Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KMB IV

ANALISIS JURNAL DENGAN GANGGUAN SISTEM


INTEGUMENT “PSORIASIS”

DISUSUN OLEH :

Nama : RINA AGUSTINA


Nim : 22018028

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


ESTU UTOMO BOYOLALI
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psoriasis merupakan penyakit kulit yang menimbulkan masalah yang besar

dalam bidang kesehatan karena penyakit ini bersifat kronik dan residif, dapat

mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan angka kesakitan

yang tinggi (Wu et al., 2011). Psoriasis adalah suatu penyakit kulit autoimun,

inflamatori kronik, yang dimediasi oleh sel T (Bahcetepe et al., 2013; Harden et al.,

2015). Sampai saat ini etiologi penyakit tidak diketahui dengan pasti. Penyakit ini

menghasilkan plak eritem yang ditutupi skuama tebal berwarna keperakan (Eskicirak

et al., 2006; Bahcetepe et al., 2013; Harden et al., 2015). Secara kosmetik penyakit

ini sangat mengganggu pasien (Eskicirak et al., 2006) sehingga terjadi penurunan

kualitas hidup (Eskicirak et al., 2006; Wu et al., 2011), dan mempengaruhi sistem

kesehatan dan sosial (Wu et al., 2011).

Penyakit psoriasis predominan mengenai kulit dan prevalensi di dunia

bervariasi, sesuai dengan faktor etnik, lokasi geografikal dan lingkungan

(Christophers et al., 2003; Bowcock et al., 2004; Mazlim et al., 2012; Shankarkumar,

2012). Penyakit ini mengenai 2-3% dari populasi dunia (Gaspari, 2006; Harden et al.,

2015), dan lebih banyak dijumpai pada orang Amerika, Canada, dan Eropa (Harden

et al., 2015). Prevalensi psoriasis pada Kaukasian 2-5% (Fan et al., 2008; Amr et al.,

2010), pada Asian 0,1-0,3% dari populasinya menderita psoriasis (Zhang, 2009),

sedangkan pada orang Turki prevalensinya 1,3% (Bahcetepe et al., 2013).


Di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP DR. M. Djamil Padang, tahun 2014 ditemukan

pasien baru psoriasis 21 orang dan pasien lama 48 orang dengan total kunjungan

pasien di Poliklinik 2442 (prevalensi 2,8%). Tahun 2015 ditemukan pasien baru

psoriasis 29 orang dan pasien lama 57 orang dengan total kunjungan pasien di

Poliklinik 2932 (prevalensi 2,9%). Tahun 2016 ditemukan pasien baru psoriasis 24

orang dan pasien lama 72 orang dengan total kunjungan pasien di Poliklinik 2667

orang (prevalensi 3,6%), sehingga terdapat peningkatan prevalensi psoriasis dari tahun

ketahun. Prevalensi ini lebih tinggi dari prevalensi Asian.

B. Tujuan
Dengan penelitian ini diharapkan pembaca mampu mengerti frekuensi usia,
jenis kelamin, dan kadar 25-Hydroxy vitamin D dalam plasma darah pada pasien
psoriasis.
BAB II
ANALISIS JURNAL

A. Pencarian Literatur
Jurnal ini dicari dengan menggunakan google scholar
P : Masalah yang ada pada jurnal ini yaitu tentang prevalensi kejadian psoriasis
bervariasi di setiap pusat rujukan dan disritribusi frekuensi usia, jenis kelamin dan
kadar vitamin D plasma darah (25hydroxycalciferol [25(OH)D]) pada pasien psoriasis
yang berasal dari beberapa Rumah Sakit di kota Medan.

I : pasien telah mendapatkan terapi vitamin D baik oral maupun topikal, vitamin D
topikal telah lama dipercaya efektif dan aman untuk pemakaian jangka panjang pada
pasien poriasis. pasien psoriasis telah memiliki kesadaran akan pentingnya paparan
sinar matahari serta fortifikasi makanan mengandung vitamin D untuk mengurangi
kekambuhan terhadap psoriasis.

C : Melakukan penelitian deskriptif observasional dengan jumlah sampel 44 pasien


psoriasis dengan kriteria usia diatas 18 tahun. Melakukan pengukuran Plasma darah
pasien psoriasis dengan ELISA menggunakan ELISA KIT Vitamin D
25hydroxycalciferol [25(OH)D]. Vitamin D merupakan salah satu terapi yang
diberikan untuk mengurangi gejala inflamasi yang terjadi pada kulit. Vitamin D
berasal dari tiga sumber yakni: nutrisi, sinar UVB matahari dan suplemen. Pada
manusia, vitamin D paling banyak berasal dari sinar UVB (Ultraviolet B) matahari
lalu di sintesis di kulit dan dalam jumlah sedikit berasal dari makanan. Sumber
vitamin D dari makanan dapat berasal dari produk non- fortified seperti fatty fish
(salmon, makarel, sardin, cod liver oil) atau beberapa tipe jamur seperti Shiitake.

O : Berdasarkan Penelitian masih terdapat kadar plasma vitamin D yang sufisiensi, hal
ini dikarenakan vitamin D bukan satu-satunya faktor yang mencetuskan terjadinya
psoriasis. Penelitian terhadap kadar vitamin D pada pasien psoriasis perlu dilakukan
lebih lanjut dengan membahas faktor- faktor lain sebagai penyebabnya seperti faktor
genetik.
Usia rata-rata pada pasien psoriasis pada penelitian ini 42 tahun hampir sama
dengan rata-rata pasien yang diteliti oleh Maleki, (2015) dan Nayak, (2018). Pada
penelitian ini interval usia paling banyak pada 48-57 tahun, hal ini berkaitan dengan
teori bahwa psoriasis dapat terjadi pada semua umur baik pada bayi baru lahir sampai
usia tua (Langley, 2005). Perempuan lebih banyak terdiagnosa psoriasis (56,8%), hal
ini berbeda dengan laporan dari Nayak, 2018 dan Allayali, 2018 bahwa laki-laki lebih
banyak terdiagnosis psoriasis. Hal ini sesuai dengan penelitian Molina et al. 2012 yang
menyatakan bahwa jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan masih kontroversial
dalam mempengaruhi kejadian psoriasis.

B. Abstrak
1. Latar Belakang : Psoriasis adalah penyakit radang kronis yang dimediasi oleh sistem
kekebalan tubuh dengan prevalensi 2-3% pada populasi dunia yang manifestasinya
ditemukan di kulit dan organ lain. Data tentang prevalensi psoriasis masih
menyimpang dari beberapa rumah sakit di Indonesia. Beberapa faktor berperan
sebagai penyebab timbulnya psoriasis, baik secara genetik maupun lingkungan. Lesi
psoriasis terjadi karena animbalan antara proliferasi dan diferensiasi keratinosit.
Vitamin Dhas berperan dalam mengatur keseimbangan proses. Vitamin D adalah
vitamin yang larut dalam lemak yang dapat menekan proses inflamasi pada lesi
psoriasi.
Di Indonesia data prevalensi kejadian psoriasis bervariasi di setiap pusat
rujukan. Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan, berdasarkan
data yang diperoleh dari rekam medis selama periode Januari 2010-Desember 2012,
75 kasus merupakan pasien dengan diagnosis psoriasis (Suhoyo et al. 2013). Banyak
faktor yang dapat mengakibatkan munculnya psoriasis seperti genetik, lingkungan,
trauma fisik, stres psikologis, obat obatan dan infeksi (Mahajan & Handa, 2013).

2. Tujuan Penelitian : untuk menentukan distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, dan
kadar 25-Hydroxyvitamin D dalam plasma darah 44 pasien psoriasis.

3. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional


dengan jumlah sampel 44 pasien psoriasis dengan kriteria usia diatas 18 tahun.
Sampel berasal dari Bahan Baku Tersimpan (BBT) yang disimpan di Laboratorium
Terpadu FK USU. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan oleh Komisi
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara-RSUP
Haji Adam Malik Medan dengan No:366/TGL/KEPK FK USU-RSUP HAM/2019.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019-Juli 2019.
Plasma darah pasien psoriasis diukur dengan ELISA menggunakan ELISA
KIT Vitamin D 25hydroxycalciferol [25(OH)D]. Data lain seperti usia dan jenis
kelamin didapatkan dari rekam medik.
4. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian ini, usia rerata pasien psoriasis 42 tahun
dengan usia termuda18 tahun dan tertua 77 tahun. Frekuensi usia paling banyak pada
interval 48-57 tahun (29,5%) dan paling sedikit pada interval 68-77 tahun (2,3%).
Jenis kelamin terbanyak pada pasien psoriasis adalah perempuan (56,8%) dan laki-
laki 43,2%. Kadar vitamin D paling rendah 7,3 ng/ml dan tertinggi 59,1 ng/ml
sehingga didapatkan rerata 25,92 ng/ml. Pasien psoriasis mengalami defisiensi paling
banyak (36,4%), insufisiensi (31,8%) dan sufisiensi (31,8%).

5. Kesimpulan : Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pasien psoriasis berusia 42 tahun
dengan usia muda 18 tahun dan yang tertua berusia 77 tahun. Jenis kelamin
perempuan adalah 56,8%, dan laki-laki adalah 43,2%. Tingkat vitamin D tertinggi
adalah 59,1 ng / ml, dan terendah adalah 7,3 ng / ml sehingga rata-rata 25,92 ng / ml.
Analisis kadar vitamin D menghasilkan kecukupan (31,8%), ketidakcukupan
(31,8%) dan defisiensi (36,4%) .Ini dapat disimpulkan bahwa tingkat vitamin D
dalam tingkat psoriasis pasien di Medis, 68,2% tanpa hujan.
Berdasarkan hasil analisis masih terdapat kadar plasma vitamin D yang
sufisiensi, hal ini dikarenakan vitamin D bukan satu-satunya faktor yang
mencetuskan terjadinya psoriasis. Penelitian terhadap kadar vitamin D pada pasien
psoriasis perlu dilakukan lebih lanjut dengan membahas faktor- faktor lain sebagai
penyebabnya seperti faktor genetik.

C. Analisis Jurnal

Usia rata-rata pada pasien psoriasis pada penelitian ini 42 tahun hampir sama dengan
rata-rata pasien yang diteliti oleh Maleki, (2015) dan Nayak, (2018). Pada penelitian
ini interval usia paling banyak pada 48-57 tahun, hal ini berkaitan dengan teori bahwa
psoriasis dapat terjadi pada semua umur baik pada bayi baru lahir sampai usia tua
(Langley, 2005). Perempuan lebih banyak terdiagnosa psoriasis (56,8%), hal ini
berbeda dengan laporan dari Nayak, 2018 dan Allayali, 2018 bahwa laki-laki lebih
banyak terdiagnosis psoriasis. Hal ini sesuai dengan penelitian Molina et al. 2012
yang menyatakan bahwa jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan masih
kontroversial dalam mempengaruhi kejadian psoriasis.
Pada penelitian ini, 68,2% vitamin D mengalami kadar kurang (Insufisiensi
31,8% dan Defisiensi 31,8%), hal ini sesuai dengan penelitian Kumari, 2017 dan
Molina et al. 2012 terhadap pasien psoriasis yang memiliki kadar 25(OH)D yang juga
kurang. Vitamin D merupakan molekul proinflamasi, apabila terjadi lesi psoriasis
maka vitamin D akan berperan untuk menekan proses inflamasi jika kadarnya cukup
(Barrea, 2017). Kadar 25(OH)D yang rendah dapat terjadi dikarenakan paparan sinar
matahari yang kurang, konsumsi obat-obatan yang menghambat metabolisme vitamin
D seperti golongan glukokortikoid dan imunosupresan ataupun intake yang kurang.
Pasien psoriasis terkadang cenderung menutupi lesi psoriasis dengan pakaian
sehingga apabila dilakukan dalam waktu yang lama dapat menurunkan paparan sinar
UVB dan mengakibatkan kurangnya kadar vitamin D dalam plasma darah (Filoni,
2018)
Pada penelitian ini 36,4 % kadar plasma vitamin D pada pasien psoriasis
mengalami sufisiensi. Hal ini kemungkinan karena pasien telah mendapatkan terapi
vitamin D baik oral maupun topikal. Sejak 20-30 tahun vitamin D topikal telah lama
dipercaya efektif dan aman untuk pemakaian jangka panjang pada pasien poriasis
(Soleymani, 2015). Kemungkinan pasien psoriasis telah memiliki kesadaran akan
pentingnya paparan sinar matahari serta fortifikasi makanan mengandung vitamin D
untuk mengurangi kekambuhan terhadap psoriasis.

D. Implikasi Keperawatan
Jurnal ini bisa diaplikasikan di Indonesia karena Jurnal tersebut bertujuan untuk
menentukan distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, dan kadar 25-Hydroxyvitamin D
dalam plasma darah pada pasien psoriasis.. Jadi masyarakat Indonesia dapat
menerapkan penelitian ini di dalam kehidupannya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan agar dapat mengetahui terkait penyakit psoriasis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psoriasis adalah penyakit radang kronis yang dimediasi oleh sistem kekebalan
tubuh dengan prevalensi 2-3% pada populasi dunia yang manifestasinya ditemukan di
kulit dan organ lain. Data tentang prevalensi psoriasis masih menyimpang dari
beberapa rumah sakit di Indonesia. Beberapa faktor berperan sebagai penyebab
timbulnya psoriasis, baik secara genetik maupun lingkungan. Lesi psoriasis terjadi
karena animbalan antara proliferasi dan diferensiasi keratinosit. Vitamin Dhas
berperan dalam mengatur keseimbangan proses. Vitamin D adalah vitamin yang larut
dalam lemak yang dapat menekan proses inflamasi pada lesi psoriasis.
Pada penelitian ini usia termuda pasien psoriasis adalah 18 tahun dan tertua
77 tahun. pasien psoriasis banyak dijumpai pada interval usia 48-57 tahun (29,5%).
Jenis kelamin perempuan paling banyak terdiagnosis psoriasis (56,8%). Nilai kadar
vitamin D terendah 7,3 ng/ml dan tertinggi 59,1 ng/ml. 68,2% kadar plasma vitamin
D berkategori kurang (defisiensi 31,8% dan Insufisiensi 31,8%), hal ini menjadi
gambaran bahwa pasien psoriasis masih perlu untuk memperbaiki intake vitamin D
baik diet maupun kecukupan akan paparan sinar UVB.
Berdasarkan hasil analisis masih terdapat kadar plasma vitamin D yang
sufisiensi, hal ini dikarenakan vitamin D bukan satu-satunya faktor yang
mencetuskan terjadinya psoriasis. Penelitian terhadap kadar vitamin D pada pasien
psoriasis perlu dilakukan lebih lanjut dengan membahas faktor- faktor lain sebagai
penyebabnya seperti faktor genetik.

B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa dan masyarakat mampu menguasai pengetahuan
tentang frekuensi usia, jenis kelamin, dan kadar 25-Hydroxyvitamin D dalam plasma
darah pada pasien psoriasis, dan dapat meningkatkan cara hidup sehat, seperti untake
makanan yang baik, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, serta memonitor
status kesehatan.
LAMPIRAN

KADAR VITAMIN D DALAM PLASMA DARAH PADA PASIEN


PSORIASIS DI KOTA MEDAN

Fardella Lufiana*, Yahwardiah Siregar, Ariyati Yosi

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e-mail :della_lufi@yahoo.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.182

Abstract

Psoriasis is a chronic inflammatory disease mediated by the immune system with a


prevalence of 2-3% in the world population whose manifestations are found in the skin
and other organs. Data on the prevalence of psoriasis is still diverse in several hospitals
in Indonesia. Multifactors play a role in the incidence of psoriasis, both genetic and
environmental. Psoriasis lesions occur due to an imbalance between proliferation and
differentiation of keratinocytes. Vitamin D has a role in regulating the balance of the
process. Vitamin D is a fat-soluble vitamin that can suppress the inflammatory process
in psoriasis lesions.This study aimed to determine the frequency distribution of age,
sex, and levels of 25-Hydroxyvitamin D in blood plasma 44 psoriasis patients. Vitamin
D levels were measured using the ELISA method (DBC). The results obtained were the
average age of 42-year-old psoriasis patients with the youngest age of 18 years and the
oldest at 77 years. Female sex was 56.8%, and men were 43.2%. The highest vitamin D
level was 59.1 ng/ml, and the lowest was 7.3 ng/ml so that it averaged 25.92 ng /ml.
Analysis of vitamin D levels produced sufficiency (31.8%), insufficiency (31.8%) and
the deficiency (36.4%). It can be concluded that vitamin D levels in psoriasis
patients in Medan city, 68.2% have less
categories (<29 ng / ml) and most deficiencies at 48-57 years old.

