Anda di halaman 1dari 3

ASINGNYA ISLAM DI TENGAH UMAT ISLAM Ibadallah,

Sebuah realita yang tidak bisa kita pungkiri, keindahan dan hakikat agama
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU Islam yang mulia ini tidak dikenal dan tersembunyi bagi umat Islam itu
INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU sendiri. Mereka beragama Islam, namun tidak mengenalnya dan juga tidak
mengamalkannya. Padahal Alla Ta’ala berfirman,
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ‘ANFUSINAA “ALLADZII KHOLAQOL MAUTA WALKHAYAATA LIYABLUWAKUM
WA MIN SYAYYI-AATI A’MAALINAA AYYUKUM AKHSANU ‘AMALA WAHUWAL ‘AZIZUL GHOFUUR”
MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU “(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2).
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BA’DAHU Allah menjadikan bumi ini indah sebagai tempat hidup kita umat manusia,
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN agar Dia menguji kita siapakah di antara kita yang baik amalannya. Dalam
ayat ini Allah menjelaskan bahwa mereka yang baik amalannya lah yang
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN akan mendapatkan kemuliaan di sisi-Nya. Baik dalam arti zahirnya
FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH perbuatan itu adalah perbuatan yang baik, bukan bersifat merusak atau
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM zalim. Dan baik dalam arti sesuai dengan teladan dan contoh Nabi
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan baik menurut perasaan semata.
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
Kaum muslimin rahimakumullah,
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN Kita boleh mengatakan diri kita sebagai seorang muslim. Namun ada
amma ba’du pertanyaan di balik pernyataan ini. Terkumpulkah pada diri kita sifat-sifat
PUJI SYUKUR, SHALAWAT, AJAKAN BERTAKWA. muslim atau mukmin? Lebih jauh lagi, kita katakan bahwa diri kita seorang
Ahlussunnah wal Jamaah. Namun pertanyaannya, sudahkah pada diri kita
terkumpul sifat orang-orang yang mengikuti sunnah? Sudahkah amalan,
Kaum muslimin rahimakumullah,
perbuatan, dan akhlak kita sesuai dengan akhlaknya salafush shalih? Oleh
karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita:
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan
asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. LIYABLUWAKUM AYYUKUM AKHSANU ‘AMALA
Muslim).
“supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
Dalam riwayat yang lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2).
menjelaskan siapakah al-ghuroba, orang-orang yang asing itu:
“ALLADZINA YUSLIKHUNA MAA AFSADANNAASU MIN BA’DII Sehingga ketika para sahabat Nabi mengucapkan dua kalimat syahadat,
MIN SUNNATII” memeluk Islam, mereka langsung bertanya tentang “amalan apakah yang
“Yaitu orang-orang yang memperbaiki sunnahku (Sunnah Rasulullah paling baik?”, “sedekah apakah yang paling baik?” “jihad apa yang paling
shallallahu ‘alaihi wa sallam) sesudah dirusak oleh manusia.” (HR. utama?”
Tirmidzi).
Melihat keadaan umat Islam pada hari itu, salah seorang ulama “supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
mengatakan, “jangan dibandingkan Islam dengan kondisi umat Islam pada amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2).
hari ini”. Ini adalah sebuah ungkapan yang tepat dan menjadi introspeksi
kita bersama. Lihatlah, ketika Islam menggambarkan akhlak yang terpuji, LIYABLUWAKUM AYYUKUM AKHSANU ‘AMALA Marilah kita sama-sama
maka sebagian umat Islam tidak berakhlak dengan akhlak yang terpuji. mengoreksi diri kita. Sudahkah akidah kita sebagaimana akidahnya
Jika Islam menggambarkan keagungan dan kemulian, maka kondisi seorang muslim? Sudahkah akhlak kita sebagaimana akhlaknya seorang
sebagian umat Islam tidak menggambarkan keagungan dan kemuliaan itu. muslim? Sudahkah amalan kita sebagaimana amalan yang diridhai oleh
Islam?
Sebuah kutipan tentang seorang Eropa yang memeluk agama Islam, ia
berkata, “Alhamdulillah, Allah kenalkan saya kepada Islam sebelum Allah Ibadallah,
mengenalkan saya kepada umat Islam”. Ia bersyukur kepada Allah.
Mungkin seandainya dia terlebih dahulu mengenal umat Islam, ia tidak Wajib bagi kita menunjukkan karakter seorang muslim pada diri kita,
akan tertarik dengan agama Islam. Tidak akan sampai hidayah agama yang secara lahir dan batin. Islam adalah keyakinan. Islam adalah ucapan. Dan
mulia ini kepadanya. Islam adalah amal perbuatan.

Ada yang lain yang berujar “Saya baru tahu, kalau Islam dan umat Islam Janganlah kita menjadi seorang muslim, tapi kita jauh dari nilai-nilai Islam.
itu berbeda”. Ini adalah teguran bagi kita, kita sudah jauh dari agama kita. Dan beruntunglah orang-orang Islam yang teguh dengan keislamannya di
Tidak perlu kita mengarahkan kritikan ini kepada orang lain. Atau kepada tengah orang-orang yang menganggap nilai-nilai Islam itu asing.
mereka yang kita lihat di telivisi mengadakan pemboman dan peperangan.
Mengadakan pengrusakan dan berbuat kekacauan. Kita tujukan kritik ini Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita agar kita
kepada diri kita terlebih dahulu. Sudahkah kita menepati janji ketika betul-betul meyakini Islam dengan hati kita, mengucapkannya dengan
berjanji? Sudahkan kita tepat waktu ketika datang ke kantor, sekolah, dll? lisan, dan tampak dalam amal perbuatan kita sehari-hari.
Sudahkah kita menunaikan amanat? Sudahkan kita berbakti kepada orang
tua kita? Dan sudahkah kita bertauhid kepada Allah Ta’ala?
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL AAYAATI WA DZIKRIL
Kaum muslimin rahimakumullah,
HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
Di sebagian tempat, terdapat kisah, ada orang tua yang non muslim
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
mengajak anaknya datang ke masjid, agar sang anak memeluk Islam.
Mengapa? Karena ia melihat tetangga-tetangganya yang muslim sangat WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
berbakti kepada orang tuanya. Ia melihat betapa orang-orang Islam WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
menjaga dan memuliakan orang tuanya. Ia ingin agar anaknya menjadi WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI DZANBII
seseorang yang berbakti, menghormat, dan memuliakannya, sehingga ia FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
perintahkan anaknya untuk memeluk Islam. WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM

Subhanallahu, inilah keindahan Islam yang tidak kita praktikkan di negeri


kita. Negeri yang merupakan komunitas muslim terbesar di dunia.

Inilah yang dikehendaki Allah Ta’ala dengan firman-Nya,

‘LIYABLUWAKUM AYYUKUM AKHSANU ‘AMALA”


Khutbah kedua: FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
ALHAMDULILLAH, FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU WA AQIIMISH SHALAH
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR
‘IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA ‘ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU
TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA ‘ABDUKAA WA
RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL
MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD
DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLOHUMMA ARINAL HAQQO HAQQON WARZUQNAT TIBAA’AH, WA ARINAL
BAATHILA BAATHILAN WARZUQNAJTINABAH
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN ‘ALA
MINHAJI AN-NUBUWWAH
ALLAHUMMA QOLIL....
ROBBANAGHFIRLANA WALIWALIDAINA WARHAMHUMA KAMA ROBBAYA
SIGHORO.
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI
HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR
‘IBAADALLAH INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL
BAGHYI YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN

Anda mungkin juga menyukai