BAB I
PENDAHULUAN
cara bicara, terutama memperbaiki cara bicara. Dalam ilmu logopedi terdapat
pembentukan suara ucapan bicara, serta kelainan fungsi bicara (Guyton, 1997).
maupun fungsi yang normal. Proses bicara meliputi dua proses yang
berkesinambungan, terdiri dari proses penerima dan proses ekspresi secara verbal.
terdapat 0,1 – 0,13 % bayi yang menderita tuli sejak lahir atau dari 1000 kelahiran
terdapat 1-3 bayi yang menderita tuli. Jika di Indonesia angka kelahiran terdapat
2,6 % maka terdapat 5000-10.000 bayi lahir tuli di Indonesia setiap tahunnya. Hal
ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat pada usia ini merupakan masa
dan keluarga, serta pecapaian intelektual dan pendidikan sangat bergantung pada
pendengaran yang utuh (Adams, 1997). Oleh karena itu penting bagi kita untuk
Gangguan pendengaran bias juga terjadi saat bayi terkena infeksi berat, infeksi
otak, pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin).
BAB II
ISI
4
eksternus. Pada beberapa hewan, telinga dapat bergerak seperti antena radar yang
Telinga tengah adalah rongga berisi udara di dalam tulang temporalis yang
tertutup, tetapi selama mengunyah, menelan, dan menguap saluran ini terbuka,
sehingga tekanan udara di kedua sisi gendang telinga seimbang. Tiga tulang
dan tonjolannya yang pendek melekat ke inkus, yang kemudian bersendi dengan
bagian kepala stapes. Stapes diberi nama demikian karena mirip dengan
dinding jendela oval. Dua otot rangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga
otot yang terakhir menarik lempeng kaki stapes menjauhi jendela oval (Ganong,
2003).
5
(Moore, 1999)
6
Telinga dalam (labirin, rumah siput) terdiri dari 2 bagian, satu di dalam
lainnya. Labirin tulang adalah serangkaian saluran di dalam bagian petrosa tulang
Struktur membranosa ini kurang lebih mirip dengan bentuk saluran tulang.
Struktur ini terisi oleh cairan yang disebut endolimfe, dan tidak terdapat hubungan
antara ruang-ruang yang terisi oleh endolimfe dengan yang terisi oleh perlimfe
(Ganong, 2003).
2.1.2.1. Koklea
Bagian koklea labirin adalah suatu saluran melingkar yang pada manusia
(skala). Skala vestibuli di bagian atas dan skala timpani di bagian bawah
mengandung perilimfe dan berhubungan satu sama lain di apeks koklea melalui
sebuah lubang kecil yang disebut helikotrema. Di dasar koklea, skala vestibuli
berakhir di jendela oval, yang tertutup oleh lempeng kaki stapes. Skala timpani
berakhir di jendela bulat, sebuah foramen di dinding medial telinga tengah yang
tertutup oleh membran timpani sekunder yang lentur. Skala media, ruang koklea
reseptor pendengaran, terletak di membran basilaris. Organ ini berjala dari apeks
sel rambut menembus lamina retikularis yang kuat dan berbentuk seperti
membran. Lamina ini ditunjang oleh pilar corti. Sel-sel rambut tersusun dalam 4
baris: 3 baris sel rambut luar yang terletak lateral terhadap terowongan yang
terbentuk oleh pilar-pilar corti, dan satu baris sel rambut dalam yang terletak
sebelah medial terhadap terowongan. Di setiap koklea manusia terdapat 20.000 sel
rambut luar dan 3500 sel rambut dalam. Terdapat membran tektorium yang tipis,
liat, tertapi elastis yang menutupi barisan sel-sel rambut. Ujung-ujung sel rambut
9
luar terbenam di dalamnya, tetapi ujung sel rambut dalam tidak. Badan-badan sel
neiron aferen yang menyebar di sekitar dasar sel rambut terletak di ganglion
melingkar. Sembilan puluh sampai 95% dari neuron aferen ini mempersyarafi sel
rambut dalam; hanya 5-10% yang mempersyarafi sel rambut luar yang jumlahnya
lebih banyak, dan setiap neuron mempersyarafi beberapa sel luar ini. Selain itu,
sebagian besar serat aferen di syaraf auditorius berakhir di sel rambut luar dan
bukan di sel rambut dalam. Akson neuron yang mempersarafi sel rambut
total serat aferen dan eferen di masing-masing saraf auditorius sekitar 28.000
(Ganong, 2003).
Di koklea, terdapat taut-taut erat antara sel rambut dan sel falang di
dekatnya; taut-taut ini mencegah endolimfe mencapai dasar sel. Namun, membran
demikian terowongan organ corti dan dasar sel rambut dibahasi oleh perilimfe.
Karena adanya taut-taut erat serupa, maka susunan sel rambut di bagian lain
telinga dalam serupa; yaitu tonjolan-tonjolan sel rambut dibasahi oleh endolimfe,
superior, dan tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron berespons terhadap
input dari kedua telinga. Korteks, pendengaran primer, daerah Brodmann 41,
terletak di bagian superior lobus temporalis. Pada manusia, korteks ini terletak di
fisura Silvius dan secara normal tidak tampak di permukaan otak. Terdapat
penerima sensasi kulit. Daerah asosiasi pendengaran yang terletak dekat dengan
saraf auditorius yang berasal dari kompleks olivarius superior ipsilateral dan
kontralateral dan berakhir terutama di sekitar dasar sel rambut luar organ Corti
(Ganong, 2003).
lurus satu sama lain, sehingga berorientasi dalam 3 bidang dalam ruang. Di dalam
kanalis membranosa yang melebar (ampula). Setiap krista terdiri dari sel-sel
rambut dan sel sustentakularis yang dilapisi pemisah gelatinosa (kupula) yang
menutup ampula. Tonjolan sel-sel rambut terbenam dalam kupula, dan dasar sel
11
suatu organ otolitik (makula). Makula lain terletak di dinding sakulus dengan
karbonat, otolit. Pada manusia, otolit, yang juga dikenal sebagai otokonia arau
endolimfe. Tonjolan sel rambut terbenam dalam membran. Serat-serat saraf dari
(Ganong, 2003).
yang anatominya belum jelas yang menyalurkan impuls dari reseptor vestibularis
terbenam dalam epitel yang terdiri dari sel penunjang atau sustntakularis. Dari
sejumlah 30-150 buah. Kecuali di koklea, salah satu tonjolan ini, kinosilium
satu prosesus yang paling besar dan memiliki ujung tumbul. Pada mamalia
dewasa, kinosilium tidak terdapat pada sel-sel rambut koklea. Namun, prosesus
lain, yang disebut stereosilia, terdapat di semua sel rambut. Stereosilia memiliki
inti yang terdiri dari filamen-filamen aktin sejajar. Di dalam rumpun prosesus-
prosesus yang sirkular pada masing-masing sel terdapat susunan yang teratur. Di
sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereosilia tingginya sama (Ganong, 2003).
Pergerakan prosesus dengan arah tegak lurus terhadap sumbu ini tidak
setara dengan besar derajat arah menuju atau menjauhi kinosilium. Dengan
13
2003).
manitol dan sukrosa dari plasma ke dalam perilimfe di skala timpani lebih lambat
kecil dalam komposisi antara cairan-cairan dalam kedua skala ini, tetapi keduanya
mirip dengan cairan ekstrasel. Di pihak lain, endolimfe dibentuk oleh stria
vaskularis dan memiliki konsentrasi K+ yang tinggi dan konsentrasi Na+ yang
tinggi. Selain itu, tampaknya terdapat pompa K+ elektrogenik yang unik di stria
bermuatan positif relatif terhadap skala vestibuli dan skala timpani (Ganong,
2003).
sedikit 0,7 nm, adalah saluran kation yang relatif nonspesifik, tetapi karena
14
depolarisasi. Ca2+ juga masuk ke dalam sel, dan terjadi pelepasan transmiter
sinaps yang menyebabkan depolarisasi neuron aferen atau neuron yang berkontak
dengan sel rambut. Identitas transmiter ini belum diketahui, tetapi terdapat bukti-
2003).
2011) Suara sebagai sumber gelombang merupakan bentuk energi yang bergerak
melalui udara, air, atau benda lainnya yang bisa menjadi media geraknya. Telinga
diolah oleh sistem saraf pusat dan di otak. Suara akan memberikan rangsangan ke
telinga, lalu disampaikan ke otak melalui saraf yang menghubungkan dari telinga
berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh kita. Telinga manusia memiliki
dasar yang sama dengan telinga pada hewan vertebrata, hanya ada perbedaan
variasi sesuai fungsi dan spesiesnya. Pada species vertebrata memiliki satu pasang
telinga yang terletak simetris satu sama lainnya dan terletak pada bagian yang
15
liang telinga karena bentuk dan dimensinya, dapat sangat memperbesar suara
dalam rentang 2 sampai 4 kHZ; perbesaran pada frekuensi ini adalah 10 hingga 15
dB. Maka suara dalam rentang frekuensi ini adalah yang paling berbahaya jika
Pada telinga tengah terdapat maleus, inkus,dan stapes. Tangkai dari maleus
leher maleus. Kaput maleus bersendi dengan permukaan arteriol korpus inkus
dan prosesue longus yang berjalan ke bawah untuk bersendi dengan kaput stapes
(Adam, 2012).
Sumbu rotasi maleus dan inkus yang alami adalah sepanjang garis yang
ditarik dari prosesus brevis yang menonjol ke belakang dan prosesus longus yang
Sumbu rotasi maleus dan inkus yang alami adalah sepanjang garis yang
yang ditarik dari prosesus brevis inkus hingga daerah leher maleus. Stapes adalah
tulang yang berbentuk sanggurdi. Kontraksi otot stapedius dapat diukur dengan
bantu klinis yang penting. Telinga tengah adalah suatu alat penghilang hambatan
antara udara (lingkungan kita) dan cairan (telinga dalam). Ketika gelombang
suara yang dihantarkan udara mencapai cairan, maka 99,9% energinya akan
16
dipantulkan. Jadi hanya 0,1% energy yang diteruskan (kehilangan sekitar 30dB).
membran timpani 17 kali lebih besar dari luas basis stapes. Rangkaian osikula ikut
pula berperan sebesar 1, 2/1. Dengan demikian, telinga tengah tidak penting pada
Getaran suara dihantarkan lewat liang telinga dan telinga tengah ke telinga
Paling tidak sebagian analisis frekuensi telah terjadi pada tingkat organ corti.
Peristiwa listrik yang berlangsung dalam neuron juga dapat diukur dan disebut
tiga jenis sel pada stria vaskularis kaya mitokondria dan memiliki luas permukaan
yang sangat besar dibandingkan dengan volume sel. Maka stria merupakan suatu
sistem transport cairan dan elektrolit yang dirancang secara unik. Diduga
17
endolimfe (tinggi kalsium, rendah natrium) dan sebagai baterai kedua untuk organ
corti. Juga merupakan sumber potensi arus searah (80 milivolt) dari skala media.
Darah merupakan sumber nutrisi utama untuk sel-sel tubuh dan alirannya
menimbukan suara bising, namun stria vaskularis merupakan suatu adaptasi yang
unik dimana dapat menyupalai organ korti dari jarak tertentu, dengan demikian
Terdapat sekitar 30.000 neuron aferen yang mensarafi 15.000 sel rambut
pada tiap koklea. Masing-masing sel rambut dalam disarafi oleh banyak neuron.
Hanya persentase kecil (sekitar 10%) neuron aferen yang mensarafi sel rambut
neuron aferen berasal dari banyak sel rambut luar dan tiap sel rambut luar
Juga ada sekitar 500 serabut saraf eferen yang mencapai tiap koklea. Serabut
– serabut ini bercabang-cabang pula secara ekstensif sehingga tiap sel rambut luar
memiliki banyak ujung saraf eferen. Ujung-ujung saraf eferen dari sel rambut luar
tidak seluruhnya berasal dari satu serabut saraf eferen (Adam, 2012).
ventralis. Sebagian besar serabut dari inti melintas garis tengah dan berjalan naik
inti vestibularis, dan dari sana disebarkan secara luas dengan jaras-jaras menuju
(Adam, 2012).
yang menghasilkan ulang getaran dari sumber suara. Membran ini berhenti
bergetar hampir segera setelah gelombang suara berhenti; yaitu membran ini
Kepala stapes menyebabkan lempeng kakinya bergerak maju mundur seperti pintu
resonan membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala vestibulo koklea
yang berisi perilimfe. Sistem ini meningkatkan tekanan suara yang tiba di jendela
oval, karena efek pengungkit maleus dan inkus melipatkgandakan gaya 1,3 kali
19
lebih kuat dan luas membran timpani jauh lebih besar daripada luas lempeng kaki
stapes. Akibat adanya resistensi terjadi pengurangan energy suara, tetapi telah
diperhitungkan, pada frekuensi di bawah 300 HZ, 60% energy suara yang jatuh di
maka manubrium maleus akan tertarik ke dalam dan lempeng kaki stapes ke luar.
Hal ini akan menurunkan penyaluran suara. Suara keras akan mencetuskan
kontraksi reflex otot- otot ini yang secara umum disebut refleks timpani.
reseptor pendengaran yang dihasilkan oleh gelombang suara yang kuat. Namun,
waktu reaksi untuk refleks ini adalah 40-160 mdet, sehingga refleks ini tidak
dapat melindungi terhadap rengsangan kuat yang singkat seperti yang dihasilkan
respons terhadap getaran membran basilar. Perhatikan bahwa organ corti terletak
pada permukaan serat basilar dan membran basilar. Terdapat dua tipe sel rambut
yang merupakan reseptor sensorik yang sebenarnya dalam organ corti: baris
tunggal sel rambut interna (atau “inner”), berjumlah sekitar 3500 dan dengan
diameter berukuran sekitar 12 mikrometer dan tiga sampai empat baris sel rambut
20
eksterna (atau “outer”), berjumlah sekitar 12.000 dan mempunyai diameter hanya
sekitar 8 mikrometer. Basis dan samping sel rambut bersinaps dengan jaringan
rambut bagian dalam, yang memperkuat peran khusus sel ini untuk mendeteksi
suara. Serat saraf dari ujung-ujung ini mengarah ke ganglion spiralis Corti, yang
terletak dalam modiolus (pusat) koklea. Ganglion spiralis pada gilirannya akan
kemudian ke dalam system saraf pusat pada tingkat medulla spiralis dan dengan
Sel Rambut dalam adalah sel sensorik utama yang menghasilkan potensi
aksi di saraf- saraf pendengaran dan diperkirakan sel – sel ini dirangsang oleh
Sel rambut luar, di pihak lain, dipersyarafi oleh serat-serat eferen kolinergik
dari kompleks olivarius superior. Sel-sel ini bersifat motil, memendek apabila
(Ganong, 2003).
21
2. 2. 3. Fungsi Vestibular
(akselerasi) rotasional dalam salah satu bidang kanalis semisirkularis tertentu akan
rambut. Apabila telah tercapai kecepatan rotasi yang konstan, maka cairan
berputar dengan kecepatan yang sama dengan tubuh dan posisi kupula kembali
endolimfe searah dengan rotasi, dan kupula mengalami perubahan bentuk dalam
tengah dalam 25-30 detik. Pergerakan kupula dalam satu arah biasanya
(Ganong, 2003).
yang paling dekat dengan bidang rotasi. Karena kanalis di satu sisi kepala
merupakan bayangan cermin dari kanalis di sisi lainnya, maka endolimfe bergeser
menuju ampula di satu sisi dan menjauhinya di sisi yang lain. Dengan demikian,
pola rangsangan yang mencapai otak beragam sesuai arah serta bidang rotasi.
tidak menimbulkan rangsangan pada krista. Namun, terdapat banyak bukti bahwa
apabila dalah satu bagian labirin rusak, maka bagian lain akan mengambil alih
22
bahwa korteks auditorius secara prinsip terletak pada bidang supratemporal girus
temporalis superior tetapi juga meluas sampai batas lateral lobus temporalis pada
korteks insularis, dan bahkan ke bagian lateral dari operculum parietalis (Guyton,
1997).
Terdapat dua daerah terpisah yaitu: korteks auditorius primer dan korteks
yang berasal dari korteks auditorius primer dan oleh penonjolan dari daerah
1997).
auditorium primer dan daerah asosiasi pendengaran. Dalam setiap peta ini,
23
frekuensi suara yang tinggi merangsang neuron pada satu ujung peta, sedangkan
suara yang berfrekuensi rendah merangsang neuron pada ujung yang berlawanan.
Peran besar dari neuron dalam korteks auditorius, terutama dalam korteks
informasi dari daerah sensoris lain di korteks. Tentu saja, bagian parietalis dari
korteks asosiasi auditorius sebagian bertumpang tindih dengan daerah sensorik II,
hanya pada satu sisi saja, akan menurunkan kemampuan pendengaran pada telinga
yang berlawanan, tetapi tidak menyebabkan ketulian pada telinga, karena terdapat
banyak hubungan silang dari satu sisi ke sisi lainnya pada jaras saraf auditorik.
tersebut akan sering tidak mampu menginterpretasikan arti dari suara yang
Otak terdiri dari otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan batang otak.