Keywords: Vitamin D, Psoriasis, 25(OH)D level


1. PENDAHULUAN sering terjadi pada kelompok usia 50-69
Psoriasis merupakan penyakit tahun (Boehncke, 2015). Langley, (2005)
autoimun yang ditandai dengan inflamasi melaporkan bahwa semakin dini seseorang
kronik disertai rasa gatal dan dapat terdiagnosa psoriasis maka prognosa
dijumpai dibagian kulit dan sendi manapun penyakitnya akan semakin buruk.
di tubuh. Psoriasis dapat terjadi pada Prevalensi psoriasis dilaporkan berkisar
semua usia dan paling antara 0,09%-11,4% dan
menjadikan psoriasis sebagai masalah (Prietl et al. 2013; Ovesen, et al. 2003).
global yang serius (WHO, 2016). Provitamin D berasal dari 7
Di Indonesia data prevalensi dehidrokolesterol yakni suatu zat perantara
kejadian psoriasis bervariasi di setiap pusat dalam sintesis kolesterol yang menumpuk
rujukan. Di Rumah Sakit Umum Pusat di kulit dan apabila terpajan matahari akan
(RSUP) H. Adam Malik Medan, mengalami reaksi nonenzimatis. Provitamin
berdasarkan data yang diperoleh dari D terbagi menjadi vitamin D2
rekam medis selama periode Januari 2010- (ergokalsiferol) yang berasal dari makanan
Desember 2012, 75 kasus merupakan dan vitamin D3 (cholecalciferol) yang
pasien dengan diagnosis psoriasis (Suhoyo berasal dari paparan sinar matahari yang
et al. 2013). Banyak faktor yang dapat dalam waktu beberapa jam akan diserap ke
mengakibatkan munculnya psoriasis dalam aliran darah (Murray et al. 2012).
seperti genetik, lingkungan, trauma fisik, Kedua sumber vitamin D, baik yang
stres psikologis, obat obatan dan infeksi berasal dari makanan maupun dari paparan
(Mahajan & Handa, 2013). sinar matahari berpengaruh terhadap kadar
Berdasarkan data epidemiologi terdapat vitamin D di dalam tubuh. Paparan
hubungan antara insufisiensi vitamin D prekursor 7-
dengan penyakit yang dimediasi sistem dehydrocholesterol pada lapisan basal dan
imun (Roy et al. 2014). Vitamin D suprabasal epidermis terhadap sinar
merupakan salah satu terapi yang diberikan ultraviolet B (UVB) dengan panjang
untuk mengurangi gejala inflamasi yang gelombang 290-315 nm dibutuhkan dalam
terjadi pada kulit. Vitamin D berasal dari pembentukan provitamin D3. Oleh karena
tiga sumber yakni: nutrisi, sinar UVB itu lokasi geografi, musim, jumlah paparan
matahari dan suplemen. Pada manusia, sinar UVB pada kulit mempengaruhi kadar
vitamin D paling banyak berasal dari sinar produksi vitamin D3 pada kulit (Mosaad et
UVB (Ultraviolet B) matahari lalu di al. 2017).
sintesis di kulit dan dalam jumlah sedikit Pada saat kulit terpapar sinar UVB
berasal dari makanan. Sumber vitamin D matahari, vitamin D3 (cholecalciferol)
dari makanan dapat berasal dari produk disintesis dari 7-dihydrocholesterol.
non- fortified seperti fatty fish (salmon, Cholecalciferol merupakan produk inaktif
makarel, sardin, cod liver oil) atau yang secara biologi dan cepat berikatan
beberapa tipe jamur seperti Shiitake. terhadap protein pengikat vitamin D
Beberapa negara seperti Amerika Serikat ataupun albumin yang selanjutnya
dan Kanada memfortifikasi produk memasuki sirkulasi dan mengalami
makanannya dengan vitamin D untuk hidroksilasi di hati. Vitamin D2 dan D3
mencukupi kebutuhan akan vitamin D dimetabolisme di hati untuk mengubah
25OHD (kalsidiol atau kalsifidiol) oleh anak diatas 1 tahun dan dewasa sampai 70
sitokrom P450 (CYP2R1 dan CYP27A1), tahun dan 800 IU untuk usia diatas 71
selanjutnya di sel tubulus proksimal ginjal tahun (Pramyothina & Holick, 2012).
1α-hidroksil 25OHD berubah menjadi Endocrine Society’s Clinical
bentuk aktif 1,25(OH)2D (kalsitriol) oleh Guidline menyatakan bahwa defisiensi
CYP27B1. (Collota et al. 2017 ; Prietl et pada vitamin D terjadi pada kadar < 20
al. 2013 & Mosaad et al.2017). ng/ml, insufisiensi 21-29 ng/ml dan
Pada tahun 2011, IOM (Institute of sufisiensi pada 30-85 ng/ml. Defisiensi
Medicine) menyatakan angka kebutuhan
vitamin D adalah 400 IU pada bayi
dibawah satu tahun, 600 IU untuk anak-
vitamin D dapat menimbulkan efek mendapat persetujuan oleh Komisi Etik
patologis pada berbagai sistem organ di Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
tubuh seperti penyakit autoimun dan Universitas Sumatera Utara-RSUP Haji
psoriasis merupakan salah satu penyakit Adam Malik Medan dengan
autoimun yang berkaitan dengan vitamin D No:366/TGL/KEPK FK USU-RSUP
(Collota et al. 2017 & Holick, 2011). HAM/2019. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Mei 2019-Juli 2019.
Plasma darah pasien psoriasis diukur
Colombo et al. (2012) menyatakan dengan ELISA menggunakan ELISA KIT
bahwa hasil analisis terkait perbedaan jenis Vitamin D 25hydroxycalciferol [25(OH)D].
kelamin dijumpai bahwa onset pertama Data lain seperti usia dan jenis kelamin
kali psoriasis banyak terjadi pada jenis didapatkan dari rekam medik.
kelamin perempuan namun tingkat 3. HASIL
keparahan penyakit banyak terjadi pada Dari hasil penelitian ini, usia rerata
laki-laki. Hal ini disebabkan oleh pasien psoriasis 42 tahun dengan usia
perbedaan struktur dan fisiologi kulit termuda18 tahun dan tertua 77 tahun.
diantara kedua jenis kelamin tersebut. Frekuensi usia paling banyak pada interval
Adapun tujuan dari penelitian ini 48-57 tahun (29,5%) dan paling sedikit
adalah untuk mengetahui disritribusi pada interval 68-77 tahun (2,3%). Jenis
frekuensi usia, jenis kelamin dan kadar kelamin terbanyak pada pasien psoriasis
vitamin D plasma darah adalah perempuan (56,8%) dan laki-laki
(25hydroxycalciferol [25(OH)D]) pasien 43,2%. Kadar vitamin D paling rendah 7,3
psoriasis yang berasal dari beberapa ng/ml dan tertinggi 59,1 ng/ml sehingga
Rumah Sakit di kota Medan. didapatkan rerata 25,92 ng/ml. Pasien
psoriasis mengalami defisiensi paling
2. METODE banyak (36,4%), insufisiensi (31,8%)
Penelitian ini merupakan penelitian dan sufisiensi (31,8%).
deskriptif observasional dengan jumlah
sampel 44 pasien psoriasis dengan kriteria
usia diatas 18 tahun. Sampel berasal dari Rerata
Bahan Baku Tersimpan (BBT) yang ±SD/ Inter
disimpan di Laboratorium Terpadu FK Variabel Median v al n (%)
USU. Penelitian dilakukan setelah
Usia Defisiens (media 59,1 14(31,8)
18-27 7 (15,9) n) 14(31,8)
i
28-37 42,84 ± 9(20,5)
18- Insufisie
38-47 14,18 77 8 (18,)
nsi
48-57 13 (29,5)
6(13,6) Sufisiensi
58-67
Tabel 1. Distribusi Frekuensi jenis
68-77 1 (2,3)
kelamin, usia dan kadar vitamin D.
Jenis
4. PEMBAHASAN
Kelamin
- - 19(43,2) Usia rata-rata pada pasien psoriasis
Laki-
25(56,8) pada penelitian ini 42 tahun hampir sama
Laki
dengan rata-rata pasien yang diteliti oleh
Perempu
Maleki, (2015) dan Nayak, (2018). Pada
an
penelitian ini interval usia paling banyak
Kadar pada 48-57 tahun, hal ini berkaitan dengan
Vitamin teori bahwa psoriasis dapat terjadi pada
7,3-
D 23,85 16(36,4) semua umur baik pada bayi baru lahir
Jenis kelamin perempuan paling banyak Nilai kadar vitamin D terendah 7,3
terdiagnosis psoriasis (56,8%). ng/ml dan tertinggi 59,1 ng/ml. 68,2%
kadar plasma vitamin D berkategori kurang
(defisiensi 31,8% dan Insufisiensi 31,8%),
hal ini menjadi gambaran bahwa pasien
psoriasis masih perlu untuk memperbaiki
intake vitamin D baik diet maupun
kecukupan akan paparan sinar UVB.
Berdasarkan hasil analisis masih
terdapat kadar plasma vitamin D yang
sufisiensi, hal ini dikarenakan vitamin D
bukan satu-satunya faktor yang
mencetuskan terjadinya psoriasis.
Penelitian terhadap kadar vitamin D pada
pasien psoriasis perlu dilakukan lebih
lanjut dengan membahas faktor- faktor lain
sebagai penyebabnya seperti faktor
genetik.
DAFTARPUSTAKA
Allayali, A., Niaz, G., Hawsawi, K.A.,
Fatani, M., Siddiqui, I.,
Baghdadi, R., Sulimani, H.A.,
Hawsawi, W.A. (2018).
Association between Vitamin D
Deficiency and Psoriasis: A
Case-Control Study Mohammad
Fatani, Irfanullah Siddiqui,
Razan Baghdadi, Hatim Al
Sulimani and Waseem Al
Hawsawi. J Clin Exp Dermatol
Res 2018, 9:2 DOI: 10.4172/
ISSN:2155-9554. Volume 9 •
Issue 2 • 1000442 C.D., Napolitano, M., Megna,
Barrea, L., Savanelli, M.C., Somma, M., Colao, A., Savastano, S.
(2017). Vitamin D and Its Role in prevention of vitamin D
Psoriasis: An overview of the
deficiency: an Endocrine
dermatologist and nutritionist. Rev Endocr
Metab Disord (2017) 18:195–205 DOI Society Clinical Practice
10.1007/s11154-017-9411-6
Guideline. Journal of Clinical
Boehncke, W.H. (2015). Etiology and
Endocrinology and Metabolism;
Pathogenesis of Psoriasis.
1191–1930.
Rheum Dis Clin N Am :41
(doi:10.1210/jc.2011-0385)
2015.665–675
http://dx.doi.org/10.1016/j.rdc Kumari, B., Kumar, P., Chaudhary, R. K.
.2015.07.013 P. (2017). Serum concentration of
Colotta, F., Jansson, B., Bonelli, F. vitamin D in patients of psoriasis.
(2017). Modulation of Vol: 6. ISSN No 2277
Inflammatory and immune – 8179. International Journal Of
responses by vitamin D. Journal Scientific Research.
of Autoimmunity 85 (2017) 78- Langley, R.G.B., Krueger, G.G.,
97 Griffiths, C.E.M. (2005).
Colombo D, Cassano N, Bellia G, Vena Psoriasis: epidemiology, clinical
GA. Gender medicine and features, and quality of life.
psoriasis. World J Dermatol Ann Rheum Dis; l64(Suppl
2014; 3(3): 36-44 Available II):ii18–ii23. doi:
from: 10.1136/ard.2004.033217.
Downloadedatwww.ard.bmj.co
URL: m
http://www.wjgnet.com/2218- Maleki, M., Nahidi, Y., Azizahari, S.,
6190/full/v3/i3/36.htm DOI: Meibodi, N. T., Hadianfar, A.
http://dx.doi.org/10.5314/wjd. (2015). Serum 25-OH Vitamin
v3.i3.36 D Level in Psoriatic Patients and
Filoni, A., Vestita, M., Congedo, M., Comparison With Control
Giuduce, G., Tafuri, S., Subjects. Journal of Cutaneous
Bonamonte, D. (2018). Medicine and Surgery. DOI:
Association between psoriasis 10.1177/1203475415622207
and vitamin D: Duration of Mahajan, R & Handa, S. (2013).
disease correlates with decreased
Pathophysiology of psoriasis.
vitamin D serum levels An
observational case- control Indian Journal
study. Medicine (2018) 97:25.
http://dx.doi.org/10.1097. of
Holick, M.F., Binkley, N.C., Bischoff- Dermatology,Venereology, and
Ferrari, H.A., Gordon,
C.M., Leprology, 79(7), 1.
Hanley, D.A., Heaney, R.P., https://doi.org/10.4103/0378-
Murad, M.H., Weaver, 6323.115505
C.M. (2011). Mosaad, Y.M., Mostafa, M., Elwasify,
M., Youssef, H.M., Omar, N.M.
Evaluation, treatment, and (2017). Vitamin D and Immune
System. Vitam Miner, 6:1. DOI:
10.4172/2376-1318.1000151
Molina, J.O., Eisman, A.B., Polo, M.A.,
Ruiz, J. C., Santiago, S.A.
(2012). Deficiency of serum
concentration of 25-
hydroxyvitamin D in psoriatic
patients: A case control study.
Journal American Academy of
Dermatology.
doi:10.1016/j.jaad.2012.01.04 0
Murray, R.K., Granner, D.K., Roadwell,
V.W. (2012). Biokimia Harper.
Edisi 27. EGC

Nayak, P. B., Girisha, B. S., Sripathi, H.


Low Vitamin D in Psoriasis:
Reality or Myth?. (2018).
Indian J Dermatol. 2018 May-
Jun; 63(3):

255–
260.doi: 10.4103/ijd.IJD_35_1
8
Ovesen, L., Brot, C., Jakobsen, J. Food
Contents and Biological
Activity of 25-Hydroxyvitamin
D: A Vitamin D Metabolite to
Be Reckoned With?. Ann Nutr
Metab 2003;47:107–113 DOI:
10.1159/000070031
Prietl, B., Treiber, G., Pieber, T.R.,
Amrein, K. (2013). Vitamin D
and Immune Function. Nutrients
2013, 5, 2502-2521;
doi:10.3390/nu5072502.
Pramyothina, P dan Holick, M. F.
(2012). Vitamin D
supplementation: guidelines and
evidence for subclinical
deficiency. Curr O Opin
Gastroenterol, 28:139–
150
DOI:10.1097/MOG.0b013e328
35004dc
Roy, S., Shrinivas, K., Bagchi, B. (2012).
Vitamin D sensitivity to the
immune responses and
autoimmunity: A chemical
network model study. SSCU,
Indian Institute of Science,
Bangalore 560012, India.
Soleymani, T., Hung, T., Soung, J.
(2015). The role of vitamin D in
psoriasis:

a
review.International Journal of
Dermatology.

doi: 10.1111/ijd.12790
Suhoyo, W. W., Tanjung, C., Nababan,
K. A. (2013). Karakteristik
pasien psoriasis di SMF Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Pusat H.
Adam Malik Medan periode
Januari 2010-Desember 2012.
Majalah Kedokteran Nusantara.
April. Vol:46. No:1.
World Health Organization. Global
Report on Psoriasis. (2016).
Switzerland: World Health
Organization Press.

Anda mungkin juga menyukai