Anda di halaman 1dari 20

COVER LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ISPA

I I

S T I K E S

A
E

OLEH :

MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ISPA

I I

S T I K E S

A
E

OLEH :
MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926

Banjarmasin,
Mengetahui,

Preseptor Akademik

(..................................)
COVER LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. A DENGAN ISPA

I I

S T I K E S

A
E

OLEH :

MIA AMELIA

NIM : 18.20.2926

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. A DENGAN ISPA

I I

S T I K E S

A
E

OLEH :

MIA AMELIA
NIM : 18.20.2926

Banjarmasin,
Mengetahui,

Preseptor Akademik

(..................................)
LAMPIRAN KEPERAWATAN ANAK
SISTEMATIKA LAPORAN KASUS

TERDIRI DARI:
I. LAPORAN PENDAHULUAN
II. ASUHAN KEPERAWATAN

I. SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN


1. Pengertian
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru
. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian
Program Pemberantasan Penyakit  ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu
pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit
yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis,
faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga
akut harus mendapat antibiotik.

2. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya
antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus, Hemofilus,
Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Micsovirus,
Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus.

3. Tanda dan Gejala


Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang
berlebihan) dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat
kecepatan yang tidak biasa.(Wijayaningsih, 2013, hal. 3)
Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak
sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. (Wijayaningsih, 2013,
hal. 3)
Muntah : merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan
isi lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah
bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.
(Nurarif & Kusuma, 2015, hal. 67)
Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi
bukti hanya selama fase akut. (Wijayaningsih, 2013, hal. 4)
Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih
besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
(Wijayaningsih, 2013, hal. 4)
Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan.
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau
tahap infeksi.(Kunoli, 2012, hal. 1-2)

4. Patofisiologi
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui
udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit
yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan
atas (akut) secara langsung terpajang lingkungan namun infeksi relatif jarang
terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai
bronkus dan aveoli. Silia bergerak dengan retmis untuk mendorong mokus dan
semua mikroorganisme yang terperangkap didalam mokus, keatas nasofaring
tempat mokus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.Apabila dapat
lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan atas maka
mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga (sistem imun)
untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas bawah. Respon
ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya,
misalnya makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses
peradangan berlangsung. (Marni, 2014, hal. 26)
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1.  Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi   bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan
batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh dengan atelektasis, menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
      Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah
rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu
keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama
dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi
(25 % atau lebih).
5. Pohon Masalah
6. Pemeriksaan Diagnostik
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
2.  Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3.  Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian
bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu
60 kali per menit atau lebih.Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan
tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus
dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).
2.  Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan
adalah 50 kali permenit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit
atau lebih.
3. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat(Rasmaliah, 2004).
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapat 2 dari 3
tujuana program turunya kematian atau penggunaan anti biotik dan obat batuk
yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA.Pedoman penatalaksanaan
kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang
akan berdampak mengurangi pengunaan antibiotik untuk kasus kasus batuk pilek
biasa, serta mengurangi pengunaan obat batuk yang kurang bermanfaat.
1. Ringan : tampa pemberian obat antibiotik, diberikan perawatan dirumah, untuk
batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol.
2. Sedang : ISPA yang sedang diberikan obat kotrimoksazol peroral. Jika keadaan
penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,
amoksilin, atau penisilin prokain.
3. Berat : dirawat dirumah sakit dan diberikan anti biotik parenteral, oksigen dan
sebagainnya.(Kunoli, 2012, hal. 220)

8. Pengkajian Keperawatan (Head to Toe)


1. Kepala 
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam tebal, kulit kepala tidak kotor, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata                      
Bentuk mata simetris, konjungtiva non anemis , sklera putih, tidak ada nyeri tekan.
Pupil mengecil ketika di beri rangsangan cahaya.
3.  Hidung 
Bentuk hidung simetris, klien dapat mencium kayu putih.                       
4.   Mulut                                                   
  Mulut simetris, bibir kering, tidak ada stomatitis.
5. Telinga                      
Lubang telinga simetris, tidak ada nyeri tekan, klien dapat mendengar      detak jam.
6.  Leher                                        
 Bentuk leher simetris. Adanya nyeri tekan pada leher. 
7. Dada / thorax                          
 Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, adanya suara tambahan   (stridor) ketika
sedang tidur.
8.  Abdomen                     
Bentuk abdomen simetris, tidak ada nyeri tekan.
9. Punggung
Bentuk punggung simetris, tidak ada nyeri tekan.
10. Ekstremitas
a) Atas      
Tangan lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan tidak panjang,
tidak ada kelainan. 
b) Bawah             
Kaki lengkap simetris, tidak ada nyeri tekan, kuku tidak kotor dan tidak      panjang,
tidak ada kelainan.                                         
c) Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas masalah)
Klien batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, dan adanya suara tambahan saat tidur
(stridor). Berhubungan dengan saluran pernapasan atas.

d) Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
e) Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian,tahapan,dan perbaikan.Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal
II. SISTEMATIKA ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS DATA
Nama : An. K Alamat : Banjarmasin
Tempat/tgl lahir:
Banjarmasin 01-maret-2019 Agama : Islam
Usia : 18 bulan Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ibu: Wiraswasta Pendidikan Ibu : SMA

2. KELUHAN UTAMA
Tn. dari An. K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai
dengan demam,  sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor).
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat pengkajian tanggal 5 Februari 2016 Tn. dari An. K mengatakan bahwa anaknya
mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan demam, sakit tenggorokan, dan adanya
suara tambahan (stridor)  saat  tidur. Skala nyeri 3 dari 0-5.
4. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : Ibu pasien mengatakan pemeriksaan kehamilan selalu dilakukan setiap
bulan
b. Intranatal : Ibu pasien mengatakan pasien lahir cukup bulan dengan jenis
persalinan normal , yang dilakukan di RS dengan penolong persalinan dokter dan
bidan.
c. Postnatal : Ibu pasien mengatakan, pasien tumbuh gigi pertama pada saat pasien
berumur 5 bulan, dan pada umur 4 bulan pasien mulai belajar duduk, kemudian
pada usia 11 bulan pasien sudah mulai berjalan.
5. RIWAYAT MASA LAMPAU
a. Penyakit waktu kecil : Klien sebelumnya sudah pernah mengalami
penyakit sekarang tetapi tidak disertai dengan sakit tenggorokan
b. Pernah dirawat di RS : tidak pernah
c. Obat-obatan yang digunakan :
- Amoxilin sirup                                
- Glyceryl Guaiacolate                     
- Chlorpheniramine Maleate          
- Vitamin B Kompleks                     
- Paracetamol sirup                        
d. Tindakan (Operasi ) :-
e. Alergi :-
f. Kecelakaan :-
g. Imunisasi : Setiap bulan sekali

6. RIWAYAT KELUARGA (DISERTAI GENOGRAM)

Keterangan :
Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi.

7. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang Mengasuh : Kedua orang tua klien
b. Hub dg anggota keluarga : Baik Sebagai hubungan peran anak dan keluarga
c. Hub dg teman sebaya : Baik
d. Pembawaan secara umum : Baik
e. Lingkungan rumah : Baik Karena keluarga Tn. Z menjaga pola hidup
sehat  

8. KEBUTUHAN DASAR SEBELUM SAKIT DAN SAAT SAKIT


a. Makanan yang disukai / tidak disukai : Makanan disukai Nasi+kecap makanan
tidak disukai pisang
b. Selera : Lumayan banyak
c. Alat makan yang dipakai : mangkok bayi dan sendok bayi
d. Pola makan / Jam : pagi jam 8 : 00
e. Pola Tidur : teratur
f. Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan,dibacakan cerita, benda yang dibawa saat
tidur,dll) : benda yang dibawa saat tidur
g. Tidur Siang : teratur
h. Mandi : teratur
i. Aktivitas Bermain : Aktif
9. Eliminasi :-
10. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
a. Diagnosa Medis : ISPA
b. Tindakan Operasi :-
c. Status Nutrisi : Terpenuhi
d. Status Cairan :
e. Obat-obatan :
Amoxilin sirup                                3 x 2
Glyceryl Guaiacolate                      1 x ¼
Chlorpheniramine Maleate             1 x  1/4           
Vitamin B Kompleks                      1 x 1/2                    
Paracetamol sirup                           3 x 1             
                    
f. Aktivitas : Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk
dalam jadwal makanan, lingkungan makanan,kesukaan dan ketidaksukaan
makanan, serta suhu makanan.
g. Tindakan Keperawatan : Melakukan pemberian posisi yang nyaman
h. Hasil Laboratorium :-
i. Hasil Rontgen :-
j.Data Tambahan :-

11. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Gelisah
Tanda Vital
Tekanan darah             : Pada pasien ISPA tensi meningkat
 Respirasi                      : 20      x/menit
Nadi                            :           x/menit
   Suhu                            : 38      oC

ANTROPOMETRI
TB/BB lahir : 12 kg
TB / BB sekarang : 72 kg
Lingkar Kepala :-
Lingkar Perut :-
LLA :-

12. PENGKAJIAN PERSISTEM


a. Sistem Pernapasan
Inspeksi :
- Membran mukosa hidung faring tampak kemerahan.
- Tonsil tampak kemerahan dan edema.
- Tampak batuk tidak produktif.
- Tidak ada jaringan parut pada leher.
- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping
hidung.

Palpasi :
- Adanya demam.
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada
nodus limfe servikalis.
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.

Perkusi :
- Suara paru normal (resonance)
Auskultasi :
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi :
- Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum
Palpasi :
- Denyut nadi cepat
Perkusi :
- Batas jantung mengalami pengeseran
Auskultasi :
- Tekanan darah meningkat

c. Sistem Persarafan :
- Klien mengalami gejala panas disertai juga tanda dan gejala seperti pilek, sakit
tenggorokan, demam. 

d. Sistem Pencernaan :
Pada sistem pencernaan klien mengalami nyeri tekan pada tenggorokan, nyeri
perut, penurunan nafsu makan.
e. Perkemihan :
- Jarang ditemukan gejala pada sistem perkemihan
f. Sistem Imunologi :
- Biasanya gejala terjadi saat kekebalan tubuh menurun.
g. Sistem Endokrin :
- Tidak ada kelainan kecuali ada komplikasi. 
h. Sistem Muskuloskeletal :
- Tidak ada kelainan didalam sistem ini kecuali ada komplikasi penyakit
i. Sistem Reproduksi :
Tidak ada kelainan pada bentuk alat kelamin laki-laki maupun perempuan. 

13. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBNAGAN


a. Kemandirian dan bergaul :Membaik
b. Motorik halus :Membaik
c. Kognitif dan bahasa : Baik
d. Motorik kasar :-

14. INFORMASI LAIN


Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makanan,
lingkungan makanan,kesukaan dan ketidaksukaan makanan, serta suhu makanan.
Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realitis untuk latihan fisik dan asupan
makanan.
Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latihan fisik dilokasi terlihat
jelas dan kaji ulang setiap harinya.
Tawarkan porsi besar di siang hari ketika nafsu makan tinggi.
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk dimakan.
Hindari prosedur invasif sebelum makan
Suapin pasien jika perlu
15. RINGKASAN RIWAYAT PERKEMBANGAN
Masalah klien terasi intervensi dilanjutkan dirumah
16. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Pencemaran Udara (asap rokok, Batuk, pilek
Tn dari An. K asap kendaraan, asap pabrik dll) selama 5 hari
mengatakan bahwa mengandung virus dan bakteri disertai dengan
klien mengalami   demam, sakit
batuk, pilek selama 5 tenggorokan dan
hari disertai dengan adanya suara
demam, sakit Terhirup oleh hidung tambahan saat
tenggorokan, dan                              tidur (stridor).
adanya suara Virus / bakteri jenis Streptococcus
tambahan saat tidur dan Micsovirus, merusak lapisan
(stridor). epitel dan lapisan mukosa
                            
Anak menjadi lemas dan terdapat
gangguan sistem pernafasan   

2. Do: Klien terlihat


lemas dan gelisah

17. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)


Klien batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, dan Berhubungan dengan saluran pernapasan 

18. NURSING CARE PLANNING (NCP)


NIC
Diagnosa NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Clasification)
1 Batuk Setelah dilakukan tindakan Dengan pemberian
berhubungan posisi yang nyaman
keperawatan selama 3x24 diharapkan
dengan usaha nafas akan
terjadinya Batuk klien dapat teratasi Kriteria kembali normal
penyempitan sekaligus dapat
Hasil :
pada saluran mengeluarkan sputum
pernafasan Indikator IR ER dengan mudah dan
DS: Tn dari -Batuk meningkatnya suplai
An. K klien  hilan oksigen ke paru-paru
mengatakan g
batuk   selama - Klien Dengan
5 hari terlihat memberikan therapy
DO: Klien tenang obat batuk klien
terlihat batuk - berkurang ataupun
berulang-ulang hilang
-Skala nyeri 3
dari 0-5 Ket :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2 Pilek Setelah dilakukan tindakan Dengan pemberian
berhubungan keperawatan selama 3x24 diharapkan posisi yang nyaman
dengan Pilek berhubungan dengan masuknya terciptanya jalan nafas
masuknya bakteri pada saluran pernafasan klien yang bersih dan patent,
bakteri pada dapat teratasi Kriteria Hasil : meningkatnya
saluran pengeluaran secret
pernafasan Indikator IR ER
DS: Tn dari -Klien Dengan memberikan
An. K tidak therapy obat diharapkan
mengatakan menghiru pilek klien berkurang
pilek selama 5 p udara ke atau hilang
hari hidung
DO: Klien secara
terlihat berulang-
menghirup ulang dan
udara ke cepat 
hidung secara
berulang-ulang Ket :
dan cepat 1. Keluhan ekstrim
dengan adanya
suara 2. Keluhan berat
tambahan 3. Keluhan sedang
-Skala 2 dari
0-5 4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3 Demam Setelah dilakukan tindakan Dengan kompres
berhubungan diharapkan demam
keperawatan selama 3x24 diharapkan
dengan proses klien hilang
infeksi atau demam klien dapat teratasi Kriteria
inflamasi
Hasil :
DS: Tn dari
An. K Indikator IR ER
mengatakan -Klien
demam tidak
DO: Klien gelisah
terlihat gelisah - Klien Dengan memberikan
terlihat therapy obat demam
tenang klien hilang
Ket :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4 Sakit Setelah dilakukan tindakan Dengan dilakukan
tenggorokan therapy pijat diharapkan
keperawatan selama 3x24 diharapkan
berhubungan sakit tenggorokan
dengan virus sakit tenggorokan klien dapat teratasi berkurang
atau bakteri
Kriteria Hasil :
sterptokokus
atau disebut Indikator IR ER
dengan strep - sakit
throat yang tenggorokan
menyerang hilang
tenggorokan - Klien
DS: Tn dari terlihat
An. K nyaman
mengatakan
sakit
tenggorokan Ket :
dan adanya 1. Keluhan ekstrim
suara
tambahan saat 2. Keluhan berat
tidur (stridor) 3. Keluhan sedang
DO: Klien
terlihat 4. Keluhan ringan Dengan memberikan
memegang 5. Tidak ada keluhan therapy obat diharapkan
tenggorokan sakit tenggorokan klien
hilang dan suara
stridorpun hilang
DAFTAR PUSTAKA

Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta Timur: Trans


Info Media.
Manurung, N. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta:
Trans Info Media.
Marni. (2014). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit. Yogyakarta: Gosyen.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Medis dan Nanda Nic – Noc. Jogjakarta: Mediaction.
SDKI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Wahid, A. (2013). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta
Timur: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai