Anda di halaman 1dari 9

Nama : Indri Sudirman Ilyas

Nim : 711409012015

Konsep Asuhan Keperawatan Hiv/AIDS

1. Pengkajian

a. Identitas

Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir

b. Riwayat

Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-

obatan

c. Keadaan Umum

Pucat, kelaparan

d. Gejala Subjektif

Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari

berulang kali, lemah, lelah, anoreksia

e. Psikososial

Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup

f. Status Mental

Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi

g. HEENT

Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering

h. Neurologis

Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku

kuduk, kejang, paraplegia


i. Muskoloskletal

Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL

j. Kardiovaskular

Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness

k. Pernapasan

Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot bantu

pernapasan, batuk produktif atau non produktif.

l. GI

Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,

inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning

m. Gu

Lesi atau eksudat pada genital,

n. Integument

Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif

2. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,

malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.

2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi

HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.

3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran

oksigen, malnutrisi, kelelahan.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic,

dan menurunnya absorbsi zat gizi.


5. Diare berhubungan dengan infeksi GI

6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang

keadaan yang orang dicintai.


3. Intervensi

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda infeksi Untuk pengobatan dini
infeksi infeksi oportunistik dan baru. Mencegah pasien terpapar oleh kuman
berhubungan komplikasinya dengan 2. gunakan teknik aseptik pada patogen yang diperoleh di rumah sakit.
setiap tindakan invasif. Cuci
dengan kriteria tak ada tanda-
tangan sebelum meberikan
imunosupresi, tanda infeksi baru, lab tindakan. Mencegah bertambahnya infeksi
malnutrisi dan tidak ada infeksi 3. Anjurkan pasien metoda
pola hidup yang oportunis, tanda vital mencegah terpapar terhadap
beresiko. dalam batas normal, lingkungan yang patogen. Meyakinkan diagnosis akurat dan
tidak ada luka atau pengobatan
eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk
tes lab sesuai order.
Mempertahankan kadar darah yang
5. Atur pemberian antiinfeksi terapeutik
sesuai order

Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang Pasien dan keluarga mau dan memerlukan
infeksi (kontak ditransmisikan, tim penting lainnya metode mencegah informasikan ini
pasien) kesehatan transmisi HIV dan kuman patogen
lainnya.
berhubungan memperhatikan universal
2. Gunakan darah dan cairan
dengan infeksi precautions dengan tubuh precaution bial merawat
HIV, adanya kriteriaa kontak pasien
infeksi dan tim kesehatan tidak pasien. Gunakan masker bila Mencegah transimisi infeksi HIV ke orang
nonopportunisitik terpapar HIV, tidak perlu. lain
yang dapat terinfeksi patogen lain
ditransmisikan. seperti TBC.

Intolerans Pasien berpartisipasi 1. Monitor respon fisiologis Respon bervariasi dari hari ke hari
aktivitas dalam kegiatan, dengan terhadap aktivitas
berhubungan kriteria bebas dyspnea
2. Berikan bantuan perawatan
dengan dan takikardi selama Mengurangi kebutuhan energi
yang pasien sendiri tidak mampu
kelemahan, aktivitas.
pertukaran
oksigen, 3. Jadwalkan perawatan pasien Ekstra istirahat perlu jika karena
malnutrisi, sehingga tidak mengganggu meningkatkan kebutuhan metabolik
kelelahan. isitirahat.

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor kemampuan Intake menurun dihubungkan dengan nyeri
kurang dari intake kalori dan protein mengunyah dan menelan. tenggorokan dan mulut
kebutuhan tubuh yang adekuat untuk 2. Monitor BB, intake dan ouput Menentukan data dasar
3. Atur antiemetik sesuai order
berhubungan memenuhi kebutuhan Mengurangi muntah
4. Rencanakan diet dengan
dengan intake metaboliknya dengan pasien dan orang penting lainnya. Meyakinkan bahwa makanan sesuai dengan
yang kurang, kriteria mual dan muntah keinginan pasien
meningkatnya dikontrol, pasien makan
kebutuhan TKTP, serum albumin
metabolic, dan dan protein dalam batas
menurunnya n ormal, BB mendekati
absorbsi zat gizi. seperti sebelum sakit.

Diare Pasien merasa nyaman 1. Kaji konsistensi dan frekuensi Mendeteksi adanya darah dalam feses
berhubungan dan mengnontrol diare, feses dan adanya darah.
dengan infeksi GI komplikasi minimal Hipermotiliti mumnya dengan diare
2. Auskultasi bunyi usus
dengan kriteria perut
lunak, tidak tegang, feses 3. Atur agen antimotilitas dan Mengurangi motilitas usus, yang pelan,
lunak dan warna normal, psilium (Metamucil) sesuai order emperburuk perforasi pada intestinal
kram perut hilang,
4. Berikan ointment A dan D, Untuk menghilangkan distensi
vaselin atau zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau orang 1. Kaji koping keluarga terhadap Memulai suatu hubungan dalam bekerja
koping keluarga penting lain sakit pasein dan perawatannya secara konstruktif dengan keluarga.
berhubungan mempertahankan suport Mereka tak menyadari bahwa mereka
2. Biarkan keluarga
dengan cemas sistem dan adaptasi berbicara secara bebas
mengungkapkana perasaan secara
tentang keadaan terhadap perubahan akan verbal
yang orang kebutuhannya dengan Menghilangkan kecemasan tentang
dicintai. kriteria pasien dan 3. Ajarkan kepada keluaraga transmisi melalui kontak sederhana.
keluarga berinteraksi tentang penyakit dan transmisinya.
dengan cara yang
konstruktif

Perbedaan dan Persamaan Asuhan keperawatan pada Pasien Dengan HIV AIDS

1. Perbedaan : Diantara kedua artikel sangat berbeda karena artiekel yang satu membahas tentang diagnosa yang muncul dan artikel yang satu
membahas tentang Hipertensi Arteri Paru Terkait dengan Infeksi HIV pada Anak Sembilan Tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Djoerban Z, Djauzi S. 2009. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Edisi V. Editor: SUdoyo AW, SetyohadiB, Alwi I, Simadibrata M,

Setiati S. Jakarta: Puat Penerbitan IPD FAKUI.

Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang.

Surabaya: Airlangga.

Rampengan dan Laurentz. 1995. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan
kedua. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai