Anda di halaman 1dari 5

benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu


Bertanyalah Kepada Ulama lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS: An-Nisaa | Ayat: 59).

ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU Orang yang paling memahami Aqluran dan sunnah adalah para ulama.
INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU Merekalah orang yang mendalam pemahamannya terhadap kedua sumber
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU hukum Islam tersebut. Mereka memecahkan masalah dan ketidak-tahuan
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ‘ANFUSINAA umat tentang Islam dari keduanya. Mengembalikan permasalahan agama
WA MIN SYAYYI-AATI A’MAALINAA kepada para ulama termasuk cara terbaik dalam mengamalkan firman Allah
MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU yang telah khotib sebutkan tadi.
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU Ulama yang berpegang teguh dengan agama adalah solusi. Semua orang bisa
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU bertanya keapda mereka. Termasuk orang buta huruf sekalipun. Allah
LAA NABIYYA BA’DAHU ‫ ﷻ‬berfirman,
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN FASALU AHLADZDZIKRI INKUNTUM LATA’LAMUN”
FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
tidak mengetahui.” (QS: An-Nahl | Ayat: 43).
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI Demikianlah Allah ‫ ﷻ‬memberikan solusi bagi kita semua. Dia
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN ‫ ﷻ‬memerintahkan kita untuk mengikuti Alquran dan sunnah. Mencari
amma ba’du petunjuk dari keduanya bukan dari selainnya. Bukan kepada hawa nafsu dan
keinginan. Bukan pula dari perkataan manusia yang bisa jadi benar atau
salah.
Kaum muslimin rahimakumullah,

Apabila Anda mendapatkan kebingungan dalam permasalahan agama, Allah ‫ ﷻ‬telah memberi kita nikmat dengan menurunkan kitab-Nya
muamalah, dan permasalahan-permasalahan agama yang lainnya, maka dan sunnah Rasul-Nya ‫ﷺ‬. Kemudian menjadikan
kembalikanlah kepada Alquran dan sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬. kehadiran ulama yang mendalam ilmunya di tengah-tengah hamba-Nya
sebagai realisasi dari nikmat Alquran dan sunnah. Para ulama ada di setiap
Sebagaimana firman Allah ‫ﷻ‬,
zaman dan tempat. Wajib bagi kita mengembalikan permasalahan agama
yang kita belum ketahui atau kita bingungkan kepada mereka.
FAINTANAAZA’TUM FIISYAEIN FARUDDUHU ILALLOHI WARROSUULI
IN KUNTUM TU’MINUUNA BILLAHI WALYAUMIL AKHIRI DZALIKA
Permasalahan yang menyangkut kepentingan masyarakat, kita konsultasikan
KHOIRUW WA AKHSANU TA’WIILA”
kepada mereka. Meminta masukan dan arahan serta fatwa. Allah ‫ﷻ‬
berfirman,
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang Wajib bagi seorang muslim untuk merenungi firman Allah ‫ ﷻ‬berikut
ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka ini:
(Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah
kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
(di antaramu).” (QS: An-Nisaa | Ayat: 83). lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
Demikian juga permasalahan yang berkaitan dengan individu. Kita tanyakan adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah)
juga kepada mereka. Kita tanyakan kepada para ulama yang mendalam kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS: An-Nahl |
ilmunya. Yang berpegang teguh dengan ajaran agamanya. Kita tanyakan Ayat: 116-117).
kebingungan yang sedang kita hadapi. Meminta bantuan solusi. Jangan malah
pergi kepada orang-orang selain mereka. Karena hanya akan menambah Memberikan fatwa atau menjawab pertanyaan atas suatu masalah adalah
kebingungan kita. perkara besar. Oleh karena itu, para ulama mengatakan, “Orang yang paling
berani berfatwa di antara kalian adalah orang yang paling berani masuk ke
Dan perlu diingat. Setiap orang yang memberikan fatwa, maka ia akan dalam neraka”. Mereka para ulama terdahulu sangat berhati-hati dalam
dimintai pertanggung-jawaban di sisi Allah kelak. Oleh karena itu, berfatwa, padahal ilmu mereka amat luas. Mereka lebih merasa lapang ketika
barangsiapa yang hendak mencarikan solusi dengan sudut pandang agama, fatwa diajukan kepada ulama yang lain. Karena mereka tahu ini bukanlah
maka ia harus memiliki ilmu. Berniat yang ikhlas. Janganlah orang yang perkara remeh.
ditanya permasalahan agama, memberikan jawaban hanya dengan
mengandalkan perasaan dan sangkaannya. Karena yang demikian termasuk Namun pada hari ini, orang yang baru saja belajar atau masih pemula, mereka
berkata tentang Allah tanpa ilmu. Lebih berbahaya dari perbuatan syirik. berlomba-lomba berfatwa. Tanpa ada rasa takut kepada Allah ‫ﷻ‬.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman, Mereka masuk ke dalam ranah yang belum pantas untuk mereka. Nabi
‫ ﷺ‬bersabda,
QUL INNAMAA KHARROMA ROBBIIL FAWAAKHISYA MAA DHOHARO
MINHA WAMA BATHONA WAL ITSMA WALBAGHYA BIGHOIRIL MIN KHUSNI ISLAMIL MAR I TARKUHU MAA LAAYA’NIIHI
KHAQQI WA ANTUSYRIKUU BILLAAHI MAA LAM YUNAZZIL BIHI
SULTHOONAW WA ANTAQUULUU ‘ALALLOOHI MAA LAATA’LAMUN” “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak
layak untuknya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak Permasalahan fatwa bukanlah permasalahan yang ringan. Ini adalah perkara
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah agama. Perkara halal dan haram. Orang yang berhati-hati dalam
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan permasalahan ini adalah mereka yang memiliki kehati-hatian yang tinggi.
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu Karena orang yang meminta fatwa, ia berada dalam tanggungan yang
ketahui”. (QS: Al-A’raf | Ayat: 33). berfatwa. Bisa jadi nasibnya ditentukan mufti setelah Allah ‫ﷻ‬.

Allah ‫ ﷻ‬menyebutkan berkata tentang Allah tanpa ilmu di atas Karena itu, orang yang ditanyai dalam permasalahan agama jangan mengira
kesyirikan. Dan kesyirikan itu sendiri adalah berkata tentang Allah ‫ﷻ‬ ini permasalahan remeh. Permasalahan yang akan segera berlalu. Dia akan
tanpa ilmu. diminta pertanggung-jawaban di sisi Allah ‫ ﷻ‬pada hari kiamat.
Karena yang ditanya ini mengatakan tentang halal dan haram. Menentukan
halal dan haram adalah haknya Allah ‫ﷻ‬. Ketika Anda telah “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
mendapatkan penjelasan, dalil dari Allah, baik dalam Alquran dan sunnah kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya).” (QS: An-
Rasul-Nya, barulah bisa Anda menentukan hukum. Jika Anda ditanya dan Nisaa | Ayat: 59).
Anda menjawab tidak tahu, maka yang demikian pun tidak masalah. Tidak
ada celaan untuk Anda jika Anda mengatakan tidak tahu. Bahkan ini bisa jadi Siapa yang pendapatnya berada di atas Alquran dan sunnah, kita ikuti
keutamaan dan bentuk kerendahan hati. pendapatnya. Pendapat yang menyelisihi keduanya, maka kita tinggalkan.
Karena hukum itu adalah milik Allah ‫ﷻ‬. Dialah yang memberi
Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Anda juga bisa keputusan di antara para hamba-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
menanyakan kepada orang yang lebih mengetahui. Bisa juga menelaah buku-
buku. Kemudian setelah itu Anda jawab pertanyaan tadi. Ini adalah bentuk Hendaknya kita merenungkan hal ini sehingga tidak merusak perkara agama
kehati-hatian dan jalan keselamatan. Ulama kita terdahulu saja, dengan kita dan mumalah kita. Fatwa itu ada dua macam:
keluasan ilmu mereka, mereka lebih suka menyerahkan pertanyaan kepada
yang lainnya. Dan ini juga termasuk adab seseorang. Ia tidak menjawab Fatwa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum. Fatwa jenis ini, kita
pertanyaan atau memberi fatwa selagi ada orang yang lebih berhak dan lebih kembalikan kepada ulama yang duduk di lembaga fatwa untuk mengkajinya.
berilmu darinya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman, Adapun masalah yang sifatnya personal. Ini bisa kita serahkan kepada ulama-
ulama tertentu yang bisa ditemui. Ulama yang berilmu. Mengamalkan
WAFAUQO KULLI DZII ‘ILMIN ‘ALIIM ilmunya. Dan bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Kita tanyakan permasalahan
kita kepadanya.
“dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha
Mengetahui.” (QS: Yusuf | Ayat: 76). Bagi mereka yang bermudah-mudahan dalam berfatwa. Memberi jawaban
tanpa ilmu. Ilmu yang ia dapatkan dari mengkaji. Lalu ia menyatakan
Wajib berhati-hati dalam permasalahan ini. Terutama kita di zaman yang masalah kamu ini hukumnya. Masalah ini, begini jawabannya. Ia menjawab
banyak fatwa-fatwa yang dikeluarkan begitu mudah. Sehingga orang-orang tanpa argumentasi dan tanpa sumber. Bagaimana bisa orang ini meremehkan
awam bingung dan ragu. Ada yang menyatakan begini dan yang lain masalah agamanya?
menyatakan lain lagi. Ini adalah buah ketergesa-gesaan dalam berfatwa. Dan
karena orang masuk wilayah yang tidak layak dia masuki. Ketika Anda hendak berbisnis, atau menikah, atau permasalahan penting
lainnya, apakah Anda meminta pendapat dan pandangan terlebih dahulu
Kita dengar, ada orang yang mengatakan kewajiban shalat berjamaah di kepada orang-orang yang bijak dan luas pandangannya ataukah langsung
masjid diperselisihkan oleh para ulama. Ada lagi yang menyatakan jilbab melakukannya?
bagi muslimah kewajibannya diperselisihkan para ulama. Setiap masalah
memang terdapat perbedaan pendapat, tapi kita diperintahkan Tentu Anda akan bertanya-tanya terlebih dahulu. Meminta pendapat kepada
mengembalikannya kepada Alquran dan sunnah. Sebagaimana firman Allah orang yang punya pengalaman dan bijak dalam permasalahan penting yang
‫ﷻ‬, akan Anda lakukan. Agar apa yang Anda lakukan bisa maksimal dan bernilai.
Jangan bertanya kepada orang yang hanya emosi dan tak punya pengalaman
FAINTANAA ZA’TUM FII SYAEIN FARUDDUUHU ILALLOOHI serta ilmu. Permasalahan agama lebih penting lagi untuk ditanyakan kepada
WARROSUUL orang yang ahli dan memiliki ilmu yang luas.
Allah ‫ ﷻ‬menyediakan kepada kita ajaran-Nya. Dia tidak Orang yang memberi fatwa atau menjawab pertanyaan masyarakat atau
meninggalkan kita tanpa bimbingan. Lebih dari itu, Dia mengutus rasul dan temannya tentang permasalahan agama jangan sampai mengedepankan
menurunkan Alquran. Dia memerintahkan para ulama untuk menjelaskannya simpati manusia dibanding ridha Allah ‫ﷻ‬. Jangan takut karena nanti
kepada manusia. Dan tidak boleh para ulama menyembunyikannya. Allah dikatakan demikian dan demikian, lalu ia tidak menjawab pertanyaan dengan
‫ ﷻ‬berfirman, sebenarnya.

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah Hendaknya yang diperhatikan adalah bagaimana hubungannya dengan Allah.
diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada Bukan mencari simpati manusia. Wajib bagi orang yang menjawab
manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan pertanyaan untuk bertakwa kepada Allah terhadap dirinya dan terhadap
janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan jawaban yang ia berikan. Inilah jalannya para pendahulu kita dalam Islam.
harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.” (QS: Ali Dan tugas kita adalah meniti jalan mereka. Sehingga kita pun dipertemukan
Imran | Ayat: 187). Allah bersama mereka. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

Dia ‫ ﷻ‬juga berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah)
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS: An-Nahl |
Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati, kecuali Ayat: 116-117).
mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan
(kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Ayyuhal muslimun ibadallah,
Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-
Baqarah | Ayat: 160). Ketahuilah kita sekarang di zaman dimana ulamanya sedikit. Dan banyak
amalan yang dibuat-buat. Tidak ada contohnya dari Nabi
Sekali lagi, permasalahan ini bukanlah permasalahan sepele. Realita saat ini ‫ﷺ‬. Banyak orang-orang yang bermudah-mudahan dalam
kita lihat. Banyak terjadi kekacauan dalam permasalahan agama karena permasalahan agama. Wajib bagi kita berpegang teguh dengan agama kita.
fatwa. Kita lihat orang-orang yang membuat kekacauan, memberontak Jangan kita letakkan diri kita dalam bahaya.
kepada penguasa, lantaran mengikuti orang yang dikatakan ulama. Padahal ia
adalah orang yang kurang ilmunya. Mengikuti hawa nafsu. Atau berfatwa Di sisi lain, jangan kita katakana pula ini tanggung jawabnya dia. Ini
kepada sesuatu yang hakikatnya tidak boleh. Allah ‫ ﷻ‬berfirman, tanggung jawabnya fulan. Memang betul, seseorang berdosa apabila
sembarang berfatwa. Namun kita juga memiliki tanggung jawab terhadap diri
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa kita. Tanggung jawab agar beramal secara benar.
sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL AZHIIM
dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun.” (QS: Al-Qashash | WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
Ayat: 50).
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI DZANBII
FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM

Khutbah kedua:
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
‘IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA ‘ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA ‘ABDUKAA WA RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLOHUMMA ARINAL HAQQO HAQQON WARZUQNAT TIBAA’AH, WA ARINAL BAATHILA
BAATHILAN WARZUQNAJTINABAH
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN ‘ALA MINHAJI AN-
NUBUWWAH
ALLAHUMMA QOLIL....
ROBBANAGHFIRLANA WALIWALIDAINA WARHAMHUMA KAMA ROBBAYA SIGHORO.
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA
‘ADZAABAN NAAR
‘IBAADALLAH INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH

Anda mungkin juga menyukai