Otak besar terdiri dari 2 belahan otak yang mempunyai fungsi spesifik yang
terjadi melalui suatu proses perkembangan.
Belahan otak kiri berperan dalam perkembangan bahasa dan bicara karena
mengatur kemampuan bicara, pengucapan kata dan kalimat, pengertian
pembicaraan orang, mengulang kata dan kalimat disamping kemampuan
berhitung, membaca dan menulis.
25
Belahan otak kanan berfungsi dalam bahasa non-verbal seperti penekanan dan
irama kata, fungsi pengenalan situasi dan kondisi, kontak mata, pengendalian
emosi, pengenalan ruang atau visuospasial, kesenian, kreativitas, pola gilir atau
“turn taking” dan pola berpikir secara holistik.
Faktor resiko
Bayi dengan beberapa factor resiko harus lebih diwaspadai dan dilakukan deteksi
dini lebih cermat. Factor resiko yang harus diwaspadai adalah
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong (oval). Energi getar
yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap
lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak (Soepardi dan Iskandar,
2001).
terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
27
(Ganong, 2003)
di tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron berespons terhadap input dari
29
bagian superior lobus temporalis. Pada manusia, korteks ini terletak di fisura
Silvius dan secara normal tidak tampak di permukaan otak. Terdapat beberapa
sensasi kulit. Daerah asosiasi pendengaran yang terletak dekat dengan daerah
masing saraf auditorius yang berasal dari kompleks olivarius superior ipsilateral
dan kontralateral dan berakhir terutama di sekitar dasar sel rambut luar organ
memasuki nukleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak pada bagian atas
medula. Pada titik ini, semua sinaps serabut dan neuron tingkat dua berjalan
terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di nucleus
olivarius superior. Beberapa serat tingkat kedua lainnya juga berjalan secara
ipsilateral ke nukleus olivarius superior pada sisi yang sama. Dari nukleus
lateralis. Banyak yang meminta nukleus ini dan berjalan ke kolikulus inferior,
tempat semua atau hampir semua serabut ini berakhir. Dari sini, jaras berjaran ke
potensial aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan
(Ganong, 2003).
31
Gambar 11. Gambar Diagram Penyaluran Getaran dari Telinga Luar ke Telinga
kuadrat sedangkan daerah permukaan stapes rata-rata 3,2 milimeter kuadrat. Rasio
perbedaan ini menyebabkan penekanan sekitar 22 kali pada cairan koklea, seperti
memliki inersia yang jauh lebih besar daripada udara, maka mudah dimengerti
Getaran suara dari luar akan dihantarkan ke telinga dalam bentuk 2 macam
hantaran yaitu:
membran timpani sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini, yang tidak
penting untuk pendengaran normal, adalah hantaran udara. Hantaran tipe ketiga,
di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi apabila kita
menempelkan garpu penala atau benda lain yang bergetar langsung ke tengkorak.
Jalur ini juga berperan dalam penyaluran suara yang sangat keras (Ganong, 2003).
bertulang dalam tulang temporal yang disebut labirin tulang, karenanya getaran
seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran cairan pada koklea. Oleh
karena itu, pada kondisi yang memungkinkan, garpu tala atau penggetar
mendengarkan suara. Energi yang tersedia bahkan pada suara yang sangat keras
dalam udara, tidak cukup untuk menyebabkan pendengaran melalui tulang kecuali
bila alat transmisi suara elektromekanik khusus digunakan secara langsung pada
1. Fase mekanik, yang berarti gelombang suara hanya dihantarkan saja dari
2. Fase elektrik, yang terjadi di organ corti. Gelombang suara yang berupa
perbedaan fase gelombang suara di kedua sisi; penentuan ini juga bergantung pada
kenyataan bahwa suara akan terdengar lebih keras di sisi yang paling dekat
dengan sumber suara (Ganong, 2003). Seseorang menentukan arah dari mana
suara berasal melalui dua prinsip mekanisme: (1) melalui perbedaan waktu antara
masuknya suara ke dalam satu telinga dan kedalam telinga yang lain dan (2)
berfungsi paling baik untuk frekuansi di bawah 3000 siklus per detik, dan
mekanisme intensitas bekerja paling baik pada frekuensi yang lebih tinggi karena
(Guyton, 1997).
dan perbedaan kekerasan suara paling penting pada frekuensi di atas 3000 Hz
(Ganong, 2003).
34
faktor-faktor luar, melainkan hanya bergantung pada interval waktu yang tepat
antara dua sinyal akustik. Jika seseorang melihat lurus ke arah suara, suara akan
mencapai kedua telinga dengan jarak waktu yang tepat sama, sedangkan jika
telinga kanan lebih dekat pada suara dibandingkan telinga kiri, sinyal suara dari
telinga kanan akan memasuki otak terlebih dahulu daripada sinyal dari telinga kiri
(Guyton, 1997).
mengatakan apakah bunyi berasal dari depan atau dari belakang, dari atas atau
dari bawah seseorang. Pembedaan ini dicapai melalui pinnae kedua telinga.
Bentuk pinnae mengubah kualitas bunyi yang memasuki telinga, bergantung pada
arah dari mana bunyi berasal (Guyton, 1997). Suara yang datang langsung dari
depan individu kualitasnya berbeda dengan yang datang dari arah belakang,
karena masing-masing pinnae (bagian telinga luar yang tampak) mengarah sedikit
ke depan. Selain itu, pantulan gelombang suara dari permukaan pinnae berubah
sewaktu suara bergerak ke atas dan ke bawah. Dengan demikian, pinnae berperan
penting dalam menentukan letak suara dalam bidang vertikal. Pada hewan
percobaan dan manusia, lokalisasi suara sangat terganggu oleh lesi di korteks
Mekanisme untuk proses deteksi arah datangnya suara dimulai pada nuklei
olivarius superior dalam batang otak, meskipun hal ini membutuhkan jaras saraf
pada semua jalur dari nuklei ini ke korteks untuk menginterpretasikan sinyal.
olivaruis superior dibagi menjadi dua bagian, (1) nukleus olivarius superior
medial dan (2) nukleus olivarius superior lateral. Nukleus lateral bertanggung
jawab untuk mendeteksi arah datangnya suara melalui perbedaan intensitas suara
intensitas dan mengirimkan sinyal yang tepat ke korteks auditorius untuk menilai
spesifik untuk mendeteksi perbedaan waktu antara sinyal akustik yang memasuki
kedua telinga. Nukleus ini terdiri atas sejumlah besar neuron yang mempunyai
dua dendrit utama, satu menonjol ke kanan lainnya menonjol ke kiri. Sinyal
akustik dari telinga kanan mengenai dendrit kanan, dan sinyal dari telinga kiri
sedang. Jadi pola spasial stimulasi neuron berkembang dalam nukleus olivarius
superior medial; suara yang datang langsung dari depan kepala menstimulasi satu
perangkat neuron olivarius secara maksimal dan suara dari sudut sisi yang berbeda
36
suara sebagai impuls saraf secara efektif pada koklea yang biasanya
3. Bila tuli saraf dan konduksi terjadi bersamaan maka disebut “Tuli
Campuran”
Jika koklea atau nervus auditorius rusak maka orang tersebut akan
mengalami tuli permanen. Tetapi, jika koklea dan nervus tetap utuh tetapi sistem
koklea melalui konduksi tulang dari getaran suara yang dikenai pada tulang.
Pola lain tuli saraf sering terjadi sebagai berikut (Guyton, 1997) :
Identifikasi Awal Gangguan Pendengaran pada Anak Orang tua yang ’jeli’
akan menangkap tanda-tanda bayi/anak yang kurang memberikan reaksi terhadap
suara di sekitarnya dan akan segera datang ke rumah sakit guna evaluasi
pendengaran, tanpa menunggu usia anak lebih besar. Pengenalan (deteksi) adanya
ketulian yang dini kemudian ditangani (intervensi) yang dini akan meningkatkan
kemampuan anak untuk berbahasa dan bebicara. Karena pada tahun-tahun
pertama kehidupan (0-3 tahun), merupakan masa perkembangan bahasa dan
bicara yang paling kritis. Penelitian membuktikan bahwa pada masamasa tersebut
kualitas stimulasi pendengaran berpengaruh pada perubahan-perubahan anatomis,
fisiologis dan tingkah laku yang diakibatkan oleh perkembangan sistem
pendengaran.
38
2.4.1 Audiometer
Alat ini berbentuk earphone yang dihubungkan dengan osilator elektronik yang
mampu memancarkan suara murni dari frekuensi rendah sanpai frekuensi tinggi,
instrumen dikalibrasi sehingga tingkat intensitas nol dari suara pada setiap
frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak dapat di dengar oleh orang normal,
40
menurunkan setiap nada suara di atas atau di bawah tingkat nol. Jika kekerasan
nada suara harus ditingkatkan sampai 30 desibel di atas normal sebelum dapat
didengar maka orang tersebut dikatakan menderita tuli 30 desibel untuk nada
tertentu, semakin tinggi desibel dan frekuensi Hertz maka semakin parah kelainan
konduksi suara oleh telinga, dapat ditambah dengan vibrator elektronik untuk
1997).
Audiometer pada Tuli Saraf. Pada tuli saraf istilah ini mencakup
kerusakan koklea, nervus auditorius atau sirkuit sistem saraf pusat dari telinga
mendengar suara seperti pada pengujian konduksi udara dan konduksi tulang. Tuli
seperti itu dapat di sebabkan oleh kerusakan basis koklea. Tipe tuli ini terjadi pada
Audiogram pada tuli konduksi. Tipe tuli yang sering ditemukan adalah tuli
yang disebabkan oleh fibrosis telinga tengah setelah infeksi berulang pada telinga
tengah atau fibrosis yang terjadi pada penyakit herediter yang disebut
41
otosklerosis. Dalam kasus ini gelombang suara tidak dapat dijalarkan secara
mudah melalui osikel dari membran timpani ke fenestra ovalis. Pada kasus ini
konduksi tulang awalnya normal tetapi konduksi udara sangat tertekan pada
semua frekuensi terutama pada frekuensi rendah. Pada beberapa kasus tuli
yamg berlebihan ke tepi fenestra ovalis. Dalam kasus ini orang tersebut menjadi
tuli total untuk konduksi udara tetapi dapat mendengar kembali secara hampir
atau atau teflon halus yang menjalarkan suara dari inkus ke fenestra ovalis
(Guyton, 1997).
yang lazim untuk transmisi bunyi. Pada Hantaran Tulang (HT), tulang tengkorak
dibuat bergetar dengan jalan menempelkan benda yang bergetar secara periodik,
cairan koklearis tanpa melewati telinga luar dan tengah (Adams, 1997).
Uji hantaran tulang telah dianggap sebagai suatu alat untuk mengukur
normal jelas mengisyaratkan fungsi koklearis, saraf dan batang otak yang normal
pula. Jika komponen sensorineural (HT) normal, sedangkan seluruh sistem (HU)
sistem lainnya, yaitu telinga tengah dan telinga luar yang tidak terukur dengan
temuan hantaran tulang yang normal. Sebaliknya bila hantaran tulang tidak lebih
peka dari hantaran udara (HT≤HU), maka gangguan total diduga sebagai akibat
1997).
Perangkat yang lazim mengambil beberapa sampel nada C dari skala musik, yaitu
128,256, 512, 1024, 2048, 4096, dan 8192 Hz. Hz adalah singkatan dari hertz
43
yang merupakan istilah kontemporer dari “siklus per detik,” sebagi satuan
membatasi survei pada frekuensi bicara, maka frekuensi 512, 1024, dan 2048 Hz
dikaitkan di bagian atas daun telinga. Alat ini ditahan oleh bentuk telinga sesuai
dengan kanal telinga sehingga suara dari alat bantu pendengaran ini diteruskan ke
gendang telinga. Jenis ini mudah untuk dimanipulasi dan segala tipe rangkaian
dapat sesuai dengan model ini. Seluruh hearing aid, tanpa memperhatikan
jenisnya, dibuat dengan bagian dasar yang sama. Pada Hearing Aid jenis
BTE,seperti yang ditunjukkan dibawah ini, anda dapat mengamati mikrofon, tone
Jenis ini diletakkan di dalam daun telinga. Alat ini akan menutup saluran
telinga sepenuhnya. Seperti halnya BTE, jenis tipe ini mudah dioperasikan dapat
Jenis ini diletakkan di dalam saluran kanal telinga dan tidak terlalu tampak
kelihatan dibandingkan dengan jenis BTE ataupun ITE. Karena bentuknya yang
lebih kecil sehingga jenis ini pasti lebih sukar untuk dimodifikasi dan tidak semua
4. Completely-in-the-Canal (CIC)
Jenis alat bantu dengar yang satu ini dipasang jauh di dalam saluran kanal
dan keluarga serta pencapaian intelektual dan pendidikan sangat bergantung pada
pendengaran yang utuh. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban dokter untuk
1997).
rehabilitatif ataupun pendidikan yang diperlukan, dan juga keluarganya jika ingin
mendapat bantuan. Seorang anak yang masih belum belajar bicara pada usia 12
perkembangan bicara. Hal ini terbukti dari masalah yang dikemukakan orang tua
pada saat membawa anaknya ke rumah sakit. Masalah yang masih sering
dikemukakan adalah ‘anak saya belum bisa berbicara’, jarang yang mengajukan
pertanyaan ‘tolong diperiksa pendengarannya, karena saya curiga anak saya ada
masalah pendengaran’. Bahkan ada beberapa orang tua yang mengemukakan
kemungkinan ada masalah di pita suara atau lidahnya yang membuat anak belum
bisa berbicara.
Informasi dari orang tua melalui anamnesa yang cermat mengenai respons
anak terhadap rangsang suara dilingkungan sehari-hari dirumah dan kemampuan
vokalisasi dan cara pengucapan kata-kata anak sangat membantu menilai masalah
gangguan pendengaran dan perkembangan bicara-bahasa pada anak.
1. Usia 0-4 bulan. Apakah bayi kaget kalau mendengar suara yang sangat
keras ? Apakah bayi yang sedang tidur terbangun kalau mendengar suara
keras?
2. Usia 4-7 bulan. usia 4 bulan apakah anak mulai mampu menoleh kearah
datangnya suara diluar lapangan pandang mata? Apakah anak mulai
mengoceh di usia 5-7 bulan, sebelum usia 7 bulan apakah anak mampu
menoleh langsung ke arah sumber suara diluar lapangan pandang mata?
3. Usia 7-9 bulan. Apakah anak mampu mengeluarkan suara dengan nada
yang naik –turun atau monoton saja?
4. Usia 9-13 bulan. Apakah anak menoleh bila ada suara dibelakangnya?
Apakah anak mampu menirukan beberapa jenis suara? Apakah anak sudah
mampu mengucapkan suara konsonan seperti ‘beh’, ‘geh’ , ‘deh’, ‘ma’.
5. Usia 13-24 bulan. Apakah dia mendengar bila namanya dipanggil dari
ruangan lain? Apakah anak memberikan respons dengan bervokalisasi atau
bahkan datang kepada anda? Kata-kata apa saja yang mampu diucapkan?
Apakah kwalitas suara dan cara pengucapannya normal?
49
Informasi dari orang tua mengenai respons anak terhadap suara dan
kemampuan berbicara disertai dengan penilaian kualitas vokalisasi dan bicara
pada saat anak datang di rumah sakit dapat di perkirakan derajat dan onset
gangguan pendengaran anak. Suara anak yang melengking tinggi tanpa bisa
mengontrol kekerasan suara dan hanya mampu mengeluarkan suara huruf
hidup, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran derajad berat
sejak dilahirkan. Apabila kualitas suaranya lebih baik kemungkinan gangguan
pendengaran terjadi kemudian setelah anak mampu berbicara. Beberapa gejala
pada anak dengan kemungkinan mengalami gangguan pendengaran yang bisa
diamati sehari-hari oleh orang tua :
Skrining Pendengaran
bulan dan memberikan habilitasi yang memadai diharapkan pada usia 36 bulan
perkembangan wicara anak yang mengalami ketulian tidak terlalu berbeda jauh
dengan anak yang pendengarannya normal. Di Indonesia beberapa rumah sakit
telah menjalankan program skrining pendengaran namun masih bersifat sukarela.
Sayangnya tidak semua rumah sakit yang menjalankan program tersebut memiliki
fasilitas yang memadai untuk pemeriksaan pendengaran lanjutan. Kendala lainnya
adalah belum semua orang tua memahami maksud skrining pendengaran bayi
sehingga tidak melalukan pemeriksaan lanjutan.
BAB III
KESIMPULAN
54
pendengaran yang baik karena tahapan berbicara dimulai dari proses mendengar.
permasalahan berbicara.
yang kuat untuk memahami gangguan yang dialaminya dalam berkomunikasi dan
komunikasi harian.
DAFTAR PUSTAKA
Adams G., Boies L., Higler P., 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
55
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22. Jakarta:
EGC. Hal. 165-178
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 1997. Buju Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Alih
Bahasa Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. Hal. 828-839.