Anda di halaman 1dari 2

SAMBUTAN STBM PUSKESMAS

STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah salah satu program pemerintah
untuk merubah prilaku hygiene sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Hygiene
merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit dengan menjaga kebersihan
diri kita sedangkan sanitasi merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
dengan menjaga kebersihan lingkungan kita. Apa saja lingkungan itu? Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di luar tubuh kita. 1. Air 2. Tanah 3. Udara.

Program STBM ini bersinergi dengan program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Sebelum Air bersih dari PAMSIMAS di bangunkan
semestinya STBM sudah harus selesai. Artinya persyaratan untuk mendapatkan bantuan
PAMSIMAS adalah sudah tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan atau sudah
ODF (Open Defecation Free) bebas baung air besar sembarangan. Di dalam STBM ada 5
pilar yang menjadi tugas kita bersama :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan


2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Makanan dan Minuman
4. Pengelolaan Limbah Cair
5. Pengelolaan Limbah padat (Sampah)

Kenapa pemerintah mengadakan program ini? salah satunya karena masih banyak
masyarakat kita yang masih buang air besar sembarangan? Seperti apa kriteria
sembarangan? BAB sembarangan seperti BAB ke sungai, parit, laut, semak2, maupun
jamban terbang. Permasalahan yang sering kita temui salah satunya masyarakat kita yang
mempunyai jamban cantik (beton) tetapi limbah jambannya dibuang ke sungai, ke parit, ke
laut dan ke perairan lainnya. Selain itu membuang pempers bayi sembarangan sehingga
dibawa kemana2 oleh hewan. Hal semacam ini sama dengan tidak mempunyai jamban
sehat. Lalu seperti apa jamban yang sehat? Jamban sehat tidak boleh mencemari
lingkungan seperti yang telah disebutkan di atas. Baik lingkungan air, tanah dan udara.
Kriteria jamban sehat adalah tidak mencemari perairan, tidak mencemari tanah (contohnya
gali lobang tutup lobang, jamban terbang, dll) serta tidak mencemari udara (contohnya bab
sembarangan akan mengakibatkan bau yang tidak sedap).

Merubah prilaku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kami perlu dukungan
dari lintas sektor, aparat desa dan yang paling utama adalah bapak ibu sekalian. Tujuannya
bukan untuk kami sendiri tetapi untuk kita semua. Satu orang yang BAB sembarangan maka
akan terkena dampak bagi banyak orang. Bayangkan kaki lalat yang jumlahnya 6 menempel
di BAB seseorang. Kemudian terbang (jarak terbang max lalat 10 m) ke makanan ibu2 yang
sedang memasak. Lalu makanannya di makan oleh anak balita. Itulah yang menyebabkan
anak2 kita menjadi sakit perut atau diare, dan bisa mengakibatkan dehidrasi serta bisa
mengakibatkan kematian pada anak.

Perlu kami sampaikan rangkaian kegiatan STBM ini di antaranya adalah pemicuan,
setelah nantinya masyarakat sudah terpicu maka akan dilakukan kegiatan verivikasi
(penilaian apakah suatu desa layak atau tidak dikatakan sebagai desa yg sudah stop BAB
sembarangan). Siapa yang melaluk verivikasi? Yang melakukan verifikasi atau penilaian
adalah desa tetangga. Apabila sudah lulus penilaian dari desa tetangga (BAB di Jamban
100%) maka barulah desa tersebut berhak untuk melakukan deklarasi (deklarasi tidak wajib)
dan akan mendapatkan sertifikat desa ODF dari dinas kesehatan yang ditanda tangani
langsung oleh BUPATI.

Perlu kami sampaikan bahwa di Kabupaten Kepulauan Meranti baru 12 desa yang
berhasil ODF. Artinya masih ada sekitar 90 Desa lagi yang menjadi tugas kita bersama.
Program ini sudah di atur di dalam Peraturan Bupati Kep. Meranti No. 3 Tahun 2015
Tentang Pelaksanaan Program STBM di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dan Intruksi Bupati
Kepulauan Meranti yang menyatakan bahwa setiap kecamatan wajib ODF minimal 2 Desa
Setiap Tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai