PENGHITUNGAN BIAYA
OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
(BOSP) DAN PENYUSUNAN
KEBIJAKAN
Pembentukan
Tim Penghitungan
BOSP**
Penyamaan Persepsi
tentang BOSP
Perumusan Perumusan
Komponen Klasifikasi
BOSP Sekolah***
Penyusunan Kebijakan
Pembiayaan
Pendidikan
Edisi
Desember 2008
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Panduan ini telah diuji coba dan digunakan oleh pemangku
kepentingan terkait di 50 kabupaten/kota mitra DBE1
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Biaya operasi satuan pendidikan (BOSP) yang dimaksud dalam panduan ini
merupakan rata-rata biaya operasional di luar biaya untuk pegawai yang dikeluarkan
oleh sekolah untuk mendidik satu orang anak/murid di sekolah. Informasi tentang
BOSP diperlukan, paling tidak jika muncul situasi seperti di bawah ini:
• Muncul wacana tentang “sekolah gratis”, terutama setelah adanya program BOS.
Dengan adanya penghitungan BOSP, semua pihak diharapkan akan dapat
melangkah berdasarkan pemahaman yang sama tentang berapa biaya yang
diperlukan untuk operasional sekolah.
• Pemerintah Daerah ingin mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional
sekolah (pada situasi ada BOS) sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan adanya
penghitungan BOSP, Pemda dapat mengetahui berapa dana APBD yang harus
dialokasikan sebagai “pendamping BOS”.
Dengan latar belakang pemikiran itu lah buku panduan ini disusun. Selain sebagai
panduan bagi Pemda dalam menghitung BOSP, buku panduan ini juga memberikan
gambaran tentang bagaimana proses fasilitasi mesti dilakukan dalam rangka
penghitungan BOSP dan penyusunan kebijakan berdasarkan BOSP.
1
Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOS Buku dalam rangka Wajib Belajar 9
Tahun. Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama, 2007.
1
1.2. Dasar Hukum
Ada beberapa peraturan yang secara langsung maupun tidak langsung mendasari
perhitungan BOSP. Pertama, Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang
merupakan revisi terhadap Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Pasal 14 ayat (1) butir (f) menyatakan bahwa penyelenggaraan
pendidikan merupakan salah satu kewenangan wajib kabupaten/kota. Hal ini
merupakan landasan pelaksanaan desentralisasi di sektor pendidikan. Dengan adanya
ketentuan ini, Pemda dituntut untuk berperan lebih besar, termasuk dalam menyusun
kebijakan pembiayaan pendidikan di daerah masing-masing.
Kedua, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ada beberapa pasal yang relevan, yaitu:
a. Pasal 34 ayat (2): Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin
terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya.
b. Pasal 46 ayat (2): Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4)
Undang-undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Pasal 47 ayat (1): Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip
keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
d. Pasal 48 ayat (1): Pengelolaan dana pendidikan berdasar pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik
e. Pasal 49 ayat (1): Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)
2
• Ayat (4) : Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
i. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji
ii. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
iii. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya
3
1.3. Ruang Lingkup
Yang dicakup
Biaya Personal: dalam manual
yang ditanggung anak didik ini adalah biaya
operasi
Biaya personal merupakan kategori biaya yang juga penting, meskipun tidak dicakup
secara langsung oleh buku panduan ini. Biaya personal merupakan biaya-biaya yang
ditanggung oleh peserta didik (atau orang tua/keluarga). Dengan kata lain, biaya
operasional memberikan gambaran tentang biaya yang diperlukan oleh rumah tangga
untuk mengirim anak ke sekolah. Dalam banyak kasus, sebagian biaya operasi dan
investasi di sekolah juga menjadi tanggungan anak didik (orang tua).
4
1.4. Gambaran Umum Metode
Hasil akhir proses penghitungan BOSP di daerah adalah tersusunnya kebijakan yang
pembiayaan pendidikan di daerah yang antara lain mengacu pada hasil penghitungan
BOSP. Kebijakan tersebut bisa berbentuk Peraturan Daerah, Peraturan
Bupati/Walikota, atau pun SK Bupati/Walikota.
Untuk menuju ke sana, diperlukan beberapa tahap, mulai dari persiapan hingga
penyusunan kebijakan. Tahapan proses tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.
5
Pembentukan
Tim Penghitungan
BOSP**
Penyamaan Persepsi
tentang BOSP
Perumusan Perumusan
Komponen Klasifikasi
BOSP Sekolah***
Penghitungan BOSP bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan,
khususnya bagi pemda, sekolah dan masyarakat (orang tua).
6
1.6.2. Bagi Sekolah
Manfaat penghitungan BOSP bagi sekolah:
• Dapat mengkomunikasikan kebutuhan dana untuk keperluan operasional sekolah
secara lebih baik dengan pihak di luar sekolah.
• Dapat dijadikan dasar usulan untuk diperbolehkannya sekolah menarik partisipasi
masyarakat dalam pembiayaan operasional sekolah, kalau memang BOSP lebih
tinggi dibandingkan dengan dana pemerintah yang diterima.
• Bisa bisa acuan alokasi/penggunaan dana di sekolah
Pengguna panduan ini sangat dianjurkan untuk mengikuti alur sebagaimana tercantum
dalam Gambar 2, Gambar 3, serta pembahasan tentang teknis fasilitasi dalam
panduan ini.
Panduan ini dilengkapi dengan CD (compact disk) yang berisi template untuk
penghitungan BOSP di setiap jenjang pendidikan dan juga beberapa bahan yang bisa
digunakan sebagai referensi dalam proses fasilitasi.
7
Lokakarya-1:
Penyamaan Persepsi
tentang BOSP
Lokakarya 2: Kegiatan-kegiatan
Perumusan Komponen dalam rangka review
& Penghitungan BOSP atau sosialiasi
- Uji publik
- Konsultasi
internal
Lokakarya-3: - Lokakarya multi
Review & Finalisasi stakeholder
Penghitungan BOSP - Dsb
Lokakarya-4:
Penyusunan Masukan Kebijakan
Pembiayaan Pendidikan
8
BAB 2. PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP
Biaya pendidikan didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input)
baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang
dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan.
Untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan (unit cost),
yaitu biaya pendidikan per tahun per siswa dan biaya siklus (cycle cost), yaitu biaya
yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.
Cycle cost adalah unit cost dikalikan dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.
Selain itu, biaya satuan pendidikan perlu pula diklasifikasikan berdasarkan: (1) jenis
input, (2) sifat penggunaan, (3) jenis penggunaan, dan (4) pihak yang menanggung,
serta (5) sifat keberadaannya.
Biaya satuan pendidikan operasional adalah biaya input pendidikan yang habis pakai
dalam satu tahun atau kurang, atau biaya yang dikeluarkan berulang-ulang setiap
tahunnya per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan operasional ini mencakup,
antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: gaji dan tunjangan, buku-buku wajib,
barang-barang yang harus sering diganti dengan yang baru, beasiswa dan bantuan dari
dalam maupun luar negeri, pelayanan kesejahteraan, seperti kantin, transport,
penginapan dan olahraga, pemeliharaan gedung dan peralatan, serta pengoperasian
gedung, seperti listrik, air, dan telepon.
Biaya satuan pendidikan investasi adalah biaya input pendidikan yang penggunaannya
lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan investasi ini
meliputi, antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: pembelian tanah,
pengembangan gedung sekolah, kelas, laboratorium, peralatan tetap, perlengkapan
pelajaran lain yang tahan lama, tempat tinggal dan sebagainya.
Biaya satuan pendidikan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan
input yang langsung terkait dengan proses belajar mengajar. Biaya satuan pendidikan
langsung ini mencakup pengeluaran-pengeluaran, antara lain untuk: gaji guru dan
9
tenaga kependidikan lainnya; pembelian bahan, peralatan dan perlengkapan belajar;
dan pembangunan gedung untuk belajar.
Biaya satuan pendidikan tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar
tetapi menunjang proses belajar mengajar tersebut. Biaya satuan pendidikan tidak
langsung ini, antara lain adalah: overhead sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten, kecamatan, dan pendapatan yang tidak jadi diterima oleh siswa karena
bersekolah dan tidak bekerja (forgone earning). Biaya tidak langsung selain yang
ditanggung oleh orangtua/siswa dapat disebut juga biaya overhead atau institusional
(overhead/institutional costs).
Biaya satuan pendidikan operasional personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk
kesejahteraan dan pengembangan personel. Personel di sekolah meliputi guru dan
tenaga kependidikan lain (laboran, pustakawan, dll.), administratur (kepala sekolah
dan pegawai administrasi lain), dan pegawai lain (seperti penjaga sekolah, tukang
kebun, dll.) yang melaksanakan atau menunjang proses pembelajaran.
Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menyediakan segala bahan, peralatan, perlengkapan, serta sarana dan prasarana
yang digunakan untuk proses pembelajaran, seperti buku, alat tulis sekolah, gedung,
daya dan jasa, dll.
Biaya satuan pribadi adalah biaya yang ditanggung oleh orangtua (siswa) per tahun.
Biaya satuan pribadi mencakup pengeluaran untuk sumbangan pendidikan, iuran
sekolah, buku dan alat tulis sekolah, seragam sekolah, akomodasi, transportasi,
konsumsi, karyawisata, uang jajan, kursus, dan forgone earning. Forgone earning
adalah potensi penghasilan yang tidak jadi diterima siswa karena siswa sekolah dan
tidak bekerja.
Biaya satuan publik adalah biaya yang ditanggung oleh pemerintah (pusat, provinsi,
kabupaten) dan masyarakat, yang berarti keseluruhan biaya selain yang ditanggung
oleh orangtua (siswa) per tahun.
Biaya satuan sosial (total) adalah total biaya yang ditanggung pemerintah, orangtua
(siswa) dan masyarakat lain per tahun, atau sama dengan biaya satuan pribadi
ditambah dengan biaya satuan publik.
10
2.1.5. Berdasarkan sifat keberadaan
Biaya satuan pendidikan dapat dibedakan ke dalam biaya satuan pendidikan faktual
dan biaya satuan pendidikan ideal.
Di tingkat sekolah, biaya dapat diklasifikasikan ke dalam biaya operasional dan biaya
investasi.
Adapun personil (SDM) sekolah tersebut adalah : kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru tetap pegawai negeri sipil (PNS), guru honorer, guru diperbantukan,
guru tetap yayasan, pegawai tata usaha (TU), pesuruh sekolah, satpam, tenaga
laboratorium atau bengkel, pegawai perpustakaan, dan pengurus komite sekolah.
2
Sebenarnya, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 biaya pengembangan
personel/SDM termasuk biaya investasi/modal karena penggunaan atau pemanfaatan hasil
pengembangan SDM bukan hanya untuk satu tahun, melainkan lebih dari satu tahun. Namun, karena
biaya pengembangan SDM ada setiap tahun dalam nilai riil yang relatif sama maka biaya
pengembangan SDM ini dapat diklasifikasikan sebagai biaya operasional
11
2.2.2. Biaya Operasional Bukan Personil
Biaya satuan pendidikan operasional bukan personil meliputi seluruh pengeluaran
sekolah selain yang dimanfaatkan untuk keperluan kesejahteraan guru dan staf di
sekolah. Komponen biaya ini mencakup biaya-biaya sebagai berikut:
(2) Buku3
a. Buku pegangan guru
b. Buku untuk siswa
c. Buku perpustakaan
3
Seperti halnya pengembangan SDM, buku sebenarnya masuk kategori barang tahan lama (durable
good), sehingga dalam kategori biaya operasional, nilainya harus dibagi dengan umur buku.
12
m. Kesenian
n. PMR
Dalam beberapa kasus, jumlah rombel dianggap tidak cukup mewakili variasi sekolah
yang berimplikasi pada variasi nilai BOSP. Dalam kasus demikian, perlu dicari
kriteria yang akan digunakan untuk melakukan klasifikasi sekolah. Beberapa model
klasifikasi sekolah (selain jumlah rombel) yang umum digunakan antara lain :
• Jumlah kegiatan di sekolah : Ada sekolah dengan kegiatan sedikit, sekolah dengan
kegiatan sedang, sekolah dengan kegiatan banyak. Kriteria ini biasa digunakan
dengan pertimbangan bahwa di luar kegiatan belajar-mengajar di kelas, biaya
operasional sekolah ditentukan oleh keberadaan kegiatan seperti : kepramukaan,
praktek komputer, keberadaan laboratorium bahasa, adanya berbagai kegiatan
ketrampilan, dan sebagainya.
• Jarak dari pusat kegiatan (kota) : Ada sekolah jauh, sekolah di pertengahan,
sekolah di pusat. Klasifikasi ini bisa digunakan dengan pertimbangan bahwa
sekolah yang jauh biasanya memerlukan biaya yang lebih besar untuk melakukan
suatu kegiatan dibandingkan dengan sekolah yang berada di pusat kota. Misalnya :
biaya transportasi lebih besar, harga ATS/buku dan peralatan lain yang lebih
mahal, dam sebagainya. Masalahnya adalah, biasanya selalu muncul perdebatan
tiada henti tentang pendefinisian ‘jauh’, ‘pertengahan’ dan ‘pusat’.
• Status sekolah : Ada sekolah biasa, sekolah standar nasional, sekolah standar
internasional. Masalah yang muncul dalam kasus ini biasanya terkait dengan
penilaian status sekolah internasional yang tidak dilakukan untuk semua sekolah.
• Hasil akreditasi Badan Akreditasi Sekolah (BAS). Dalam hal ini, sekolah
diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria yang sangat rinci. Tidak semua
kriteria yang ada dalam penilaian akreditasi sekolah mencerminkan pelayanan
langsung kepada siswa, karena ada beberapa hal yang merupakan kegiatan
administrasi.
13
Pada dasarnya, klasifikasi sekolah dilakukan untuk membuat penghitungan BOSP
mendekati kenyataan di lapangan, khususnya dalam hal variasi antar sekolah.
Meskipun demikian, klasifikasi sekolah juga harus memperhitungkan faktor
kepraktisan, sehingga dalam implementasi tidak malah menimbulkan persoalan lain.
14
LAMPIRAN BAB 2
PANDUAN FASILITASI
PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP
Waktu:
1 (satu) hari
Peserta:
1. Perwakilan dari setiap kab/kota: Bapeda, Bag Keuangan Setda, Dinas
Pendidikan, UPTD (Cabang Dinas), perwakilan pengawas sekolah, perwakilan
sekolah (dari jenjang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan), Dewan
Pendidikan, DPRD
2. Tim BOSP daerah (jika sudah ada)
3. DC
Setting Ruangan:
Duduk berkelompok menurut jenjang pendidikan.
Metode:
1. Ceramah
2. Curah pendapat
15
3. Diskusi dan presentasi
Urutan Fasilitasi:
a. Pleno-1: Pengantar
1. Fasilitator menyampaikan ide dasar lokakarya, tujuan yang hendak dicapai,
garis besar acara, dsb. Gunakan bahan presentasi yang telah disiapkan
sebelumnya (File: 1-PENGANTAR LOKAKARYA 1 SUCA.PPT).
2. Tanya jawab, fasilitator memandu diskusi.
16
Contoh Jadwal Lokakarya 1:
Pembukaan
09.30-11.00 Pengantar Lokakarya: Fasilitator
Ide dasar program, update perkembangan BSNP, ide dasar
lokakarya, tujuan yang hendak dicapai, garis besar acara,
dsb
Diskusi/Tanya Jawab
11.00-11.30 Diskusi/Kerja Kelompok: Fasilitator
Mempelajari komponen penghitungan BOSP, komentar
terhadap komponen biaya (usulan perubahan).
11.30-13.00 ISHOMA
13.00-13.30 Diskusi/Kerja Kelompok (LANJUTAN): Fasilitator
Mempelajari komponen penghitungan BOSP, komentar
terhadap komponen biaya (usulan perubahan).
Presentasi/Diskusi/Tanya Jawab
13.30-15.00 Pengenalan Template Penghitungan BOSP: Fasilitator
Cara menggunakan, cara melakukan penyesuaian
15.00-15.30 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut: Fasilitator
Pembentukan Tim, rencana kerja, jadwal lokakarya
selanjutnya
15.30-16.00 Wrap up Fasilitator
17
BAB 3. PENGHITUNGAN BOSP
18
ii. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Peresiden nomor
58 tahun 2006 sebesar Rp. 227.000,- ditambah Rp. 100.000,- per bulan
sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk
pustakawan diberikan sesuai dengan Kepmenpan No.33/1998.
iii. Tunjangan khusus (diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan
kepada guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil,
oleh karena itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi.
iv. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar
Rp 365.000,- sesuai Perpres No. 58/2006 dan (2) tenaga kependidikan
struktural/administrasi Rp 175.000,- per bulan.
5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu
terdiri dari:
a. Alat tulis sekolah (ATS), bahan dan alat habis pakai antara lain
1. ATS
i. Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk
guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 bulan
ii. Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per
tahun @ 1 buah
iii. Stepler besar dan isi stepler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun
@ 1 buah
iv. Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga
kependidikan
v. Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah
vi. Buku folio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
vii. Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
viii. Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
ix. Buku kleper/rekap nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
x. Buku leger: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xi. Buku nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xii. Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1
buah
xiii. Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xiv. Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xv. Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xvi. Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xvii. Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xviii. Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel
xix. Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xx. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masing-masing peserta
didik
xxi. Buku administrasi: kebutuhan per tahun untuk administrasi sekolah
antara lain agenda rapat, surat keluar dan surat masuk
xxii. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi
19
xxiii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, cutter, gunting, lem, lakban,
selotip, stopmap
xxiv. Fotocopy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajaran
dan kebutuhan surat per peserta didik
2. Bahan habis pakai (sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana hanya ada
praktikum IPA dan komputer)
i. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp 15.000,- untuk
10 kali pertemuan per tahun
ii. Bahan praktikum komputer: kebutuhan untuk sewa komputer dengan
asumsi Rp 300.000,- per rombel per tahun, dengan @ 3 orang per
kelompok
iii. Bahan praktikum keterampilan: kebutuhan per bulan per rombel per
kelompok @ 4 orang
iv. Tinta stempel, toner/ tinta printer
v. Bahan kebersihan
3. Alat habis pakai
i. Alat olah raga : kebutuhan per tahun untuk bola kaki dan kasti
ii. Set alat jahit
iii. Alat kebersihan
4. Lain-lain
i. Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik
ii. Kartu buku perpustakaan SD: kebutuhan kartu perpustakaan per tahun
dihitung 20% dari jumlah buku perpustakaan yang terdiri atas:
• Jumlah buku teks pelajaran adalah satu eksemplar untuk 9 mata
pelajaran per peserta didik ditambah 2 eksemplar untuk masing-
masing mata pelajaran.
• Jumlah buku panduan pendidik adalah satu eksemplar untuk 9 mata
pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan ditambah satu
eksemplar per masing-masing mata pelajaran.
• Jumlah buku pengayaan adalah 840 judul per sekolah dengan
proporsi 60% non fiksi dan 40% fiksi, dengan jumlah minimal (a)
1000 eksemplar untuk 3 s.d 6 rombel; (b) 1.500 eksemplar untuk 9
s.d 12 rombel; (c) 2.000 eksemplar untuk 15 s.d 18 rombel; dan (d)
4.000 eksemplar untuk 21 s.d 24 rombel.
• Jumlah buku referensi adalah 10 judul per sekolah, meliputi:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris,
Ensiklopedi, Buku Statistik Daerah, Buku Telepon, Buku Undang-
Undang dan Peraturan, dan Kitab Suci.
• Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 10 judul per sekolah,
meliputi: majalah, surat kabar, globe, peta, dan CD pembelajaran
iii. Kartu iuran bulanan: tiap peserta didik
iv. Kartu pelajar: tiap peserta didik
v. Kotak P3K + isi: kebutuhan per tahun per sekolah
b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal
konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp 10.000,- terdiri dari:
i. Rapat penerimaan siswa baru
ii. Rapat evaluasi semester siswa
iii. Rapat kenaikan kelas
iv. Rapat kelulusan
v. Rapat pemecahan masalah
20
vi. Rapat koordinasi
vii. Rapat wali murid
c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,
yaitu untuk:
i. Kepala sekolah
ii. Guru
iii. Tenaga kependidikan
d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal per
tahun, yaitu untuk:
i. Ulangan umum kelas I s.d V
ii. Ulangan umum kelas VI
iii. Ujian akhir sekolah (UAS)
iv. Penyusunan soal ulangan umum kelas I-V
v. Penyusunan soal ulangan umum kelas VI
e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk:
i. Listrik
ii. Telepon
iii. Air
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per
tahun, yaitu untuk:
i. Pengecatan gedung/pagar
ii. Penggantian genteng yang rusak
iii. Perbaikan/penggantian komponen
iv. Pemeliharaan meubel
v. Pemeliharaan peralatan
vi. Pemeliharaan taman
vii. Pemeliharaan bahan pustaka
g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu,
untuk:
i. Pramuka
ii. PMR
iii. UKS
iv. kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
v. Pembinaan Prestasi Olah Raga
vi. Pembinaan Prestasi Kesenian
vii. Lomba Bidang Akademik
viii. Perpisahan kelas terakhir
ix. Pembinaan kegiatan keagamaan
21
ii. 1 wakil kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal 8 jam per
minggu),
iii. 10 guru lainnya mengajar minimal 6 jam per minggu yaitu:
1. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal
mengajar 3 rombel
2. untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 3 rombel
b. Untuk 9 rombongan belajar sebanyak 17 guru (yaitu: 1 kepala sekolah, 1 wakil
kepala sekolah dan 15 guru lainnya), dengan alokasi mengajar sebagai
berikut:
i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal selam 4 jam per minggu,
ii. 1 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 12 jam per minggu,
iii. 15 guru lainnya mengajar minimal 16 jam s.d 20 jam per minggu yaitu:
1. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal
mengajar 9 rombel
2. untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 4 atau 5
rombel
c. Untuk 18 rombongan belajar sebanyak 33 guru yaitu: (yaitu: 1 kepala sekolah,
1 wakil kepala sekolah dan 15 guru lainnya), dengan alokasi mengajar
sebagai berikut:
i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal selama 4 jam per minggu
ii. 1 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 12 jam per minggu
iii. 31 guru lainnya mengajar minimal 16 jam s/d 20 jam per minggu yaitu:
1. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal
mengajar 9 rombel
2. untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 4 atau 5
rombel
4. Biaya pegawai dihitung berdasarkan asumsi 12 bulan gaji dan tunjangan dalam
setahun terdiri dari:
a. Gaji guru termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diasumsikan rata-
rata berada pada golongan III-C
b. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 5 orang berasal dari Standar
Pengelolaan yaitu pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, TU dan
kebersihan
c. Tunjangan melekat pada gaji berdasarkan peraturan yang berlaku tahun 2006,
terdiri dari:
i. Tunjangan istri/suami 10 % dari gaji
ii. Tunjangan anak maksimal untuk 2 orang anak, masing-masing 2% dari
gaji
iii. Tunjangan perumahan sebesar Rp 7.000,- per bulan
iv. Tunjangan askes sebesar Rp 6.000,- per bulan
v. Tunjangan beras sebesar 40 kg, Rp 2.500,- per kg
d. Penghasilan lainnya yaitu
i. Tunjangan profesi maksimal 1 kali gaji pokok PNS bagi yang sudah
memperoleh sertifikat guru. Diasumsikan guru yang sudah bersertifikat
kurang lebih 60% dari jumlah guru.
ii. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor
58 tahun 2006 sebesar Rp 227.000,- ditambah Rp 100.000,- per bulan
sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk
pustakawan diberikan sesuai dengan Kepmenpan No.33/1998).
22
iii. Tunjangan khusus (diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan
kepada guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil,
oleh karena itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi.
iv. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar
Rp 406.000,- sesuai Perpres No. 58/2006 dan (2) tenaga kependidikan
struktural/administrasi Rp 180.000,- per bulan.
5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu
terdiri dari:
a. Alat tulis sekolah (ATS), bahan dan alat habis pakai antara lain
1. ATS
i. Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk
guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 buah
ii. Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per
tahun @ 1 buah
iii. Stepler besar dan isi stepler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun
@ 1 buah
iv. Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga
kependidikan
v. Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah
vi. Buku polio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
vii. Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
viii. Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
ix. Buku kleper/rekap nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
x. Buku leger: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xi. Buku nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xii. Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1
buah
xiii. Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xiv. Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xv. Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xvi. Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xvii. Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xviii. Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel
xix. Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xx. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masing-masing peserta
didik
xxi. Buku administrasi: kebutuhan per tahun untuk administrasi sekolah
antara lain agenda rapat, surat keluar dan surat masuk
xxii. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi
xxiii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, cutter, gunting, lem, lakban,
selotip, stopmap
xxiv. Fotocopy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajaran
dan kebutuhan surat per peserta didik
23
2. Bahan habis pakai (sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana hanya ada
praktikum IPA dan komputer)
i. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp 15.000,- untuk
10 kali pertemuan per tahun
ii. Bahan praktikum komputer : kebutuhan untuk sewa komputer dengan
asumsi Rp 300.000,- per rombel per tahun, dengan @ 3 orang per
kelompok
iii. Bahan praktikum keterampilan : kebutuhan per bulan per rombel per
kelompok @ 4 orang
iv. Tinta stempel, toner/ tinta printer
v. Bahan kebersihan
3. Alat habis pakai
i. Alat olah raga : kebutuhan per tahun untuk bola kaki dan kasti
ii. Set alat jahit
iii. Alat kebersihan
4. Lain-lain
i. Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik
ii. Kartu buku perpustakaan SMP: kebutuhan kartu perpustakaan per
tahun di hitung 20% dari jumlah buku perpustakaan yang terdiri atas:
• Jumlah buku teks pelajaran adalah satu eksemplar untuk 11 mata
pelajaran per peserta didik ditambah 2 eksemplar untuk masing-
masing mata pelajaran.
• Jumlah buku panduan pendidik adalah satu eksemplar untuk 11
mata pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan
ditambah satu eksemplar per masing-masing mata pelajaran.
• Jumlah buku Pengayaan adalah 870 judul per sekolah dengan
proporsi 60% non fiksi dan 40% fiksi, dengan jumlah minimal (a)
1.000 eksemplar untuk 3 s.d 6 rombel; (b) 1.500 eksemplar untuk 9
s.d 12 rombel; (c) 2.000 eksemplar untuk 15 s.d 18 rombel; dan (d)
4.000 eksemplar untuk 21 s.d 24 rombel.
• Jumlah buku referensi adalah 10 judul per sekolah, meliputi:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris,
Ensiklopedi, Buku Statistik Daerah, Buku Telepon, Buku Undang-
Undang dan Peraturan, dan Kitab Suci.
• Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 10 judul per sekolah,
meliputi: majalah, surat kabar, globe, peta, dan CD pembelajaran
iii. Kartu iuran bulanan: tiap peserta didik
iv. Kartu pelajar: tiap peserta didik
v. Kotak P3k + isi: kebutuhan per tahun per sekolah
b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal
konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp. 10.000,- terdiri dari:
i. Rapat penerimaan siswa baru
ii. Rapat evaluasi semester siswa
iii. Rapat kenaikan kelas
iv. Rapat kelulusan
v. Rapat pemecahan masalah
vi. Rapat koordinasi
vii. Rapat wali murid
c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,
yaitu untuk:
24
i. Kepala sekolah
ii. Guru
iii. Tenaga kependidikan
d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,
yaitu untuk:
i. Ulangan umum kelas VI s.d VIII
ii. Ulangan umum kelas IX
iii. Ujian akhir sekolah (UAS)
iv. Penyusunan soal ulangan umum kelas VII-VIII
v. Penyusunan soal ulangan umum kelas IX
e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk:
i. Listrik
ii. Telepon
iii. Air
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per
tahun, yaitu untuk:
i. Pengecatan gedung/pagar
ii. Penggantian genteng yang rusak
iii. Perbaikan/penggantian komponen
iv. Pemeliharaan meubel
v. Pemeliharaan peralatan
vi. Pemeliharaan taman
vii. Pemeliharaan bahan pustaka
g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu,
untuk:
i. Pramuka
ii. PMR
iii. UKS
iv. kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
v. Pembinaan Olah Raga
vi. Pembinaan Prestasi Kesenian
vii. Lomba Bidang Akademik
viii. Perpisahan kelas terakhir
ix. Pembinaan kegiatan keagamaan
25
3. Jumlah guru SMA/MA:
a. Untuk 3 rombongan belajar (rombel) sebanyak 18 guru (yaitu 1 kepala sekolah
dan 3 wakil kepala sekolah dan 14 guru lainnya) dengan alokasi waktu
mengajar sebagai berikut:
i. 1 kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal selama 4 jam per
minggu)
ii. 3 wakil kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal 8 jam per minggu)
iii. 20 guru lainnya mengajar 12 jam per minggu yaitu: (1) Untuk 11 mata
pelajaran @ 2 jam per minggu, masing-masing guru mengajar minimal 3
rombel, (2) Untuk 6 mata pelajaran @ 4 jam per minggu, masing-masing
guru mengajar minimal 3 rombel
b. Untuk 9 rombongan belajar sebanyak 24 guru (yaitu 1 kepala sekolah dan 3
wakil kepala sekolah dan 15 guru lainnya) dengan alokasi waktu mengajar
sebagai berikut:
i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 4 jam per minggu yaitu:
ii. 3 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 16 jam per minggu
iii. 20 guru lainnya mengajar antara 16 s/d 20 jam per minggu yaitu: (1)
Untuk 11 mata pelajaran @2 jam per minggu, masing-masing guru
mengajar minimal 9 rombel, (2) Untuk 6 pelajaran @4 jam per minggu,
masing-masing guru mengajar 4 atau 5 minimal rombel
c. Untuk 18 rombongan belajar sebanyak 47 guru (yaitu 1 kepala sekolah dan 3
wakil kepala sekolah dan 46 guru lainnya) yaitu dengan alokasi waktu
mengajar sebagai berikut:
i. 1 kepala sekolah, (sebagai guru mengajar minimal 4 jam per minggu)
ii. 3 wakil kepala sekolah, (sebagai guru mengajar minimal 16 jam per
minggu)
iii. 46 guru lainnya mengajar antara 16 s/d 20 jam per minggu yaitu:
4. Biaya pegawai dihitung berdasarkan asumsi 12 bulan gaji dan tunjangan dalam
setahun terdiri dari:
a. Gaji guru termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diasumsikan rata-
rata berada pada golongan III-D
b. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 5 orang berasal dari Standar
Pengelolaan yaitu pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, TU dan
kebersihan
c. Tunjangan melekat pada gaji berdasarkan peraturan yang berlaku tahun 2006,
terdiri dari:
i. tunjangan istri/suami 10% dari gaji
ii. tunjangan anak maksimal untuk 2 orang anak, masing-masing 2% dari gaji
iii. tunjangan perumahan sebesar Rp 7.000,- per bulan
iv. tunjangan askes sebesar Rp 6.000,- per bulan
v. tunjangan beras sebesar 40 kg beras, Rp 2.500,- per kg
d. Penghasilan lainnya yaitu:
i. Tunjangan profesi maksimal 1 kali gaji pokok PNS bagi yang sudah
memperoleh sertifikasi guru. Diasumsikan jumlah guru bersertifikat
kurang lebih 80% dari jumlah guru.
ii. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
58 Tahun 2006 sebesar Rp 227.000,- ditambah Rp 100.000,- per bulan
sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk
pustakawan diberikan sesuai Kepmenpan No. 33/1998
26
iii. Tunjangan khusus diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan kepada
guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil, oleh karena
itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi.
iv. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar
Rp 475.000,- dan (2) tenaga kependidikan struktural/administrasi Rp
180.000,- per bulan.
5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu
terdiri dari:
a. ATS, bahan dan alat habis pakai antara lain:
1. ATS
i. Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk
guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 buah
ii. Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per
tahun @ 1 buah
iii. Stapler besar dan isi stapler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun
@ 1 buah
iv. Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga
kependidikan
v. Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah
vi. Buku polio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
vii. Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
viii. Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
ix. Buku kleper/rekap nilai untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
x. Buku leger untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xi. Buku nilai untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah
xii. Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1
buah
xiii. Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xiv. Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xv. Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xvi. Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xvii. Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per
rombel
xviii. Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel
xix. Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru
per rombel
xx. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masing-masing peserta
didik
xxi. Buku administrasi: kebutuhan per tahun untuk administrasi sekolah
antara lain agenda rapat, surat keluar, dan surat masuk
xxii. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi
xxiii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, cutter, gunting, lem, lakban,
selotip, stopmap
xxiv. Foto copy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajaran
dan kebutuhan surat per peserta didik
2. Bahan Habis Pakai
27
i. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp 15.000 untuk 10
kali pertemuan per tahun
ii. Bahan praktikum IPS: berupa kebutuhan kunjungan lapangan 3 kali
per tahun @ Rp 25.000,- untuk transpor dan/atau karcis masuk
iii. Bahan praktikum bahasa, untuk sewa laboratorium bahasa 10 bulan per
tahun @ Rp 25.000,-
iv. Bahan praktikum komputer: kebutuhan untuk sewa komputer per
murid per tahun diasumsikan Rp 15 ribu per bulan untuk 10 bulan
v. Bahan praktikum keterampilan: kebutuhan per bulan per rombel per
kelompok @ 4 orang
vi. Tinta stempel, toner/tinta printer
vii. Bahan kebersihan
3. Alat Habis Pakai
i. Alat olahraga untuk basket, voli, dan sepakbola: kebutuhan per tahun
ii. Set alat jahit
iii. Alat kebersihan
4. Lain-lain
i. Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik
ii. Kartu buku perpustakaan SMA:
Kebutuhan kartu perpustakaan per tahun dihitung 20% dari jumlah
buku perpustakaan yang terdiri atas:
♦ Jumlah buku teks pelajaran adalah satu eksemplar untuk 17 mata
pelajaran per peserta didik ditambah 2 eksemplar untuk masing-
masing mata pelajaran
♦ Jumlah buku panduan pendidik adalah satu eksemplar untuk 17
mata pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan
ditambah satu eksemplar per masing-masing mata pelajaran
♦ Jumlah buku pengayaan adalah 820 judul per sekolah dengan
proporsi 75% non fiksi dan 25% fiksi, dengan jumlah minimal (a)
1.000 eksemplar untuk 3 s.d. 6 rombel; (b) 1.500 eksemplar untuk
9 s.d. 12 rombel; (c) 2.000 eksemplar untuk 15 s.d. 18 rombel; dan
(d) 4.000 eksemplar untuk 21 s.d. 24 rombel.
♦ Jumlah buku referensi adalah 30 judul per sekolah, meliputi antara
lain: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris,
Ensiklopedi, Buku Statistik Daerah, Buku Telepon, Buku Undang-
Undang dan Peraturan, dan Kitab Suci.
♦ Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 30 judul per sekolah,
meliputi antara lain: majalah, surat kabar, globe, peta, dan CD
pembelajaran.
iii. Kartu iuran bulanan: tiap peserta didik
iv. Kartu pelajar: tiap peserta didik
v. Kotak P3K + isi: kebutuhan per tahun per sekolah
b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal
konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp 10.000,- terdiri dari:
i. Rapat penerimaan siswa baru
ii. Rapat evaluasi semester siswa
iii. Rapat kenaikan kelas
iv. Rapat kelulusan
v. Rapat pemecahan masalah
28
vi. Rapat koordinasi
vii. Rapat wali murid
c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,
yaitu untuk:
i. Kepala sekolah
ii. Guru
iii. Tenaga kependidikan
d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal per
tahun, yaitu untuk:
i. Ulangan umum kelas X dan XI
ii. Ulangan umum kelas XII
iii. Ujian akhir tertulis
iv. Penyusunan soal UAS
v. Penyusunan soal ulangan umum kelas X dan XI
vi. Penyusunan sial ulangan umum kelas XII
e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk:
i. Listrik
ii. Telepon
iii. Air
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per
tahun, yaitu untuk:
i. Pengecatan gedung/pagar
ii. Penggantian genteng yang rusak
iii. Perbaikan/penggantian komponen
iv. Pemeliharaan meubel
v. Pemeliharaan peralatan
vi. Pemeliharaan taman
vii. Pemeliharaan bahan pustaka
g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu
untuk:
i. Pramuka
ii. PMR
iii. UKS
iv. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
v. Pembinaan Prestasi Olah Raga
vi. Pembinaan Prestasi Kesenian
vii. Lomba bidang akademik
viii. Perpisahan kelas terakhir
ix. Pembinaan kegiatan keagamaan
29
Untuk mempermudah proses, penghitungan dilakukan dengan menggunakan template
program Microsoft Excel (lihat Gambar 4). Template ini dikembangkan berdasarkan
apa yang digunakan oleh BSNP dalam menghitung standar biaya operasional.
Komponen biaya yang ada dalam template tetapi disepakati untuk tidak digunakan,
harus dihapus terlebih dahulu. Sebaliknya, komponen biaya yang tidak ada dalam
template tetapi disepakati untuk digunakan, harus ditambahkan ke dalam template
sebelum melakukan penghitungan.
Biaya/unit
Frekuensi per unit (Ribuan
No. Deskripsi pertahun Jumlah satuan Rp) Nilai (Ribuan Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3)x(4)x(5)x(6)
A. BIAYA PEGAWAI
a. Gaji
Guru sebagai Kepala Sekolah 12 1 1 1,085.2 13,022
Guru 12 8 1 1,085.2 104,179
Tenaga Kependidikan 12 5 1 976.9 58,614
b. Tunjangan melekat pada gaji
Guru 12 9 1 265 28,620
Tenaga Kependidikan 12 5 1 250 15,000
c. Penghasilam Lainnya
1. Tunjangan Profesi (x15%)
Guru 12 1 1 1,085.2 13,022
2. Fungsional
Guru 12 8 1 327 31,392
Tenaga Kependidikan 12 2 1 202 4,848
3. Tunjangan Khusus
Guru
Tenaga Kependidikan
4. Maslahat Tambahan
Guru sebagai Kepala Sekolah 12 1 1 365 4,380
Tenaga Kependidikan 12 1 1 175 2,100
JUMLAH BIAYA PEGAWAI 275,178
30
Dalam template tersebut terdapat beberapa kolom yang perlu dipahami sebelum
melakukan penghitungan BOSP, yaitu:
Kolom 3 (Frekuensi per Tahun): Kolom ini menunjukkan seberapa sering
penggunaan/pemakaian/pembayaran untuk komponen pengeluaran tertentu.
Misalnya, untuk SD/MI: Untuk gaji, frekuensi per tahun adalah 12, karena
guru dan tenaga kependidikan dibayar 12 kali (setiap bulan) dalam satu tahun;
Untuk pensil (ATS), frekuensi per tahun adalah 10, karena diasumsikan proses
belajar-mengajar efektif hanya 10 bulan (2 bulan libur), dst.
Kolom 4 (Jumlah) dan Kolom 5 (Per Unit Satuan): Secara bersama-sama
(4)x(5) menunjukkan jumlah penggunaan terkait dengan komponen biaya
tertentu. Misalnya, untuk SD/MI: Ada 8 guru yang harus digaji, sehingga
kolom 4 berisi “8” dan kolom 5 berisi “1”; Untuk pensil (ATS) kolom 4 berisi
“2” karena diasumsikan setiap guru dan tenaga kependidikan membutuhkan 2
pensil per bulan, sedangkan kolom 5 berisi “14” karena jumlah guru dan
tenaga kependidikan adalah 14. Sebagai catatan, pengisian kolom 4 dan
kolom 5 sebenarnya dapat fleksibel, karena yang terpenting adalah diperoleh
angka yang menunjukkan jumlah penggunaan terkait dengan komponen
pengeluaran tertentu.
Kolom 6 (Biaya per Unit): Menunjukkan harga (dalam ribuan) untuk setiap
komponen biaya. Misalnya, untuk SD/MI: Untuk gaji guru, kolom 6 berisi
“1.085,2” karena diasumsikan rata-rata guru berpangkat IIIB dengan gaji Rp
1.085.200,- per bulan; Untuk pensil (ATS) kolom 6 berisi “2” karena
diasumsikan harga sebuah pensil adalah Rp 2.000,-. Seperti disampaikan di
bagian lain buku panduan ini, harga yang dipergunakan oleh BSNP adalah
“harga Jakarta”. Oleh karena itu, daerah perlu melakukan penyesuaian agar
hasil perhitungan BOSP dapat lebih mendekati kenyataan di lapangan.
Penyesuaian harga dapat dilakukan berdasarkan patokan/standar harga yang
digunakan oleh Pemda dalam menyusun APBD atau berdasarkan harga nyata
(riil).
Kolom 7 (Nilai): Merupakan hasil perkalian (3)x(4)x(5)x(6) yang
menunjukkan nilai pengeluaran untuk setiap komponen biaya selama satu
tahun. Kolom ini terisi secara otomatis (menggunakan formula), sehingga
tidak perlu diisi secara khusus.
Penyesuaian juga dapat dilakukan pada beberapa asumsi dasar, terutama jumlah
rombel dan jumlah murid per rombel. Beberapa asumsi tersebut terdapat di bagian
bawah template. Satu hal yang perlu diingat adalah: Jika dilakukan perubahan pada
31
asumsi jumlah murid, hal itu akan berdampak pada penggunaan atau volume
komponen biaya tertentu. Misalnya, untuk SD/MI: Penggunaan kapur tulis (ATS)
sebanyak 30 (5x6) akan berubah jika jumlah rombel diasumsikan tidak “6”;
Penggunaan bahan habis pakai juga akan berubah jika ada perubahan asumsi jumlah
murid atau jumlah rombel.
4
Bagian ini diperlukan untuk daerah yang tidak “puas” dengan pembedaan BOSP berdasarkan jumlah
rombel.
32
Klasifikasi juga dapat dilakukan dengan menyusun standar pelayanan. Yang cukup
banyak didiskusikan adalah wacana untuk mengelompokkan sekolah-sekolah ke
dalam tiga kelompok, yaitu Sekolah Minimal, Sekolah Standar dan Sekolah Ideal.
Kalau itu akan dilakukan, tentu saja yang harus dilakukan adalah menyusun kriteria
(yang berimplikasi pada komponen biaya operasional) untuk “minimal”, “standar”
dan “ideal” tsb.
33
Lampiran-1a Bab-3.
Tujuan:
1. Peserta mampu menentukan komponen dan sub komponen BOSP yang sesuai
dengan kondisi daerah
2. Peserta mampu menghasilkan angka BOSP untuk daerahnya sendiri
Waktu:
2 hari
Peserta:
1. Tim Penyusun BOSP
2. Perwakilan sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
3. Perwakilan dari Dinas Pendidikan
Seting Ruangan:
Duduk berkelompok sesuai dengan jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA). Untuk setiap jenjang sekolah, dibagi menjadi dua kelompok kecil.
Perwakilan Dinas Pendidikan menyebar, sehingga di setiap kelompok (jenjang
pendidikan).
Metode:
1. Curah pendapat
34
2. Kerja kelompok
3. Diskusi dan presentasi
Urutan Fasilitasi:
a. Pleno-1: Pengantar
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan dan tujuan materi yang akan
didiskusikan
2. Fasilitator menjelaskan tentang tata cara penghitungan BOSP yang dimulai
dengan Penentuan Komponen Biaya
3. Fasilitator menjelaskan apa yang sudah dikerjakan oleh BSNP, khususnya
terkait dengan komponen biaya.
4. Fasilitator membagi kelompok sesuai dengan jenjang pendidikan
5. Dibantu petugas lain, fasilitator membagikan salinan komponen biaya yang
dipergunakan oleh BSNP untuk setiap kelompok (jenjang sekolah)
6. Fasilitator menjelaskan apa yang perlu didiskusikan dalam kelompok, yaitu
apakah komponen biaya yang dipergunakan oleh BSNP sudah sesuai dengan
kondisi di daerah. Peserta bisa mengusulkan perubahan untuk disepakati
bersama. Jangan lupa memberikan penekanan bahwa yang dihitung oleh
BSNP adalah standar minimal.
35
2. Peserta saling melihat hasil kerja kelompok lain, memberikan komentar secara
tertulis.
3. Tanya jawab, dipandu oleh fasilitator.
4. Fasilitator mencatat hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama, dan juga hal-
hal yang belum disepakati.
36
Contoh Agenda Lokakarya 2:
SUSUNAN ACARA
LOKAKARYA-2 BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
[KAB/KOTA……]
37
plano
08.45-09.30 Kerja Kelompok: Fasilitator Notebook
Penyempurnaan hasil penghitungan BOSP utk
kelompok
09.30-10.00 Presentasi Hasil Kerja Kelompok Fasilitator
10.00-10.15 Istirahat
10.15-11.15 Diskusi tentang Klasifikasi Sekolah untuk Fasilitator
BOSP (apakah diperlukan, dasar klasifikasi,
dsb)
11.15-11.30 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Fasilitator
11.30-11.50 Wrap-Up keseluruhan lokakarya Fasilitator
Evaluasi oleh peserta DC
11.50-12.00 Penutupan oleh Dinas Pendidikan Pemda
38
Lampiran-1b Bab-3.
Tujuan:
1. Peserta mampu melakukan revisi dan finalisasi terhadap hasil penghitungan BOSP di
Lokakarya sebelumnya
2. Jika memang dikehendaki dan diperlukan, peserta mampu melakukan penghitungan
BOSP berdasarkan klasifikasi sekolah
3. Peserta mampu menjelaskan apa implikasi kebijakan dari hasil penghitungan BOSP
yang telah dilakukannya
Waktu:
2 hari
Peserta:
Sama dengan peserta Lokakarya 2
Seting Ruangan:
Duduk berkelompok sesuai dengan jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA). Perwakilan Dinas Pendidikan menyebar, sehingga ada di setiap
kelompok (jenjang pendidikan).
Metode:
1. Curah pendapat
2. Kerja kelompok
3. Diskusi dan presentasi
Urutan Fasilitasi:
a. Pleno-1: Pengantar
1. Sebelum acara dimulai, fasilitator mengkoordinir pemajangan hasil Lokakarya
2
39
2. Fasilitator menyampaikan ringkasan hasil penghitungan BOSP yang dilakukan
dalam Lokakarya 2 sambil memberikan komentar dan masukan tentang apa
yang sudah baik dan apa yang masih perlu diperbaiki.
3. Fasilitator menjelaskan bahwa yang akan dilakukan dalam Lokakarya 3 adalah
finalisasi penghitungan
4. Fasilitator mempersilakan peserta untuk melakukan Kunjung Karya. Peserta
dipersilakan memberikan komentar secara tertulis dengan menggunakan kertas
“Post It” yang telah disiapkan sebelumnya.
b. Kerja Kelompok
1. Peserta melakukan revisi berdasarkan masukan peserta lain
2. Hasil kerja dicetak dan dipajangkan lagi
3. Peserta melakukan Kunjung Karya dan memberikan komentar
4. Langkah ini dilakukan berulang-ulang hingga menghasilkan BOSP yang
mencerminkan kondisi di daerah
40
Contoh Agenda Lokakarya 3:
SUSUNAN ACARA
LOKAKARYA-3 BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
[KAB/KOTA ……]
41
BAB 4. PENYUSUNAN KEBIJAKAN
42
4.3. Dokumen Kebijakan
43
Lampiran-1 Bab-4.
PANDUAN FASILITASI
PENYUSUNAN KEBIJAKAN (LOKAKARYA 4)
Tujuan
1. Peserta memahami pentingnya diterbitkannya kebijakan daerah terkait dengan
BOSP
2. Peserta memahami dampak diterbitkannya kebijakan tersebut
3. Peserta mampu menyusun dan merencanakan sosialisasi dan evaluasi
kebijakan berdasarkan hasil penghitungan BOSP
Waktu
1 hari
Peserta
1. Tim Penyusun BOSP
2. Perwakilan Pemda (Bagian Keuangan Setda, Bapeda, Dinas Pendidikan, dan
instansi lain yang relevan)
3. Perwakilan DPRD
4. Perwakilan masyarakat (Dewan Pendidikan, LSM peduli pendidikan,
pengusaha, dsb)
Seting Ruangan
Duduk berkelompok menurut “profesi” atau “fungsi” (Tim BOSP, Pemda,
DPRD+Masyarakat)
44
5. Contoh peraturan tentang BOSP dari daerah lain
6. Kertas plano, meta plan, spidol besar, selotip bolak-balik
7. White board/papan tulis
8. Laptop & LCD
Metode:
1. Ceramah (minimal)
2. Curah pendapat
3. Diskusi kelompok dan presentasi
4. Diskusi pleno
Urutan Fasilitasi:
a. Pleno-1: Pengantar
1. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan, konsideran pentingnya kebijakan
(Perda/ Perbup/ Surat Keputusan Kepala Daerah) terkait dengan BOSP
2. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah penyusunan kebijakan daerah terkait
dengan BSP
3. Fasilitator menjelaskan dampak dari kebijakan tersebut
4. Tanya jawab tentang materi/pengantar yang disampaikan
5. Fasilitator membagi kelompok sesuai dengan profesi/ fungsi
6. Fasilitator menjelaskan apa saja yang perlu didiskusikan dalam kelompok
(ruang lingkup kebijakan pembiayaan pendidikan di daerah)
b. Kerja Kelompok-1
1. Kelompok memilih ketua dan presenter.
2. Ketua kelompok memimpin diskusi sesuai dengan butir-butir dalam ruang
lingkup kebijakan. Fasilitator mendampingi/mengamati dan mengarahkan jika
diskusi keluar dari fokus/topik pembicaraan, serta menjaga agar semua peserta
bisa menyampaikan pendapatnya.
3. Kelompok menuliskan butir-butir kesepakatan ke dalam kertas plano, atau
pada meta plan yang ditempelkan pada kertas plano.
45
3. Fasilitator mencatat hal-hal yang telah disepakati, dan juga hal-hal yang masih
terdapat perbedaan pendapat antar peserta.
Catatan:
Penyusunan kebijakan merupakan sebuah proses yang memerlukan “pengawalan”,
agar berjalan pada jalur yang semestinya. Oleh karena itu, rangkaian lokakarya saja
tidak cukup, harus dilengkapi dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan secara
terus-menerus. Yang disampaikan dalam bagian ini hanya proses fasilitasi
penyusunan kebijakan dalam lokakarya.
46
Contoh Agenda Lokakarya 4:
SUSUNAN ACARA
LOKAKARYA-4 BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
[KAB/KOTA........]
[HARI, TANGGAL.....]
Waktu Materi Penanggung
Jawab/
Narasumber
08.00-08.30 Registrasi Peserta DC
08.30-09.00 Sambutan-Sambutan dan Pembukaan:
• Sambutan DBE1 PC
• Sambutan Dinas Pendidikan dan Pembukaan Pemda
09.00-10.15 Presentasi dan Diskusi Hasil Penghitungan BOSP Kab
Karawang:
• Proses Keseluruhan Lokakarya Fasilitator
• BOSP untuk SD/MI Koordinator SD
• BOSP untuk SMP/MTs Koordinator SMP
• BOSP untuk SMA/MA Koordinator SMA
10.15-10.30 Istirahat
10.30-12.15 Diskusi Kebijakan: Fasilitator
• Bentuk rekomendasi
• Ruang lingkup rekomendasi
• Rencana Tindak Lanjut
12.15-12.30 Penutupan:
• Rangkuman Hasil Lokakarya Fasilitator
• Sambutan dan Penutupan Dinas Pendidikan
12.30 - Makan Siang
47
Lampiran-2 Bab 4.
CONTOH DRAFT
PERATURAN BUPATI SIDOARJO
48
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
49
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
50
7. Biaya satuan pendidikan minimal adalah biaya minimal yang
diperlukan oleh sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana
sesuai rencana dan hasil proses pembelajaran sesuai dengan
target yang diharapkan.
BAB II
RUANG LINGKUP, FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
Ruang Lingkup kebijakan pembiayaan pendidikan meliputi:
51
Pasal 3
Kebijakan Pembiayaan Pendidikan berfungsi sebagai pedoman bagi
semua pihak dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
melalui aspek pembiayaan.
Pasal 4
Kebijakan Pembiayaan Pendidikan bertujuan untuk menjamin
adanya pembiayaan pendidikan yang efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan pada satuan pendidikan.
BAB III
Pasal 6
Pasal 7
Pemerintah Kabupaten mengalokasikan APBD untuk mendorong
pengembangan siswa dan/atau sekolah berprestasi
52
BAB IV
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN
Pasal 8
Pasal 9
53
Pasal 10
BAB V
PERLINDUNGAN BAGI PENDUDUK MISKIN (TIDAK
MAMPU)
Pasal 11
Siswa dari keluarga tidak mampu dibebaskan dari segala bentuk
beban pembiayaan oleh sekolah
Pasal 12
Pasal 13
54
BAB VI
PENGAWASAN KEUANGAN DI SEKOLAH
Pasal 14
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 15
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten …………...
Di tetapkan di ...........
pada tanggal
BUPATI ............,
55
..........................
Diundangkan di ..............
pada tanggal
56
Lampiran-3 Bab 4.
CONTOH DRAFT
SURAT KEPUTUSAN BUPATI SIDOARJO
57
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
58
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN BUPATI TENTANG BIAYA SATUAN
PENDIDIKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
59
6. Masyarakat adalah orang-orang di luar satuan pendidikan
yang terkait dengan proses belajar-mengajar di satuan
pendidikan
BAB II
RUANG LINGKUP, FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
Ruang Lingkup biaya satuan pendidikan meliputi:
Pasal 3
Standar Biaya Satuan Pendidikan berfungsi sebagai dasar bagi
kebijakan tentang pembiayaan pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
60
Pasal 4
Standar Biaya Satuan Pendidikan bertujuan untuk menjamin
adanya pembiayaan pendidikan yang efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan pada satuan pendidikan.
BAB III
BIAYA SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 5
BAB IV
KATEGORISASI SEKOLAH
Pasal 6
BAB V
BIAYA MAKSIMAL
UNTUK KEPERLUAN OPERASIONAL NON-PEGAWAI DI
SEKOLAH
61
Pasal 9
Biaya maksimal yang dibebankan oleh sekolah negeri kepada
orang tua murid disesuaikan dengan kategori sekolah.
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
SMA/MA dapat menarik dana partisipasi masyarakat untuk
keperluan operasional non-pegawai sesuai dengan kebutuhan
62
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Keputusan Bupati ini mulai berlaku sejak pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten …………...
Di tetapkan di .....
pada tanggal
BUPATI
......................
Diundangkan di ..............
pada tanggal
63
BERITA DAERAH KABUPATEN ...................... TAHUN 2007 NOMOR……….
64
DRAF
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN SIDOARJO
TENTANG
KATEGORISASI SEKOLAH
DALAM RANGKA KEBIJAKAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Menimbang :
Mengingat :
1. Peraturan Bupati Nomor …. tentang Pembiayaan Pendikan
2. SK Bupati Nomor …… tentang Biaya Satuan Pendidikan
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
KATEGORISASI SEKOLAH UNTUK SD/MI
Pasal 3
KATEGORISASI SEKOLAH UNTUK SD/MI
65
3. SD/MI Kategori 2 adalah SMP/MTs dengan skor penilaian antara 13 sampai
dengan 16
4. SD/MI Kategori 3 adalah SMP/MTs dengan skor penilaian 12 atau kurang
Pasal 4
KATEGORISASI SEKOLAH UNTUK SMA/MA
Pasal 5
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
66
Form
Lampiran -1. 1
FORMAT ISIAN KATEGORISASI SEKOLAH
UNTUK SD/MI
B KEGIATAN AKADEMIK
1a Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya naik?
1b Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya tetap?
2 Siswa ikut serta dalam lomba prestasi akademik
3 Siswa memenangi juara 1, 2 atau 3 dalam lomba
prestasi akademik
TOTAL NILAI/SKOR
**Diisi dengan nilai 1 (satu) untuk semua jawaban “Ada” atau “Ya”, kecuali untuk
pertanyaan B1a, B3 dan C12 diberi nilai 2 (dua) jika “Ada” atau “Ya”.
67
Form
Lampiran 2. 2
FORMAT ISIAN KATEGORISASI SEKOLAH
UNTUK SMP/MTs
B KEGIATAN AKADEMIK
1a Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya naik?
1b Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya tetap?
2 Siswa ikut serta dalam lomba prestasi akademik
3 Siswa memenangi juara 1, 2 atau 3 dalam lomba
prestasi akademik
TOTAL NILAI/SKOR
**Diisi dengan nilai 1 (satu) untuk semua jawaban “Ada” atau “Ya”, kecuali untuk
pertanyaan B1a, B3 dan C12 diberi nilai 2 (dua) jika “Ada” atau “Ya”.
68
Form
Lampiran 3. 3
FORMAT ISIAN KATEGORISASI SEKOLAH
UNTUK SMA/MA
B KEGIATAN AKADEMIK
1a Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya naik?
1b Ranking sekolah dibanding tahun sebelumnya tetap?
2 Siswa ikut serta dalam lomba prestasi akademik
3 Siswa memenangi juara 1, 2 atau 3 dalam lomba
prestasi akademik
TOTAL NILAI/SKOR
**Diisi dengan nilai 1 (satu) untuk semua jawaban “Ada” atau “Ya”, kecuali untuk
pertanyaan B1a, B3 dan C13 diberi nilai 2 (dua) jika “Ada” atau “Ya”.
69