Anda di halaman 1dari 31

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus

Nama : Sukma Wigati


NIM : 1505025154

Dengan judul :
Penatalaksanaan Asuhan Gizi Klinik Pada Pasien Dewasa
Pneumonia Hiponatremi, Hipokalemia
Di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2019

Telah mendapat persetujuan pada :

Hari/Tanggal :

Menyetujui,

Kepala Instalasi Gizi Pembimbing

Ano Rosdiana, S.Gz, RD, Mkes Farida Agustina, S.Gz, RD


NIP.198910262010121005 NIP.198008272009122001
LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN ASUHAN
GIZI KLINIK PADA PASIEN DEWASA PNEUMONIA
HIPONATREMI, HIPOKALEMIA
DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Praktik Belajar Lapangan (PBL)


Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso

SUKMA WIGATI
1505025154

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah penyakit saluran napas bawah lower respiratory
tract (LRT) akut, biasanya disebabkan oleh infeksi (Jeremy, 2007).
Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal. Penyebabnya bisa
bermacam-macam dan diketahui ada sumber infeksi, dengan sumber
utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia
maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, walaupun
manifestasi klinik terparah muncul pada anak, orang tua dan penderita
penyakit kronis (Elin, 2008).
Penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan
kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus
baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi
di masyarakat (pneumonia komunitas) atau di dalam rumah sakit
(pneumonia nosokomial). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi
saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius di jumpai sekitar
15-20%. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan
imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang
menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang
mengganggu daya tahan tubuh. Pneumonia semakin sering dijumpai pada
orang lanjut usia (lansia) dan sering terjadi pada penyakit paru obstruksi
kronik (Dahlan, 2007).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) Gizi memegang
peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu
makan karena penyakit yang dideritanya penyebab kematian pada umur 65
tahun ke atas pada laki-laki adalah stroke 20,6 %, penyakit saluran nafas
bawah kronik 10,5 %, Tuberkolosis Paru (TB) 8,9 %, Hipertensi 7,7 %,
NEC 7,0 %, penyakit jantung iskemik 6,9 %, Penyakit hati 4,4 % dan
pneumonia 3,8 %.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan diet pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian gizi pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa gizi pada pasien Pneumonia
di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso.
c. Mahasiwa mampu melaksanakan intervensi gizi pada pasien
Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr. Sulianti
Saroso.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi asuhan
gizi pada Pneumonia di ruang rawat inap Dahlia 1 RSPI Prof.Dr.
Sulianti Saroso.

C. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan pengalaman dan menambah
wawasan tentang asuhan gizi pada pasien serta menerapkan ilmu yang
sudah diterima saat diperkuliahan.
2. Bagi Pasien
Hasil tugas ini dapat memberikan informasi tentang asupan energi dan
zat gizi pasien agar kebutuhan gizi terpenuhi, meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai makanan yang
dianjurkan.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan studi kasus ini antara
lain sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga pasien
mengenai pola makan dan kebiasaan pola makanan pasien (SMRS,
Riwayat penyakit keluarga dan riwayat penyakit dahulu)
2. Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan kepada pasien
selama 3 hari berturut mengenai pola asupan makan, perkembangan
umum dan fisik pasien secara langsung melalui data rekam medik
pada buku status pasien
3. Recall dan Record
Recall dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makanan pasien
sebelum masuk rumah sakit (SMRS) serta record dilakukan untuk
memantau asupan makan pasien selama 3 hari dan menghitung nilai
gizinya dengan menggunakan daftar penukar bahan makanan
(DPBM).
4. Waktu dan tempat
Studi kasus mengenai penatalaksaan diit ini dilakukan pada tanggal 10
April – 12 April 2019 di ruang Dahlia 1 RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pneumonia
a. Pengertian
Pneumonia adalah penyakit saluran napas bawah (lower
respiratory tract (LRT)) akut, biasanya disebabkan oleh infeksi
(Jeremy, 2007). Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal.
Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada sumber
infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
berbagai senyawa kimia maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua umur, walaupun manifestasi klinik terparah muncul pada
anak, orang tua dan penderita penyakit kronis (Elin, 2008).
b. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Dalam
keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di paru merupakan akibat
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
berakibat timbulnya sakit.
Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat
memlalui berbagai cara:
 Inhalasi langsung dari udara
 Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan
orofaring
 Perluasan langsung dari tempat-tempat lain.
 Penyebaran secara hematogen (Supandi, 1992).
c. Manifestasi klinis
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas
akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan
demam, menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40˚C, sakit
tenggorok, nyeri otot, dan sendi. Juga disertai batuk, dengan sputum
purulen, kadang-kadang berdarah (Supandi, 1992). Pada pasien muda
atau tua dan pneumonia atipikal (misalnya Mycoplasma), gambaran
nonrespirasi (misalnya konfusi, ruam, diare) dapat menonjol (Jeremy,
2007).
d. Terkait Gizi
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia yaitu sekitar 15%-20% dan
pneumonia menjadi penyebab kematian ke 5 pada geriatri
(Dahlan,2009). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena
sering asimplomatik gejala yang sering timbul pada geriatri yaitu
badan terasa tidak enak, penurunan aktivitas fisik, penyakit penyerta,
proses penuaan, dan status gizi kurang memberikan dampat terhadap
pneumonia pada geriatri (Surjanto,2013).
B. Hipokalemia
a. Pengertian
Hipokalemia didefinisikan sebagai kalium plasma kurang
dari 3,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang,
perpindahan kalium ke dalam sel atau kehilangan kalium renal
maupun non renal.
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan di
klinik. Terdapat 3 mekanisme terjadinya hipokalemia yaitu
berkurangnya asupan kalium, peningkatan ekskresi kalium melalui
ginjal dan traktus urinarius dan redistribusi kalium dari ekstraseluler
ke intraseluler (Nugroho, 2012).
b. Manifestasi klinis
Gambaran klinis deplesi kalium sangat bervariasi, dan berat
ringannya tergantung derajat hipokalemia. Gejala jarang terjadi
kecuali kalium kurang dari 3 mEq/L. Mialgia, kelemahan atau kram
otot ektremitas bawah merupakan keluhan yang sering. Hipokalemia
yang lebih berat dapat menyebabkan kelemahan progresif,
hipoventilasi dan paralisis komplit. Deplesi kalium yang berat dapat
meningkatkan resiko aritmia dan rabdomiolisis. Fungsi otot polos juga
dapat terganggu dengan gambaran klinis ilues paralitik.
C. Hiponateremia
a. Pengertian
Hiponatremia, didefinisikan sebagai kadar natrium plasma
<135 mmol/L, merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit yang paling sering ditemukan dalam praktik klinis.
D. Tatalaksana Diet
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) adalah diet yang mengandung
energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk
makanan biasa ditambahn bahan makanan sumber protein tinggi seperti
susu, telur dan daging atau dalam bentuk minuman Enteral Tinggi Energi
Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup
nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
a. Tujuan Diet
1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2) Mencegah penurunan berat badan.
b. Syarat Diet
Syarat-syarat diet Tinggi Energi Tinggi Protein adalah :
1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kgBB
2) Protein tinggi, yaitu 1.5 – 2.5 g/kgBB
3) Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5) Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6) Makanan yanng diberikan dalam bentuk mudah dicerna
7) Memberikan buah yang tinggi kalium seperti pisang atau
pepaya.
BAB III
Nutrition Care Process
Tn.AF dengan nomer rekam medis 00.39.72.94 berusia 60 tahun masuk rumah
sakit pada tanggal 07 April 2019 dengan keluhan Lemas, tidak nafsu makan sejak
1 minggu SMRS, batuk. Diagnosa medis Tn.AF Hiponatremi, Hipokalemia,
Intake sulit, Pneumonia. Selama di RS Tn. AF makan nasi tim 1 P, lauk hewani 1
P, lauk nabati ¼ P. Tn AF memiliki BB 54.5 kg, TB 162 cm. Hasil lab Hb 11 g/dl,
Albumin 2.0 g/dl, Na 121 mEq, K 2.34 mEq dan Cl 92 mEq. Hasil pemeriksaan
klinis TD 135/85 mmHg, Nadi 104x/menit, Respirasi 20x/menit dan Suhu 360C.
Skrining Gizi
Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 3
bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan badan 0
b. Tidak yakin/tidak tahu 1
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1-5 kg 2
6-10 kg 2
11-15 kg
≥15 kg 3
2. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan
4
a. Tidak
b. Ya 0
Total skor
3. Pasien dengan diagnosa khusus ? 1
Ya Tidak 4
(DM/gangguan fungsi tiroid/ infeksi kronis/lain-lain sebutkan pneumonia
(Bila skor ≥ dan atau dengan diagnosa/ kondisi khusus dilakukan pengkajian
lanjut oleh dietisien)
Sudah dibaca dan diketahui dietisien :
Ya, pukul............... Tidak
Skor : > 2 , maka beresiko malnutrisi

A. Assesment
1. Riwayat Personal (CH)
Gambaran umum pasien dapat diketahui dari buku status pasien serta hasil
wawancara dengan pasien data resebut adalah :
No.RM : 00.39.72.94
Nama : Tn. AF
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : 21.12.1958
Umur : 60 tahun
Alamat : Jl. Buncit Raya Pulo Kalibata RT 007 RW 05
No.48
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Tanggal Masuk : 07 April 2019
Tanggal Pengamatan : 10 April – 12 April 2019
Ruang Perawatan : Dahlia 1 202
Diagnosa Masuk :Hiponatremi, Hipokalemia, Intake sulit, Pneumonia
DPJP : dr. Dina Oktavia Sp.PD.KKV
Diet Awal : BB DM
Keluhan masuk RS : Lemas, tidak nafsu makan sejak 1 minggu SMRS,
batuk
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga : Diabetes Milletus

Aktifitas pasien dalam sehari-hari termasuk ringan. Tn. AF sebelumnya di


rawat di RSU Mampang dan dirujuk ke RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso
dengan keluhan sejak 1 minggu terakhir Tn.AF tidak nafsu makan di
rumah dan di rumah sakit juga tidak nafsu makan. Tn. AF memiliki
riwayat Diabetes Millitus, pasien tinggal bersama anaknya. Status
ekonomi Tn.AF dapat dikategorikan status ekonomi cukup.
a. Obat yang dikonsumsi selama di RS
Nama obat dan dosis Fungsi
Ceftriaxone Obat golongan antibiotik digunakan
untuk mengobati akibat penyakit infeksi
bakteri.

Omeprazole Obat untuk mengatasi masalah perut dan


kerongkongan yang diakibatkan oleh
asam lambung.

Ondancentron Obat untuk mencegah dan mengobati


mual muntah.

b. Cairan infus yang digunakan selamat di RS


Hari Nama cairan infus Yang digunakan Kalori

10/04/2019 Kaen 3B 500 cc 400 cc 86.4

11/04/2019 Kaen 3B 500 cc 150 cc 32.4

12/04/2019 Kaen 3B 500 cc 250 cc 54

2. Antropometri (AD)

Data Antropometri Standar Pembanding


BB : 54.5 kg % UBW :-
IMT Menurut DEPKES RI
TB : 162 cm
< 17.0 : Kurus (kekurangan
LILA :- berat badan tingkat berat)
17.0 – 18.5 : Kurus (kekurangan
IMT :20.8 kg/m2 berat badan tingkat ringan)
18,5 – 25 : Normal
25-27 : Overweight
>27 : Obesitas

Kesimpulan : Dari hasil perhitungan status gizi dengan IMT Tn. AF


termasuk kategori normal.

3. Biokima (BD)
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 07/04/2019
No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

1 Hemoglobin 11 g/Dl 11.7 – 15.5 g/ dL Rendah

2 Albumin 2.0 g/dl 3.4 – 4.8 g/dl Rendah

3 Natrium 121 mEq 132 – 145 mEq Rendah


4 Kalium 2.34 mEq 3.5 – 5.0 mEq Rendah
5 Klorida 92 mEq 95 -10.5 mEq Rendah
Kesimpulan :
Berdasarkan nilai laboraturium Tn.AF, mempunyai nilai hemoglobin
rendah (Anemia), Albumin rendah (hipoalbumin) dan kekurangan cairan
karena Na, K, Cl nya rendah.
4. Klinis (PD)
a. Pemeriksaan klinis
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 07/04/2019

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

1. Tekanan darah 135/85 mmHg 120/80 mmHg Tinggi

2. Nadi 104x/menit 60-100 x/menit Tinggi

3. Respirasi 20x/menit 16-20x/menit Normal

4. Suhu 36˚C 36,5-37,5oC Normal

Kesimpulan :
Tekanan darah dan nadi Tn.AF termasuk kategori tinggi, sedangkan
respirasi dan suhu Tn.Af termasuk kategori normal.
b. Pemeriksaan fisik
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik Tn. AF tampak lemas, hanya
berbaring ditempat tidur. Tidak nafsu makan.
5. Riwayat Makan (FH)
a. Kebiasaan makan
1) Secara kualitatif
Pola makan pasien SMRS makan tidak teratur, tidak pernah
sarapan pagi dan makan hanya 2x dalam sehari yaitu makan siang
dan makan malam. Pasien sangat menyukai sayur berkuah seperti
sayur ketimun, buah pisang, telur asin, tahu dan tidak menyukai
makanan yang manis. Tidak ada alergi terhadap makanan.
2) Secara kuantitaif
Makanan yang disediakan oleh rumah sakit hanya dimakan pada
saat makan sore dan tidak ada makanan yang dikonsumsi dari luar
rumah sakit.
Tabel 1 Hasil Recall saat di RS ( 09/04/2019)

Waktu Makanan SP Energi Protein Lemak KH


Pagi Makanan pokok - - - - -
Lauk hewani - - - - -
Snack - - - - -

Sub total - - -
Siang Makanan pokok - - - - -
Lauk hewani - - - - -
Lauk nabati - - - - -
Sayur - - - - -
Buah - - - - -
Minyak - - - - -
Sub total - - - -
Sore Makanan pokok 1 262.5 6 - 60
Lauk hewani 1 75 7 5 -
Lauk nabati ¼ 18.75 1.75 0.75 1.75
Sayur - - - - -
Buah - - - - -
Minyak 1 50 - 5 -
Snack - - - - -
Sub total 406.25 14.75 10.75 61.75
Total Keseluruhan 406.25 14.75 10.75 61.75

Tabel 2. Perbandingan Asupan dengan Kebutuhan

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan 406.25 14.75 10.75 61.75

Kebutuhan 2,180 81.75 60.5 327

% Asupan 18.6% 18% 17.7% 18.8%

Keterangan Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat

Kategori tingkat konsumsi (Depkes RI, 1996) :


Diatas kebutuhan : > 120%
Normal : 90-119%
Defisit ringan : 80-89%
Defisit sedang :70-79%
Defisit berat : < 70%
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan recall 24 jam asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat Tn. AF selama di rumah sakit termasuk dalam kategori defisit berat
(< 70%)
5. Standar Pembanding (CS)
Perhitungan kebutuhan Energi dan Zat gizi rumus cepat TKTP
1) Kebutuhan Energi
Energi : 40 x 54.5 = 2,180 kkal
2) Kebutuhan Protein
Protein : 1.5 x 54.4 = 81.75 gr
81.75 x 4 / 2,180 x 100% = 15%
3) Kebutuhan Lemak
25% x 2,180 / 9 = 60.5 gr
4) Kebutuhan Karbohidrat
60% x 2,180 / 4 = 327 gr
A. Diagnosa Gizi
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) yang berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan karena faktor fisiologis penyakit pneumonia dan adanya
penurunan nafsu makan (E) yang ditandai dengan asupan recall di rumah
sakit energi 18.8%, protein 18%, lemak 17.7% dan karbohidrat 18.6% (S).
B. Intervensi
1. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi
1) Memberikan asupan makanan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan pasien sampai dengan optimal sesuai kebutuhan
pasien.
2) Mencegah penurunan berat badan.
3) Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien.
b. Syarat Diet
1) Energi tinggi 2,180 kkal
2) Protein 81.75 gr
3) Lemak 60.5 gr
4) Karbohidrat 327 gr
5) Memberikan makanan dengan bumbu yang tidak merangsang
c. Preskripsi Diet
Jenis Diet : Diet TKTP 1400 kkal ( 1,250 kkal makanan +
150 kkal putel
Bentuk makanan : Lunak (NT ½ p + buah pisang/pepaya + putel 2x1)
Frekuensi : 3 x makan utama( 07.00, 12.00, dan 17.00)
2 x selingan ( 10.00 dan 15.00 )
2x putel (12.00 dan 17.00)
Rute : Oral

2. Implementasi
a. Perhitungan
Intervensi 1 : Pemberian 70% dari kebutuhan
Energi : 1,526 kkal
Protein : 57.2 gr
Lemak : 42.35 gr
Karbohidrat : 228.9 gr
Toleransi
(10%) Energi : 1,373.4 – 1,678.6 kkal
(10%) Protein : 51.4 – 62.9 gr
(10%) Lemak : 38.1 – 46.5 gr
(10%) Karbohidrat: 206.01 – 251.7 gr
Intervensi 2 dan 3 : Pemberian 80% dari kebutuhan
Energi : 1,744 kkal
Protein : 65.4 gr
Lemak : 48.4 gr
Karbohidrat : 261.6 gr
Toleransi
(10%) Energi : 1,569.6 – 1,918.4 kkal
(10%) Protein : 58.8 – 71.9 gr
(10%) Lemak : 43.5 – 53.2 gr
(10%) Karbohidrat: 235.4 – 287.76 gr
b. Rancangan makanan sehari
Tanggal 10 April 2019
Bahan makan SP Energi Protein Lemak KH

Karbohidrat 1½ 268.75 6 0.625 60

Protein Hewani LS 3 225 21 18 -

Protein Hewani RL 2 150 14 10 -

Protein Nabati 2 150 14 6 14

Sayur 1½ 75 1.5 - 7.5

Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -

Snack 2 350 11 16 59

Total Keseluruhan 1,418 67.5 54.2 164.5


Tanggal 11 dan 12 April 2019
Bahan makan SP Energi Protein Lemak KH

Karbohidrat 3 537.5 12 - 120

Protein Hewani LS 3 225 21 18 -

Protein Hewani RL 2 150 14 10 -


Protein Nabati 2 150 14 6 14

Sayur 1½ 75 1.52 - 7.5

Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -

Snack 2 350 11 16 59

Total Keseluruhan 1,687 73.2 60 224.5

c. Distribusi makanan sehari


10 April 2019
Makan Selingan Makan Selingan
Bahan makan SP Malam
pagi pagi siang sore

Karbohidrat 1½ ½ ½ ½

Protein Hewani LS 3 1 1 1

Protein Hewani RL 2 1 1

Protein Nabati 2 1 1

Sayur 1½ ¾ ¾

Buah 2 1 1

Minyak 2 1 1

Snack 2 1 1

11 dan 12 April 2019


Makan Selingan Makan Selingan
Bahan makan SP Malam
pagi pagi siang sore

Karbohidrat 3 1 1 1

Protein Hewani LS 3 1 1 1

Protein Hewani RL 2 1 1

Protein Nabati 2 1 1

Sayur 1½ ¾ ¾
Buah 2 1 1

Minyak 2 1 1

Snack 2 1 1

d. Rencana Edukasi
Topik : Diet TKTP
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Tujuan : Memberikan informasi tentang diet tinggi energi
tinggi protein, tujuan, sumber makanan, besar porsi
makanan, tips meningkatkan nafsu makan, tips
pola makan sehat dan contoh menu makan sehari.
Tempat : Dahlia 1 (202)
Waktu : 10 menit
Metode : Edukasi
Media : Leaflet
C. Monitoring dan Evaluasi
Perbandingan Monitoring Dan Evaluasi Tanggal /04/2019 – Tanggal /04/2019

Hari Asupan Fisik dan Klinis Biokimia Antropometri Tindak lanjut


1 Target 70% Fisik : Na : 121 mEq Intervensi
dilanjutkan dengan
10/04/2019 Energi : 1,245 kkal Lemas K : 2.63 mEq
target 70% dari
(defisit ringan) Klinis : Cl : 84 mEq kebutuhan sehari

Protein : 60 gr TD : 140/70 mmHg E : 1,456 kkal

(defisit ringan) N : 96x/menit P : 67.53 gr

Lemak : 50 gr S : 38.7˚C L : 60.62 gr

(defisit ringan) RR : 20x/menit Kh : 169.5 gr

Karbohidrat : 150 gr

( defisit ringan)

Cairan KAEN 3B 500


cc : 86.4 kkal (400 cc
yang digunakan)
2 Target 80% Fisik : Intervensi
dilanjutkan dengan
11/04/2019 Energi : 806.25 kkal Lemas,tidak nafsu
target 80% dari
makan
(defisit berat) kebutuhan sehari
Klinis :
Protein : 34.5 gr E : 1,650 kkal
TD : 120/70 mmHg
(defisit berat) P : 73.5 gr
N : 93x/menit
Lemak : 30 gr L : 64.25 gr
S : 37˚C
(defisit berat) Kh : 224.5
RR : 21x/menit
Karbohidrat :93.5 gr
(defisit berat)

Cairan KAEN 3B 500


cc : 32.4 kkal (150 cc
yang digunakan)
3 Target 80% Fisik : BB : 54.9 kg Intervensi
dilanjutkan sesuai
12/04/2019 Energi : 1,537.5 kkal Nafsu makan sudah
dengan rencana
( normal) membaik dokter dan ahli gizi.

Protein : 63 gr (defisit TD : 110/70 mmHg


ringan)
N : 83x/menit
Lemak : 50.7 gr (defisit
S : 36˚C
sedang)
RR : 20x/menit
Karbohidrat : 224.5 gr
(normal)

Cairan KAEN 3B 500


cc : 54 kkal (250 cc
yang digunakan)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa asupan secara keseluruhan


setelah dibandingkan dengan kebutuhan persentasenya ada peningkatan
nafsu makan dan penurunan nafsu makan karena terdapat mual sehingga
pasien tidak memakan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.
Hari pertama asupan makan pasien cukup baik. Asupan energi
diperoleh sebesar 86%, protein 77%, lemak 82% dan karbohidrat 88%.
Sedangkan, makanan yang disediakan dirumah sakit dimakan untuk makan
pagi : bubur sumsum 1/2P dan telur rebus 1P, snack pagi : 1P, makan siang :
nasi tim 3/4P, tahu 1P, sayur 1/4P, buah 1P, snack sore : 1P dan makan sore
: nasi tim 1P, ikan 1P, telur 1P, sayur 3/4P, dan buah 1P. Hal ini
menunjukan rata-rata sisa makanan tidak terlalu banyak dan pasien
diberikan edukasi serta motivasi untuk menghabiskan makanan secara
bertahap.
Hari kedua asupan makan pasien menurun karena terdapat mual
sehingga pasien tidak memakan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.
Asupan energi 49%, protein 47%, lemak 46% dan karbohidrat 42%.
Sedangkan, makanan yang disediakan dirumah sakit dimakan untuk makan
pagi : buah pisang 2P, telur 1P, sanck pagi : tidak dimakan, makan siang :
nasi tim 1/2P, ikan 1P, telur 1P, sayur 3/4P, buah tidak dimakan dan snack
sore serta makan sore tidak dimakan. Hal ini menunjukan sisa makanan
pasien banyak dan pasien diberikan edukasi dan motivasi untuk
menghabiskan makanan secara bertahap.
Hari ketiga asupan makan pasien meningkat dan semua makanan
yang diberikan oleh rumah sakit dimakan. Asupan energi 93%, protein 86%,
lemak 79% dan karbohidrat 100%. Sedangkan, makanan yang disediakan
dirumah sakit dimakan untuk makan pagi : bubur sumsum 1P,telur 1P,
snack pagi : 1P, makan siang : nasi tim 1P, ikan 1/4P, telur 1P, sayur 3/4P,
buah 1P, snack sore : 1P, dan makan sore : nasi tim 1P, ikan 1/4P, telur 1P,
sayur 3/4P, buah 1P. Hal ini menunjukan rata-rata sisa makanan tidak terlalu
banyak dan pasien diberikan edukasi serta motivasi untuk menghabiskan
makanan secara bertahap..
B. Monitoring dan Evaluasi Fisiki/Klinis
Berdasarkan pengamatan keadaan fisik pasien Tn.AF selama 3 hari
intervensi masih merasa lemas, nafsu makan sedikit meningkat. Untuk
keadaan klinis selama 3 hari intervensi ada perubahan tekanan darah dan
nadi sudah normal.
C. Monitoring dan Evaluasi Biokimia
Berdasarkan pengamatan dengan data sekunder (rekam medis) tidak
ada pemeriksaan lanjut terkait Hemoglobin, Albumin, Natrium, Kalium,
Klorida.
D. Monitoring dan Evaluasi Antropometri
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama 3 hari
implementasi berat badan Tn AF mengalami peningkatan dari pengukuran
awal (assesment) 54.5 kg sampai dengan intervensi ke 3 mengalami
kenaikan berat badan menjadi 54.9 kg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Skrinning dilakukan pada tanggal 9April 2019 dan diimplementasikan
selama 3 hari dari tanggal 10 April – 12 April 2019. Kesimpulan dari
hasil skrining gizi Tn.AF mendapatkan skor 4 beresiko malnutrisi
sehingga diperlukan tindak lanjut yaitu PAGT.
2. Penatalaksanaan asuhan gizi dilakukan kepada pasien Tn.AF berumur
60 tahun dan masuk rumah sakit dengan diagnosa Hiponatremi,
Hipokalemia, Intake sulit, Pneumonia. Pasien dirawat di ruang Dahlia
1 dengan status gizi normal IMT 20.8 kg/m2.
3. Pasien diberikan Diet TKTP 1400 kkal (1,250 kkal makanan + 150
kkal putel) . Bentuk makanan lunak NT ½ p + buah pisang/pepaya +
putel 2x1
4. Rata-rata asupan makan pasien yaitu energi 76.25%, protein 69.9%,
lemak 68.8 %, dan karbohidrat 76.6 % yang berarti asupan makan
belum normal.
5. Pemeriksaan fisik Tn.AF selama monitoring dan evaluasi di hari ke 1 -
3 masih terlihat lemas.
6. Pemerikasaan labolatorium tidak ada pemeriksaan lanjut
7. Perkembangan antropometri yaitu berat badan Tn.AF berat badan nya
mengalami peningkatan 4.2% dari berat badan awal 54.5 setelah
intervensi menjadi 54.9 kg
LAMPIRAN
Monitoring Asupan Hari ke 1 ( 10/04/2019)
Waktu Makanan Sp Energi Protein Lemak Karbohidrat

Pagi Bubur sumsum ½ 93.75 2 0.625 20

Telur rebus 1 75 7 5 -

168.7 9 6.625 20

Snack pagi Kue 1 175 5.5 8 29.5

Makan Nasi tim ¾ 65.6 1.5 - 15


siang

Ikan - - - - -

Telur rebus 1 75 7 5

Tahu 1 75 7 3 7

Sayur ¼ 4.68 0.195 - 0.93

Buah 1 50 - - 12

Minyak 1 50 - 5 -

495.2 21.1 21 64.4

Snack sore Puding 1 175 5.5 8 29.5

Sore Nasi tim 1 87.5 2 - 20

Ikan 1 75 7 5

Telur rebus 1 75 7 5

Tempe - - - - -

Sayur ¾ 18.75 0.25 - 3.75

Buah 1 50 - - 12

Minyak 1 50 - 5 -

531.2 21.7 23 62.25

Total 1,245 60 50 150

Perbandingan asupan dengan target 70 % dari kebutuhan :


Zat Gizi Asupan Target % %Asupan Keterangan
Energi 1,245 1,456 85 Tercapai
Protein 60 67.3 77 Tercapai
Lemak 50 60.6 82 Tercapai
Karbohidrat 150 169.5 88 Tercapai
Monitoring Hari ke 2 ( 11/04/2019)
Waktu Makanan Sp Energi Protein Lemak Karbohidrat

Pagi Pisang 2 100 - - 24

Telur rebus 1 75 7 5 -

175 7 5 24

Snack pagi Kue - - - - -

Makan Nasi tim 87.5 2 - 20


½
siang

Ikan 1 75 7 5 -

Telur rebus 1 75 7 5 -

Tempe - - - - -

Sayur ¾ 18.75 0.78 - 3.75

Buah 1 50 - - 12

Minyak 1 50 - 5 -

356.2 16.7 15 35.7

Snack sore Puding - - - - -

Sore Nasi tim ¾ 131.25 3 - 30

Ikan - - - - -

Telur rebus 1 75 7 5

Tempe - - - - -

Sayur ¾ 18.75 0.25 - 3.75

Buah - - - - -

Minyak 1 50 - 5 -

275.2 10.25 10 33.75

Total 806.2 34.5 30 93.5

Perbandingan asupan dengan target 80 % dari kebutuhan :


Zat Gizi Asupan Target % %Asupan Keterangan
Energi 806.25 1,650 49 Tidak tercapai
Protein 34.5 73.5 47 Tidak tercapai
Lemak 30 64.25 46 Tidak tercapai
Karbohidrat 93.5 224.5 42 Tidak tercapai

Monitoring Hari ke 3 ( 12 /04/2019)


Waktu Makanan Sp Energi Protein Lemak Karbohidrat

Pagi Bubur sumsum 1 187.5 4 1.25 40

Telur rebus 1 75 7 5 -

262.5 11 6.25 40

Snack pagi Kue 1 175 5.5 8 29.5

Makan Nasi tim 175 4 - 40


1
siang

Ikan ¼ 18.75 1.75 1.25 -

Telur rebus 1 75 7 5 -

Tahu 1 75 7 3 7

Sayur ¾ 18.75 0.78 - 3.75

Buah 1 50 - - 12

Minyak 1 50 - 5 -

462.5 20.53 14.25 62.75

Snack sore Puding 1 175 5.5 8 29.5

Sore Nasi tim 1 175 4 - 40

Ikan ¼ 18.75 1.75 1.25 -

Telur rebus 1 75 7 5 -

Tahu 1 75 7 3 7

Sayur ¾ 18.75 0.78 - 3.75

Buah 1 50 - - 12

Minyak 1 50 - 5 -
462.5 20.53 14.25 62.75

Total 1,537.5 63 50.7 224.5

Perbandingan asupan dengan target 80 % dari kebutuhan :


Zat Gizi Asupan Target % %Asupan Keterangan
Energi 1,537.5 1,650 94.75 Tercapai
Protein 63 73.5 85.7 Tercapai
Lemak 50.7 64.5 78.6 Tidak tercapai
Karbohidrat 224.5 224.5 100 Tercapai

Anda mungkin juga menyukai