Anda di halaman 1dari 49

USULAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KUKERTA RELAWAN DESA LAWAN COVID-19


KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI
HILIR

PELAKSANA :
Kaharuddin HSN DM (1703121823)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
UNIVERSITAS RIAU
PELKANBARU, JUNI 2020
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN
1. Judul kegiatan : Kukerta Relawan Desa Lawan
Covid-19 Kecamatan Tanah Merah
Kabupaten Indragiri Hilir
2. Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap : Kaharuddin HSN DM
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Alamat Rumah : Jl. AEC Gg Waspada Kampung Baru
Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten
Indragiri Hilir
d. Hp : 0823-8337-8638
3. Anggota
Nama NIM
Indah Putri Agustina 1705113722
Intan Mega Safitri 1705111029
Jihan Pransiska 1705111097
Leni Afsari 1705111001
Marfina Agustina 1701122742
Maria Ulfa 1701112079
Siti Aminah 1705122424
Siti Saodah 1705111066
Vika Yuliana 1705111032

4. Jarak lokasi kegiatan : 245 km


Pekanbaru, 27 Juli 2020
Mengetahui:
Koordinator Pusat Layanan Kukerta Ketua Pelaksana

Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si Kaharuddin HSN DM


NIP. 197304101999031003 NIM. 1703121823
Menyetujui:
Ketua LPPM Universitas Riau

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE.,MP


NIP. 19600822 199002 10
RINGKASAN KEGIATAN PENGABDIAN
Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) adalah bentuk kegiatan pengabdian
masyarakat terjun langsung didalam masyarakat dimana dalam hal ini mahasiswa
langsung berhubungan dengan warga serta dalam hal ini mahasiswa bisa
menerapkan berbagai ilmu dan pengalamannya untuk membangun dan mengabdi
kedalam masyarakat. Pada kukerta kali ini kampus Universitas Riau mengadakan
kukerta terbaru yaitu kukerta relawan, kukerta ini dibentuk karena adanya wabah
virus COVID-19 di Indonesia. Pada tanggal 11 April s.d 7 Juni 2020 kemarin
kami telah melaksanakan program Kukerta Relawan Desa Lawan COVID-19 di
Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir. Tujuan dari pelaksanaan
program kukerta ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar
dan bekerja melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung
menemukan dan memecahkan permasalahan yang berada di lapangan. Adapun
khalayak sasaran dari program kerja yang kami lakukan adalah masyarakat
Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir.

Banyak program yang kami laksanakan di Kecamatan Tanah Merah


Kabupaten Indragiri Hilir tersebut. Program-program tersebut meliputi,
Silaturahmi ke lembaga relawan, Pembuatan dan pendistribusian masker kain
kemasyarakat, Penyemprotan cairan disinfektan, Bekerjasama dengan puskesmas
setempat, Pemberian edukasi kepada masyarakat, serta Penjagaan pos jaga
gerbang desa.
IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENGABDIAN
No Nama NIM Prodi Fakultas
1 Indah Putri Agustina 1705113722 Pendidikan FKIP
Biologi
2 Intan Mega Safitri 1705111029 Pendidikan FKIP
Ekonomi
3 Jihan Pransiska 1705111097 Pendidikan Fisika FKIP

4 Leni Afsari 1705111001 Pendidikan Kimia FKIP

5 Marfina Agustina 1701122742 Administrasi FISIP


Bisnis
6 Maria Ulfa 1701112079 Administrasi FISIP
Publik
7 Siti Aminah 1705122424 Pendidikan FKIP
Bahasa Inggris
8 Siti Saodah 1705111066 Pendidikan FKIP
Matematika
9 Vika Yuliana 1705111032 Pendidikan Kimia FKIP
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas
rajmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) yang dilaksanakan di
kecamatan Tanah Merah pada 11 April s.d 7 Juni 2020 dengan baik dan
sesuai dengan rencana.

Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan


Kukerta yang telah kami laksanakan. Dalam laporan ini kami
mencoba untuk menguraikan mengenai profiltempat kami
menjalankan Kukerta, kegiatan selama kami melakukan Kukerta dan
evaluasi mengenai kegiatan Kukerta yang kami laksanakan.

Pada kesempatan kali ini kami selaku penulis dari laporan ini
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
praktikkan dalam penulisan laporan ini, yaitu:

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya


2. Orang tua yan selalu memberikan dukungan dan semangat
3. Bapak Dr. Nurul Qomar,S.Hut, MP selaku Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah mendamping, memberikan bimbingan selama
Kukerta dan selam proses pembuatan laporan ini
4. Bapak Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE.,MP selaku Ketua LPPM
Universitas Riau
5. Bapak Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si selaku Koordinator Pusat Layanan
Kukerta
6. Bapak Yuliargo, SP selaku Camat dan ketua Satgas Kecamatan
Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir
7. Bapak Abdul Aziz, SST . Mar selaku Ketua Dinas Perhubungan
Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir
8. Bapak H. Muhammad Syum, SKM.MMKes selaku ketua Puskesmas
Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir
9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
materi

Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada semua pihak dengan sangat
terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk
penyempurnaan laporan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………….…………………………………………....i

DAFTAR ISI.……………………………...………...………....……………….....ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi ……………………………….………………….……

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .……………………………...…

1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian ….…………..……………………….…..

1.4 Manfaat Kegiatan ................................................................................

1.5 Masyarakat Sasaran .............................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis ……..……......................................………………...

2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan ……….......………………………...…

BAB III. METODE PENERAPAN

3.1 Langkah-langkah Kegiatan……....………………………....................

3.2 Teknik Penyelesaian Masalah………..………………….....…………

3.3 Alat Ukur Ketercapaian .......................................................................

BAB IV. HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran…...………………....................

4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat………....………

4.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat ................................

4.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program .........................................

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan…...……………….....................................................

5.2 Rekomendasi .........................................................………....………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………......………

LAMPIRAN ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) merupakan salah satu bentuk pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner,
institusional dan kemitraan sebagai salah satu bentuk kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Setelah mendapatkan ilmu di
dunia pendidikan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkannya di
masyarakat. Kukerta menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan mendapat pengalaman di
masyarakat.
Dalam kegiatan Kukerta ini, penerapan ketiga landasan Tri Dharma
Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan, tetapi akan lebih fokus pada bagian
pengabdian masyarakat karena mahasiswa akan langsung menjadi agen
perubahan di masyarakat. Mahasiswa dapat memberikan pengalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memberikan pengarahan agar dapat
memecahkan masalah di masyarakat. Selain itu, pembenahan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja
bagi mahasiswa.
Pada awal tahun 2020 Indonesia dan seluruh negara dunia di gemparkan
dengan adaanya virus Corona atau COVID-19, Virus Corona atau severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang
sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Walaupun lebih banyak lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang
siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan
ibu menyusui.
Dengan adanya virus tersebut maka pihak Universitas Riau atau LPPM
membentuk Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) yang baru pada tahun 2020 yaitu Kukerta
Relawan desa lawan COVID-19 untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 maka
pada Kukerta Relawan desa lawan COVID-19 ini salah satu daerah yang menjadi
tujuan kami adalah desa Tanah Merah, yang bertepatan di kecamatan Tanah Merah.
Tanah Merah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau, Indonesia. Di kecamatan Tanah Merah ini terdapat beberapa desa
diantaranya adalah: Kuala Enok, Selat Nama, Sungai Laut, Ungai Nyiur,
Tanah Merah, Tanjung Baru, Tanjung Pasir, Tekulai Bugis, Tekulai Hilir,
Tekulai Hulu.
Untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran COVID-19 maka kami
melalukan beberapa program kerja yang kami lakukan yaitu adalah:
1. Silahturahmi ke lembaga relawan
2. Pembuatan dan pendistribusian masker kain ke masyarakat
3. Penyemprotan cairan disinfektan
4. Bekerjasama dengan puskesmas setempat
5. Pemberian edukasi kepada masyarakat
6. Penjagaan pos jaga gerbang desa

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

A. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)
yang dilakukan berdasarkan kalsifikasi yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Program Kuliah Kerja Nyata(Kukerta)


No Masalah Alternatif Pemecahan Bentuk Kegiatan

1. Banyaknya Membantu pendataan Melakukan penjagaan


masyarakat masyarakat yang dan pendataan
kecamatan Tanah datang dari luar desa masyarakat yang
Merah yang keluar Tanah Merah datang di pos jaga
masuk ke desa desa Tanah Merah
Tanah Merah
2. Penggunaan alat Memberikan edukasi Membuat edukasi
pelindung muka cara penggunaan alat Penerapan
saat beraktivitas di pelindung muka menggunakan masker
luar rumah saat di luar rumah
sebagai alat pelindung

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah pada
laporan ini adalah:
1. Bagaimana potensi yang dapat dikembangkan dalam penanganan
COVID-19
2. Bagaimanakah cara pencegahan COVID-19 pada masyarakat di
kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri hilir

1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian


Dalam pelaksanaan kegiatan Kukerta Relawan Desa Lawan COVID-19
kepada masyarakat, ada beberapa tujuan yang diharapkan teralisasi pada
Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir ini sebagaimana berikut :
1. Mengembangkan potensi desa untuk penanganan COVID-19 di
kecamatan Tanah Merah, kabupaten Indragiri Hilir
2. Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa terhadap
penanggulangan wabah COVID-19 di Kecamatan Tanah Merah,
kabupaten Indragiri Hilir
3. Meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan diri dan lingkungan melalui kegiatan edukasi
yang meliputi cara mencuci tangan, etika bersin dan etika ketika
keluar rumah di masa pandemi yang baik dan benar. Selain itu,
edukasi dilaksanakan secara online dengan tema “Pentingnya Menjaga
Kampung Halaman dari COVID-19” yang dilakukan dua kali
bertujuan agara masyarakat dapat menaati aturan pemerintah selama
pandemi sehingga mampu membantu pencegahan penularan COVID-
19 di Kecamatan Tanah Merah, kabupaten Indragiri Hilir.
4. Meningkatkan pengawasan di kecamatan Tanah Merah dengan cara
mendata riwayat perjalanan masyarakat

1.4 Manfaat Kegiatan


1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa di
luar kampus
b. Melatih para mahasiswa agar lebih terampil dalam memecahkan
masalah yang ada di dalam masyarakat
c. Mendalami dan menghayati adanya hubungan ketergantungan dan
keterkaitan kerjasama antar mahasiswa dan masyarakat di kecamatan
Tanah Merah
d. Melatih sikap kepedulian, kerjasama antar mahasiswa dan masyarakat
di kecamatan Tanah Merah
2. Manfaat Bagi Masyarakat
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan ilmu pengetahuan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan kerelawanan
b. Meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak masyarakat
dalam menyelesaikan permasalahan di Kecamatan Tanah Merah
c. Sebagai wujud pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat di
kecamatan Tanah Merah
3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a. Perguruan tinggi lebih terarah dalam menembangkan ilmu dan
pengetahuan, dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi
mahasiswa dengan masyarakat.
b. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan instansi
terkait melalui kerjasama mahasiswa yang melaksanakan.
c. Perguruan tinggi dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih
bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai maslaha di
masyarakat.

1.5 Masyarakat Sasaran


Masyarakat sasaran pada Kukerta Relawan Desa Lawan Covid 19 ini
merupakan masyarakat Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir.
Kecamatan Tanah Merah memiliki 9 Desa dan 1 Kelurahan diantaranya
adalah Kelurahan Kuala Enok, Desa Selat Nama, Sungai Laut, Sungai Nyiur,
Tanah Merah, Tanjung Baru, Tanjung Pasir,Tekulai Bugis, Tekulai Hilir dan
Tekulai Hulu.Penduduk yang tinggal di Kecamatan Tanah Merah sering
disebut Orang Pesisir karena Kecamatan Tanah Merah terletak di pinggir hilir
pesisir sungai Indragiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kukerta Relawan Desa Lawan Covid 19

A. Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)

Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) merupakan kegiatan intrakulikuler yang


memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode
pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatan yang menambah daya kritis dan
pengalaman bagi mahasiswa dalam bentuk nyata yaitu melalui kegiatan Kuliah
Kerja Nyata. Program Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah
intrakulikuler yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pada tiap-tiap program
studi jenjang S-1. Kegiatan Kukerta ini didasari pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 20 Ayat 2 dinyatakan bahwa: “Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat”. Begitu pula pada Pasal 24 Ayat 2 disebutkan: “Perguruan tinggi
memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaga sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan pengabdian kepada
masyarakat” (BP-KKN, 2016).

Fida‟ (1997) menyatakan bahwa “Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu
bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang
dilakukan oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen dan pimpinan
pemerintah daerah”. Pengertian pengabdian kepada masyarakat ialah
pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh
Perguruan Tinggi secara ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat
untuk mensukseskan pembangunan dan pengembangan manusia pembangunan
menuju tercapainya manusisa yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan
Pancasila, serta meningkatkan pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Fida‟ bahwa “Kuliah Kerja Nyata dapat diartikan
sebagai salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian kepada
masyarakat, pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan terutama oleh
mahasiswa secara interdisipliner dan intrakulikuler dibawah bimbingan dosen
dan masyarakat”.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada dasarnya merupakan kegiatan interaksi


sosial yang melibatkan berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita akan
menjumpai berbagai bentuk interaksi sosial, yang secara garis besarnya dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu : (1)
interaksi antar orang perorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya,
dan sebaliknya; dan (3) Interaksi antar kelompok (Gunawan, 2000:32).

Secara Umum Kuliah Kerja Nyata mempunyai delapan tujuan (Fida‟ dkk,
1997) sebagai berikut:

1) Mahasiswa mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui


keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan,
merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah pembangunan
secara pragmatis dan interdisipliner
2) Mahasiswa dapat berfikir berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam
upaya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-
kader pembangunan
3) Agar Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktur
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak dan permasalahan
yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian tamatan Perguruan Tinggi secara relatif
menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan
pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisipliner
4) Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan pemerintah
daerah, instansi teknis dan masyarakat, sehingga Perguruan Tinggi dapat
lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta peneliiannya
dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang sedang membangun
5) Mempercepat proses peningkatan kemampuan sumber daya manusia
sesuai dengan dinamika pembangunan
6) Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah terbinanya
masyarakat dinamis yang siap melakukan perubahan-perubahan menuju
perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku
7) Mempercepat upaya pembinaan institusi dan progesi masyarakat sesuai
dengan perkembangannya dalam proses modernisasi
8) Perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapt
berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang
dilakukan dengan kebutuhan pembanguan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan
intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma yang dilaksanakan
oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen dan masyarakat.
Tujuan Kuliah Kerja Nyata dinyatakan antara lain agar sarjana yang
dihasilkan Perguruan Tinggi mampu menghayati dan menanggulangi masalah-
masalah yang muncul dimasyarakat yang umumnya kompleks. Kemudahan
didalam penanggulangan tersebut dilakukan secara pragmatis dan
interdisipliner dan harus tercermin dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa pada
saat melaksanakan program-program Kukerta di desa.

B. Lembaga Relawan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengemukakan defisi


relawan adalah non-formal dari sukarelawan. Sukarelawan berarti “orang yang
melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan).
Dan akar sebutan ini merupakan gabungan dari kata “suka”, “rela” dan
“akhiran -wan” (atau -wati bagi perempuan) yang menunjukkan pelaku seperti
wirausahawan, dermawan dan karyawan. Dengan merinci istilah
“sukarelawan” menjadi lebih mendasar, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa relawan (sukarelawan) yaitu individu yang mengambil peran atau
melakukan kegiatan tertentu atas motif suka dan rela. Sedangkan padanan kata
ini dalam bahasa inggris yang paling mendekati ialah “volunteer” (KBBI,
2019).

