Pemasangan infus 2. Nama klien : Ny. M 3. Diagnosa medis : Gemelia 4. Diagnosa keperawatan: a.nyeri akut berhubungan dengan adanya insisi pembedahan 5. Justifikasi tindakan Kondisi Patofisiologi Pasien : Tindakan pemasangan infus ini di lakukan oleh petugas sesuai dengan SOP yang ada. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Pasien yang membutuhkan cairan elektrolit setelah op maka jika tidak dilakukan pemasangan infus untuk mengganti cairan yang telah hilang maka akan terjadi syok (meneror nyawa), resiko dehidrasi, dan dapat menimbulkan bahaya lain nya. Intervensi : 1) Kaji skala nyeri 2) Pantau TTV
6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:
a. Persiapkan alat yang diperlukan dalam pemasangan infus R: dengan menyiapkan alat dengan benar maka dapat mempermudah dan mempercepat pemasangan infus b. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien R: memastikan tindakan yang diberikan sesuai dengan program pengobatan pasien c. Mencuci tangan R: mengurangi penularan mikroorganisme d. Mengidentifikasi pasien dan menjelaskan maksud dan tujuan tindakan R: mencegah terjadinya salah pasien dan mengurangi rasa cemas e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin R: membuat keadaan pasien rileks f. Dekatkan alat didekat pasien R: mempermudah dalam melakukan tindakan g. Sambungkan cairan infus ke infus set, gantung di tiang R: mempermudah dalam pemasangan infus h. Pasang perlak dibawah daerah yang akan ditusuk R: menjaga kebersihan daerah sekitar penusukan i. Pasang tourniquet 5-10cm di atas tempat penusukan dan kencangkan R: untuk mempermudah menemukan vena yang akan ditusuk j. Pasang sarung tangan R: mencagah penyebaran mikroorganisme k. Tentukan vena yang akan ditusuk R: vena yang sesuai akan mengurangi nyeri pada vena l. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk R: mencegah penyebaran mikroorganisme m. Lakukan penusukan pada daerah yang sudah di desinfeksi dengan sudut 30 derajat. R: cara ini dapat mengurangi trauma saat memasukkan jarum n. Lepas tourniquet apabila berhasil R: mengurangi tekanan pada vena o. Hubungkan jarum intravena dengan infus set, buka klem dan alirkan cairan R: untuk memberikan pasien cairan sesuai kebutuhan p. Fiksasi jarum intravena R: agar jarum tidak lepas dan tetap berada pada posisinya q. Desinfeksi daerah tusukan dan tutup dengan kasa steril dan plester. R: mencegah perkembangan mikroorganisme pada daerah penusukan r. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan pasien R: menjalankan terapi cairan sesuai anjuran s. Melakukan evaluasi tindakan R: mengetahui perasaan pasien setelah dipasangan infus t. Membereskan alat dan merapikan pasien R: menjaga kebersihan tempat tidur pasien u. Berpamitan dengan pasien R: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien v. Mencuci tangan R: mencegah penyebaran mikroorganisme w. Melakukan dokumentasi R: mencatat tanggal, hari, jam, dan tindakan yang telah dilakukan kepada pasien
7. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibaat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya: 1. Bahaya : adanya udara di selang infus Pencegahannya :saat pemasangan infus pastikan tidak ada udara pada selang 2. Infeksi : karena tidak memperhatikan kebersihan alat Pencegahannya : pastikan saat pemasangan infus alat dan tangan kita bersih. 3. Kematian mendadak, kandungan natrium yang berlebihan bisa menyebabkan kematian mendadak Pencegahannya :perhatikan penggunaan dan kebutuhan cairan infus 8. Tujuan tindakan tersebut dilakukan: 1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yang didalamnya mengandung air, vitamin, elektrolit, lemak, protein & kalori yang tidak mampu untuk dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral 2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa 3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan/jalur masuk dalam pemberian obat-obatan kedalam tubuh 4. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP) 5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di istirahatkan. 9. Hasil yang didapat dan maknanya : Setelah dilakukan pemasangan infus diharapkan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh pasien dapat terpenuhi secara optimal dan monitor tetesan infus 10. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi): 1. Pantau TTV pasien 2. Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan yang di lakukan