Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYEHATAN AIR
“Hubungan Air dengan Kesehatan dan Permasalahan dalam Penyediaan Air
Bersih”

DISUSUN OLEH:
Mercy Falerin
(191210624)

DOSEN PEMBIMBING :
Sejati, SKM, M.Kes

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah penyehatan air ini dapat
disusun dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah penyehatan air di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang. Dalam dan penulisan makalah
ini, penulis banyak menerima dukungan dan masukan.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran dari berbagai
pihak, untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.

Padang, 15 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI. .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3
A. Hubungan Air dengan Kesehatan……………………………………........3
1. Waterborne Disease………………………………………………......3
2. Water Based Disease……….………….……………………………..4
3. Water Washed Disease……………………………………………….7
4. Water Related Insect Vector………………………………………….8
B. Permasalahan Dalam Penyediaan Air Bersih…………..…………………9

BAB III PENUTUP.................................................................................................11


A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hubungan air dengan kesehatan sangat bergantung erat. Air dalam
kehidupan manusia selain memberikan manfaat yang menguntungkan dapat
juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Air yang
tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit.
Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu terjadinya
penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular terutama terjadi karena air telah terkontaminasi
zat-zat berbahaya atau beracun. Air juga dapat berperan sebagai serang
insekta yang membawa/menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta
demikian disebut sebagai vector penyakit. ntuk mencegah terjadinya penyakit
yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan air harus dijaga sesuai
dengan baku mutu air.
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk mengetahui hal tersebut,
perlu dilakukan pengukuran atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 82 tahun 2001, mutu air ditetapkan melalui pengujian
parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Pengujian
parameter fisika meliputi pengukuran temperature air, pengukuran kadar
residu dalam air dan kadar residu tersuspensi dalam air. Pengujian parameter
kimia dilakukan melalui pengukuran kadar zat kimia anorganik dan zat kimia
organic dalam air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Waterborne Diseases ?
2. Apa yang dimaksud dengan Water Based Diseases ?
3. Apa yang dimaksud dengan Water Washed Diseases ?
4. Apa yang dimaksud dengan Water Related Insect Vector ?
5. Apa permasalahan dam penyediaan air bersih?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Waterborne Diseases.
2. Untuk mengetahui dan memahami Water Based Diseases.
3. Untuk mengetahui dan memahami Water Washed Diseases.
4. Untuk mengetahui dan memahami Related Insect Vector.
5. Untuk mengetahui permasalahan dalam penyediaan air bersih.
BAB II
ISI

A. Hubungan Air dengan Kesehatan

1. Waterborne Diseases
Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung
diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases).
Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat
bersarangnya bibit penyakit/agent. Dalam mekanisme ini, kuman patogen
dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan
kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan.
Menurut Center for Disease Control and Prevention dikatakan
bahwa setiap tahunnya diperkirakan terjadi empat juta lebih kasus
kejadian diare. Penyakit ini adalah suatu penyakit bawaan air yang
mengakibatkan kematian sekitar dua juta orang, terutama pada anak-
anak. Itu hanya kematian akibat diare saja. Belum termasuk berbagao
penyakit bawaan air (Waterborne disease) lainnya. Menurut slamet
(2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia
diantaranya:
1. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit
Cholera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Masa tunasnya
berkisar beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah
muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala khasnya adalah tinja yang
menyerupai air cucian beras.
2.  Typhus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus
halus dan penyebabnya adalah bakteri Salmonella typi. Gejala
utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran
yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah
infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya
yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun bila tinja
seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut masuk ke badan air
maka bakteri ini tetap hidup beberapa hari sebelum mati,. Bila air
tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan
masuk lagi ke usus manusia dan akan berkembang hingga dapat
menyebabkan penyakit. Jadi air berfungsi sebagai media penyebar
penyakit.
3.  Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utam adalah
demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan
sklera mata menjadi kuning oleh karena itu orang awam menyebut
Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.
4. Dysentry Amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba
hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur dengandarah
dan lendir.

2. Water Based Disease


Water based disease yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara atau agens
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor
atau sebagai Intermediate host yang hidup di dalam air, misalnya
Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.
Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit infeksi parasit pada
manusia yang menyebab luas di dunia. Penularan Schistosomiasis terjadi
apabila larva serkaria yang berada dalam air menemukan inang definitif,
dengan kata lain transmisi penyakit Schistosomiasis pada manusia terjadi
apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah
mengandung larva serkaria dari Schistosoma. Telur Schistosoma
dikeluarkan melalui feses manusia (S. mansoni dan S. japanicum) atau
urin (S. haematobium). Telur akan menetas di air dan berubah menjadi
larva yang disebut mirasidium yang akan menginfeksi siput sebagai inang
antara. Larva selanjutnya berkembang di dalam tubuh siput dan
dikeluarkan sebagai serkaria. Larva ini dapat berenang dan mampu untuk
menembus ke dalam lapisan kulit inang defenitif. Setelah penetrasi ke
dalam kulit, serkaria mengalami perkembangan dan bermigrasi menuju
hati. Setelah itu kembali bermigrasi melalui pembuluh darah vena menuju
usus besar (S. mansoni dan S. japanicum) atau vesika urinaria (S.
haematobium) dimana di sana cacing akan tumbuh menjadi dewasa,
kawin, dan bertelur. Sumber utama penularan S. haematobium adalah
anak kecil terinfeksi yang buamg air kecil di perairan, sedangkan S.
mansoni dan S. japanicum sumber utamanya adalah kontaminasi feses
hewan/manusia yang terbawa air.
Infeksi Schistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat
umum seperti gejala keracunan, demam, disentri, penurunan berat badan,
penurunan nafsu makan, gejala saraf, kekurusan dan lambatnya
pertumbuhan pada anak-anak. Sedangkan pada penderita yang sudah
kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati dan limpa serta sirosis hati
yang umumnya berakhir dengan kematian.

