Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK GIZI KOMUNITAS

Dosen Pembimbing : Ratna Dewi, SKM. MPH

Disusun oleh :

Nama : Maya Rumanti

Nim : P05140317021

PRODI DIV KEBIDANAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan praktik gizi komunitas” sesuai
dengan pedoman menyusun laporan. Terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing
kami Bunda Ratna Dewi, SKM, MPH yang sudah memberikan kritik dan saran yang sangat
berguna bagi saya agar saya bisa mengevaluasi kekurangan pada makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penelitian dan penulisan ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan. Namun kami mengharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama dalam dunia medis, dan masyarakat awam.

Bengkulu , 18 Mei 2020


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. BATASAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. TEORI GIZI KOMUNITAS SECARA SINGKAT
B. TEORI ANTROPEMETRI SECARA SINGKAT

BAB III HASIL KEGIATAN


A. HASIL PENGKAJIAN DIBUAT SECARA NARASI
B. RENCANA KEGIATAN
C. PENATALAKSANAAN

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gizi dalam KBBI adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan. Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat
makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.

Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
terhadap energy dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak
fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi
baik dan status gizi lebih. Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan
dipengaruhi oleh banyak hal akan menimbulkan perbedaan asupan energi dan protein
yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan
kondisi tubuh. Agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis untuk menjamin
kelangsungan hidup, maka seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi.
Kesalahan dalam asupan energi dan protein dapat menimbulkan dampak yang tidak
baik pada status gizi.Status gizi dipengaruhi oleh pola konsumsi energi dan protein,
status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor status kesehatan, pengetahuan, ekonomi,
lingkungan dan budaya.

Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi.


Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan
masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan
adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh
kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya
pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian,
sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah
terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi.
Tingginya angka kematian ini juga dampak dari kekurangan gizi pada
penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan, masalahnya sudah mulai muncul, yaitu dengan
banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini
berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja,
dewasa sampai dengan usia lanjut.

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu tentang gizi komunitas dengan
pendekatan keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian masalah gizi di komunitas dengan
pendekatan keluarga
b. Mengetahui permasalahan dalam status gizi pada keluarga
c. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam status gizi pada keluarga
d. Mampu melakukan penatalaksanaan masalah gizi berupa
konseling dan atau penyuluhan di komunitas melalui pendekatan keluarga
e. Membuat media konseling
f. Membuat laporan kegiatan.

C. Batasan masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini harus dibatasi.
Berikut merupakan batasan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Anggota keluarga
2. Remaja dan dewasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Gizi komunitas secara singkat

Terkait erat dengan ”gisi kesehatan masyarakat” adalah ”kesehatan gizi


masyarakat,” yang mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan masyarakat
yang memantau diet, status gizi dan kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan
memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip
untuk kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
melalui pengembangan kebijakan dan perubahan lingkungan.

Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan kompetensi untuk


gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin nasional dan
internasional dilapangan.

Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen
dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan kesehatan masyarakat” berkonotasi
koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada
cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan berkualitas dan program-
program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari
komunitas yang berbeda dan populasi. Gizi masyarakat meliputi program promosi
kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan
kesehatan di seluruh rentang hidup

B. Teori antropemetri secara singkat

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya


tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian
ini bersifat sangat umum sekali (Supariasa, dkk, 2001). Sedangkan sudut pandang
gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat badan
pernah menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik.. Berikut ukuran
antropometri:

1. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan. Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang. Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa, 2001).
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan
gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
Maka

BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo, dkk,


1989). Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan mengikuti perkembangan
umur. Sebaiknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan
perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal.

2. Tinggi Badan (TB)


Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi yang
telah lalu dan keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping
itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting,karena menghubungkan
berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur bisa dikesampingkan. Tinggi badan
merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif
terhadap masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Tinggi badan
merupakan ukuran tubuh yang menggambarkan pertumbuhan rangka. Dalam
penilaian status gizi tinggi badan dinyatakan sebagai indeks sama halnya dengan
berat badan (Supariasa, 2001)
3. IMT (Indeks Masa Tubuh)
Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan
Kategori IMT (kg/m2)

Kurus Kekurangan berat badan tingkat


berat < 17,00 Kekurangan berat badan
tingkat ringan 17,00 – 18,49 Normal
18,50 – 24,99

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan


25,00 – 26,99 Kelebihan berat badan tingkat
berat > 27,00

4. Lingkar LenganAtas (LiLA)


Nilai normal adalah 23,5 cm
LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia < 23,5 cm

5. PENGUKURAN LINGKAR PERUT


Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap
kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus, yang akhir-akhir ini juga
erat hubungannya dengan kejadian sindroma metabolik. Nilai normal pengukuran
lingkar perut di Indonesia. Baik Obesitas sentral

Laki-laki 90 > 90

Perempuan 80 > 80
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil pengkajian

Parktik gizi komunitas ini dilakukan pada keluarga MAYA yang beralamat di
desa padang kala kecamatan air padang kabupaten bengkulu utara, keluarga terdiri
dari ayah(tn. n), ibu(ny. s), dan 3 anak perempuan (nn. M, nn. N dan nn. H). Praktik
ini bertujuan untuk melihat bagaimana keadaan gizi dalam keluarga MAYA dan
memberikan solusi terkait masalah gizi yang ada.
Pada tanggal 12 mei 2020, telah dilakukan pengkajian yang di dapatkan dasil
sebagai berikut:
1. tn. N,seorang kepala rumah tangga, usia 45 tahun, status menikah, pekerjaan
sebagai petani. tb 168 cm, bb 63 kg, imt 22, 3214... kg/m2 (normal).
2. Ny. S, seorang ibu rumah tangga usia 36 tahun, status menikah, td 110/80, nadi
65x/m, suhu 36,6 c, tb 152 cm, bb 58 kg, imt 25,1038...kg/m2 (obesitas derajat
1).
3. Nn. N seorang pelajar usia 14 tahun, tinggal bersama kedua orang tua dan 2 orang
saudara perempuan. tb 155 cm, bb 45 kg, imt 18,7304... kg/m2 (normal).
4. Nn. H seorang pelajar usia 12 tahun yang tinggal bersama kedua orang tua dan
kedua saudara perempuan. tb 157 cm, bb 40 kg, IMT 16,22278....

B. Rencana kegiatan
1. Analisis Masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga MAYA
didapatkan beberapa masalah terkait gizi :
a. Terdapat salah satu anggota keluarga yaitu sang ibu yang mengalami
kegemukan karena sang ibu mengonsumsi karbohidrat berlebih, sedangkan
lauk dan sayur sedikit. Kelebihan asupan energy (karbohidrat) yang ditandai
dengan BB 58 kg dan IMT : 25,1038 kg/m2.
b. Terdapat juga sang adik yang mengalami kekurangan energi kronik karena
perubahan pola makan dalam porsi kecil. Kekurangan energy (karbohidrat)
yang ditandai dengan berat badan jauh dari batas normal yaitu BB 40 kg
dengan IMT 16,2278
c. Kurangnya motivasi dan pengetahuan tentang gizi seimbang

2. Diagnosa
a. Kelebihan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat berlebih
dan kurangmnya aktivitas fisik.
b. Kekurangan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat kurang
dan kurangnya aktivitas fisik.
c. Kurangnya pengetahuan dan motivasi tentang pengaturan menu gizi
seimbang ditandai dengan konsumsi karbohidrat berlebih dan konsumsi
karbohidrat yang kurang

3. intervensi
a. Kelebihan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat berlebih
yang ditandai dengan ibu BB 58 kg dan IMT 25,1038kg/m 2 dan kekurangan
berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat yang kurang anak
ketiga IMT 16,2278
b. Tujuan
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi seimbang sesuai umur gender
dan kebutuhan fisik
2) Mencapai imt normal
3) Aktivitas fisik meningkat
4) Berat badan turun
c. Kriteria hasil
1) Status gizi seimbang (18,5-25,0 kg/m2)
2) Imt normal
3) Bb ideal
d. Rencana kegiatan
1) Penyuluhan tentang gizi seimbang
2) Penyuluhan tentang bahaya obesitas bagi kesehatan
3) Penyuluhan bahaya KEK bagi perkembangan anak
C. Penatalaksanaan

Dari dua masalah yang terjadi pada keluarga maya yaitu Obesitas dan KEK, maka
terdapat beberapa penatalaksaaan yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.

1. Menjelaskan kepada ibu dan adek tentang gizi seimbang, mulai dari kebutuhan
zat makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. serta kebutuhan akan zat mikro
yaitu vitamin dan mineral. Kedua zat tersebut merupakan unsur penting dalam
makanan sehari-hari dan kedua unsur tersebut harus tercukupi agar zat gizi
terpenuhi dengan baik.
Evaluasi : Ibu dan adek mengerti akan kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi .

2. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya obesitas bagi kesehatan serta apa saja
yang dilakukan jika sudah terjadi obesitas. Dimana orang yang obesitas bisa
beresiko terkena penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan penyakit
jantung. Jika sudah dikategorikan obesitas berdasarkan hasil pengukuran IMT
maka, ibu harus mengatur pola makan atau diet rendah energi seperti
mengurangi konsumsi karbohidrat komplek (nasi, roti, jagung dan sereal),
hindari konsumsi karbohidrat sederhana (gula pasir, sirup, dll.), makan dengan
pola “piring T” dimana isi piringnya karbohisrat lebih sedikit dan perbanyak
buah dan sayur . ibu harus mengatur pola aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari. Kemudian mengatur pola istirahat, tidur secara cukup (6-8 jam).
Evaluasi : ibu mengerti tentang bahaya obesitas bagi kesehatan dan ibu bersedia
melakukan diet rendah energi dengan pola “piring T” (ISI PIRINGKU), ibu juga
bersedia melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

3. Menjelaskan kepada adek tentang bahaya KEK bagi anak sekolah serta
menjelaskan diet yang harus dilakukan. Jika sudah dikategorikan kurus berat
(KEK Berat) maka akan berpengaruh ke daya pikir anak serta dapat
menyebabkan masalah gizi yang lain seperti marasmus dan kwasiorkor. Maka
dari itu untuk meminimalisirkan terjadinya dampak yang ditimbulkan maka
harus dilakukan diet tinggi energi. Dengan memperbanyak mengkonsumsi
karbohidrat dan dibarengi dengan zat pembangaun yang lain dan tetap
melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari serta pola tidur yang cukup (6-8
jam/hari)
Evaluasi : adek memahami dan mengerti bahaya KEK bagi pola pikir, dan mau
melakukan diet tinggi energi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga
dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut
Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut : tekanan darah tinggi, penyakit jantung
coroner, sesak nafas,gangguan tulang persendian.
Faktor risiko obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar faktor risiko
obesitas yaitu jenis kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik,
asupan makan, sosial ekonomi (Putri, 2015).
Kekuraangan energi kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Resiko
kekurangan energi kronik adalah keadan dimana remaja putri mempunyai kecendrungan
menderita KEK.
Menurut Depkes RI dalam proses perbaikan gizi makro menyatakan bahwa kurang
energi kronik merupakan keadaan dimana penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, gangguan kesehatan
yang dapat ditimbulkan KEK jika diderita oleh remaja putri adalah kekurangan zat besi
dengan dampak anemia, kekurangan kalsium dengan dampak osteoporosis, dankekurangan
gizidengan dampak terganggunya proses pertumbuhan remaja
KEK penyebabnya adalah dari ketidakseimbagan antara asupan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi (depertemen gizi dan kesmas FKMUI, 2007).
Mengatasi masalah ini peran 4 pilar gizi seimbang yang berupa makan makanan yang
beragam, membiasakan hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit/hari dan menjada berat badan, keempat itu sangatlah penting untuk mencegah obesitas
berlanjut. Tingkat obseitas dapat dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
rumus BB/TB2.
Setelah dilakukan pengkajian kepada keluarga MAYA di dapatkan hasil satu diantara
keluarga MAYA mempunyai masalah terkait berat badan (obesitas) yaitu dengan ny s yang
imt 25,1038kg/m2 ini masuk ke kategori obesitas derajat 1 dan satu diantaranya mempunyai
masalah KEK nn. H anak 12 tahun yang berat badan 40 kg dengan IMT 16,2278 setelah
dilakukan konseling pada 15 mei 2020 ny s dan nn. H mau menerapkan 4 pilar gizi seimbang
dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan aktifitas fisik dan memperbanyak makan
lauk, sayur, buah sesuai dengan pedoman isi piringku.
Diharapkan setelah menerapkan 4 pilar gizi seimbang ini ny s berat badannya dapat
turun dan mencapai berat badan ideal. Serta terbiasa hidup sehat dengan pedoman gizi
seimbang. Dan untuk nn.H diharapkan berat badannya dapat naik dan mencapai berat badan
ideal.
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Dua diantara keluarga maya yang mengalama masalah pada status gizi, pertama
masalah kelebihan berat badan yaitu ny. S dengan IMT 25,1038.. Dan yang kedua
yaitu masalah KEK yaitu nn. H dengan IMT 16,2278... Setelah dilakukan konseling
pada tanggal 15 Mei 2020 diharapkan ny. S dan nn. H dapat menerapkan gizi
seimbang dengan 4 pilar gizi seimbang dan dengan pola makan "isi piringku" dalam
kehidupan sehari-hari.

B. saran
Diharapkan dapat menerapkan gizi seimbang dengan 4 pilar gizi seimbang dan
dengan pola makan "isi piringku" dalam kehidupan sehari-hari agar berat badannya
bisa ideal kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Supariasa. 2012. Pendidikan dan konsultasi gizi. Jakarta : EGC

Aritonang, Irianton. 2013. Memantau dan menilai status gizi anak. Yogykarta: leutika books.

Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam daur kehidupan. Bandung. PT refika aditama.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian kesehatan Republik


Indonesia, 2014.

Agoes Patub B. N. (2011). Modul Seminar “ Peran Komunitas Musik Etnik dalam
Kebangkitan Budaya Bangsa, Yogyakarta : Komunitas Suling Bambu Nusantara.

http://repository.unimus.ac.id/1806/3/BAB%20II.pdf
DOKUMENTASI

TABEL RENCANA KEGIATAN TANGGAL 12-18 MEI 2020

NO HARI/TANGGAL PUKUL KEGIATAN


1 SELASA, 12 MEI 2020 09.00-14.00 -Melakukan pengkajian terhadap
anggota keluarga didalam satu KK
-Melakukan pengukuran
antropometri
2 RABU, 13 MEI 2020 09.00-14.00 -Mengidentifikasi Masalah
-membuat perencanaan
3 KAMIS, 14 MEI 2020 09.00-14.00 Membuat media konseling
4 JUMAT, 15 MEI 2020 09.00-14.00 -Melakukan konseling kepada
anggota keluarga
-Membuat penatalaksanaaan
6 SABTU, 16 MEI 2020 09.00-14.00 Membuat laporan kegiatan
7 MINGGU, 17 MEI 2020 09.00-14.00 Membuat laporan kegiatan
8 SENIN, 18 MEI 2020 09.00-14.00 Membuat laporan kegiatan

LAMPIRAN 1 (12 MEI 2020)


DOKUMENTASI DAN HASIL PENGKAJIAN

Nama : Tn.N

Umur : 45

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD Sederajat

Pekerjaan : Petani

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

Pengukuran antropometri

TB : 168 CM

BB : 63 KG

IMT : BB/(TB)2 = 63/(1,68)2

= 22,3214.... (NORMAL)
Nama : Ny. S

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMP Sederajat

Pekerjaan : Petani

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

Pengukuran antropometri

TB : 152 cm

BB : 58 kg

IMT : BB/(TB)2 = 58/(1,52)2

= 25,1038.... (GEMUK RINGAN)


Nama : NOVIA

Umur : 14 Tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SLTP Sederajat

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

Pengukuran antropometri

TB : 155 cm

BB : 45 kg

IMT : BB/(TB)2 = 45/(1,55)2

=18,7304 .... (NORMAL)


Nama : HERLI

Umur : 12 Tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD Sederajat

Pekerjaan : pelajar

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

Pengukuran antropometri

TB : 157 cm

BB : 40 kg

IMT : BB/(TB)2 = 40/(1,57)2

= 16,2278.... (KEK BERAT/KURUS BERAT)


LAMPIRAN 2 (13 MEI 2020)

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PERENCANAAN

Nama : Ny. S

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMP Sederajat

Pekerjaan : Petani

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

S:

-NY. S mengatakan makan 3x sehari dengan porsi besar (nasi 2 cup + sayur)

-NY. S mengatakan jarang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menir setiap hari

-NY.S mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan

-NY.S mengatakan sering makan malam diatas jam 21.00 dengan porsi besar (nasi 2 cup +
sayur)
-NY.S mengatakan tidak mempunyai keluarga yang obesitas

O:

Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 37oC

Respirasi : 16x/menit

Nadi : 70x/menit

Pengukuran antropometri

TB : 152 cm

BB : 58 kg

IMT : BB/(TB)2 = 58/(1,52)2

= 25,1038.... (GEMUK RINGAN)

A:

Diagnosa : Ny.s umur 36 tahun, TB = 152 cm, BB = 58 kg, IMT = 25,1038... dan
dikategorikan obesitas.

Masalah : Obesitas 1 (obesitas ringan)

Kebutuhan : Penyuluhan tentang gizi seimbang

Penyuluhan tentang bahaya obesitas bagi kesehatan


Nama : HERLI SOVIA NENGSI

Umur : 12 Tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD Sederajat

Pekerjaan : pelajar

Alamat : Dusun 1 Desa Padang Kala

Kec. Air padang, BU.

S:

-NY. S mengatakan makan 3x sehari dengan porsi kecil (nasi 1 cup + sayur) tanpa diselingi
makanan selingan

-NY. S mengatakan jarang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menir setiap hari

-NY.S mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan

O:
Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 37oC

Respirasi : 16x/menit

Nadi : 70x/menit

Pengukuran antropometri

TB : 157 cm

BB : 40 kg

IMT : BB/(TB)2 = 40/(1,57)2

= 16,2278.... (KEK BERAT/KURUS BERAT)

A:

Diagnosa : An. h umur 12 tahun, TB = 157 cm, BB = 40 kg, IMT = 16, 2278... dan
dikategorikan KEK berat atau kurus berat.

Masalah : KEK berat (kurus berat)

Kebutuhan : Penyuluhan tentang gizi seimbang

Penyuluhan tentang bahaya KEK bagi kesehatan


LAMPIRAN 3 (15 MEI 2020)

KONSELING
PENATALAKSANAAN

Dari dua masalah yang terjadi pada keluarga maya yaitu Obesitas dan KEK, maka
terdapat beberapa penatalaksaaan yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.

1. Menjelaskan kepada ibu dan adek tentang gizi seimbang, mulai dari kebutuhan zat
makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. serta kebutuhan akan zat mikro yaitu
vitamin dan mineral. Kedua zat tersebut merupakan unsur penting dalam makanan
sehari-hari dan kedua unsur tersebut harus tercukupi agar zat gizi terpenuhi dengan
baik.
Evaluasi : Ibu dan adek mengerti akan kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi .

2. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya obesitas bagi kesehatan serta apa saja yang
dilakukan jika sudah terjadi obesitas. Dimana orang yang obesitas bisa beresiko
terkena penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan penyakit jantung. Jika sudah
dikategorikan obesitas berdasarkan hasil pengukuran IMT maka, ibu harus mengatur
pola makan atau diet rendah energi seperti mengurangi konsumsi karbohidrat
komplek (nasi, roti, jagung dan sereal), hindari konsumsi karbohidrat sederhana (gula
pasir, sirup, dll.), makan dengan pola “piring T” dimana isi piringnya karbohisrat
lebih sedikit dan perbanyak buah dan sayur . ibu harus mengatur pola aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari. Kemudian mengatur pola istirahat, tidur secara cukup
(6-8 jam).
Evaluasi : ibu mengerti tentang bahaya obesitas bagi kesehatan dan ibu bersedia
melakukan diet rendah energi dengan pola “piring T” (ISI PIRINGKU),
ibu juga bersedia melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

3. Menjelaskan kepada adek tentang bahaya KEK bagi anak sekolah serta menjelaskan
diet yang harus dilakukan. Jika sudah dikategorikan kurus berat (KEK Berat) maka
akan berpengaruh ke daya pikir anak serta dapat menyebabkan masalah gizi yang lain
seperti marasmus dan kwasiorkor. Maka dari itu untuk meminimalisirkan terjadinya
dampak yang ditimbulkan maka harus dilakukan diet tinggi energi. Dengan
memperbanyak mengkonsumsi karbohidrat dan dibarengi dengan zat pembangaun
yang lain dan tetap melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari serta pola tidur
yang cukup (6-8 jam/hari)
Evaluasi : adek memahami dan mengerti bahaya KEK bagi pola pikir, dan mau
melakukan diet tinggi energi.
LAMPIRAN 4 (16 MEI 2020)

MEMBUAT LAPORAN
LAMPIRAN 6 (17 MEI 2020)

MEMBUAT LAPORAN
LAMPIRAN 7 (18 MEI 2020)

MEMBUAT LAPORAN

Anda mungkin juga menyukai