Dengan judul :
Penatalaksanaan Asuhan Gizi Klinik Pada Pasien Dewasa
Pneumonia Hiponatremi, Hipokalemia
Di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2019
Hari/Tanggal :
Menyetujui,
SUKMA WIGATI
1505025154
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit saluran napas bawah lower respiratory
tract (LRT) akut, biasanya disebabkan oleh infeksi (Jeremy, 2007).
Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal. Penyebabnya bisa
bermacam-macam dan diketahui ada sumber infeksi, dengan sumber
utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia
maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, walaupun
manifestasi klinik terparah muncul pada anak, orang tua dan penderita
penyakit kronis (Elin, 2008).
Penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan
kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus
baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi
di masyarakat (pneumonia komunitas) atau di dalam rumah sakit
(pneumonia nosokomial). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi
saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius di jumpai sekitar
15-20%. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan
imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang
menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang
mengganggu daya tahan tubuh. Pneumonia semakin sering dijumpai pada
orang lanjut usia (lansia) dan sering terjadi pada penyakit paru obstruksi
kronik (Dahlan, 2007).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) Gizi memegang
peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu
makan karena penyakit yang dideritanya penyebab kematian pada umur 65
tahun ke atas pada laki-laki adalah stroke 20,6 %, penyakit saluran nafas
bawah kronik 10,5 %, Tuberkolosis Paru (TB) 8,9 %, Hipertensi 7,7 %,
NEC 7,0 %, penyakit jantung iskemik 6,9 %, Penyakit hati 4,4 % dan
pneumonia 3,8 %.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan diet pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian gizi pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa gizi pada pasien Pneumonia
di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso.
c. Mahasiwa mampu melaksanakan intervensi gizi pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi asuhan
gizi pada Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr.
Sulianti Saroso.
C. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan pengalaman dan menambah
wawasan tentang asuhan gizi pada pasien serta menerapkan ilmu yang
sudah diterima saat diperkuliahan.
2. Bagi Pasien
Hasil tugas ini dapat memberikan informasi tentang asupan energi dan
zat gizi pasien agar kebutuhan gizi terpenuhi, meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai makanan yang
dianjurkan.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan studi kasus ini antara
lain sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga pasien
mengenai pola makan dan kebiasaan pola makanan pasien (SMRS,
Riwayat penyakit keluarga dan riwayat penyakit dahulu)
2. Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan kepada pasien
selama 3 hari berturut mengenai pola asupan makan, perkembangan
umum dan fisik pasien secara langsung melalui data rekam medik
pada buku status pasien
3. Recall dan Record
Recall dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makanan pasien
sebelum masuk rumah sakit (SMRS) serta record dilakukan untuk
memantau asupan makan pasien selama 3 hari dan menghitung nilai
gizinya dengan menggunakan daftar penukar bahan makanan
(DPBM).
4. Waktu dan tempat
Studi kasus mengenai penatalaksaan diit ini dilakukan pada tanggal 10
April – 12 April 2019 di ruang Dahlia 1 RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pneumonia
a. Pengertian
Pneumonia adalah penyakit saluran napas bawah (lower
respiratory tract (LRT)) akut, biasanya disebabkan oleh infeksi
(Jeremy, 2007). Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal.
Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada sumber
infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
berbagai senyawa kimia maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua umur, walaupun manifestasi klinik terparah muncul pada
anak, orang tua dan penderita penyakit kronis (Elin, 2008).
b. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Dalam
keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di paru merupakan akibat
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
berakibat timbulnya sakit.
Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat
memlalui berbagai cara:
Inhalasi langsung dari udara
Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan
orofaring
Perluasan langsung dari tempat-tempat lain.
Penyebaran secara hematogen (Supandi, 1992).
c. Manifestasi klinis
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas
akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan
demam, menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40˚C, sakit
tenggorok, nyeri otot, dan sendi. Juga disertai batuk, dengan sputum
purulen, kadang-kadang berdarah (Supandi, 1992). Pada pasien muda
atau tua dan pneumonia atipikal (misalnya Mycoplasma), gambaran
nonrespirasi (misalnya konfusi, ruam, diare) dapat menonjol (Jeremy,
2007).
d. Terkait Gizi
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia yaitu sekitar 15%-20% dan
pneumonia menjadi penyebab kematian ke 5 pada geriatri
(Dahlan,2009). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena
sering asimplomatik gejala yang sering timbul pada geriatri yaitu
badan terasa tidak enak, penurunan aktivitas fisik, penyakit penyerta,
proses penuaan, dan status gizi kurang memberikan dampat terhadap
pneumonia pada geriatri (Surjanto,2013).
B. Hipokalemia
a. Pengertian
Hipokalemia didefinisikan sebagai kalium plasma kurang
dari 3,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang,
perpindahan kalium ke dalam sel atau kehilangan kalium renal
maupun non renal.
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan di
klinik. Terdapat 3 mekanisme terjadinya hipokalemia yaitu
berkurangnya asupan kalium, peningkatan ekskresi kalium melalui
ginjal dan traktus urinarius dan redistribusi kalium dari ekstraseluler
ke intraseluler (Nugroho, 2012).
b. Manifestasi klinis
Gambaran klinis deplesi kalium sangat bervariasi, dan berat
ringannya tergantung derajat hipokalemia. Gejala jarang terjadi
kecuali kalium kurang dari 3 mEq/L. Mialgia, kelemahan atau kram
otot ektremitas bawah merupakan keluhan yang sering. Hipokalemia
yang lebih berat dapat menyebabkan kelemahan progresif,
hipoventilasi dan paralisis komplit. Deplesi kalium yang berat dapat
meningkatkan resiko aritmia dan rabdomiolisis. Fungsi otot polos juga
dapat terganggu dengan gambaran klinis ilues paralitik.
C. Hiponateremia
a. Pengertian
Hiponatremia, didefinisikan sebagai kadar natrium plasma
<135 mmol/L, merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit yang paling sering ditemukan dalam praktik klinis.
D. Tatalaksana Diet
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) adalah diet yang mengandung
energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk
makanan biasa ditambahn bahan makanan sumber protein tinggi seperti
susu, telur dan daging atau dalam bentuk minuman Enteral Tinggi Energi
Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup
nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
a. Tujuan Diet
1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2) Mencegah penurunan berat badan.
b. Syarat Diet
Syarat-syarat diet Tinggi Energi Tinggi Protein adalah :
1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kgBB
2) Protein tinggi, yaitu 1.5 – 2.5 g/kgBB
3) Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5) Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6) Makanan yanng diberikan dalam bentuk mudah dicerna
7) Memberikan buah yang tinggi kalium seperti pisang atau
pepaya.
BAB III
Nutrition Care Process
Tn.AF dengan nomer rekam medis 00.39.72.94 berusia 60 tahun masuk rumah
sakit pada tanggal 07 April 2019 dengan keluhan Lemas, tidak nafsu makan sejak
1 minggu SMRS, batuk. Diagnosa medis Tn.AF Hiponatremi, Hipokalemia,
Intake sulit, Pneumonia. Selama di RS Tn. AF makan nasi tim 1 P, lauk hewani 1
P, lauk nabati ¼ P. Tn AF memiliki BB 54.5 kg, TB 162 cm. Hasil lab Hb 11 g/dl,
Albumin 2.0 g/dl, Na 121 mEq, K 2.34 mEq dan Cl 92 mEq. Hasil pemeriksaan
klinis TD 135/85 mmHg, Nadi 104x/menit, Respirasi 20x/menit dan Suhu 360C.
Skrining Gizi
Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 3
bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan badan 0
b. Tidak yakin/tidak tahu 1
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1-5 kg 2
6-10 kg 2
11-15 kg
≥15 kg 3
2. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan
4
a. Tidak
b. Ya 0
Total skor
3. Pasien dengan diagnosa khusus ? 1
Ya Tidak 4
(DM/gangguan fungsi tiroid/ infeksi kronis/lain-lain sebutkan pneumonia
(Bila skor ≥ dan atau dengan diagnosa/ kondisi khusus dilakukan pengkajian
lanjut oleh dietisien)
Sudah dibaca dan diketahui dietisien :
Ya, pukul............... Tidak
Skor : > 2 , maka beresiko malnutrisi
A. Assesment
1. Riwayat Personal (CH)
Gambaran umum pasien dapat diketahui dari buku status pasien serta hasil
wawancara dengan pasien data resebut adalah :
No.RM : 00.39.72.94
Nama : Tn. AF
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : 21.12.1958
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Buncit Raya Pulo Kalibata RT 007 RW 05
No.48
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Tanggal Masuk : 07 April 2019
Tanggal Pengamatan : 10 April – 12 April 2019
Ruang Perawatan : Dahlia 1 202
Diagnosa Masuk :Hiponatremi, Hipokalemia, Intake sulit, Pneumonia
DPJP : dr. Dina Oktavia Sp.PD.KKV
Diet Awal : BB DM
Keluhan masuk RS : Lemas, tidak nafsu makan sejak 1 minggu SMRS,
batuk
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga : Diabetes Milletus
2. Antropometri (AD)
3. Biokima (BD)
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 07/04/2019
No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Kesimpulan :
Tekanan darah dan nadi Tn.AF termasuk kategori tinggi, sedangkan
respirasi dan suhu Tn.Af termasuk kategori normal.
b. Pemeriksaan fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik Tn. AF tampak lemas, hanya
berbaring ditempat tidur. Tidak nafsu makan.
5. Riwayat Makan (FH)
a. Kebiasaan makan
1) Secara kualitatif
Pola makan pasien SMRS makan tidak teratur, tidak pernah
sarapan pagi dan makan hanya 2x dalam sehari yaitu makan siang
dan makan malam. Pasien sangat menyukai sayur berkuah seperti
sayur ketimun, buah pisang, telur asin, tahu dan tidak menyukai
makanan yang manis. Tidak ada alergi terhadap makanan.
2) Secara kuantitaif
Makanan yang disediakan oleh rumah sakit hanya dimakan pada
saat makan sore dan tidak ada makanan yang dikonsumsi dari luar
rumah sakit.
Tabel 1 Hasil Recall saat di RS ( 09/04/2019)
Sub total - - -
Siang Makanan pokok - - - - -
Lauk hewani - - - - -
Lauk nabati - - - - -
Sayur - - - - -
Buah - - - - -
Minyak - - - - -
Sub total - - - -
Sore Makanan pokok 1 262.5 6 - 60
Lauk hewani 1 75 7 5 -
Lauk nabati ¼ 18.75 1.75 0.75 1.75
Sayur - - - - -
Buah - - - - -
Minyak 1 50 - 5 -
Snack - - - - -
Sub total 406.25 14.75 10.75 61.75
Total Keseluruhan 406.25 14.75 10.75 61.75
2. Implementasi
a. Perhitungan
Intervensi 1 : Pemberian 70% dari kebutuhan
Energi : 1,526 kkal
Protein : 57.2 gr
Lemak : 42.35 gr
Karbohidrat : 228.9 gr
Toleransi
(10%) Energi : 1,373.4 – 1,678.6 kkal
(10%) Protein : 51.4 – 62.9 gr
(10%) Lemak : 38.1 – 46.5 gr
(10%) Karbohidrat: 206.01 – 251.7 gr
Intervensi 2 dan 3 : Pemberian 80% dari kebutuhan
Energi : 1,744 kkal
Protein : 65.4 gr
Lemak : 48.4 gr
Karbohidrat : 261.6 gr
Toleransi
(10%) Energi : 1,569.6 – 1,918.4 kkal
(10%) Protein : 58.8 – 71.9 gr
(10%) Lemak : 43.5 – 53.2 gr
(10%) Karbohidrat: 235.4 – 287.76 gr
b. Rancangan makanan sehari
Tanggal 10 April 2019
Bahan makan SP Energi Protein Lemak KH
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 350 11 16 59
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 350 11 16 59
Karbohidrat 1½ ½ ½ ½
Protein Hewani LS 3 1 1 1
Protein Hewani RL 2 1 1
Protein Nabati 2 1 1
Sayur 1½ ¾ ¾
Buah 2 1 1
Minyak 2 1 1
Snack 2 1 1
Karbohidrat 3 1 1 1
Protein Hewani LS 3 1 1 1
Protein Hewani RL 2 1 1
Protein Nabati 2 1 1
Sayur 1½ ¾ ¾
Buah 2 1 1
Minyak 2 1 1
Snack 2 1 1
d. Rencana Edukasi
Topik : Diet TKTP
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Tujuan : Memberikan informasi tentang diet tinggi energi
tinggi protein, tujuan, sumber makanan, besar porsi
makanan, tips meningkatkan nafsu makan, tips
pola makan sehat dan contoh menu makan sehari.
Tempat : Dahlia 1 (202)
Waktu : 10 menit
Metode : Edukasi
Media : Leaflet
C. Monitoring dan Evaluasi
Perbandingan Monitoring Dan Evaluasi Tanggal /04/2019 – Tanggal /04/2019
Karbohidrat : 150 gr
( defisit ringan)
Telur rebus 1 75 7 5 -
168.7 9 6.625 20
Ikan - - - - -
Telur rebus 1 75 7 5
Tahu 1 75 7 3 7
Buah 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Ikan 1 75 7 5
Telur rebus 1 75 7 5
Tempe - - - - -
Buah 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Telur rebus 1 75 7 5 -
175 7 5 24
Ikan 1 75 7 5 -
Telur rebus 1 75 7 5 -
Tempe - - - - -
Buah 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Ikan - - - - -
Telur rebus 1 75 7 5
Tempe - - - - -
Buah - - - - -
Minyak 1 50 - 5 -
Telur rebus 1 75 7 5 -
262.5 11 6.25 40
Telur rebus 1 75 7 5 -
Tahu 1 75 7 3 7
Buah 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Telur rebus 1 75 7 5 -
Tahu 1 75 7 3 7
Buah 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
462.5 20.53 14.25 62.75