PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit (Direktorat
yang kualitasnya baik dan jumlahnya sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak
dan memadai bagi klien atau pasien yang membutuhkannya (Direktorat Jenderal
Rumah Sakit Pratama Yogyakarta adalah rumah sakit umum tipe D milik
Pemerintah Kota Yogyakarta yang mulai beroperasional pada tanggal 2 Juni 2016
gizi yang melakukan kegiatan pelayanan gizi. Salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah kegiatan konseling gizi dalam melakukan terapi gizi. Dari hasil
Juni 2016 hingga Juni 2017 didapatkan hasil Sisa Makan Pasien (comstok)
sebesar 31,3%. Data tersebut masih di atas dari standar pelayanan minimal rumah
sakit, yaitu sisa makan pasien maksimal 20%. Berdasarkan hasil sisa makan
pasien sebesar 31,3%, bisa diasumsikan asupan makan pasien rata-rata sebesar
68,7%. Asupan makan pasien minimal yang diharapkan adalah 80% dari Angka
Karena sisa makan pasien adalah merupakan salah satu dari standar pelayanan
minimal yang harus dicapai, maka dilakukan evaluasi pelayanan kepada pasien
dengan meningkatkan kualitas pelayanan oleh ahli gizi melalui konseling gizi
sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dalam Pedoman Pelayanan Gizi
Rumah Sakit .
pedoman pelayanan pasien secara umum. Karena masih dalam bentuk prosedur
Gizi ini diharapkan mampu menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan
Dengan meningkatnya asupan makan pasien akan menurunkan sisa makan pasien,
sehingga SPM Gizi indikator sisa makan pasien akan sesuai dengan target.
B. Rumusan Masalah
Gizi terhadap Perubahan Asupan Makan Pasien Di bangsal rawat inap RS Pratama
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
gizi terhadap perubahan asupan makan pasien di bangsal rawat inap RS Pratama
Yogyakarta.
Tujuan Khusus :
konseling gizi terhadap efek yang diukur dari asupan makan pasien. Waktu
rawat inap. Tempat penelitian di bangsal rawat inap yaitu bangsal dewasa dan
E. Manfaat Penelitian
perawatan.
3. Bagi Instalasi Gizi, dengan meningkatnya asupan makan pasien maka akan
F. Keaslian Penelitian
sebelumnya yaitu :
terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di RS Haji Jakarta, jenis
anova dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sisa makanan
rawat inap. Perbedaan penelitian ini adalah materi penelitian dan lokasi.
penelitian.
sisa makan siang pada pasien diabettes melitus rawat inap di RSI Klaten.
pokok sebelum konseling gizi sebesar 61,21%, dan setelah konseling gizi
sebanyak 24,31% sehingga ada selisih sebesar 36,90%. Rata-rata sisa lauk
hewani sebelum konseling gizi sebesar 35,34%, dan setelah konseling gizi
sebanyak 9,14% sehingga ada selisih sebesar 26,21%. Rata-rata sisa lauk
nabati sebelum konseling gizi sebesar 41,55%, dan setelah konseling gizi
sebanyak 18,97% sehingga ada selisih sebesar 22,59%. Rata-rata sisa sayur
sebelum konseling gizi sebesar 44,83%, dan setelah konseling gizi sebanyak
8,79% sehingga ada selisih sebesar 36,03%. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah konseling gizi merupakan metode yang efektif untuk memperbaiki sisa
makanan terhadap asupan zat gizi dan status gizi pasien HIV, rancangan uji
pra-post test eksperimental non acak. Subjek terdiri dari dua kelompok yaitu
saja. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Dr. Sardjito dari bulan Januari
sampai Maret 2012. Sampel diambil secara purposif dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan paired t-test dan regresi
linier untuk menghitung asupan gizi dan status gizi. Hasil Asupan energy
kelompok konseling nutrisi plus menunjukkan jumlah yang jauh lebih tinggi
15,99 kkal; OR = 4,96). Asupan protein secara signifikan lebih tinggi daripada
signifikan lebih rendah dari pada penyuluhan gizi (perubahan 0,46 kg vs 0,75
kg; OR = 1,21), dan status gizi secara signifikan lebih rendah daripada
energi namun tidak bisa meningkatkan asupan protein, berat badan, dan indeks
massa tubuh.