Disusun oleh :
Nim : P05140317021
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan praktik gizi komunitas” sesuai
dengan pedoman menyusun laporan. Terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing
kami Bunda Ratna Dewi, SKM, MPH yang sudah memberikan kritik dan saran yang sangat
berguna bagi saya agar saya bisa mengevaluasi kekurangan pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penelitian dan penulisan ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan. Namun kami mengharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama dalam dunia medis, dan masyarakat awam.
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. BATASAN MASALAH
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gizi dalam KBBI adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan. Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat
makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.
Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
terhadap energy dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak
fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi
baik dan status gizi lebih. Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan
dipengaruhi oleh banyak hal akan menimbulkan perbedaan asupan energi dan protein
yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan
kondisi tubuh. Agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis untuk menjamin
kelangsungan hidup, maka seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi.
Kesalahan dalam asupan energi dan protein dapat menimbulkan dampak yang tidak
baik pada status gizi.Status gizi dipengaruhi oleh pola konsumsi energi dan protein,
status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor status kesehatan, pengetahuan, ekonomi,
lingkungan dan budaya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu tentang gizi komunitas dengan
pendekatan keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian masalah gizi di komunitas dengan
pendekatan keluarga
b. Mengetahui permasalahan dalam status gizi pada keluarga
c. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam status gizi pada keluarga
d. Mampu melakukan penatalaksanaan masalah gizi berupa
konseling dan atau penyuluhan di komunitas melalui pendekatan keluarga
e. Membuat media konseling
f. Membuat laporan kegiatan.
C. Batasan masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini harus dibatasi.
Berikut merupakan batasan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Anggota keluarga
2. Remaja dan dewasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen
dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan kesehatan masyarakat” berkonotasi
koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada
cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan berkualitas dan program-
program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari
komunitas yang berbeda dan populasi. Gizi masyarakat meliputi program promosi
kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan
kesehatan di seluruh rentang hidup
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan. Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang. Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa, 2001).
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan
gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
Maka
Laki-laki 90 > 90
Perempuan 80 > 80
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil pengkajian
Parktik gizi komunitas ini dilakukan pada keluarga MAYA yang beralamat di
desa padang kala kecamatan air padang kabupaten bengkulu utara, keluarga terdiri
dari ayah(tn. n), ibu(ny. s), dan 3 anak perempuan (nn. M, nn. N dan nn. H). Praktik
ini bertujuan untuk melihat bagaimana keadaan gizi dalam keluarga MAYA dan
memberikan solusi terkait masalah gizi yang ada.
Pada tanggal 12 mei 2020, telah dilakukan pengkajian yang di dapatkan dasil
sebagai berikut:
1. tn. N,seorang kepala rumah tangga, usia 45 tahun, status menikah, pekerjaan
sebagai petani. tb 168 cm, bb 63 kg, imt 22, 3214... kg/m2 (normal).
2. Ny. S, seorang ibu rumah tangga usia 36 tahun, status menikah, td 110/80, nadi
65x/m, suhu 36,6 c, tb 152 cm, bb 58 kg, imt 25,1038...kg/m2 (obesitas derajat
1).
3. Nn. N seorang pelajar usia 14 tahun, tinggal bersama kedua orang tua dan 2 orang
saudara perempuan. tb 155 cm, bb 45 kg, imt 18,7304... kg/m2 (normal).
4. Nn. H seorang pelajar usia 12 tahun yang tinggal bersama kedua orang tua dan
kedua saudara perempuan. tb 157 cm, bb 40 kg, IMT 16,22278....
B. Rencana kegiatan
1. Analisis Masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga MAYA
didapatkan beberapa masalah terkait gizi :
a. Terdapat salah satu anggota keluarga yaitu sang ibu yang mengalami
kegemukan karena sang ibu mengonsumsi karbohidrat berlebih, sedangkan
lauk dan sayur sedikit. Kelebihan asupan energy (karbohidrat) yang ditandai
dengan BB 58 kg dan IMT : 25,1038 kg/m2.
b. Terdapat juga sang adik yang mengalami kekurangan energi kronik karena
perubahan pola makan dalam porsi kecil. Kekurangan energy (karbohidrat)
yang ditandai dengan berat badan jauh dari batas normal yaitu BB 40 kg
dengan IMT 16,2278
c. Kurangnya motivasi dan pengetahuan tentang gizi seimbang
2. Diagnosa
a. Kelebihan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat berlebih
dan kurangmnya aktivitas fisik.
b. Kekurangan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat kurang
dan kurangnya aktivitas fisik.
c. Kurangnya pengetahuan dan motivasi tentang pengaturan menu gizi
seimbang ditandai dengan konsumsi karbohidrat berlebih dan konsumsi
karbohidrat yang kurang
3. intervensi
a. Kelebihan berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat berlebih
yang ditandai dengan ibu BB 58 kg dan IMT 25,1038kg/m 2 dan kekurangan
berat badan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat yang kurang anak
ketiga IMT 16,2278
b. Tujuan
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi seimbang sesuai umur gender
dan kebutuhan fisik
2) Mencapai imt normal
3) Aktivitas fisik meningkat
4) Berat badan turun
c. Kriteria hasil
1) Status gizi seimbang (18,5-25,0 kg/m2)
2) Imt normal
3) Bb ideal
d. Rencana kegiatan
1) Penyuluhan tentang gizi seimbang
2) Penyuluhan tentang bahaya obesitas bagi kesehatan
3) Penyuluhan bahaya KEK bagi perkembangan anak
C. Penatalaksanaan
Dari dua masalah yang terjadi pada keluarga maya yaitu Obesitas dan KEK, maka
terdapat beberapa penatalaksaaan yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.
1. Menjelaskan kepada ibu dan adek tentang gizi seimbang, mulai dari kebutuhan
zat makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. serta kebutuhan akan zat mikro
yaitu vitamin dan mineral. Kedua zat tersebut merupakan unsur penting dalam
makanan sehari-hari dan kedua unsur tersebut harus tercukupi agar zat gizi
terpenuhi dengan baik.
Evaluasi : Ibu dan adek mengerti akan kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi .
2. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya obesitas bagi kesehatan serta apa saja
yang dilakukan jika sudah terjadi obesitas. Dimana orang yang obesitas bisa
beresiko terkena penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan penyakit
jantung. Jika sudah dikategorikan obesitas berdasarkan hasil pengukuran IMT
maka, ibu harus mengatur pola makan atau diet rendah energi seperti
mengurangi konsumsi karbohidrat komplek (nasi, roti, jagung dan sereal),
hindari konsumsi karbohidrat sederhana (gula pasir, sirup, dll.), makan dengan
pola “piring T” dimana isi piringnya karbohisrat lebih sedikit dan perbanyak
buah dan sayur . ibu harus mengatur pola aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari. Kemudian mengatur pola istirahat, tidur secara cukup (6-8 jam).
Evaluasi : ibu mengerti tentang bahaya obesitas bagi kesehatan dan ibu bersedia
melakukan diet rendah energi dengan pola “piring T” (ISI PIRINGKU), ibu juga
bersedia melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
3. Menjelaskan kepada adek tentang bahaya KEK bagi anak sekolah serta
menjelaskan diet yang harus dilakukan. Jika sudah dikategorikan kurus berat
(KEK Berat) maka akan berpengaruh ke daya pikir anak serta dapat
menyebabkan masalah gizi yang lain seperti marasmus dan kwasiorkor. Maka
dari itu untuk meminimalisirkan terjadinya dampak yang ditimbulkan maka
harus dilakukan diet tinggi energi. Dengan memperbanyak mengkonsumsi
karbohidrat dan dibarengi dengan zat pembangaun yang lain dan tetap
melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari serta pola tidur yang cukup (6-8
jam/hari)
Evaluasi : adek memahami dan mengerti bahaya KEK bagi pola pikir, dan mau
melakukan diet tinggi energi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga
dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut
Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut : tekanan darah tinggi, penyakit jantung
coroner, sesak nafas,gangguan tulang persendian.
Faktor risiko obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar faktor risiko
obesitas yaitu jenis kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik,
asupan makan, sosial ekonomi (Putri, 2015).
Kekuraangan energi kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Resiko
kekurangan energi kronik adalah keadan dimana remaja putri mempunyai kecendrungan
menderita KEK.
Menurut Depkes RI dalam proses perbaikan gizi makro menyatakan bahwa kurang
energi kronik merupakan keadaan dimana penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, gangguan kesehatan
yang dapat ditimbulkan KEK jika diderita oleh remaja putri adalah kekurangan zat besi
dengan dampak anemia, kekurangan kalsium dengan dampak osteoporosis, dankekurangan
gizidengan dampak terganggunya proses pertumbuhan remaja
KEK penyebabnya adalah dari ketidakseimbagan antara asupan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi (depertemen gizi dan kesmas FKMUI, 2007).
Mengatasi masalah ini peran 4 pilar gizi seimbang yang berupa makan makanan yang
beragam, membiasakan hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit/hari dan menjada berat badan, keempat itu sangatlah penting untuk mencegah obesitas
berlanjut. Tingkat obseitas dapat dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
rumus BB/TB2.
Setelah dilakukan pengkajian kepada keluarga MAYA di dapatkan hasil satu diantara
keluarga MAYA mempunyai masalah terkait berat badan (obesitas) yaitu dengan ny s yang
imt 25,1038kg/m2 ini masuk ke kategori obesitas derajat 1 dan satu diantaranya mempunyai
masalah KEK nn. H anak 12 tahun yang berat badan 40 kg dengan IMT 16,2278 setelah
dilakukan konseling pada 15 mei 2020 ny s dan nn. H mau menerapkan 4 pilar gizi seimbang
dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan aktifitas fisik dan memperbanyak makan
lauk, sayur, buah sesuai dengan pedoman isi piringku.
Diharapkan setelah menerapkan 4 pilar gizi seimbang ini ny s berat badannya dapat
turun dan mencapai berat badan ideal. Serta terbiasa hidup sehat dengan pedoman gizi
seimbang. Dan untuk nn.H diharapkan berat badannya dapat naik dan mencapai berat badan
ideal.
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Dua diantara keluarga maya yang mengalama masalah pada status gizi, pertama
masalah kelebihan berat badan yaitu ny. S dengan IMT 25,1038.. Dan yang kedua
yaitu masalah KEK yaitu nn. H dengan IMT 16,2278... Setelah dilakukan konseling
pada tanggal 15 Mei 2020 diharapkan ny. S dan nn. H dapat menerapkan gizi
seimbang dengan 4 pilar gizi seimbang dan dengan pola makan "isi piringku" dalam
kehidupan sehari-hari.
B. saran
Diharapkan dapat menerapkan gizi seimbang dengan 4 pilar gizi seimbang dan
dengan pola makan "isi piringku" dalam kehidupan sehari-hari agar berat badannya
bisa ideal kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Irianton. 2013. Memantau dan menilai status gizi anak. Yogykarta: leutika books.
Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam daur kehidupan. Bandung. PT refika aditama.
Agoes Patub B. N. (2011). Modul Seminar “ Peran Komunitas Musik Etnik dalam
Kebangkitan Budaya Bangsa, Yogyakarta : Komunitas Suling Bambu Nusantara.
http://repository.unimus.ac.id/1806/3/BAB%20II.pdf
DOKUMENTASI
Nama : Tn.N
Umur : 45
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD Sederajat
Pekerjaan : Petani
Pengukuran antropometri
TB : 168 CM
BB : 63 KG
= 22,3214.... (NORMAL)
Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Pengukuran antropometri
TB : 152 cm
BB : 58 kg
Umur : 14 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Pengukuran antropometri
TB : 155 cm
BB : 45 kg
Umur : 12 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD Sederajat
Pekerjaan : pelajar
Pengukuran antropometri
TB : 157 cm
BB : 40 kg
Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani
S:
-NY. S mengatakan makan 3x sehari dengan porsi besar (nasi 2 cup + sayur)
-NY. S mengatakan jarang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menir setiap hari
-NY.S mengatakan sering makan malam diatas jam 21.00 dengan porsi besar (nasi 2 cup +
sayur)
-NY.S mengatakan tidak mempunyai keluarga yang obesitas
O:
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 37oC
Respirasi : 16x/menit
Nadi : 70x/menit
Pengukuran antropometri
TB : 152 cm
BB : 58 kg
A:
Diagnosa : Ny.s umur 36 tahun, TB = 152 cm, BB = 58 kg, IMT = 25,1038... dan
dikategorikan obesitas.
Umur : 12 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD Sederajat
Pekerjaan : pelajar
S:
-NY. S mengatakan makan 3x sehari dengan porsi kecil (nasi 1 cup + sayur) tanpa diselingi
makanan selingan
-NY. S mengatakan jarang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menir setiap hari
O:
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 37oC
Respirasi : 16x/menit
Nadi : 70x/menit
Pengukuran antropometri
TB : 157 cm
BB : 40 kg
A:
Diagnosa : An. h umur 12 tahun, TB = 157 cm, BB = 40 kg, IMT = 16, 2278... dan
dikategorikan KEK berat atau kurus berat.
KONSELING
PENATALAKSANAAN
Dari dua masalah yang terjadi pada keluarga maya yaitu Obesitas dan KEK, maka
terdapat beberapa penatalaksaaan yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.
1. Menjelaskan kepada ibu dan adek tentang gizi seimbang, mulai dari kebutuhan zat
makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. serta kebutuhan akan zat mikro yaitu
vitamin dan mineral. Kedua zat tersebut merupakan unsur penting dalam makanan
sehari-hari dan kedua unsur tersebut harus tercukupi agar zat gizi terpenuhi dengan
baik.
Evaluasi : Ibu dan adek mengerti akan kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi .
2. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya obesitas bagi kesehatan serta apa saja yang
dilakukan jika sudah terjadi obesitas. Dimana orang yang obesitas bisa beresiko
terkena penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan penyakit jantung. Jika sudah
dikategorikan obesitas berdasarkan hasil pengukuran IMT maka, ibu harus mengatur
pola makan atau diet rendah energi seperti mengurangi konsumsi karbohidrat
komplek (nasi, roti, jagung dan sereal), hindari konsumsi karbohidrat sederhana (gula
pasir, sirup, dll.), makan dengan pola “piring T” dimana isi piringnya karbohisrat
lebih sedikit dan perbanyak buah dan sayur . ibu harus mengatur pola aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari. Kemudian mengatur pola istirahat, tidur secara cukup
(6-8 jam).
Evaluasi : ibu mengerti tentang bahaya obesitas bagi kesehatan dan ibu bersedia
melakukan diet rendah energi dengan pola “piring T” (ISI PIRINGKU),
ibu juga bersedia melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
3. Menjelaskan kepada adek tentang bahaya KEK bagi anak sekolah serta menjelaskan
diet yang harus dilakukan. Jika sudah dikategorikan kurus berat (KEK Berat) maka
akan berpengaruh ke daya pikir anak serta dapat menyebabkan masalah gizi yang lain
seperti marasmus dan kwasiorkor. Maka dari itu untuk meminimalisirkan terjadinya
dampak yang ditimbulkan maka harus dilakukan diet tinggi energi. Dengan
memperbanyak mengkonsumsi karbohidrat dan dibarengi dengan zat pembangaun
yang lain dan tetap melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari serta pola tidur
yang cukup (6-8 jam/hari)
Evaluasi : adek memahami dan mengerti bahaya KEK bagi pola pikir, dan mau
melakukan diet tinggi energi.
LAMPIRAN 4 (16 MEI 2020)
MEMBUAT LAPORAN
LAMPIRAN 6 (17 MEI 2020)
MEMBUAT LAPORAN
LAMPIRAN 7 (18 MEI 2020)
MEMBUAT LAPORAN