Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Kanker Payudara (CA MAMAE)


Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel-sel kanker bias bersarang
ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan dibawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mamae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara
(karsono,2006).
Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif
dan deskruktif, serta dapat bermestastase. (Ramli,1994).

2.2 Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
a. Tinggi melebihi 170cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang
c. Faktor genetik
d. Ca payudara yang terdahului
e. Keluarga, diperkirakan 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan
ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara(benigna), kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada
periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita/pernah
menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain.
h. Faktor endokrin dan reproduksi, Gradivitas matur kurang dari 20 tahun
dan gradivitas lebih dari 30tahun, menarche kurang dari 12tahun.
i. Obat antikonseptiva oral, penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang
lebih dari 12tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

2.3 Stadium
 Stadium, Tumor yang berdiameter kurang 2cm tanpa keterlibatan
limfonodous (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada
payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
 Stadium 2a, Tumor yang berdiameter kurang 2cm dengan keterlibatan
limfodous (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter
kurang 5cm tanpa keterlibatan limfonodous (LN) dan tanpa penyebaran
jauh.
 Stadium 2b, Tumor yang beridameter 5cm dengan keterlibatan
limfonodous (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter
lebih 5cm tanpa keterlibatan limfonodous (LN) dan tanpa penyebaran
jauh.
 Stadium 3a, Tumor yang berdiameter lebih 5cm dengan keterlibatan
limfonodoud(LN) tanpa penyebaran jauh.
 Stadium 3b, Tumor yang berdiameter 5cm lebih dengan keterlibatan
limfonodous (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke
supraklavikula dengan keterlibatan limfonodous (LN) supraklavikula atau
metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi/ menyebar ke kulit atau
dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah
menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Di diagnosis sebagai inflamatory Breast
Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah
bening diketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari
organ tubuh.
 Stadium 3c, Tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikularipsi lateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe
aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supra klavikularipsi lateral.
 Stadium 4, Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu: tulang, paru-
paru, liver atau tulang rusuk.

2.4 Manifestasis Klinis


a) Teraba adanya masa atau benjolan pada payudara
b) Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c) Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
d) Ada perubahan suhu pada kulit: hangat, kemerahan, panas
e) Ada cairan yang keluar dari puting susu
f) Ada perubahan pada putting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi
dan terjadi retraksi
g) Ada rasa sakit
h) Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
darah meningkat
i) Ada pembengkakan didaerah lengan
j) Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara
k) Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l) Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta putting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
m) Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’Orange)
n) Benjolan menyerupai bunga kobs dan mudah berdarah
o) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.

2.5 Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
I. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel
ini disebabkan oleh suatu agennyang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang smaa terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
meyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan
fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami
suatu keganasan.
II. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita
karena kanker (maternity nusring,1997). Penyebab pasti belum diketahui,
namun ada beberapa teori menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan
pada mammae, yaitu:
a. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan
hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh
ovarium memperngaruhi faktor pertumbuhan sel mammae
(Smeltzer & Bare, 2002).
Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangsang
pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa
wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang
ditemukan menederita karsinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang menyebabkan
kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan
menopause lambat ternyata disertai peningkatan resiko kanker
mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita
yang melahirkan anak pertama pada usia lebih 30tahun.
b. Virus, invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu
menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang
mengalami profilerasi.
c. Genetik
d. Defisiensi imun
Defisiensi imun terutama limfosit T menyebabkan
penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk
menghambat terjadinya poliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan poliferasi tersebut
akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringan
epithelial dan paling sering pada sistem duktal. Mula-mula
terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel
ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi
stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari
sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias
diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka
terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti
periosteum dan pelkus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat
pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar
melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran
limfe akan sampai di kelenjar limfe menyebabkan terjadinnya
pembesaran kelenjar limfe regional. Disamping itu juga bisa
menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau
d’orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan
menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura,
otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita
kehilangan progresif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus
disertai kelemahan yang sangat anoreksia dan anemia. Sindrom
yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakesi kanker.
II.6 Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan payudara sendiri
b) Pemeriksaan payudara secara klinis
c) Pemeriksaan manografi
d) Biopsi aspirasi
e) True cut
f) Biopsi terbuka
g) USG payudara, peemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy
medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

2.7 Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai