LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ISPA
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ISPA
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926
Banjarmasin,
Mengetahui,
Preseptor Akademik
(..................................)
COVER LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926
I I
S T I K E S
A
E
OLEH :
MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926
Banjarmasin,
Mengetahui,
Preseptor Akademik
(..................................)
LAMPIRAN KEPERAWATAN ANAK
SISTEMATIKA LAPORAN KASUS
TERDIRI DARI:
I. LAPORAN PENDAHULUAN
II. ASUHAN KEPERAWATAN
2. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya
antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus, Hemofilus,
Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Micsovirus,
Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.
4. Patofisiologi
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui
udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit
yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan
atas (akut) secara langsung terpajang lingkungan namun infeksi relatif jarang
terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai
bronkus dan aveoli. Silia bergerak dengan retmis untuk mendorong mokus dan
semua mikroorganisme yang terperangkap didalam mokus, keatas nasofaring
tempat mokus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.Apabila dapat
lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan atas maka
mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga (sistem imun)
untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas bawah. Respon
ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya,
misalnya makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses
peradangan berlangsung. (Marni, 2014, hal. 26)
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan
batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh dengan atelektasis, menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah
rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu
keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama
dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi
(25 % atau lebih).
5. Pohon Masalah
6. Pemeriksaan Diagnostik
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu
60 kali per menit atau lebih.Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan
tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus
dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).
2. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan
adalah 50 kali permenit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit
atau lebih.
3. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat(Rasmaliah, 2004).
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapat 2 dari 3
tujuana program turunya kematian atau penggunaan anti biotik dan obat batuk
yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA.Pedoman penatalaksanaan
kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang
akan berdampak mengurangi pengunaan antibiotik untuk kasus kasus batuk pilek
biasa, serta mengurangi pengunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.
1. Ringan : tampa pemberian obat antibiotik, diberikan perawatan dirumah, untuk
batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol.
2. Sedang : ISPA yang sedang diberikan obat kotrimoksazol peroral. Jika keadaan
penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,
amoksilin, atau penisilin prokain.
3. Berat : dirawat dirumah sakit dan diberikan anti biotik parenteral, oksigen dan
sebagainnya.(Kunoli, 2012, hal. 220)
d) Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
e) Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian,tahapan,dan perbaikan.Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal
II. SISTEMATIKA ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS DATA
Nama : An. K Alamat : Banjarmasin
Tempat/tgl lahir:
Banjarmasin 01-maret-2019 Agama : Islam
Usia : 18 bulan Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ibu: Wiraswasta Pendidikan Ibu : SMA
2. KELUHAN UTAMA
Tn. dari An. K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai
dengan demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor).
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat pengkajian tanggal 5 Februari 2016 Tn. dari An. K mengatakan bahwa anaknya
mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan demam, sakit tenggorokan, dan adanya
suara tambahan (stridor) saat tidur. Skala nyeri 3 dari 0-5.
4. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : Ibu pasien mengatakan pemeriksaan kehamilan selalu dilakukan setiap
bulan
b. Intranatal : Ibu pasien mengatakan pasien lahir cukup bulan dengan jenis
persalinan normal , yang dilakukan di RS dengan penolong persalinan dokter dan
bidan.
c. Postnatal : Ibu pasien mengatakan, pasien tumbuh gigi pertama pada saat pasien
berumur 5 bulan, dan pada umur 4 bulan pasien mulai belajar duduk, kemudian
pada usia 11 bulan pasien sudah mulai berjalan.
5. RIWAYAT MASA LAMPAU
a. Penyakit waktu kecil : Klien sebelumnya sudah pernah mengalami
penyakit sekarang tetapi tidak disertai dengan sakit tenggorokan
b. Pernah dirawat di RS : tidak pernah
c. Obat-obatan yang digunakan :
- Amoxilin sirup
- Glyceryl Guaiacolate
- Chlorpheniramine Maleate
- Vitamin B Kompleks
- Paracetamol sirup
d. Tindakan (Operasi ) :-
e. Alergi :-
f. Kecelakaan :-
g. Imunisasi : Setiap bulan sekali
Keterangan :
Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi.
7. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang Mengasuh : Kedua orang tua klien
b. Hub dg anggota keluarga : Baik Sebagai hubungan peran anak dan keluarga
c. Hub dg teman sebaya : Baik
d. Pembawaan secara umum : Baik
e. Lingkungan rumah : Baik Karena keluarga Tn. Z menjaga pola hidup
sehat
ANTROPOMETRI
TB/BB lahir : 12 kg
TB / BB sekarang : 72 kg
Lingkar Kepala :-
Lingkar Perut :-
LLA :-
Palpasi :
- Adanya demam.
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada
nodus limfe servikalis.
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
Perkusi :
- Suara paru normal (resonance)
Auskultasi :
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi :
- Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum
Palpasi :
- Denyut nadi cepat
Perkusi :
- Batas jantung mengalami pengeseran
Auskultasi :
- Tekanan darah meningkat
c. Sistem Persarafan :
- Klien mengalami gejala panas disertai juga tanda dan gejala seperti pilek, sakit
tenggorokan, demam.
d. Sistem Pencernaan :
Pada sistem pencernaan klien mengalami nyeri tekan pada tenggorokan, nyeri
perut, penurunan nafsu makan.
e. Perkemihan :
- Jarang ditemukan gejala pada sistem perkemihan
f. Sistem Imunologi :
- Biasanya gejala terjadi saat kekebalan tubuh menurun.
g. Sistem Endokrin :
- Tidak ada kelainan kecuali ada komplikasi.
h. Sistem Muskuloskeletal :
- Tidak ada kelainan didalam sistem ini kecuali ada komplikasi penyakit
i. Sistem Reproduksi :
Tidak ada kelainan pada bentuk alat kelamin laki-laki maupun perempuan.