Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH MELALUI LATIHAN


JASMANI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
Fifi Rahmwati Dewi; Arwani; Budi Wijiyanto
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl.Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang

Abstrak
Latar belakang : Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang banyak
diderita oleh penduduk di dunia. Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit metabolik
dengan peningkatan kadar glukosa darah karena resistensi insulin. Pada penyakit ini
apabila kadar glukosa darah tidak segera distabilkan dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berbahaya hingga kematian. Maka untuk itu diperlukan upaya menstabilkan
kadar glukosa darah dengan menerapkan lima penatalaksanaan untuk penderita diabetes
melitus, khususnya dengan melakukan latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang secara
secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit.
Tujuan : Karya tulis ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga
dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah melalui latihan jasmani pada penderita
diabetes melitus tipe 2.
Metode : Metoda yang digunakan dalam memberkan asuhan keperawatan menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study) dan menggunakan
pendekatan keperawatan. Sampling yang digunakan yaitu satu keluarga.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 4x pertemuan didapatkan
hasil responden mampu menstabilkan kadar glukosa darahnya.

Kata kunci : Ketidakstabilan kadar glukosa darah, diabetes melutus tipe 2, latihan
jasmani.

Abstract
Background: Type 2 diabetes mellitus is a non-communicable disease that affects many
people in the world. Type 2 diabetes mellitus is a metabolic disease with an increase in
blood glucose levels due to insulin resistance. In this disease if blood glucose levels are
not immediately stabilized it can cause various dangerous complications to death.
Therefore, it is necessary to stabilize blood glucose levels by implementing five
treatments for people with diabetes mellitus, especially by doing aerobic physical
exercises with moderate intensity such as brisk walking, relaxed cycling, jogging, and
swimming regularly 3-5 times a week for around 30-45 minutes.
Purpose: This paper aimed to describe family nursing care with instability in blood
glucose levels through physical exercise in patients with type 2 diabetes mellitus.
Method: The method used in providing nursing care uses a descriptive method with a
case study approach and uses a nursing approach. The sampling used is one family.
Results: After taking care of family nursing for 4x meetings, it was found that
respondents were able to stabilize their blood glucose levels.

Keywords: Instability of blood glucose levels, type 2 diabetes, physical exercise.


1. PENDAHULUAN pada pria serta kecacatan akibat
Salah satu penyakit tidak luka yang sulit disembuhkan
menular yang terus mengalami (Rosyada & Trihandini, 2013).
peningkatan adalah diabetes Faktor penyebab seseorang
melitus, terbukti dengan menderita penyakit diabetes
sebanyak 415 juta orang dewasa melitus tipe 2 yaitu genetik, usia,
terkena diabetes pada tahun jenis kelamin, asupan makanan,
2015, dan pada tahun 2040 berat badan berlebih, aktivitas
diperkirakan terjadi kenaikan fisik kurang dan stress (Black &
yaitu sebanyak 642 juta orang Hawks, 2014).
terkena diabetes (WHO, 2015). Upaya untuk menstabilkan
Terdapat peningkatan jumlah kadar glukosa darah tertera
penderita diabetes di Indonesia dalam lima pilar penatalaksanaan
yaitu dari 13 juta penduduk di diabetes melitus yaitu edukasi,
tahun 2007 menjadi 16 juta terapi nutrisi medis, latihan
penduduk di tahun 2013 (WHO, jasmani, terapi farmakologis dan
2015). Prevelensi diabetes monitoring diabetes melitus
melitus di Jawa Tengah sekitar (PERKENI, 2015).
586 ribu penduduk pada tahun Banyak penderita DM yang
2013 dan meningkat menjadi 758 memiliki risiko ketidakstabilan
ribu penduduk pada tahun 2018 kadar glukosa darah dikarenakan
(Kemenkes RI, 2018). kurangnya pemahaman terhadap
Berdasarkan data dari Dinas manajemen diabetes dan hanya
Kesehatan Kabupaten melaksanakan terapi
Banjarnegara tahun 2018, farmakologis serta terapi nutrisi
diketahui jumlah penderita medis tanpa melakukan aktivitas
diabetes melitus di Kabupaten fisik. Kegiatan jasmani yang
Banjarnegara sebanyak 6.452 rendah dan cenderung melakukan
penduduk dan meningkat di aktivitas sedentari seperti
tahun 2018 menjadi 7.540 bermalas-malasan dan berlama-
penduduk. lama duduk di depan televisi
Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu faktor yang
merupakan penyakit metabolik memiliki pengaruh besar
dengan peningkatan kadar terhadap tingginya kadar glukosa
glukosa darah karena kelainan darah seseorang (Nurayati &
sekresi insulin, penurunan kerja Adriani, 2017).
insulin atau keduanya Saat melakukan latihan
(PERKENI, 2015). jasmani dibutuhkan energi yang
DM tipe 2 apabila tidak besar, maka otot akan
segera diobati dengan tepat dapat menggunakan glukosa, sehingga
menyebabkan berbagai glukosa yang tersimpan akan
komplikasi diantaranya yaitu berkurang dan dapat
neuropati, nefropati, retinopati, meningkatkan kontrol glukosa
penyakit jantung, hipertensi, darah (Barnes, 2011).
stroke, kebutaan, glaukoma, Latihan jasmani yang
katarak, gagal ginjal, impotensi dianjurkan bersifat aerobik
dengan intensitas sedang (60- dengan wawancara dan observasi
70% denyut jantung maksimal) (Suryana, 2010). Subjek kasus ini
seperti jalan cepat, bersepeda menggunakan keluarga yang
santai, jogging dan berenang. anggota keluarganya menderita
Denyut jantung maksimal DM tipe 2.
dihitung dengan cara mengurangi
angka 220 dengan usia pasien 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(PERKENI, 2015).
Hasil
Untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita DM, a. Pengkajian
diperlukan adanya kerjasama Ny. M mengatakan
antara penderita, keluarga, dan mudah merasa lelah, merasa
petugas kesehatan. Penderita haus dan minum ± 12 gelas
diharapkan memiliki kesadaran perhari serta BAK 7 kali
yang tinggi untuk mencapai sehari. Ny. M mengatakan
kesembuhan (Morristown, 2011). khawatir karena sudah 1
Peran keluarga dalam hal ini tahun semenjak terdiagnosa
yaitu mengenal masalah diabetes melitus jari di kedua
kesehatan yang muncul, tangannya terasa gatal dan
mengambil keputusan kesehatan kering. Keluarga mengatakan
yang tepat, merawat anggota sudah terdiagnosa diabetes
keluarga, menciptakan melitus tipe 2 sejak bulan
lingkungan yang aman, April 2019 saat
menggunakan fasilitas kesehatan memeriksakan keadaannya di
untuk mengatasi masalah pukesmas terdekat.
diabetes mellitus yang diderita Pada pemeriksaan
oleh anggota keluarga tersebut fisik kedua jari tangan, kulit
(Widyanto, 2014). Perawat dapat terlihat kering dan
berperan untuk memberikan mengelupas. GDS Ny. M :
pendidikan kesehatan, 184 mg/dl.
mengkoordinasi kegiatan atau
memberi terapi yang dapat b. Diagnosa Keperawatan
menurunkan kadar glukosa darah 1) Ketidakstabilan kadar
dan mampu mengurangi glukosa darah b.d.
terjadinya komplikasi pada ketidakmampuan keluarga
penderita DM (Mukhlisin, 2012). merawat anggota keluarga
yang sakit
2. METODE 2) Kerusakan integritas kulit
Metode penulisan studi kasus b.d. ketidakmampuan
ini yaitu metode deskriptif. keluarga merawat anggota
Metode deskriptif adalah metode keluarga yang sakit.
yang mendeskripsikan asuhan c. Intervensi
keperawatan secara sistematis, Intervensi dilakukan selama
faktual dan akurat berdasarkan 4x24 jam dengan tindakan :
pada fakta dan sifat. Prosedur 1) Monitor kadar glukosa
pengumpulan data dilakukan darah
2) Monitor kulit agar tidak kering dan tidak
3) Beri pendidikan kesehatan gatal lagi, selain itu saya akan
tentang penatalaksanaan rutin mengoleskan salep dan
latihan jasmani pada lotion untuk membantu
penderita diabetes melitus mempertahankan kelembaban
tipe 2 kulit.
4) Lakukan latihan jasmani Ekspresi klien tampak serius
5) Dukung untuk mengubah dan meyakinkan dirinya
kebiasaan untuk mematuhi manajemen
6) Fasilitasi keterlibatan diabetes.
keluarga dalam proses Hari 2
modifikasi perilaku dan Diagnosa 1
proses perawatan klien Klin mengatakan merasa
d. Implementasi senang dan berharap semoga
Implementasi dilakukan setelah jalan pagi ini kadar
selama 4 kali pertemuan glukosanya berkurang.
berturut-turut sesuai dengan GDS sebelum latihan jasmani
intervensi. : 156 mg/dl
Hari 1 GDS setelah latihan jasmani :
Diagnosa 1 134 mg/dl
Klien mengatakan bahwa Hari 3
latihan jasmani sangat Diagnosa 1 dan 2
penting untuk menstabilkan Keluarga mengatakan akan
kadar glukosa darah karena berusaha mengingatkan dan
dapat menurunkan kadar memberi semangat pada Ny.
glukosa. Latihan jasmani M untuk mematuhi
yang dianjurkan yaitu jalan penatalaksanaan diabetes
cepat, bersepeda santai dan melitus.
berenang yang dilakukan GDS sebelum latihan jasmani
secara teratur sebanyak 3-5 : 162 mg/dl
kali perminggu selama 30-45 GDS setelah latihan jasmani :
menit dengan jeda antar 144 mg/dl
latihan tidak lebih dari 2 hari Hari 4
berturut-turut. Ekspresi klien Diagnosa 1
tampak serius dan berusaha Klien mengatakan setelah 3
mengingat jawaban. kali melakukan jalan pagi ini
Diagnosa 2 kadar glukosanya turun
Klien mengatakan akan sehingga klien akan berusaha
mematuhi penatalaksanaan melakukannnya secara rutin.
diabetes melitus dengan GDS sebelum latihan jasmani
menjaga pola makan, teratur : 158 mg/dl
meminum obat dan rutin GDS setelah latihan jasmani :
melakukan latihan jasmani 136 mg/dl
untuk menstabilkan kadar Diagnosa 2
glukosa sehingga dapat
membantu kulit tangan saya
Klien mengatakan rasa gatal setelah melakukan latihan
sudah mendingan dan kulit jasmani : 136 mg/dl
juga tidak terlalu kering.
Kulit pada kedua jari tangan A : Masalah ketidakstabilan
sudah agak lembab dan kulit kadar glukosa darah
yang mengelupas sudah teratasi.
berkurang.
P : Hentikan intervensi.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada
Diagnosa 2
tanggal 04 April 2020 pukul
06.15 WIB dan didaparkan S : Klien mengatakan bahwa
hasil : akan mematuhi
Diagnosa 1 penatalaksanaan diabetes
melitus untuk
S : Klien mengatakan bahwa
menstabilkan kadar
latihan jasmani sangat
glukosa sehingga kulit
penting untuk
tangan saya tidak kering
menstabilkan kadar
dan tidak gatal dan akan
glukosa darah karena
rutin mengoleskan obat
dapat menurunkan kadar
topical dan lotion untuk
glukosa. Latihan jasmani
membantu
yang dianjurkan yaitu
mempertahankan
jalan cepat, bersepeda
kelembaban kulit.
santai dan berenang yang
Keluarga mengatakan akan
dilakukan secara teratur
berusaha memberi
sebanyak 3-5 kali
semangat dan
perminggu selama 30-45
mengingatkan Ny. M
menit dengan jeda antar
untuk mematuhi
latihan tidak lebih dari 2
penatalaksanaan diabetes
hari berturut-turut. Klien
melitus. Klien juga
juga mengatakan bahwa
mengatakan rasa gatal
setelah 3 kali melakukan
sudah berkurang.
jalan pagi dapat
menurunkan kadar glukosa O : Kulit pada kedua jari
jadi klien akan tangan sudah agak lembab
melakukannnya secara dan kulit yang mengelupas
rutin untuk menstabilkan sudah berkurang.
kadar glukosa. Keluarga
mengatakan akan berusaha A : Masalah kerusakan
memberi semangat dan integritas kulit teratasi
mengingatkan Ny. M
untuk mematuhi P : Hentikan intervensi.
penatalaksanaan diabetes
melitus.
O : Kadar GDS terakhir pada
tanggal 04 April 2020
Pembahasan yang sakit terbukti pada
pengkajian fungsi perawatan
a. Pengkajian kesehatan didapatkan
Pada pengkajian riwayat keluarga sudah mengenal
kesehatan keluarga masa lalu masalah kesehatan yang
klien telah terdiagnosa dialami klien, keluarga juga
menderita diabetes melitus sudah mampu menjaga
tipe 2. Ny. M mengatakan kesehatan lingkungan,
mudah merasa lelah, merasa keluarga sudah mampu
haus dan minum ± 12 gelas mengambil keputusan dan
perhari, BAK 7 kali sehari mampu memanfaatkan
serta gatal-gatal di area jari fasilitas pelayanan kesehatan,
tangannya selama 1 tahun tetapi keluarga belum mampu
terakhir. Kulit pada kedua jari merawat anggota keluarga
tangan Ny. M terlihat kering yang sakit karena keluarga
dan mengelupas. Pada mengatakan infomasi yang
tanggal 01 April 2020 pukul diberikan dari pukesmas
16.00 WIB didapatkan hasil hanya sebatas mengurangi
GDS : 184 mg/dl. Tanda makanan yang mengandung
gejala yang dialami Ny. M gula, rutin meminum obat
sejalan dengan tanda gejala dan perintah untuk rajin
DM menurut Fatimah (2015) berolahraga sedangkan
yaitu polidipsia (banyak penatalaksanaan olagraga
minum), poliuria (sering yang dianjurkan disini tidak
kencing), mudah lelah, rasa dijelaskan dengan jelas.
panas dan gatal di kulit Diagnosa yang kedua
b. Diagnosa Keperawatan yaitu kerusakan integritas
Berdasarkan data fokus kulit b.d. ketidakmampuan
dalam pengkajian maka keluarga merawat anggota
diagnosis keperawatan keluarga yang sakit.
pertama yaitu ketidakstabilan Penggunaan diagnosa ini
kadar glukosa darah b.d. didukung dengan pernyataan
ketidakmampuan keluarga Ny. M yang mengatakan
merawat anggota keluarga bahwa kulitnya terasa kering
yang sakit. Pengambilan dan gatal selama 1 tahun
diagnosa ini sesuai dengan terakhir serta pada
pengertian menurut NANDA pemeriksaan fisik didapatkan
(2015) yaitu terjadinya kulit pada kedua jari tangan
kerentanan terhadap variasi terlihat kering dan
kadar glukosa darah dari mengelupas.
rentang normal yang dapat c. Intervensi
mengganggu kesehatan. Pada Dalam membuat
diagnosa ini, faktor yang perencanaan tindakan,
berhubungan yaitu keterlibatan keluarga
ketidakmampuan keluarga sangatlah berarti dalam
merawat anggota keluarga perawatan penderita DM
karena dapat meningkatkan menstabilkan kadar
semangat untuk mematuhi glukosa darah
manajemen DM dan 3) Latihan jasmani
meningkatkan kualitas hidup merupakan tindakan dalam
penderita DM. menstabilkan kadar
Tindakan keperawatan glukosa darah selain
yang diberikan kepada dengan manajemen
keluarga berdasarkan edukasi, nutrisi, obat dan
penyusunan tindakan monitoring diabetes
keperawatan yang tentunya melitus. Latihan jasmani
disesuaikan dengan tujuan yang dilakukan klien
yang telah ditetapkan pada berupa jalan pagi selama
keluarga yaitu monitor kadar 30 menit secara berturut-
glukosa darah, monitor kulit, turut satu hari sekali
beri pendidikan kesehatan selama 4 hari.
tentang penatalaksanaan 4) Mendukung terbentuknya
latihan jasmani pada suatu kebiasan pada klien
penderita diabetes melitus untuk melakukan latihan
tipe 2, lakukan latihan jasmani karena latihan
jasmani, dukung untuk jasmani memiliki banyak
mengubah kebiasaan serta manfaat pada penderita
fasilitasi keterlibatan DM yaitu untuk menjaga
keluarga dalam proses kebugaran, menurunkan
modifikasi perilaku dan berat badan dan
proses perawatan klien. memperbaiki sensitivitas
d. Implementasi insulin yang dapat
Implementasi pada diagnosa memperbaiki kendali
pertama yaitu: glukosa darah (PERKENI,
1) Memonitor kadar glukosa 2015).
darah dilakukan untuk
membuktikan apakah Implementasi pada diagosa
dengan melakukan latihan kedua yaitu:
jasmani dapat secara
1) Memonitor kulit dilakukan
efektif menurunkan kadar
untuk mengetahui apakah
glukosa darah.
manajemen yang telah
2) Pendidikan kesehatan
dilakukan berefek kepada
dilakukan agar keluarga
kondisi kulit klien.
mengetahui bagaimana
2) Motivasi diberikan untuk
penatalaksanaan latihan
menambah kesadaran dan
jasmani yang benar dan
semangat pada klien dalam
diharapkan dapat
mematuhi manajemen
meningkatkan kesadaran
pengobatan. Motivasi
klien tentang pentingnya
diberikan secara lisan agar
penatalaksanaan latihan
klien secara rutin
jasmani untuk
melaksanakan latihan
jasmani dan 4
penatalaksnaan diabetes dengan memberi semangat
lainnya serta mengoleskan dan mengingatkan klien
obat topical dan lotion tentang manajemen DM.
untuk membantu Pada diagnosa kedua
mempertahankan didapatkan evaluasi kulit
kelembaban kulit. pada kedua jari tangan sudah
3) Memfasilitasi keluarga agak lembab dan kulit yang
untuk terlibat dalam proses mengelupas sudah berkurang,
modifikasi perilaku klien mengatakan rasa gatal
diharapkan dapat telah berkurang dan akan
membantu klien dan mematuhi penatalaksanaan
keluarga meningkatkan DM agar keadaan kulitnya
kesadaran untuk membaik.
menstabilkan kadar
glukosa darah. 4. SIMPULAN DAN SARAN
Keterlibatan keluarga yang
a. Simpulan
diharapkan yaitu keluarga
1) Pengkajian dilakukan pada
mampu memonitor,
keluarga Ny. M di
senantiasa mengingatkan
Banjarnegara pada tanggal
dan memberi semangat
1 April 2020 pukul 16.00
pada klien untuk
WIB melalui wawancara
melakukan manajemen
dan observasi. Data yang
pengobatan secara rutin.
diperoleh antara lain hasil
kadar gula dalam darah
e. Evaluasi
sewaktu Ny. M yaitu 184
Dari diagnosa pertama
mg/dl, tanda dan gejala
dapat dievaluasi bahwa kadar
yang ditemukan yaitu Ny.
glukosa darah Ny. M setelah
M menunjukan adanya
melakukan latihan jasmani
penyakit diabetes melitus.
berada dalam batas normal
Masalah kesehatan
yaitu 136 mg/dl pada tanggal
keluarga yang muncul
04 April 2020, klien dan
yaitu keluarga belum
keluarga dapat mengetahui
mampu merawat anggota
pentingnnya melakukan
keluarga yang sakit.
latihan jasmani dan
2) Diagnosa keperawatan
penatalaksanaannya untuk
yang diangkat berdasarkan
menstabilkan kadar glukosa
data yang diperoleh, yaitu
darah. Klien juga mengatakan
ketidakseimbangan kadar
akan melakukan latihan
glukosa darah b.d.
jasmani secara rutin karena
ketidakmampuan keluarga
sudah terbukti dengan
merawat anggota keluarga
melakukan latihan jasmani
yang sakit sebagai dan
kadar glukosa darahnya
kerusakan integritas kulit
turun. Serta keluarga
b.d. ketidakmampuan
mengatakan akan terlibat
keluarga merawat anggota
aktif dalam perawatan klien
keluarga yang sakit.
3) Intervensi keperawatan b. Saran
yang dilakukan selama 1) Bagi Masyarakat
4x24 jam adalah monitor Hasil laporan kasus ini
kadar glukosa darah, beri dapat menambah
pendidikan kesehatan pengetahuan pengelolaan
tentang penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2
latihan jasmani pada secara mandiri melalui
penderita diabetes melitus latihan jasmani
tipe 2, lakukan latihan 2) Bagi Pengembang Ilmu
jasmani, dukung untuk dan Teknologi
mengubah kebiasaan, Keperawatan
monitor kulit, beri Hasil laporan kasus ini
motivasi pada klien untuk dapat dijadikan referensi
mematuhi manajemen dan pengembangan asuhan
pengobatan dan fasilitasi keperawatan keluarga
keterlibatan keluarga tentang Diabetes Melitus
dalam proses modifikasi Tipe 2.
perilaku. 3) Bagi Peneliti
4) Implementasi dilakukan Hasil laporan kasus ini
pada tanggal 1-4 April dapat dijadikan
2020 menggunakan pengalaman dalam
metode ceramah, tanya melaksanakan aplikasi
jawab dan melakukan riset keperawatan di
latihan jasmani dengan tatanan pelayanan
media yang digunakan keperawatan, khususnya
yaitu leaflet. Implementasi penelitian tentang
yang dilakukan sesuai pelakasanaan tindakan
dengan intervensi yang yang tepat pada klien
telah direncanakan. Diabetes Melitus Tipe 2.
5) Evaluasi yang didapatkan
yaitu adanya penurunan 5. UCAPAN TERIMAKASIH
kadar glukosa darah Ny. Terimakasih secara khusus saya
M, klien dan keluarga sampaikan kepada :
dapat mengetahui a. Alloh SWT atas segala rahmat
pentingnnya melakukan dan hidayahnya
latihan jasmani dan b. Bapak Marsum, BE, S.Pd,
penatalaksanaannya untuk MHP. sebagai Direktur
menstabilkan kadar Poltekkes Kemenkes Semarang
glukosa darah, dan c. Bapak Suharto, S.Pd, MN.
keluarga mengatakan akan sebagai Ketua Jurusan
selalu terlibat aktif dalam Keperawatan Poltekkes
mendukung dan merawat Kemenkes Semarang.
klien. d. Bapak Dr. Sudirman, MN.,
sebagai Ketua Prodi DIII
Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Semarang
e. Bapak Dr. Arwani, SKM, MN, Mukhlisin, A. (2012). Buku ajar
selaku pembimbing I yang keperawatan keluarga. Jakarta:
senantiasa selalu memberikan EGC.
saran dan masukan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah Morristown. (2011). Memahami
ini. berbagai macam penyakit.
f. Bapak Budi Widiyanto, MN, Jakarta: EGC.
selaku pembimbing II yang
Nurayati, L., & Adriani, M. (2017).
senantiasa selalu memberikan
Hubungan aktifitas fisik dengan
saran dan masukan dalam
kadar gula darah puasa
penyusunan karya tulis ilmiah
penderita diabetes melitus tipe
ini.
2. Amerta Nutrition, 1(2).
g. Ibu Sugih Wijayanti, S.Kep.,
https://doi.org/10.20473/amnt.v
Ns., M.Kes., selaku pnguji
1i2.6229
yang berkenan menguji
keabsahan karya tulis ilmiah PERKENI. (2015). Konsensus
ini. pengelolaan dan pencegahan
h. Kedua orang tua saya yang diabetes melitus tipe 2 di
selalu mendoakan, Indonesia. PB PERKENI.
memberikan dukungan serta
memberikan motivasi. Rosyada, A., & Trihandini, I. (2013).
Determinan komplikasi kronik
6. DAFTAR PUSTAKA diabetes melitus pada lanjut
usia. Jurnal Kesehatan
Bailon, S. G., & Maglaya, A. (1997). Masyarakat Nasional, 7(9).
Family health nursing: The https://doi.org/10.21109/kesmas
process. Quezon: Up College on .v7i9.11
Nursing Diliman.
Suryana. (2010). Model praktis
Barnes, D. E. (2011). Program penelitian kuantitatif dan
olahraga diabetes. Yogyakarta: kualitatif. Bandung: UPI.
Citra Aji Parama.
WHO. (2015). Diabetes: fakta dan
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). angka. Epidemiological
Keperawatan medikal bedah: Situation.
manajemen klinis untuk hasil https://doi.org/https://www.who.
yang diharapkan. Jakarta: ECG. int/leishmaniasis/burden/en/

Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama


RISKESDAS 2018

Anda mungkin juga menyukai