3. Water Washed Disease


Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi
kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Pada mekanisme
ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:
1. Infeksi melalui alat pencernaan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-penyakit
tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh cara penularan, diantaranya : penyakit infeksi
saluran pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan
adalah diare.
2. Infeksi melalui kulit dan mata. Infeksi kulit disebabkan oleh bakteri
dan jamur sering ditemukan pada penduduk didaerah iklim tropis
seperti Indonesia. Seperti penyakit skabies dan trakhoma.
3. Penyakit melalui binatang pengerat.

4. Water Related Insect Vector


Water Related Insect Vector adalah penyakit yang ditularkan melalui
vektor penyakit  yang sebagian atau seluruhnya perindukan hidupnya
tergantung pada air misalnya Malaria, Demam berdarah, Filariasis,
Yellow fever, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Slamet (2002), peran air dalam menularkan
penyakit meliputi:
1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen 
2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit 
3. Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang
tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik 
4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.
Indonesia sendiri dengan adanya anomali cuaca ini penyebaran
penyakit menular melalui water related insect vector mechanism atau
sejenis penyakit yang ditularkan oleh gigitan serangga yang berkembang
biak didalam air seperti penyakit DBD,malaria dan kaki gajah.

B. Permasalahan dalam Penyediaan Air Bersih


Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat,
yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit,
khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan
standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat Sampai saat ini, penyediaan air
bersih untuk masyarakat di Indonesia masih dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi
sepenuhnya.
Beberapa permasalahan pokok yang masih dihadapi dalam penyediaan
air bersih di Indonesia antara lain adalah : masalah tingkat pelayanan air
bersih yang masih rendah, masalah kualitas air baku dan kuantitas yang sangat
fluktuatif pada musim hujan dan musim kemarau, serta masalah teknologi
yang digunakan untuk proses pengolahan kurang sesuai dengan kondisi air
baku yang kualitasnya cenderung makin menurun.

1. Masalah Tingkat Pelayanan Air Bersih di Indonesia


Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air
tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi
syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan
tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis,
dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja
parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk
diminum.

2. Masalah Kualitas Air Baku Air Minum


Dengan semakin buruknya kualitas air baku air minum yang ada
mengakibatkan biaya produksi air minum menjadi bertambah besar
sehingga harga jual air juga menjadi lebih mahal. Dilain pihak daya beli
masyarakat masih rendah, sehingga masalah tersebut masih tetap menjadi
masalah yang dillematis.

3. Masalah Kuantitas Air Baku Air Minum


Selain masalah kualitas air baku air minum yang semakin buruk,
masalah serius yang diahadapi oleh peruasahan air minum (PAM) di
Indonesia yakni masalah ketersediaan air baku air minum. Akibat
perubahan tataguna lahan di daerah hulu sampai hilir mengakibatkan
fluktuasi debit air pada musim hujan dan muasim kemarau sangat besar.
Hal mengakibatkan penurunan yang sangat tajam terhadap debit air
sungai untuk air baku air minun pada musim kemarau.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
air  yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya
gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit
menular maupun penyakit tidak menular. Hampir seluruh aktifitas manusia
tidak dapat lepas dari air mulai dari makan, minum, proses menghasilkan
produk makan, mencuci, mandi, dll.
Hal inilah yang menyebabkan   pentingya untuk menjaga kebersihan
dan keamanan air, sanitasi yang baik, dan memperbaiki higienitas air sangat
penting untuk menjaga kesehatan manusia dan alam. Meskipun air penting
bagi kehidupan, namun air juga dapat menularkan  beberapa  penyakit  ketika
air tersebut terkontaminasi organisme ataupun zat yang dapat menyebabkan
penyakit. Pentingya peranan air serta resiko penyakit yang dapat
ditularkannya membuat kita harus bersikap lebih bijak dalam menggunakan
air.

B. Saran
1. Dengan adanya makalah ini  diharapkan  bermanfaat yang baik bagi kita
agar mengerti  tentang penyakit bawaan/masalah kesehatan dari air
2.  Makalah ini dibuat agar kita dapat memahami pentingnya masalah air dalam
kehidupan kita.
3.  Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air,
kualitas badan air harus tetap dijaga sesuai dengan baku mutu air.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar Patricia, Water Washed Disease, Bandung: 2012.


Chandra Budiman, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC, 2006
Farida Nur, Me and Global Environment, Jakarta: Kompas Gramedia Building, 2007.
Mulia. Ricki M, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: UIEU-University Press, 2005
News-medical.net/health/What-is-Trachoma-Indonesian.
Nulianitia.blogspot.com/penyakit-infeksi.html, 2013.
http://christoveltibe.blogspot.com/2015/02/hubungan-air-dengan-kesehatan.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/03/masalah-air-bersih.html
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB3MASALAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai