan atau ditiap
bagian saja dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut.
Kelebihan model OMAX dibandingkan dengan model pengukuran
produktivitas yang lainnya:
1. Model ini memungkinkan menjalankan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengukuran, penilaian dan peningkatan produktivitas sekaligus.
2. Adanya sasaran produktivitas yang jelas dan mudah dimengerti yang akan
memberi motivasi bagi pekerja untuk mencapainya.
3. Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas
dapat diidentifikasikan dengan baik dan dapat dikuantifikasikan.
4. Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing-masing
faktor terhadap peningkatan produktivitas yang penentuannya memerlukan
persetujuan manajemen.
5. Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan produktivitas dan dinilai ke dalam satu indikator atau indeks.
6. Bentuk model ini fleksibel, tergantung lingkungan mana diterapkan.
Dalam hal ini juga berarti bahwa data-data yang diperlukan dalam model
ini mudah diperoleh di lingkungan perusahaan dimana model ini
digunakan.
Bentuk dan susunan metode OMAX yaitu :
1. Kriteria Produktivitas
2. Tingkat Pencapaian
3. Sel Sel Skala Matrix
4. Skor
5. Bobot
6. Nilai produktivtas
7. Indicator pencapaian

30
Untuk menghitung produktivitas menggunakan metode OMAX pada
sebuah perusahaan maka tahap yang harus dilakukan adalah
1. Pengumpulan data perusahaan
2. Mencari nilai standard an rasio
3. Mencari nilai skala interval dan skala tingkat produktivitas
4. Penerapan bobot kerja
5. Pembentukan Matrix sasaran (OMAX)
6. Perhitungan indicator pencapaian
7. Perhitungan indeks produktivitas

3.2. Saran
1. Melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap cara kerja agar produktif
2. Mengadakan pelatihan kepada karyawan lama maupun baru agar lebih
terampil dan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien
3. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus ditingkatkan
agar tidak terjadi kecelakaan dalam pekerjaan yang dapat menyebabkan
penurunn hasil produksi karena tidak ada tenaga kerja yang masuk

31
DAFTAR PUSTAKA
Intan Hastari Hasibuan, 2019. Laporan Kerja Praktek Mahasiswa Teknik
Industri, Fakultas Teknik, universitas Malikussaleh.

Deza, S., Devi, K., Jurusan, M., Industri, T., Malikussaleh, U., Jurusan, D.,
Industri, T., & Malikussaleh, U. (2017). USULAN PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE
MATRIX ( OMAX ) PADA PT . PERKEBUNAN. 13–14.
Kabupaten, M., Utara, A., Deza, S., & Devi, K. (2017). Analisis Produktivitas
Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix ( OMAX ) Pada Baitul.
2017, 4–6.
Yosan, R. B., Kholil, M., Studi, P., Industri, T., & Mercubuana, U. (2014).
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN.
215–223.

32

Anda mungkin juga menyukai