Relawan adalah seseorang yang menyumbangkan waktu, tenaga, dan


talentanya untuk memenuhi suatu kebutuhan masyarakat tanpa mengambil
keuntungan finansial atas sumbangannya tersebut (Musick, 2008). Relawan
berbeda dengan pekerja berbayar (karyawan) meskipun keduanya merupakan
tenaga kerja pada sebuah organisasi. Relawan mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap organisasi karena pelayanannya lebih berbasis pada nilai
dibandingkan dengan pekerja berbayar (Cuskelly, McIntyre dan Boag, 1998).
Meskipun relawan merupakan pekerja yang tidak berbayar, namun ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelolanya. Memahami
motivasi relawan secara mendalam sangat diperlukan bagi pengelola organisasi
dalam merekrut maupun mempertahankan relawan (Bang dan Ross, 2004). Hal
tersebut merupakan tugas organisasi yang sulit dalam menyelami relawan
karena setiap individunya mempunyai motivasi yang berbeda-beda tergantung
konteks dan kesempatannya mengikuti kegiatan sukarela (Clary dkk, 1998).

Peran relawan dirasa begitu penting dan mampu memberikan banyak


keuntungan bagi organisasi. Beberapa organisasi sangat menggantungkan
pelayanan dari para relawan. Dalam sebuah survei terhadap 237 manajer seni
di Australia, Palmer (1997) menemukan bahwa 50% organisasi memiliki lebih
dari 10 (sepuluh) relawan dan 10% organisasi memiliki 100 (seratus) relawan
atau lebih. Begitu juga dengan survei Volunteer and Donors in Arts and
Culture Organization in Canada in 2010 menemukan bahwa relawan yang
terlibat pada organisasi seni dan budaya di Kanada berjumlah 764.000 orang
dan menyumbangkan waktunya sebanyak 97 juta jam di tahun 2010. Mereka
terlibat dalam mengelola, mengawasi atau mengkoordinasi segala aktivitas atau
event organisasi (Canada Council of The Art, 2010).

C. Kecamatan Tanah Merah


Tanah Merah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir,
Riau, Indonesia. Pada waktu itu daerah ini belum mempunyai nama, hanya
merupakan tempat tinggal beberapa orang (Penduduk) yang lebih dikenal
dengan nama “BAGAN ARANG“, bekas dan sisa pembakaran yang menyatu
dengan tanah kemudian menjadi warna merah, maka dikenallah dengan nama
TANAH MERAH. Keberadaan TANAH MERAH berkaitan dengan nama
“KUALA ENOK” menurut hasil beberapa keterangan dari beberapa orang tua
dan sumber, menyatakan bahwa jauh sebelumnya daerah atau nama ini sudah
ada di hulu sungai (Sungai Enok) yang telah mempunyai pemerintahan
setingkat dengan kecamatan, nama tersebut “ENOK” sedang KUALA ENOK
berada dimuara sungai, maka dinamakan “KUALA ENOK” (Wikipedia, 2020).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1981 tentang


Pembentukan Kecamatan Keritang, Kecamatan Batang Tuaka dan Kecamatan
Tanah Merah di Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hilir dalam wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Riau tanggal 21 Mei 1981 pasal 3, bahwa
Perwakilan Kecamatan Enok di Kuala Enok di Kabupaten Daerah Tingkat II
Indragiri Hilir ditetapkan menjadi Kecamatan Tanah Merah sebagai pusat
pemerintahan yang berkedudukan di KUALA (Wikipedia, 2020).

Sebelum tahun 1907 Kuala Enok belum menjadi tempat pemukiman atau
tempat tinggal. Jauh sebelumnya Kuala Enok hanya merupakan tempat
persinggahan suku Nelayan (Laut) yang menurut kebiasaannya mereka hidup
dan beranak pinak disampan kemudian singgah sambil menunggu air pasang
surut. Sedangkan asal usul nama “KUALA ENOK” menut hasil menyelidikan
dan beberapa keterangan dari beberapa orang tua, manyatakan bahwa jauh
sebelumnya daerah atau nama ini sudah ada dihulu sungai (Sungai Enok) yang
telah mempunyai pemerintahan setingkat dengan kecamatan, nama tersebut
“ENOK” sedang Desa KUALA ENOK berada dimuara sungai, Lalu
dinamakanlah “KUALA ENOK” sampai sekarang (Wikipedia, 2020).

Desa Tanah Merah memiliki ciri khas tersendiri dengan sebutan Kampung
Laut adalah sebuah kampung yang masyarakatnya didominasi oleh Masyarakat
Suku Nelayan yang mana pada masa itu dipimpin oleh Kepala Kampung
dengan sebutan lain sebagai PENGHULU, dengan Penghulu Pertama bernama
DATUK BELIMBING alias TUK GIMBENG, kemudian dilanjutkan atas
ketokohannya dinobatkan sebagai Penghulu TUK IBRAHIM beliau adalah
tokoh masyarakat Suku Nelayan (Laut) pada saat itu dipercaya untuk
memimpin Kampung. Berjalan waktu dengan tutup usia dilanjutkan
kepemimpinan oleh MUHAMMAD yang lebih dikenal dengan sebutan
PENGHULU BOTAK (Wikipedia, 2020).

2.1.2 COVID 19 (Corona Virus Disease 19)

Pandemi Korona virus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-


19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit korona virus 2019 (bahasa Inggris:
corona virus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit
ini disebabkan oleh korona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April
2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210
negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia
dan lebih dari 781,109 orang sembuh (Wikipedia, 2020).

Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut data
WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19.
Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai
3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien
konfrimasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana
penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang
tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan
demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020).

Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas di


seluruh dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di
provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9
Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang
meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang, et.al.,
2020). Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta.
Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta
tumor intraabdomen dan kelainan di liver (The Straits Time, 2020).

Kebanyakan Corona virus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.


Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,
kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus
yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber
utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle
East respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.


Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan
kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue,
mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain.
Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat
perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,
bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis
baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut
sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut
sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).

Pemeriksaan Penunjang (PDPI, 2020)

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada


pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
 Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
 Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila
menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah
untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun,
jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur
darah)26
7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan
penularan).

Tatalaksana Umum
1. Isolasi pada semua kasus
Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)26
3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit27
4. Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress napas,
hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan
target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien
hamil
5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat
6. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress
napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemberian antibiotik empiris
8. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya
jika memang diperlukan.
9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana
pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
10. Observasi ketat
11. Pahami komorbid pasien
2.2. Kerangka Kegiatan Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) adalah kegiatan ekstrakulikuler yang
memadukan pelaksanaan Tri Dharma yang dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan bimbingan dosen dan masyarakat. Kulah Kerja Nyata ini
mengharuskan mahasiswa berinteraksi dengan orang lain, terutama di
kecamatan Tanaha Merah. Kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi
dengan orang lain ini sering juga disebut dengan keterampilan sosial.
Keterampilan sosial adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari,
banyak aspek yang dapat mempengaruhi keterampilan seseorang terutama
aspek keluarga dan lingkungan.
Pada saat Kukerta mahasiswa diharuskan menyelesaikan program-program
kerja sesuai dengan panduan yang telah diresmikan dan program kerjasama
tersebut akan sia-sia apabila tidak ada dukungan dari masyarakat. Pada saat
Kukerta inilah mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan
bersosialiasasi dengan baik antara peserta Kukerta dan masyarakat. Untuk
lebih jelas kerangka kegiatan pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut.

Keterampilan Sosial (Y)


Kuliah Kerja Nyata (X) 1. Mampu berbicara/
mengungkapkan pendapat
1. Interaksi di depan orang banyak.
2. Teamwork 2. Mampu bekerjasama
3. Nilai kepribadian dengan orang lain.
yang ditanamkan 3. Mampu menemukan
4. Jiwa peneliti penyelesaian masalah
dengan cepat.
BAB III
METODE PENERAPAN
3.1. Langkah-Langkah Kegiatan
Struktur Relawan Desa Lawan COVID-19
1. Tahap persiapan kegiatan
Melakukan silaturrahmi kepada relawan Gerakan Masyarakat Peduli
Penananganan Corona (GEMPUR) dan bergabung sebagai anggota.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai relawan desa.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Melakukan publikasi pembuatan struktur relawan melalui media sosial
kepada masyarakat luas.

Pemberian Edukasi ke Masyarakat Tentang COVID-19


1. Tahap persiapan kegiatan
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan edukasi
kepada masyarakat, yaitu:
a. Melakukan pembekalan materi-materi edukasi terkait COVID-19 oleh
puskesmas setempat.
b. Pencetakan brosur edukasi terkait COVID-19.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan secara langsung, virtual, dan melalui media cetak
berupa brosur. Edukasi dilakukan di desa Tanah Merah, Kuala Enok,
Kampung Agas, dan Kampung Nyamuk. Edukasi secara online yaitu
melalui diskusi online via WhatsApp group.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Mengajak seluruh masyarakat dengan mengikuti protokol kesehatan untuk
mengikuti kegiatan edukasi.

Penyemprotan Disinfektan
1. Tahap persiapan kegiatan
Menyiapkan alat dan bahan disinfeksi
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Mencampurkan bahan-bahan disinfeksi.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Penyemprotan disinfektan dilakukan di seluruh desa Tanah Merah, Kuala
Enok, Kampung Agas, dan Kampung Nyamuk.

Pembuatan Masker
1. Tahap persiapan kegiatan
Menyiapkan alat dan bahan pembuatan masker kain.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Menjahit kain untuk pembuatan masker kain.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Pembagian masker yang dialokasikan kepada pedagang, tukang ojek,
tukang sampan, dan masyarakat Kecamatan Tanah Merah.

Bekerjasama dengan Puskesmas Setempat


1. Tahap persiapan kegiatan
Mempersiapkan program kerja tim kukerta kepada puskesmas.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Mengadakan pertemuan kepada pihak puskesmas setempat untuk menjalin
hubungan kerjasama.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Pihak puskesmas memberikan arahan kepada tim kukerta terkait
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Piket Jaga Pos Jaga Gerbang Desa


1. Tahap persiapan kegiatan
Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker, face shield, dan
hand spoof.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pencatatan suhu tubuh penumpang speed boat, riwayat perjalanan, dan
gejala penumpang speed boat di Pelabuhan Perhubungan Kuala Enok.
3. Tahap akhir pelaksanaan
Data direkap dan mengkategorikan ODP, PDP, atau OTG dan di follow up
oleh pihak puskesmas Kuala Enok dan Tanah Merah.

3.2 Teknik Penyelesaian Masalah


1. Silaturahmi kelembagaan relawan
Program silaturahmi ini bertujuan agar tim kukerta UNRI dan
relawan GEMPUR lebih mengenal satu sama lain sehingga tercipta
hubungan yang baik dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 di
Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Kegiatan ini
mebahas tentang struktur relawan, kegiatan dan program-program yang
akan dilaksanakan.
Tim kukerta UNRI secara langsung terlibat dalam struktur relawan
GEMPUR, diantaranya dibidang edukasi dan program, logistik dan
pendanaan serta humas dan infokom.
2. Pembuatan dan pendistribusian masker kain kepada masyarakat
Jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat tanpa terkendali
mengharuskan pemerintah menerapkan protokol kesehatan untuk
mencegah dan memutus rantai penyebaran virus Corona. Salah satunya
dengan mewajibkan penggunaan masker saat beraktivitas diluar rumah.
Namun, di tengah pandemik COVID-19 ini, masker bedah menjadi barang
yang langka dan mahal karena tingginya permintaan konsumen
(masyarajat). Oleh karena itu, muncullah masker kain sebagai alternatif
meskipun penggunaan masker medis lebih baik dibandingkan masker kain.
Pada program pengabdian masyarakat ini, mahasiswa kukerta
bekerjasama dengan relawan berupaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan melakukan kegiatan pembuatan dan pemberian masker
kain secara gratis kepada masyarakat serta memberikan edukasi mengenai
pentingnya penggunaan masker di masa pandemi COVID-19.
3. Penyemprotan cairan desinfektan
Mayoritas masyarakat berpikir bahwa penularan Covid-19 masih
bisa dihindari hanya dengan menjauhkan diri dari penderita saja, padahal
penyakit ini dapat menyebar melalui partikel-partikel yang menempel pada
barang-barang disekitarnya. Virus dapat ditularkan dari 1 hingga 2 meter
melalui batuk atau bersin. Cara transmisi virus yang lain adalah melaui
kontak tangan, ataupun lingkungan yang terkena virus seperti gagang
pintu, meja dan kursi. Salah satu cara untuk mencegah penularan dan
penyebarannya adalah dengan senantiasa menjaga kebersihan dari diri dan
lingkungan. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat dilakukan
dengan cara menggunakan antiseptik dan desinfektan (Annisa Lazuardi
Larasati dan Chandra Haribowo, 2020).
Disinfektan adalah senyawa kimia yang mampu membunuh virus
dengan jalan masuk menembus dinding virus dan akan merusak bagian
dalam virus. Larutan disinfektan dapat dibuat dari cairan yang biasa
digunakan di rumah tangga seperti larutan pemutih pakaian dan larutan
pembersih lantai yang selanjutnya dicampur air dengan perbandingan
tertentu (Wiwik Indrawati, 2020).
Tim kukerta UNRI bersama Relawan GEMPUR melakukan
kegiatan penyemprotan cairan desinfektan di Kecamatan Tanah Merah,
Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Desinfeksi (penyemprotan desnfektan)
dilakukan di beberapa tempat seperti rumah waraga, tempat-tempat
keramaian (tempat ibadah, pelabuhan, dan pasar), dan juga tempat-tempat
umum lainnya yang dicurigai mampu menyebarkan virus corona.
Desinfeksi ini dilakukan sebagai upaya pencegahan agar virus corona
tidak masuk dan menyebar di Kecamatan Tanah Merah, Indragiri Hilir,
Riau.
4. Kerjasama dengan puskesmas setempat
Puskemas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) atau Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) (Sri Irmawati, dkk., 2017).
Tim kukerta UNRI dan pihak puskesmas melakukan kerjasama
guna mencegah penyebaran COVID-19 di Kecamatan Tanah Merah.
Pemberian edukasi oleh pihak puskesmas terhadap tim kukerta tentang
protokol kesehatan dan piket pos jaga gerbang desa di pelabuhan baru
Tanah Merah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara kedua belah
pihak. Selain itu, bentuk kerjasama lain yang dilakukan yaitu
pendistribusian masker kain dan sabun cuci tangan oleh tim kukerta
bersama relawan GEMPUR kepada puskesmas pembantu (Pustu) yang ada
di Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
5. Pemberian edukasi kepada masyarakat
Program edukasi ini dilakukan agar masyarakat mengetahui tata
cara penanggulangan COVID-19. Program edukasi ini berfokus pada
masyarakat Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Bentuk edukasi yang dilakukan yaitu edukasi secara langsung (offline),
melalui brosur, dan daring.
Fokus utama dari program edukasi secara offline ini, yaitu
mengedukasi masyarakat melalui brosur tentang cara mencuci tangan,
etika bersin, dan etika saat beraktivitas di luar rumah selama masa
pandemi yang baik dan benar sesuai protokol kesehatan COVID-
19. Kegiatan edukasi secara offline ini dilakukan di desa Tanah Merah,
Kuala Enok, Kampung Nyamuk, dan Kampung Agas. Sedangkan edukasi
secara daring yang dilakukan menerapakan sistem social distancing yaitu
diskusi online via WhatsApp. Sasaran pada diskusi ini adalah para remaja
kecamatan Tanah Merah, Indragiri Hilir, Riau. Diskusi ini diadakan 2 kali
dengan tema yang berbeda.
Diskusi pertama dilakukan pada hari Kamis, 21 Mei 2020 dengan
tema “Pentingnya Menjaga Kampung Halaman dari COVID-19”.
Sedangkan pada Senin, 25 Mei 2020 (H+2 Idul Fitri) diadakan diskusi
kedua dengan tema “Implementasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
25 Tahun 2020 (PERMENHUB 25/2020) Tentang Pengendalian
Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H”.
Pada program edukasi tersebut, masyarakat diberikan penjelasan
mengenai pemahaman tentang protokol kesehatan COVID-19 dari sumber
terpercaya dan pengetahuan mengenai aturan pemerintah yang harus
ditaati selama pandemi sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di
kecamatan Tanah Merah.
6. Penjagaan pos jaga gerbang desa
Merebaknya kasus COVID-19 menjadikan pengamanan gerbang
masuk utama desa sebagai salah satu upaya yang harus dilakukan dalam
rangka pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di
Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Program pos
jaga gerbang desa bertujuan untuk membantu pemutahiran data yang
dibutuhkan di dalam upaya pencegahan COVID-19 dan sebagai dasar
tindak lanjut program Kukerta Universitas Riau.
Pada program pengabdian ini, tim kukerta melakukan kerja sama
dengan pemerintah Kecamatan Tanah Merah, POLSEK Tanah Merah,
Koramil Tanah Merah, Dinas Perhubungan (DISHUB) Tanah Merah,
Puskesmas Tanah Merah, Puskesmas Kuala Enok, dan Pamong Praja
Tanah Merah.
Tim melakukan penjagaan di Pos Pengamanan Operasi Ketupat
Lancang Kuning 2020 Polres Indragiri Hilir yang bertepatan di Pelabuhan
Perhubungan Kuala Enok. Kegiatan yang dilakukan oleh tim, yaitu
pendataan orang-orang yang masuk ke Kecamatan Tanah Merah, meliputi
identitas diri, suhu tubuh, tempat tinggal, nomor handphone, keluhan
kesehatan dan riwayat perjalanan. Pendatang dari zona merah secara
langsung ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan
diberikan surat peringatan isolasi mandiri selama 14 hari serta dipantau
oleh pihak puskesmas setempat.
3.3. Alat Ukur Ketercapaian
Alat ukur ketercapain merupakan parameter penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan program sasaran, cara mengukurnya
bisa dilakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara
interviewer dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.
2. Kuesioner
Kuesioner erupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab dengan alternatif jawaban yang telah tersedia.
Sehingga responden dapat memilih jawaban yang sesuai dengan persepsi
sikap, keadaan atau pendapat pribadinya.
3. Pengamatan Langsung (Observasi)
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Pencatatan data observasi bukanlah hanya sekedar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Untuk mengamati kejadian yang
komplek dapat menggunakan alat bantu misalnya seperti kamera, video
tape, dan audio tape recorder

Pada pengabdian ini, mahasiswa kukerta menggunakan alat ukur


ketercapaian dengan menggunkan cara pengamatan langsung (observasi).
Berikut ini merupakan beberapa program yang telah di lakukan dengan tingkat
ketercapaiannya.

1. Pembuatan dan Pendistribusian Masker Kain Kepada Masyarakat


Pada program ini dilihat dari tingkat ketercapaiannya, setelah
dilakukan pendistribusian masker kain kepada masyarakat dan edukasi
wajib menggunakan masker ketika berada diluar rumah dimasa pandemi
COVID-19. Dengan adanya pembagian masker kain dan edukasi ini
masyarakat mulai sadar bagaimana pentingnya menggunakan masker pada
saat keluar rumah sebagai salah satu pencegahan penyebaran wabah
COVID-19 ini, dan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak
menggunakan masker, karna telah di distribusikannya masker kain sebagai
alternatif dari pengganti masker medis.
2. Penyemprotan Cairan Disenfektan
Pada program ini, tempat yang menjadi sasaran adalah seperti rumah
warga, tempat-tempat keramaian (tempat ibadah, pelabuhan, dan pasar),
dan juga tempat-tempat umum lainnya yang dicurigai mampu
menyebarkan wabah COVID-19. Dengan dilakukan penyemprotan secara
rutin ini dapat dapat memotong lajunya penyebaran wabah COVID-19 dan
tempat-tempat menjadi steril dari COVID-19.
3. Kerjasama dengan Puskesmas Setempat
Di Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir memiliki 2
puskesmas yang berada di Kelurahan Kuala Enok dan Desa Tanah Merah,
sedangkan desa-desa yang lainnya masing-masing memiliki 1 puskesmas
pembantu (Pustu). Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
mahasiswa kukerta adalah meminta nomor telepon pihak puskemas yang
dapat di hubungi melayani melayani keluhan-keluhan masyarakat yang
rentan terkena COVID-19, setelah adanya hal ini sangat memudahkan
masyarakat tanpa harus pergi langsung ke puskesmas agar menghindari
keramaian.
Kemudian, mahasiswa kukerta juga diberikan edukasi oleh pihak
puskesmas tentang bagaimana protokol kesehatan dan piket pos jaga
gerbang desa di pelabuhan baru Tanah Merah. Hal ini sangat membantu
mahasiswa kukerta dalam menjalankan program kerja dalam mencegah
masuknya wabah COVID-19 di Kecamatan Tanah Merah Kabupaten
Indragiri Hilir.
4. Pemberian Edukasi Kepada Masyarakat
Program edukasi ini berfokus pada masyarakat Kecamatan Tanah
Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Mahasiswa kukerta melakukan
edukasi kepada masyarakat dengan 2 bentuk edukasi, yaitu secara
langsung (offline) dan daring (online). Setelah diadakan edukasi ini
masyarakat semakin sadar bagaimana pentingnya menjaga kampung
halaman dari COVID-19 dengan tidak melakukan mudik atau berpergian
keluar daerah, hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dalam pencegahan
dan memotong lajunya penyebaran wabah COVID-19, seperti selalu
menggunakan masker ketika berada di luar rumah, bagaimana mencuci
tangan yang baik dan benar, pentingnya menjaga jarak dan tidak membuat
kerumunan disuatu tempat.
5. Penjagaan Pos Jaga Gerbang Desa
Program pos jaga gerbang desa bertujuan untuk membantu
pemutahiran data yang dibutuhkan di dalam upaya pencegahan COVID-19
dan sebagai dasar tindak lanjut program Kukerta Universitas Riau. Pada
program pengabdian ini, tim kukerta melakukan kerja sama dengan
pemerintah Kecamatan Tanah Merah, POLSEK Tanah Merah, Koramil
Tanah Merah, Dinas Perhubungan (DISHUB) Tanah Merah, Puskesmas
Tanah Merah, Puskesmas Kuala Enok, dan Pamong Praja Tanah Merah.
Setelah dilakukan pos jaga gerbang desa ini, tidak sembarang orang dapat
masuk kedalam desa, mereka didata terlebih dahulu, dan jika ada
pendatang yang datang dari wilayah zona merah mereka di beri surat
pernyataan agar melakukan karantina selama 14 hari di rumah, dan apabila
melanggar akan dikenakan sanksi. Hal ini akan dapat mencegah dan
memutus rantai penyebaran wabah COVID-19 dan menjaga daerah
Kecamatan Tanah Maerah Kabupaten Indargiri Hilir bebas dari wabah
COVID-19.
BAB IV

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

4.1. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


Kecamatan Tanah Merah adalah salah satu dari 20 kecamatan yang ada
dalam Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas wilayah 721,56 Km2 atau
72.156 Ha. Kecamatan Tanah Merah merupakan salah satu kecamatan tertua
di Kabupaten Indragiri Hilir yang berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Kuala Indragiri
b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Sungai Batang
c. Sebelah Barat dengan Kecamatan Enok
d. Sebelah Timur dengan Propinsi Kepulauan Riau

Kecamatan Tanah Merah memiliki 10 desa dan kelurahan, diantaranya


Kuala Enok, Selat Nama, Sungai Laut, Sungai Nyiur, Tanah Merah, Tanjung
Baru, Tanjung Pasir, Tekulai Bugis, Tekulai Hilir, dan Tekulai Hulu.
Penduduk yang tinggal dikecamatan Tanah Merah sering disebut orang
pesisir karena letak kecamatan Tanah Merah terletak di pinggir hilir pesisir
sungai Indragiri.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Tanah Merah tahun 2017 mencapai 51


jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 3,86 atau
sekitar 4 orang. Kepadatan Penduduk di 10 desa/kelurahan cukup beragam
dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Desa Tanah Merah dengan
kepadatan sebesar 98 jiwa/km2 dan terendah di Desa Selat Nama dan
Tanjung Pasir sebesar 12 jiwa/km2.

Tinggi pusat pemerintah wilayah Kecamatan Tanah Merah dari permukaan


laut adalah 1 s/d 4 meter. Ditepi-tepi sungai dan muara parit-parit banyak
terdapat tumbuh-tumbuhan seperti pohon nipah. Keadaan tanahnya sebagian
besar terdiri dari tanah gambut dan endapan sungai serta rawa-rawa.

Kecamatan Tanah Merah memiliki 2 puskesmas yakni berada di


Kelurahan Kuala Enok dan Desa Tanah Merah. Sedangkan desa-desa lainnya
masing-masing memiliki 1 Puskesmas Pembantu (Pustu). Ada 59 tenaga
kesehatan di Kecamatan Tanah Merah pada tahun 2017yang terdiri dari 6
orang dokter umum, 24 orang bidan, 29 orang tenaga kesehatan lainnya.

4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat

Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa harus


mampu merubah cara pandang dalam sistem pembangunan Indonesia.
Pembangunan yang berjalan sebelum hadirnya Undang - Undang tentang
desa berkembang bersifat top down sehingga desa dapat dikatakan sebagai
obyek penerima kebijakan yang datang dari pusat, pemerintah daerah provinsi
atau kabupaten tanpa mendengarkan aspirasi datang dari masyarakat desa
sendiri (Kiki Endah, 2020).

Berbeda pembangunan yang datang dari bawah (bottom up) dimana


masyarakat desa diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi memberikan
masukan sejak perencanaan dimulai hingga perlibatan saat pelaksanaan
pembangunan hal ini karena masyarakat mampu mengidentifikasi berkaitan
masalah, kebutuhan dan pemecahan masalah disesuaikan dengan kondisi desa
dimana mereka tinggal (Kiki Endah, 2020).
4.2.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses untuk berdayaguna sehingga


dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik keadaan kehidupannya.
Menurut Sumardjo, (2003) pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses pengembangan kesempatan, kemauan/motivasi, dan kemampuan
masyarakat untuk dapat akses terhadap sumberdaya, sehingga
meningkatkan kapasitasnya untuk menentukan masa depan sendiri
dengan berpartisipasi dalam mempengaruhi dan mewujudkan kualitas
kehidupan diri dan komunitasnya. Dalam Undang-Undang tentang Desa
Nomor 6 Tahun 2014 butir 12 dikatakan bahwa Pemberdayaan
Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat.

Dalam pelaksanan pemberdayaan ada tahapan yang harus dilakukan,


menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007) ada 3 tahapan
pemberdayaan, yaitu:

1. Penyadaran.
Tahap penyadaran, masyarakat yang menjadi subjek pemberdayaan
diberi penyadaran bahwa setiap manusia mempunyai potensi yang
dapat dikembangkan.
2. Pengkapasitasan
Tahap pengkapasitasan dapat dicapai apabila masyarakat sudah
mempunyai kemampuan untuk menerima daya. Tahap ini sering juga
disebut dengan capacity building yang meliputi manusia, organisasi,
dan sistem nilai.
3. Pendayaan
Tahap ketiga adalah pemberian daya dimana masyarakat diberikan
daya, otoritas, atau peluang untuk berkembang mencapai
kemandirian. Pemberian daya disesuaikan dengan kualitas
kecakapan masing-masing individu.
Sehingga dalam pemberdayaan masyarakat menyangkut dua
kelompok yang saling terkait yaitu masyarakat sebagai pihak
diberdayakan dan satu pihak menaruh kepedulian untuk
memberdayakan (pemerintah daerah, pemerintah desa dan lembaga
swadaya masyarakat) peduli pada perubahan masyarakat dalam
kehidupan sosial.
4.1.2 Potensi
Potensi menurut Nurhayati (2017) adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan seperti kekuatan,
kesanggupan, dan daya yang bisa di kembangkan menjadi lebih besar.
Dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di Kecamatan Tanah
Merah, Fasilitas Kesehatan yakni Puskesmas Tanah Merah dan Kuala
Enok, Tenaga Kesehatan, Tim Kepolisian, serta Tim Relawan
GEMPUR (Gerakan Masyarakat Peduli Penanganan Corona) sangat
aktif berpartisipasi dan menjadi potensi pengembangan (pemberdayaan)
masyarakat di Kecamatan Tanah Merah.
Fasilitas kesehatan merupakan subjek utama dalam penanganan
kasus COVID-19 ini, dimana program kerjanya tersusun secara
sistematis, dan direalisasikan dengan bekerja sama dengan pihak
kepolisian baik POMAD (Polisi Militer Angkatan Darat) maupun
POMAL (Polisi Militer Angkatan Laut), Dinas Perhubungan, serta Tim
Relawan GEMPUR.
Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah Merah melakukan beberapa
program kerja, diantaranya pemberian edukasi kepada Masyarakat
tentang COVID-19, penyemprotan disinfektan, disiplin menggunakan
masker saat berpergian (tidak melayani pasien yang tidak menggunakan
masker), piket jaga pos gerbang desa (dengan menyiapkan APD berupa
masker, face shield, dan hand spoof), mendata riwayat perjalanan
masyarakat di Pelabuhan Perhubungan (dengan mengecek suhu, gejala
yang dialami penumpang speed boat, merekap dan mengkategorikan
ODP, PDP, atau OTG serta melakukan follow up).
Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan desa yakni penyadaran,
pengkapasitasan, dan pendayaan maka dapat dikategorikan menjadi 3
bagian penting dalam pelaksanaan program kerja fasilitas kesehatan
(Puskesmas Tanah Merah dan Kuala Enok) diantaranya:
1. Penyadaran.
Pada tahap ini tim puskesmas melakukan sosilaisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan
kebugaran tubuh, kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan agar
terhindar dari COVID-19. Tim puskesmas memberikan edukasi
tentang bahayanya COVID-19, baik dari cara penjegahan,
mengatasi jika terdapat gejala yang dirasakan, dan beberapa aturan
Pemerintah mengenai protokol kesehatan yang wajib dijalankan
oleh masyarakat Tanah Merah.
2. Pengkapasitasan
Tahap ini sering juga disebut dengan capacity building yang
meliputi manusia, organisasi, dan sistem nilai. Pada tahap ini, tim
fasilitas kesehatan bekerja sama dengan pihak kepolisian baik
POMAD (Polisi Militer Angkatan Darat) maupun POMAL (Polisi
Militer Angkatan Laut), Dinas Perhubungan, serta Tim Relawan
GEMPUR dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di
Kecamatan Tanah Merah. Pada tahap ini, eksekusi pencegahan dan
penanganan COVID-19 dilakukan pada setiap hari, tepatnya
diwaktu Pagi dan Sore hari di Desa Tanah Merah dan Kuala Enok.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah razia masker,
penyemprotan disinfektan di Pelabuhan Tanah Merah dan Kuala
Enok, Masjid, dan tempat-tempat umum lainnya, patroli di tempat-
tempat umum dan mengarahkan masyarakat untuk menjalankan
protokol kesehatan.
3. Pendayaan
Pada tahap ini, hampir 95% masyarakat Desa Tanah Merah dan
Kuala Enok menjalankan protokol kesehatan dengan sangat disiplin
baik dalam bersosialisasi, melakukan berbagai macam kegiatan,
dan hal-hal lainnya. Sehingga saat ini Desa Tanah Merah dan
Kuala Enok dapat dikatakan masih berada pada zona hijau.

Oleh karena itu, untuk menghindari penyebaran COVID-19 di


Kecamatan Tanah Merah diperlukan kerja sama yang baik dengan
masyarakat setempat untuk selalu mentaati peraturan yang telah dibuat
oleh Pemerintah, dengan mengikuti protokol kesehatan seperti disiplin
menggunakan masker, physical distancing, selalu mencuci tangan
setelah berkegiatan ataupun sebelum melakukan sesuatu, stay at home,
keluar rumah untuk hal-hal yang dianggap penting, dan lain-lain.

4.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat


Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak
dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling
berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien
COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Oleh karena itu fasilitas kesehatan
yakni Puskesmas Tanah Merah dan Kuala Enok yang memiliki peranan
penting dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 ini harus senantiasa
menjaga kesehatan petugas masing-masing. Karena, berdasarkan pengamatan
sekitar 35 % petugas kesehatan tidak menggunakan APD saat penjagaan pos
gerbang desa. Dimana pada kondisi tersebut petugas kesehatan lah yang
pertama kali berkontak langsung dengan orang-orang yang melakukan
perjalanan dari luar daerah Kecamatan Tanah Merah.
Oleh karena itu, diperlukan solusi dan strategi dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi COVID-19 untuk mencegah dan membatasi penularan
di tempat layanan kesehatan yang meliputi:

1. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua


pasien

Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas


pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman
bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Kewaspadaan standar meliputi:

a. Kebersihan tangan dan pernapasan;


Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen kebersihan
tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan
prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan
tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan
dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang
yang tercemar.
b. Penggunaan APD sesuai risiko
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan
akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin
pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian
risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit
yang terluka.
APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian
Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne.
Jenis alat pelindung diri (APD) terkait COVID-19 berdasarkan lokasi,
petugas dan jenis aktivitas terdapat pada lampiran. Cara pemakaian
dan pelepasan APD baik gown/gaun atau coverall terdapat pada
lampiran. COVID-19 merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan
pneyakit Virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh. Perbedaan
ini bisa menjadi pertimbangan saat memilih
penggunaan gown atau coverall.
c. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik
d. Pengelolaan limbah yang aman (Pengelolaan limbah medis sesuai
dengan prosedur rutin)
e. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan
pasien..

2. Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber

Penggunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan untuk tujuan


identifikasi dini pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut (ARI)
untuk mencegah transmisi patogen ke tenaga kesehatan dan pasien lain.
Dalam rangka memastikan identifikasi awal pasien suspek, fasyankes
perlu memperhatikan: daftar pertanyaan skrining, mendorong petugas
kesehatan untuk memiliki tingkat kecurigaan klinis yang tinggi, pasang
petunjuk-petunjuk di area umum berisi pertanyaan-pertanyaan skrining
sindrom agar pasien memberi tahu tenaga kesehatan, algoritma untuk
triase, media KIE mengenai kebersihan pernapasan.

Tempatkan pasien ARI di area tunggu khusus yang memiliki ventilasi


yang cukup Selain langkah pencegahan standar, terapkan langkah
pencegahan percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak (jika ada
kontak jarak dekat dengan pasien atau peralatan permukaan/material
terkontaminasi). Area selama triase perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

 Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (pastikan ada jarak
setidaknya 1 meter antara staf skrining dan pasien/staf yang masuk

 Sediakan pembersih tangan alkohol dan masker (serta sarung tangan


medis, pelindung mata dan jubah untuk digunakan sesuai penilaian
risiko)

 Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1m

 Pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah

 Petunjuk-petunjuk jelas tentang gejala dan arah

 Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase-mencegah area


triase menjadi terlalu penuh

3. Menerapkan pengendalian administratif

Kegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi PPI, meliputi


penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam mencegah,
mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan kesehatan.
Kegiatan akan efektif bila dilakukan mulai dari antisipasi alur pasien sejak
saat pertama kali datang sampai keluar dari sarana pelayanan.

Pengendalian administratif dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan


meliputi penyediaan infrastruktur dan kegiatan PPI yang
berkesinambungan, pembekalan pengetahuan petugas kesehatan,
mencegah kepadatan pengunjung di ruang tunggu, menyediakan ruang
tunggu khusus untuk orang sakit dan penempatan pasien rawat inap,
mengorganisir pelayanan kesehatan agar persedian perbekalan digunakan
dengan benar, prosedur–prosedur dan kebijakan semua aspek kesehatan
kerja dengan penekanan pada surveilans ISPA diantara petugas kesehatan
dan pentingnya segera mencari pelayanan medis, dan pemantauan
kepatuhan disertai dengan mekanisme perbaikan yang diperlukan.

4. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa

Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan


kesehatan dasar dan di rumah tangga yang merawat pasien dengan gejala
ringan dan tidak membutuhkan perawatan di RS. Kegiatan pengendalian
ini ditujukan untuk memastikan bahwa ventilasi lingkungan cukup
memadai di semua area didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di
rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang memadai. Harus dijaga
jarak minimal 1 meter antara setiap pasien dan pasien lain, termasuk
dengan petugas kesehatan (bila tidak menggunakan APD). Kedua kegiatan
pengendalian ini dapat membantu mengurangi penyebaran beberapa
patogen selama pemberian pelayanan kesehatan (Jogloabang, 2020).

4.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program


Tingkat ketercapaian sasaran program dimaksudkan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah di sepakati oleh
Tim Kukerta berdasarkan Panduan Kuliah Kerja Nyata Relawan desa lawan
covid-19 2020.
Pengukuran capaian sasaran program didasarkan pada target dan realisasi
dengan satuan pengukuran dalam bentuk persentase, indeks, rata-rata, angka
dan jumlah. Persentase pencapaian sasaran program, dihitung dengan rumus
bahwa semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian sasaran program
yang semakin baik.
Selanjutnya atas hasil pengukuran capaian sasaran program dan nanti nya
dapat melakukan evaluasi dan analisis capaian untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan serta sebab-sebab tercapai atau tidak nya kinerja
yang diharapkan untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran
program.
Tingkat ketercapaian sasaran program Kuliah Kerja Nyata Relawan Desa
Lawan Covid-19 2020 untuk seluruh program dapat di ilustrasikan dalam
tabel berikut.

No INDIKATOR KINERJA UTAMA


SASARAN
. URAIAN TARGET REALISASI %
1. Mengembang Melakukan Tergabung Tergabung 100
kan potensi silaturrahmi sebagai sebagai
desa untuk kepada Relawan anggota atau anggota atau
penanganan Gerakan relawan desa relawan desa
Covid-19 di Masyarakat Peduli
Kecamatan Penanganan
Tanah Merah, Corona Melakukan Melakukan
Kabupaten (GEMPUR) serta publikasi publikasi
Indragiri Hilir. Satuan Gugus pembuatan pembuatan
Tugas Kecamatan struktur struktur
Tanah Merah. relawan relawan
melalui media melalui
sosial kepada media sosial
masyarakat kepada
luas. masyarakat
luas.
2. Meningkatkan Melakukan Pihak Pihak 100
empati dan silaturrahmi puskesmas puskesmas
kepedulian kepada memberikan memberikan
mahasiswa puskesmas- arahan kepada arahan
terhadap puskesmas yang Tim Kukerta kepada Tim
penanggulang ada di Kecamatan terkait Kukerta
an wabah Tanah Merah. pelaksanaan terkait
Covid-19 di kegiatan di pelaksanaan
Kecamatan lapangan. kegiatan di
Tanah Merah, Sebelum itu lapangan.
Kabupaten mempersiapkan
Indragiri Hilir. program kerja tim Melakukan
kukerta kepada pembekalan Melakukan
Puskesmas. materi-materi pembekalan
edukasi terkait materi-
Covid-19 oleh materi
Mengadakan pihak edukasi
pertemuan kepada Puskesmas. terkait
pihak puskesmas Covid-19
untuk menjalin oleh pihak
hubungan kerja Puskesmas.
sama.
3. Meningkatkan Kegiatan Pemberian Pemberian 100
pengetahuan dilaksanakan edukasi ke edukasi ke
serta secara langsung, masyarakat masyarakat
kesadaran virtual, dan tentang tentang
masyarakat melalui media Covid-19 agar Covid-19
akan penting cetak berupa selalu agar selalu
nya brosur. mengikuti mengikuti
kebersihan protokol protokol
diri dan kesehatan. kesehatan.
lingkungan. Edukasi,
Penyemprotan
disenfektan, dan Penyemprotan Penyemprota
pembagian masker disenfektan. n
dilakukan di disenfektan.
seluruh desa Tanah
Merah, Kuala Pembagian
Enok, Kampung Masker. Pembagian
Agas, dan Masker.
Kampung
Nyamuk.

Edukasi secara
online yaitu
melalui diskusi
online via
WhatsApp Group.

Masker yang
dibagikan berasal
dari Tim Kukerta
itu sendiri, bantuan
dari individu
ataupun
kelompok/perusah
aan.
4. Meningkatkan Menjaga pintu Pencatatan Pencatatan 100
pengawasan masuk gerbang suhu tubuh suhu tubuh
terkait Covid- desa. penumpang penumpang
19 di speed boat, speed boat,
Kecamatan riwayat riwayat
Tanah Merah Menyiapkan Alat perjalanan, perjalanan,
dengan cara Pelindung Diri dan gejala dan gejala
mendata (APD) berupa penumpang penumpang
riwayat masker, face speed boat di speed boat
perjalanan shield,dan hanad Pelabuhan di Pelabuhan
masyarakat. spoof. Perhubungan Perhubungan
Kuala Enok. Kuala Enok.

Data di rekap Data di


dan rekap dan
mengkategori mengkategor
kan ODP, ikan ODP,
PDP, ataupun PDP,
OTG ataupun
kemudian di OTG
follow up oleh kemudian di
pihak follow up
Puskesmas oleh pihak
Kuala Enok Puskesmas
dan Tanah Kuala Enok
Merah. dan Tanah
Merah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kukerta UNRI Tahun 2020 di kecamatan tanah merah
berjalan dengan baik dan lancar. Program yang telah dilaksanakan meliputi 6
kegiatan, yaitu silaturahmi ke lembaga relawan, Pembuatan dan
pendistribusian masker kain ke masyarakat, penyemprotan cairan disinfektan,
bekerjasama dengan puskesmas setempat, pemberian edukasi kepada
masyarakat serta penjagaan pos jaga gerbang. Partisipasi dan dukungan
masyarakat cukup tinggi, dimana masyarakat turut aktif dalam pelaksanaan
program sehingga masyarakat dapat mengambil manfaatnya dengan lebih
maksimal.
Walaupun Program Kukerta UNRI 2020 berjalan secara lancar, namun ada
beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program, seperti masih
kurangnya kesadaran masyarakat agar tidak berkumpul ditempat-tempat
tertentu, kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan serta
cuaca yang tidak mendukung serta persiapan yang kurang ketika program
dilaksanakan.
Berbagai program kerja dalam Kukerta ini semoga dapat memberikan
banyak manfaat bagi mahasiswa Kukerta dan masyarakat kecamatan tanah
merah dalam mencegah masuknya covid-19 dikecamatan tanah merah.

5.2 Rekomendasi
1. Kepada Mahasiswa Kukerta
a. Pemilihan program harus benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi masyarakat, maupun kemampuan mahasiswa.
b. Mahasiswa harus mampu mengelola waktu yang ada dengan sebaik-
baiknya.
c. Memahami secara mendalam mengenai covid-19. Apa saja yang
upaya yang harus dilakukan, bagaimana penyebaran covid-19, serta
informasi lainnya yang menyangkut dengan covid-19.
d. Perlu adanya kesiapan fisik dan mental sebelum dan selama menjalani
Kukerta.
e. Kerjasama antar anggota Kukerta harus ditingkatkan dan tidak boleh
mengedepankan ego pribadi.
f. Mahasiswa Kukerta hendaknya lebih memperhatikan dan
meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat.
g. Menjalankan serta menaati protokol kesehatan.

2. Kepada Masyarakat
a. Masyarakat hendaknya antusias dalam setiap kegiatan dan turut
menyukseskan kegiatan dalam program kerja Kukerta.
b. Masyarakat sebaiknya turut memberikan masukan kepada kelompok
KKN kiranya hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk melawan
covid-19.
c. Masyarakat hendaknya mendukung kegiatan yang dilakukan
kelompok Kukerta dengan memahami serta menaati protokol
kesehatan.

3. Kepada LPPM UNRI


a. Informasi dan lokasi Kukerta sebaiknya tidak mendadak agar
mahasiswa tidak tergesa-gesa ketika membuat program kerja yang
sesuai dengan lokasi Kukerta.
b. Pembekalan Kukerta sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan
matang.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Lazuardi Larasati dan Chandra Haribowo. 2020. Penggunaan Desinfektan


dan Antiseptik pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat.
Majalah Farmasetika 5(3): 137-145.
Bang, Hyejin dan Ross, Stephen D. 2004. Volunteer Motivation and Satisfaction.
https://pdfs.semanticscholar.org/57bc/d374bf289b02f99651d06adda4bdde
4208f5.p df.

BP-KKN. 2016. Petunjuk Teknik dan Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik Universitas Lampung Periode Januari Tahun 2016.
Lampung. Universitas Lampung.

Canada Council of the Arts. 2010. „Volunteers and donors in arts and
culture organizations in Canada in 2010‟. Statistical insights on the arts
vol. 11 no. 3.

Channel News Asia. (2020). Wuhan virus outbreak: 15 medical workers


infected, 1 in critical condition.[Homepage on The
Internet]. Cited Jan 28th 2020. Available on
:https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumonia-
outbreak-health-workers- coronavirus-12294212.
Clary, E. G., Snyder, M., Ridge, R. D., Copeland, J., Stukas, A. A., Haugen, J., &
Miene, P. 1998. „Understanding and assessing the motivations of
volunteers: A functional approach‟. Journal of Personality and Social
Psychology, 74(6), 1516-1530.

Cuskelly, Graham. McIntryre, Norman dan Boag, Alistair. 1998. „A Longitudinal


Study of the Development of Organizational Commitment amongst
Volunteer Sport Administrators‟. Journal of Sports Management.

Fida‟ Ahmad dkk. 1997. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Rineka Cipta. Jakarta.

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.


KBBI. 2019.

Musick, Marc A dan John Wilson. 2008. Volunteers a social profile. Indiana
University Press.

Palmer, I. 1997. „Arts Management Cutback Strategies: A Cross-Sector


Analysis‟. Nonprofit Management and Leadership, Vol. 7, no 3, p. 271-
290.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia


2019-nCoV. PDPI. Jakarta.

Sri Irmawati, H. Sultan M dan Nurhannis. 2017. KUALITAS PELAYANAN


KESEHATAN DI PUSKESMAS SANGURARA KECAMATAN
TATANGA KOTA PALU. E-Jurnal Katalogis 5 (1): 188-197

WHO. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media briefing on 2019-


nCov on 11 February 2020. Cited Feb 13rd 2020.
Available on: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-
generals- remarks-at-the media- briefing-on-2019-ncov-on-11-
february- 2020. (Feb 12th 2020).
Wikipedia, 2020

Wiwik Indrawati. 2020. Membantu Masyarakat Mencegah Wabah Covid-19.


‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan 4(1): 145-150.

Anda mungkin juga menyukai