Anda di halaman 1dari 59

ANALISIS PENGARUH DIMENSI BALOK ANAK TERHADAP MOMEN

LENTUR PADA PELAT DENGAN METODE AMPLOP DAN METODE


ELEMEN HINGGA

(Skripsi)

Oleh

AUDY NADYAPUTRI MAJID

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DIMENSI BALOK ANAK TERHADAP MOMEN


LENTUR PADA PELAT DENGAN METODE AMPLOP DAN METODE
ELEMEN HINGGA

Oleh

AUDY NADYAPUTRI MAJID

Pelat adalah struktur planar kaku dengan elemen tipis yang secara khas terbuat dari
material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi lain dan
menahan beban transversal melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi balok anak terhadap momen lentur
pelat dua arah dengan menggunakan Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga.

Data struktur pelat dan balok didapatkan dari Pembangunan Gedung Radioterapi
Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk Bandar Lampung. Perhitungan Metode Amplop
menggunakan tabel koefisien momen dan pada Metode Elemen Hingga pelat dibagi
menjadi elemen – elemen yang lebih kecil agar hasil yang didapat menjadi lebih
sederhana dan mudah diperoleh. Program yang dipakai dalam analisis ini adalah
Microsoft Excel dan program SAP2000 sebagai pemodelan struktur pembanding.

Dari analisis ini diperoleh hasil momen lentur pada pelat dua arah dengan hasil yang
bervariasi. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai momen pada Metode Amplop
yang tidak memasukkan dimensi balok anak lebih kecil dibandingkan dengan nilai
momen menggunakan Metode Elemen hingga dengan selisih berkisar 30% - 100%
pada dimensi balok anak 250 x 500 mm, 2% - 40% pada balok anak 300 x 400 mm,
dan 2% - 20% pada balok anak 300 x 600 mm pada momen lapangan dan
tumpuannya. sehingga penggunaan Metode Elemen Hingga lebih aman digunakan
dalam perhitungan struktur.

Kata kunci : Metode Amplop, Metode Elemen Hingga, Pelat Dua Arah.
ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF SECONDARY BEAM DIMENSIONS ON


BENDING MOMENTS OF PLATE USING AMPLOP METHOD AND FINITE
ELEMENT METHOD

By

AUDY NADYAPUTRI MAJID

Plates are rigid planar structures with thin elements typically made of monolith
material that are smaller in height compared to other dimensions and hold the
transverse load through the flexural action of each support. This analysis aims to
determine the effect of the dimensions of the secondary beam on the bending direction
of two-way plates using the Amplop Method and the Finite Element Method.

The data analysis was obtained from Radiotherapy Building of Abdoel Muluk
Hospital in Bandar Lampung. Analysis of Amplop Method uses moment coefficient
table and Finite Element Method plates are divided into smaller elements so the
results are simpler and easier to obtain. The programs used in this analysis are
Microsoft Excel and SAP2000 programs as modeling comparative structures.

From the analysis, the results of bending moments on two-way plates are obtained
with varying results. The results of the analysis show the moment value of the Amplop
Method which does not include the dimensions of secondary beam is smaller than
moment value using the finite Element Method and the difference ranges are from
30% - 100% on the dimensions of secondary beam 250 x 500 mm, 2% - 40% on
secondary beam 300 x 400 mm, and 2% - 20% on secondary beam 300 x 600 mm on
bending moment which is the analysis using Finite Element Method is safer to use for
analysis the plate structure.

Keywords : Amplop Method, Finite Element Method, Two way slab.


ANALISIS PENGARUH DIMENSI BALOK ANAK TERHADAP MOMEN
LENTUR PADA PELAT DENGAN METODE AMPLOP DAN METODE
ELEMEN HINGGA

Oleh

AUDY NADYAPUTRI MAJID

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Audy Nadyaputri Majid dilahirkan di Depok, pada tanggal 26

Juni 1997. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Johan Abdul Majid dan Ibu Dwi Wahyunanti. Penulis

menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Bukitkemuning

dan diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan tingkat pertama

ditempuh di SMP Negeri 1 Bukitkemuning dan diselesaikan

pada tahun 2011 kemudian melanjutkan Pendidikan tingat atas di SMA Negeri 1

Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara dan diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Sipil Universitas Lampung melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis turut dalam organisasi kemahasiswaan yaitu

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lampung pada tahun 2015/2016

sebagai Sekertaris pada bidang Usaha dan Karya, Penulis juga mendapat kepercayaan

menjadi asisten dosen di Institut Teknologi Sumatera pada mata kuliah Mekanika

Tanah pada tahun 2018. Penulis melakukan Kerja Praktik pada Proyek

Pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum Abdul Muluk Bandar

Lampung pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melakukan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Karang Anyar, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten

Tanggamus.
Motto Hidup
“Maju Terus Pantang Mundur”
(Anonymous)

" Be Bold or Italic Never Regular.”


(Anonymous)

" Tuhan, terimakasih atas segala yang Kau berikan sekalipun aku tidak layak
menerimanya. Dan ampuni aku, yang kerap mengkhawatirkan hari esok, seakan
Kau tak ada..”
(z.h)

“Once upon a time you were a little girl with big dreams thau you promised you’d
make real one day. Don’t disappoint that little girl”
(Shonda Rhimes)

“If Allah has written something to be yours – it will be. Time might be different.
The journey might be different. But it will be yours.
(Shaykh Mohammed Aslam)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil kerja kerasku ini kepada :

Kedua orangtuaku tercinta, Ayahku tesayang Johan Abdul Majid

dan Ibuku tersayang Dwi Wahyunanti, yang telah mencurahkan

setiap doa, kasih sayang, harapan, dan segala dukungan kepada

anakmu selama ini.

Nenekku tercinta Maimunnah Hadran yang telah menjagaku dan

menemaniku selama empat tahun ini.

Adik - Adikku tersayang, Aditya Abdurrahman Majid dan Azelia

Deannova Majid yang selalu memberikan semangat.

Seluruh keluarga besar dan sahabat yang selalu mendukung dan

memberikan semangatnya hingga aku dapat menyelesaikan tugas

akhirku ini..
SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul ” Analisis Pengaruh Dimensi Balok Anak Terhadap Momen

Lentur pada Pelat Dengan Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga” yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-

besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Suharno,M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

2. Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

3. Bayzoni, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I skripsi saya yang telah

sabar dalam membimbing, menasihati serta meluangkan waktunya untuk

memberikan pengarahan, masukan, saran dan kritiknya kepada saya demi

kesempurnaan skripsi ini.


4. Ir. Eddy Purwanto. M.T., selaku Dosen Pembimbing II skripsi saya yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan,

motivasi, dan nasihat kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Hasti Riakara Husni, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji skripsi saya yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, kritik dan saran

kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ir. Surya Sebayang, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

8. Seluruh teknisi dan karyawan di Fakultas Teknik, yang telah memberikan

bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

9. Kedua orangtuaku tercinta, ayahku Johan Abdul Majid dan Ibuku Dwi

Wahyunanti yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang

tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

10. Nenekku tercinta Maimunah Hadran yang telah menemani, menjaga, dan

memberikan doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

11. Adik – adikku Aditya Abdurrahman Majid dan Azelia Deannova Majidd

yang selalu mendukungku dan memberikan semangatnya.


12. Sahabat tercintaku, Anissa Putri Ambarwati, Chelpa Rideanda Bralinza, Rita

Adiyati M. Vareza Pratama, M. Fadhillah Dalius, Sonya Soraya, berkat kalian

4 tahun perjuangan kita terasa ringan dan indah.

13. Sahabat terbaikku, Adira Salsabila, Ameliza Indah Mahesa, Fazlina Amalia

Sunes, Wayan Anggi, Widyastuty Utami terima kasih sudah mau menerima

semua kekuranganku dan membantuku dalam susah dan senang selama ini.

14. Sahabatku tersayang, Bella Dwi Lestari, Novi Jayanti, Yuni Sartika,

terimakasih untuk segala dukungan, doa, serta kasih sayang selama 11 tahun

ini.

15. Saudaraku, teman seperjuanganku angkatan 2014 yang selama beberapa

tahun ini telah berbagi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, serta

seluruh angkatan yang sudah membantu selama masa perkuliahan ini yang

mungkin tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan,

khususnya bagi penulis pribadi. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis,

mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

Audy Nadyaputri Majid


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL… ……………………………………………………………... iv

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………..…… 2
3. Batasan Masalah……………………………………………………… 2
4. Tujuan Penelitian……………………………………………...……… 3
5. Manfaat Penelitian………………………………………….………… 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Pelat…………………………………………………………...……… 4
a. Kondisi Tepi Pelat……………………………………………...... 5
b. Klasifikasi Pelat…….………………………………………..…… 6
c. Pembebanan Pelat…….……………………………….…………. 8
d. Kombinasi Pembebanan…….………………………….………… 10
2. Balok…….……………………………………………….……. ……. 10
3. Metode Amplop…….…………………………………….………….. 14
4. Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) …….…………….. 17
a. Tipe-tipe Elemen Dalam Metode Elemen Hingga…….…………. 18
b. Kekakuan pada Pelat Lantai…….………………………………… 20

III. METODOLOGI PENELITIAN


1. Pendekatan Penelitian…….………………………………………….. 25
2. Data Penelitian …….…………………………………………………. 25
3. Prosedur Penelitian…….……………………………………………... 26

IV. PEMBAHASAN
1. Analisis Perhitungan Pelat Dua Arah dengan Metode Amplop…...….. 38
2. Analisis Perhitungan Pelat Dua Arah dengan Metode Elemen
Hingga………………………………………………………………… 41
3. Permodelan Struktur Pelat dengan Aplikasi SAP2000………………. 58
4. Hasil Momen Lentur pada struktur pelat……………………………… 61

V. KESIMPULAN dan SARAN


1. Kesimpulan …………………………………………………………… 68
2. Saran …………………………………………………………………... 70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Gaya geser dalam pada berbagai jenis elemen pelat ……………….………5
2. Jenis perletakan pada pelat ………………………………………..……….6
3. Pelat satu arah………………………………………………………...…….7
4. Pelat dua arah…………………………………………………...…..………7
5. Koordinat lokal elemen balok…………………………….………...……...11
6. Transformasi koordinat elemen balok …………………….……..….….….12
7. Pendekatan elemen-hingga suatu pelat………………….………..………..17
8. Elemen Satu Dimensi ……………………...………………………………18
9. Elemen Dua Dimensi ……………………………………...………..……..19
10. Deskripsi Geometri Pelat …………………………………………..……...20
11. Segiempat MZC ……………………………………………………...……20
12. Kotak New Model………………………………………………...………..28
13. Nilai Define Grid System sesuai dengan pelat………...…..…… …………28
14. Gambar setelah diberi Line dan Area………………………........................29
15. Material Property Data pada beton. …………………………...………...…30
16. Shell Section Data pada pelat. …………………………..…...… …………31
17. Data balok induk dan balok anak pada struktur. ……….……… …………32
18. Kombinasi pembebanan pada struktur ………………………..…………...33
19. Pelat dibagi menjadi beberapa mesh………………………….....................33
20. Pembebanan pada pelat ………………………………………....................34
21. Analisis hasil SAP2000 ……………………………………………..…….35
22. Hasil deformasi struktur. …………………………………………..……...35
23. Diagram alir penelitian. ………………………………………….……….37
24. Denah Pelat Lantai ………………………………………………….……38
25. Penomoran node perpindahan pada pelat ……...…………………………42
26. Penomoran node perpindahan pada balok……………………...................43
27. Pembagian kondisi tepi pelat a pada balok……………….………………43
28. Dimensi kondisi tepi pelat yang ditinjau……………...…………….…….54
29. Jaringan 2 x 2 denah gambar setelah diberi line dan area …..……...…….58
30. Kombinasi pembebanan pada pelat ……………………………………...59
31. Analisis SAP20000 ………………………………………………........…59
32. Hasil deformasi struktur …………………………………………….……60
33. Gambar momen M11 dan M22………………………………...................60
Grafik 1. Selisih momen lapangan arah x dan y pada setiap balok anak …….... 65
Grafik 2. Selisih momen tumpuan arah x dan y pada setiap balok anak …….... 66
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Besarnya beban mati……………….………………………………… 8
2. Besarnya beban hidup. ………………….…………………………… 9
3 .Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan
bebas dan menerus atau terjepit elastis…………………………….. 15
4. Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan
bebas dan terjepit penuh ………..…………….………………..…... 16
5. Beban Mati pada Pelat ………………………………………….….. 39
6. Tipe pelat yang diamati ………..……………………….…...…..…. 40
7. Nilai Momen dengan Menggunakan Metode Amplop …………..… 41
8. Hasil Perhitungan nilai momen metode elemen hingga ……..…….. 57
9. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan
Dimensi Balok Anak 250 x 500 mm ……………………..….…….. 62
10. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak 250 x500 mm ……………………………………….. 62
11. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan Dimensi
Balok Anak 300 x 400 mm……………………………………...… 63
12. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak 300 x 400 mm……………………………………...… 63
13. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan Dimensi
Balok Anak300 x 600 mm……………….……………………...… 64
14. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak300 x 600 mm……….……………………………...… 64
1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pelat adalah elemen yang horizontal dan mendukung beban mati dan beban

hidup kemudian disalurkan ke rangka vertikal dari sistem struktur. Pelat

adalah struktur planar kaku dengan elemen tipis yang secara khas terbuat dari

material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi lain dan

menahan beban transversal melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Pelat

merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus (datar atau tidak melengkung)

yang tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya yang lain. Pelat

dapat ditumpu di seluruh tepinya, atau hanya pada titik-titik tertentu (misalnya

oleh kolom-kolom), atau campuran antara tumpuan menerus dan titik. Kondisi

tumpuan dapat berbentuk sederhana atau jepit. Beban statis atau dinamis yang

dapat dipikul pelat umumnya tegak lurus permukaan pelat.

Pelat beton bertulang adalah struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan

bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang

struktur tersebut. (Asroni, 2014:161). Sistem perancangan tulangan pelat beton

pada dibagi menjadi 2 yaitu : sistem perancangan pelat dengan tulangan pokok

satu arah (arah x) dapat disebut dengan pelat satu arah / one way slab dan sistem

perancangan pelat dengan tulangan pokok dua arah (arah x dan arah y) disebut

pelat dua arah / two way slab.


2

Sistem pelat dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal

perbandingan panjang bentang kedua sisi memenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai

dua arah jika perbandingan dari bentang panjang terhadap bentang pendek kurang

dari dua. Beban pelat pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat

balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah

sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda. Ketika

pelat diberi tegangan yang berasal dari pembebanan maka menghasilkan lendutan

dan momen lentur untuk menentukan tebal pelat dan ukuran tulangan.

Perencanaan dan analisis pelat dua arah terdapat dua metode perhitungan yang

dapat digunakan yaitu metode amplop dan metode elemen hingga. Pada

perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung digunakan SNI 2847 (2013)

dan program yang dipakai adalah SAP 2000 dan Microsoft Excel.

2. Rumusan Masalah

Penulisan laporan tugas akhir ini menganalisis bagaimana pengaruh dimensi balok

anak pada perilaku struktur pelat dua arah dengan menggunakan metode amplop

dan metode elemen hingga. Perhitungan menggunakan bantuan program SAP

2000 dan Microsoft Excel.

3. Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini akan dianalisa struktur pelat dua arah dengan metode

amplop dan metode elemen hingga. Perhitungan dibantu program SAP 2000 dan

Microsoft Excel. Batasan masalah tugas akhir ini adalah :

a. Perhitungan analisis nilai momen lentur pada pelat dua arah.

b. Beban yang digunakan hanya beban terbagi rata.


3

c. Kondisi tumpuan pelat yang akan ditinjau antara lain :

1) Pelat persegi dengan tumpuan sederhana.

2) Pelat persegi yang mengalami momen akibat jepit.

3) Pelat persegi yang semua tepinya terjepit.

Peraturan yang digunakan pada tugas akhir ini menggunakan peraturan

berdasarkan perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 2847 (2013).

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh dimensi balok anak

terhadap momen lentur berdasarkan SNI 2847 (2013) dengan metode amplop dan

metode elemen hingga.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui perbandingan nilai momen lentur berdasarkan metode amplop dan

metode elemen hingga.

b. Mengetahui pengaruh dimensi balok anak terhadap struktur pelat.

c. Hasil analisis ini dapat digunakan oleh para perencana untuk bahan

pertimbangan dalam pemilihan metode perancangan pelat lantai dua arah.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pelat

Struktur gedung beton bertulang terdiri dari pelat lantai yang dicetak ditempat

(insitu) agar menjadi kesatuan yang monolit dengan balok dan kolom. Balok-

balok terdiri dari balok anak dan balok induk juga merupakan struktur bentang

menerus dari bentang satu ke bentang lainnya. Pelat merupakan struktur bidang

atau permukaan yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih

kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Dimensi suatu pelat bisa dibatasi

oleh suatu garis lurus atau garis lengkung. Pelat lantai merupakan panel-panel

beton bertulang yang mungkin bertulangan dua arah atau satu arah saja,

tergantung sistem strukturnya (Dipohusodo, 2000).

Pelat secara umum berdasarkan aksi strukturnya, dibedakan menjadi empat

kategori utama (Szilard, 1974), yaitu : pelat kaku adalah pelat tipis yang

memiliki tegangan lentur (flexural rigidity), dan memikul beban dengan aksi dua

dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser

tranversal, yang umumnya sama dengan balok (contoh : Gambar 1.a) , membran

adalah pelat tipis tanpa ketegangan lentur dan memikul beban lateral dengan

gaya geser aksial dan gaya geser terpusat (contoh : Gambar 1.b): , pelat fleksibel
5

adalah gabungan dari pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan

gabungan aksi momen dalam (contoh : Gambar 1.c), gaya geser tranversal dan

gaya geser pusat, serta gaya aksial, pelat tebal adalah pelat yang kondisi

tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi (contoh : Gambar

1.d)

(Sumber : Szilard, 1974)

Gambar 1. Gaya geser dalam pada berbagai jenis elemen pelat

a. Kondisi Tepi Pelat

Untuk pelat beton bertulang, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya

pembebanan, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan pada tepi. Dalam

pelat terdapat tiga komponen gaya dalam yaitu momen lentur, momen
6

puntir dan gaya geser transversal. Ada tiga jenis perletakan pada pelat seperti

pada gambar 2 , yaitu:

1) Tertumpu bebas

2) Terjepit penuh/terjepit sempurna

3) Terjepit sebagian/terjepit elastis

Sumber : Tata Cara Perhitungan Bangunan Gedung SNI 2847 2013

Gambar 2. Jenis perletakan pada pelat

b. Klasifikasi Pelat

Pelat diklasifikasikan berdasarkan cara pelat tersebut “didukung”. Dengan

sistem pendukung tersebut, pelat akan melendut dalam satu arah atau dua arah.

1) Pelat satu arah (one way slab)

Pelat satu arah yaitu suatu lantai beton yang sistem pendukungnya

(berupa balok) berada di sisi kiri dan kanan pelat. Pelat persegi yang

mempunyai balok pendukung pada keempat sisinya dengan

perbandingan antar sisi panjang pelat atau bentang panjang (ly) dan

sisi lebar pelat atau bentang pendek (lx) > 2,0. Sistem pelat satu
7

arah bisa terjadi pada pelat tunggal maupun pelat menerus, asalkan

persyaratan perbandingan panjang bentang kedua sisi pelat terpenuhi.

Sumber : Tata Cara Perhitungan Bangunan Gedung SNI 2847 2013

Gambar 3. Pelat satu arah

2) Pelat dua arah (two way slab)

Sistem pelat lantai dua arah dapat juga terjadi pada pelat bentang

tunggal maupun bentang menerus asal persyaratannya terpenuhi.

Perbandingan antar sisi panjang pelat atau bentang panjang (ly) dan

sisi lebar pelat atau bentang pendek (lx) < 2,0. Beban pelat lantai

pada jenis pelat ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok

pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah

sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.

𝐿𝑦
lx <2
𝐿𝑥

ly

Gambar 4. Pelat dua arah


8

Beban lantai dipikul dalam kedua arah oleh empat balok pendukung

sekeliling panel, dengan demikian panel menjadi suatu pelat

dua arah. (Hariandja, B. 2010).

c. Pembebanan Pelat

Pembebanan berarti proses, cara, perbuatan membebani atau membebankan.

Dalam hal ini yaitu suatu proses atau cara membebankan suatu elemen

struktur terhadap tinjauan tertentu. Tinjauan pembebanan dapat dibedakan

menjadi:

1. Beban Mati

Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan,

termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu

kesatuan dengannya. Dalam hal ini dapat berupa:

a. Beban mati akibat berat sendiri

Beban mati didefinisikan sebagai beban yang ditimbulkan

oleh elemen-elemen struktur bangunan; balok, kolom, dan pelat

lantai.

Tabel 1 Besarnya beban mati.


Beban Mati Besar Beban
Batu alam 3
2600 kg/m
Beton Bertulang 2400 kg/m3
Dinding Pasangan ½ Bata 250 kg/m2
Langit-langit dan penggantung 18 kg/m2
Lantai ubin dari semen Portland 24 kg/m2
SSpesi per cm tebal 21 kg/m2

umber : Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung SNI 1727 2013


9

b. Beban mati tambahan

Beban mati tambahan didefinisikan sebagai beban mati yang

diakibatkan oleh berat dari elemen-elemen tambahan atau

finishing yang bersifat permanen.

2. Beban Hidup

Beban hidup merupakan semua beban yang terjadi akibat pemakaian atau

penghunian pada suatu gedung, termasuk beban – beban dari barang yang

berpindah seperti mesin - mesin dan peralatan yang terdapat didalam

gedung dan dapat diganti serta beban akibat air hujan pada pelat atap. (SNI

03-2847-2013, Pasal 3.8).

Khusus pada pelat atap beban hidup juga termasuk beban – beban yang

berasal dari air hujan, baik akibat genangan yang terjadi akibat hujan

maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air.

Tabel 2 Besarnya beban hidup.


No Beban Hidup Besar Beban

1 Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m2 (kecuali no2)

Lantai dan tangga rumah tinggal


2 sederhana gudang-gudang selain toko, 125 kg/m2
pabrik dan bengkel

Sekolah, Ruang Kuliah Kantor,Toko ,


3 250 kg/m2
Toserba Hotel, Asrama Rumah Sakit

4 Ruang olahraga 400 kg/m2

5 Ruang dansa 500 kg/m2


10

400 kg/m2
(masjid gereja, ruang
6 Lantai dan balok dalam ruang pertemuan pegelaran/rapat, bioskop
dengan tempat duduk
tetap)

500 kg/m2
7 Panggung penonton (tempat duduk tidak tetap/
tempat penonton berdiri)
8 Tangga, bordes tangga dan gang 300 kg/m2 (no 3)
9 Tangga, bordes tangga dan gang 500 kg/m2 (no 4,5,6,7)
10 Ruang pelengkap 250 kg/m2 (no 3,4,5,6,7)
Pabrik, bengkel, gudang
11 Perpustakaan, ruang arsip, toko buku 400 kg/m2 (minimum)
Ruang alat dan mesin
Gedung parkir bertingkat
12 Lantai bawah 800 kg/m2
Lantai tingkat lainnya 400 kg/m2
13 Balkon yang menjorok bebas keluar 300 kg/m2 (minimum)
Sumber : Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung SNI 1727 2013

d. Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan untuk beban minimum diatus dalam SNI 1727 2013

tentang Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Kombinasi

pembebanan yang digunakan untuk menahan beban hidup LL dan beban mati

DL adalah

U = 1.2DL + 1.6LL ......................................................................................(2.3)

2. Balok

Balok merupakan bagian struktur dari sebuah bangunan yang dirancang dan kaku

untuk mentransfer dan menahan beban terhadap elemen – elemen pada bagian

kolom. Balok pada konstruksi diletakkan pada ujung – ujung yang terhubung
11

pada kolom dan pelat bangunan dan diaplikasikan sebagai pengaku dan pengikat

struktur. Balok induk adalah balok yang berperan sebagai penyangga struktur

utama yang mengikat bagian kolom – kolom utama bangunan secara rigid. Balok

anak sendiri merupakan balok dengan dimensi yang lebih kecil dari balok induk

dan perhitungan struktur dinilai relatif mudah dan sederhana, dikarenakan desain

pada balok anak membagi luasan pada pelat agar tidak terjadi lendutan yang

berlebih dan juga berkurangnya getaran pada pelat lantai saat terjadi pergerakan

di atasnya.

Oleh karena itu balok anak didesain tidak di didesain untuk menerima beban

gempa, namun cukup untuk menerima beban mati dan hidup. Seluruh gaya-gaya

yang bekerja pada balok ini akhirnya didistribusikan ke pondasi melalui kolom

bangunan. (Hariandja, B: 135).

Balok memiliki 4 macam vektor gaya dan perpindahan pada struktur ini 2 untuk

sebelah kiri (joint i) dan 2 sebelah kanan (joint j). Koordinat balok disebut dengan

koordinat global (X-Y), sedangkan setiap elemen mempunyai sumbu koordinat

lokal (x-y) seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Koordinat lokal elemen balok


12

Berikut merupakan transformasi koordinat (dari lokal ke global atau sebaliknya).

Setiap elemen diberi notasi nomer elemen dan nomer joint kiri (i) dan kanan (j).

Koordinat struktur secara keseluruhan disebut koordinat global (X-Y), sedangkan

setiap elemen mempunyai sumbu koordinat lokal (x-y).

Y
y

Vi i’ x

vi ui j

a
X
i Ui

Gambar 6. Transformasi koordinat elemen balok

Perpindahan ke 1:

12 EI
gi' 
L3
6 EI
m j' 
L2
1

6 EI
mi '  12 EI
L2 g j'  
L3
13

Perpindahan 2:

i  1
6 EI
gi  
L2

4 EI
mi 
L 2 EI
mj 
6 EI L
gi 
L2

Perpindahan ke 3:

12 EI 12 EI
g i'   g j' 
L3 L3

1
6 EI
mi '   6 EI
L2 m j'  
L2

Perpindahan ke 4:

6 EI
gj  
6 EI L2
gi 
L2

2 EI 2 EI
mi  mj 
L L

Hubungan antara gaya dan perpindahan yang sesuai dengan ilustrasi di atas:

 12 EI   6 EI   12 EI   6 EI 
g i  0.ui   3 .vi   2 . i  0.u j    3 v j   2 . j
 L   L   L   L 

 6 EI   4 EI   6 EI   2 EI 
mi  0.u i   2 .vi   . i  0.u j    2 .v j   . j
 L   L   L   L 

 12 EI   6 EI   12 EI   6 EI 
g j  0.ui    3 .vi    2 . i  0.u j   3 v j    2 . j
 L   L   L   L 
14

 6 EI   2 EI   6 EI   4 EI 
m j  0.ui   2 .vi   . i  0.u j    2 .v j   . j
 L   L   L   L 

Hubungan gaya perpindahan di atas dapat ditulis:

 12 EI 6 EI 12 EI 6 EI 
 
 g i   6LEI
3
L2 L3 L2   v 
m   4 EI 6 EI 2 EI   i 
 2 
 i   L2 L L L   i 
   12 EI 6 EI v 
 g j   3  2   j 
6 EI 12 EI
 2
m j   L L L3 L  j 
 6 EI 2 EI 6 EI 4 EI   
  2 
 L2 L L L 

Persamaan di atas dalam sumbu koordinat lokal (sesuai elemen yang ditinjau) :

𝟏𝟐 𝟔 𝟏𝟐 𝟔
𝑳𝟐 𝑳
− 𝑳𝟐 𝑳
𝟔 𝟔
𝑬𝑰 𝑳
𝟒 𝑳
𝟐
K= 𝑳 𝟏𝟐 𝟔 𝟏𝟐 𝟔 ………………………………...………. (2.4)
− 𝑳𝟐 𝑳 𝑳𝟐
−𝑳
𝟔 𝟔
[ 𝑳
𝟐 −𝑳 𝟒]

3. Metode Amplop

Metode Amplop digunakan untuk mencari momen yang bekerja pada arah x dan

y, dengan cara penyaluran dan diberikan tabel koefisien momen lentur yang

akan menentukan nilai momen-momen dari masing-masing arah. Setiap panel

pelat dianalisis tersendiri, berdasarkan kondisi tumpuan bagian tepinya.

Nilai-nilai koefisien momen pelat akibat beban meratadapat ditentukan

berdasarkan Tabel 4 dan 5 yang parameternya adalah nilai ly/lx dan kondisi

tumpuan tepi pelat.


15

Tabel 3.Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan
menerus atau terjepit elastis
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71)

Nilai Perbandingan Ly/Lx


Kondisi Pelat
Momen Pelat 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 > 2,5

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx Mlx = 0.001.q.Lx2 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125

Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 38

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 56

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 75

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 75

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 12
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mly = 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 56

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 38

Catatan:
= Terletak bebas
= Menerus atau terjepit elastis
16

Tabel 4.Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan terjepit
penuh
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71)

Nilai Perbandingan Ly/Lx


Kondisi Pelat
Momen Pelat 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 > 2,5

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125

Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 11 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 43
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 34 33 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 122 122 123 123 124 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 37 41 45 48 51 53 55 56 56 59 60 60 60 61 61 62 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 119 120 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 59 60 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79

Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Catatan:
= Terletak bebas
= Terjepit penuh
17

4. Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)

Metode elemen hingga adalah salah satu metode numerik yang digunakan dalam

proses analisis struktur untuk menyelesaikan berbagai problem rekayasa struktur

salah satunya adalah pelat. Menurut F. Cirak (2012), Metode elemen hingga

(finite element) dianalisis dengan cara menggabungkan matriks global lalu

menghitung matriks perpindahan dan mendapatkan nilai tegangan dan momen.

Perhitungan pada pelat dilakukan pembagian kontinuum asli menjadi sejumlah

elemen pelat yang tersusun dan dibatasi oleh garis-garis pertemuan yang lurus

atau lengkung dan sifat, bahan, dan perilaku harus sama dengan pelat semua atau

sebelum dibagi. Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga ini distribusi akibat

seperti perubahan bentuk (deformasi), tegangan yang disebabkan oleh gaya-

gaya seperti beban atau tekanan. (Charles R. 2009). Pendekatan elemen hingga

suatu pelat dapat dilihat pada gambar 11.

(Sumber : Finite Element Formulation For Plates, F.Cirak)

Gambar 7. Pendekatan elemen-hingga suatu pelat.


18

a. Tipe-tipe Elemen Dalam Metode Elemen Hingga

Berdasarkan konsep diskritisasi yang membagi suatu sistem menjadi elemen-

elemen yang lebih kecil lagi. Maka metode elemen hingga terbagi menjadi

beberapa tipe elemen diantaranya elemen satu dimensi, dua dimensi, dan

tiga dimenesi. Namun tipe elemen yang digunakan pada penelitian ini

hanya elemen satu dan dua dimensi.

a. Elemen satu dimensi

Elemen satu dimensi adalah elemen yang berupa garis lurus (line) dan

memiliki paling tidak dua buah node pada sumbu koordinatnya.

Pendekatan polinomial elemen satu dimensi ini adalah elemen yang

dibatasi oleh dua buah node pada kedua ujungnya, disebut elemen garis

linear dan memiliki persamaan interpolasi : ϕ = a1 + a2

1 2
(Sumber : Charles R. Stelee. Teori Metode Elemen Hingga, 2009)

Gambar 8. Elemen Satu Dimensi

b. Elemen Dua Dimensi

Contoh dari elemen dua dimensi adalah elemen segitiga (triangle) dan

elemen segiempat (quadrialateral).

Persamaan interpolasi untuk elemen dua dimensi adalah sebagai

berikut : ϕ = a1 + a2.x + a3.y


19

(Sumber : Charles R. Stelee. Teori Metode Elemen Hingga, 2009)

Gambar 9. Elemen Dua Dimensi

Menurut Katili (2000) dalam bukunya “Aplikasi Metode Elemen Hingga

pada Pelat Lentur” menjelaskan bahwa pelat adalah suatu struktur solid 3

dimensi yang mempunyai tebal h (arah z) lebih kecil dibandingkan dengan

dimensi lainnya yaitu penampang Lx (dalam arah x) dan lebar Ly (dalam

arah y). Dalam model teori yang telah dikembangkan, analisis dan

modelisasi struktur pelat dapat disederhanakan menjadi sebuah bidang datar

yang disebut permukaan referensi, yaitu bidang tengah pelat atau bidang xy

(z = 0).

Deskripsi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dengan permodelan in

semua relasi (persamaan keseimbangan, tegangan, deformasi, hukum Hooke

dan ekspresi energi) struktur solid 3D akan digeneralisasikan menjadi model

solid 2D dengan mengikuti hipotesis yang diambil sesuai dengan model

teori yang dipergunakan.


20

(Sumber: Aplikasi Metode Elemen Hingga pada Pelat Lentur, Katili, 2003)

Gambar 10 Deskripsi Geometri Pelat

b. Kekakuan pada Pelat Lantai

Kekakuan pada pelat akan menentukan besar momen yang terjadi pada pelat

itu sendiri. Berikut adalah segitiga MZC yang membahas elemen pelenturan

pelat.

(Sumber :R. Cook Concepts and Applications of Finite Element Analysis, 1996.)

Gambar 11. Segiempat MZC


21

Berikut merupakan matriks kekakuan yang selaras dengan 12 koordinat sesuai

dengan Gambar 15.


𝑁
𝑆 ∗= [𝑇][ 𝑆 ∗∗][𝑇]……………….………………………………..…(2.5)
15cb

dengan :

𝑻𝒔
[𝑇] = [ 𝑇𝑠
] dengan submatriks lainnya bernilai
𝑇𝑠
𝑻𝒔

nol….(2.6)

1 0 0
[𝑇𝑠] = [0 𝑏 0]……………………………………………….……….… (2.7)
0 0 𝑐

Dan S** ditentukan oleh persamaan 2.11

Dimana:

E = Matriks hubungan tegangan regangan

t = tebal pelat lantai (m)

𝜈 = poisson ratio

a = setengah lebar pelat arah x (m)

b = setengah lebar pelat arah y (m)

Matriks Kekakuan pada pelat dan balok dapat didefinisikan menjadi Matriks

Kekakuan Struktur yaitu:

[KStruktur] = [ K Global pelat] + [ K Global balok]

Matriks [ Kglobal ] merupakan penjumlahan dari kedua matriks kekakuan pada

pelat dan balok sesuai dengan struktur yang telah didefinisikan.

Jika elemen memikul beban merata q maka persamaan untuk beban q adalah
22

[Q*q] = q

𝑏/2 𝑐/2
∫−𝑏/2 ∫−𝑐/2[𝐿]𝑇 𝑑𝑥𝑑𝑦………………………………………………(2.8)

[Q*q] adalah dua belas gaya yang selaras dengan parameter perpindahan titik

simpul sehingga menghasilkan evaluasi integral sebagai berikut :

1⁄4
b⁄24
- c⁄24
1⁄4
- b⁄24
[Q*q] = qcb - c⁄24 …………………………………………..……… (2.9)
1⁄4
b⁄24
c⁄24
1⁄4
- b⁄24
{ c⁄24 }

Setelah mendefinisikan beban dan mendapatkan nilai tegangan maka dapat

dicari nilai matriks momen yaitu :

𝑀𝑥 1 𝑣 0 𝜎𝑥
𝐸𝑡 3 𝑣 1 0
[𝑀] = { 𝑀𝑦 } = { } { 𝜎𝑦 }………………………….(2.10)
12(1−𝑣 2 ) 1−𝑣
𝑀𝑥𝑦 0 0 2 𝜏𝑥𝑦
23

Komponen [S**] Matriks Kekakuan Lentur untuk Elemen Segiempat A Ghali. (2.11)

60p-2 +
60p2 – 12v
+ 42
30p2 + 20p2 - 4v
12v + 3 +4
-(30p-2 + -15 v 20p-2 - 4v simetris
12v + 3) +4
30p-2 - -30p2 + 3v -15p-2 + 60p-2 + S* =
60p2 + -3 12v + 3 60p2 – 12v
12v - 42 + 42
30p2 - 3v 10p2 + v - 0 -(30p2 + 20p2 - 4v
+3 1 12v + 3) +4
-15p-2 + 0 10p-2 + 4v -(30p-2 + 15 v 20p-2 - 4v
12v + 3 -4 12v 3 +4
-60p-2 + 15p2 - 12v 30p-2 - 3v -30p-2 - 15p2 + 3v 15p-2 + 3v 60p-2 +
30p2 + -3 +3 30p2 -12v -3 -3 60p2 – 12v
12v - 42 + 42 + 42
15p2 - 12v 10p2 + 4v 0 -15p2 - 3v 5p2 - v + 1 0 30p2 + 20p2 - 4v
-3 -4 +3 12v + 3 +4
-30p-2 + 0 10p-2 + v - -15p-2 - 3v 0 5p-2 - v + 30p-2 - 15 v 20p-2 - 4v
3v - 3 1 +3 1 60p2 + +4
12v - 42
-30p-2 - -15p2 - 3v 15p-2 + 3v -60p-2 + -15p2 + 30p-2 - 3v 30p2 - 3v -30p2 + 3v 15p-2 - 60p-2 +
30p2 -12v +3 –3 30p2 + 12v 12v + 3 +3 +3 –3 12v – 3 60p2 – 12v
+ 42 - 42 + 42
15p2 + 3v 5p2 - v + 1 0 -15p2 + 10p2 + 4v 0 30p-2 - 3v 10p2 + v - 0 -(30p2 + 20p2 - 4v
-3 12v + 3 -4 +3 1 12v + 3) +4

-15p-2 - 3v 0 5p-2 - v + -30p-2 + 0 30p-2 + v – 15p-2 - 0 10p-2 + 4v 30p-2 + -15v 20p-2 - 4v


+3 1 3v - 3 1 12v - 3 –4 12v + 3 +4
24

Komponen Matriks Tegangan Elemen Segiempat A Ghali. (2.12)

6p-1 +
4vc -4b -6vp 2vc 0 6p-1 0 -2b 0 0 0
6vp
6p+
4c -4vb -6p 2c 0 -6vp-1 0 -2vb 0 0 0
𝜎𝑖 6vp-1 𝐷∗𝑖
− -(1-v)
-(1-
(1-v)c -(1-v) 0
-(1-
(1-v) (1-v)b 0 -(1-v) 0 0 −
v)b v)c
𝜎𝑗 = 6p +-1 𝐷∗ 𝑗
− -6vp -2vc 0 -4vc -4b 0 0 0 -6p-1 0 -2b −
N/cb 6vp
𝜎𝑘 6p+
𝐷∗ 𝑘
− -6p -2c 0 -4c -4vb 0 0 0 -6vp-1 0 -2vb −
6vp-1
( 𝜎𝑙 ) ( 𝐷∗ )
-(1- -(1-
-(1-v) 0 (1-v)c (1-v) (1-v) 0 0 -(1-v) (1-v)b 0
v)b v)c
6p-1 +
6p-1 0 2b 0 0 0 4vc 4b -6vp 2vc 0
6vp
6p+
-6vp-1 0 2vb 0 0 0 4c 4vb -6p 2c 0
6vp-1
-(1- -(1-
-(1-v) 0 (1-v) 0 0 (1-v) (1-v)b (1-v)c -(1-v) 0
v)b v)c
6p-1 +
0 0 0 -6p-1 0 2b -6vp -2vc 0 -4vc 4b
6vp
6p+
0 0 0 -6vp-1 0 2vb -6p -2c 0 -4c 4vb
6vp-1
-(1- -(1-
-(1-v) 0 0 (1-v) 0 -(1-v) 0 (1-v)c -(1-v) (1-v)b
v)b v)c

24
25

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dikarenakan hasil dari

perhitungan beruka angka atau bilangan. Hasil tersebut merupakan hasil dari

analisis struktur pelat dengan menggunakan Metode Amplop dan Metode Elemen

Hingga (Studi kasus pelat dua arah dengan mengunakan balok dan balok anak

pada Metode Elemen Hingga) dan menggunakan aplikasi SAP 2000 sebagai hasil

pembanding pada metode Metode Elemen Hingga. Pada penelitian analisis pelat

ini juga digunakan program Microsoft Excel.

Data Penelitian

Data penelitian didapatkan dari data pelat lantai Pembangunan Gedung

Radioterapi Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk Bandar Lampung dengan fokus

penelitian adalah analisis struktur pelat dengan proses analisis struktur sesuai

dengan pedoman SNI 2847 2013.Spesifikasi Teknis Bangunan :

Material = beton

Mutu beton (f’c) = 20,75 MPa (K250)

Modulus elastisitas = 21409,5189 MPa

Berat Jenis Beton = 2400 kg/m3


26

Poisson Ratio = 0,2

Tebal Pelat Lantai = 120 mm

Prosedur Penelitian

Berikut ini prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini :

a. Menyiapkan data penelitian.

b. Melakukan studi literatur.

c. Merencanakan data penelitian sesuai dengan metode yang akan dilakukan:

Metode Amplop

Menentukan Syarat dan Panjang Bentang

Menghitung beban yang bekerja yaitu beban mati dan beban hidup

sesuai SNI 1727 2013.

Menentukan koefisien momen tiap bagian dengan menggunakan

tabel koefisien momen PBI 1971 dengan cara interpolasi

Menentukan nilai momen lapangan dan momen tumpuan

Mendapatkan nilai momen pada pelat

Metode Elemen Hingga

Mendefinisikan permasalahan analisis, memilih model elemen

hingga dan merencanakan model mesh.

Memasukan data seperti material, node, kondisi tepi pelat

sesuai dengan data yang akan direncanakan pada struktur pelat.

Menghitung matriks kekakuan lokal menggunakan Microsoft

Excel.
27

Merakit matriks lokal untuk bentuk matriks kekakuan global

pada sistem matriks menggunakan bantuan Microsoft Excel.

Menghitung perpindahan dan gaya nodal dengan memasukan

beban pada tiap nodal.

Menghitung nilai tegangan pada elemen pelat.

Menghitung nilai momen pada elemen pelat.

Pemodelan struktur menggunakan SAP 2000 versi 14.

Adapun tahapan pemodelan analisis struktur pelat menggunakan SAP

2000 versi 14 antara lain :

Langkah pertama adalah klik New Project, lalu pilih satuan KN,

m , C dan pilih Grid Only. Setelah itu mengatur Number of Grid

Lines yaitu jumlah baris pada arah x, y dan z. Grid Spacing adalah

jarak pada struktur yang tertera. Setelah data dimasukkan akan

terlihat elemen struktur pada jendela kerja program SAP 2000.


28

Gambar 12. Kotak New Model.

Kemudian memilih Grid Only sehingga tampil kotak

New Coord/Grid System . Setelah itu klik Define Grid System.

Gambar 13. Nilai Define Grid System sesuai dengan pelat.


29

Setelah tampak struktur sebelum diberi line, lalu pilih draw

frame/cable element untuk memberi line pada penampang

struktur. Setelah line digambar, pilih Draw Rectangular Area

untuk menggambar elemen pelat pada struktur seperti pada

Gambar 14. Setelah itu menambahkan tumpuan pada setiap titik

yang terdapat kolom dengan cara piluh Assign lalu Joint pilih

Restraints dan pilih jepit.

Gambar 14 . Gambar setelah diberi Line dan Area.


30

Setelah itu untuk mendefinisikan material yang akan digunakan

pilih Define lalu Materials lalu pilih Add New Materials dan akan

muncul jendela Material Property Data seperti Gambar 15. Pada

Material Name diubah menjadi Beton dan Material Type diubah

menjadi Concrete, setelah itu masukkan data seperti Berat

Volume, Modulus Elastisitas, Poisson Ratio, dan Mutu Beton.

Gambar 15. Material Property Data pada beton.

Untuk mendefinisikan Area Sections pada pelat pilih Define lalu

Section Properties dan pilih Area Sections. Setelah muncul

jendela Area Sections seperti pada Gambar 16 lalu pilih Plate –

Thin dan pada Material Name pilih Beton lalu pada Thickness

isikan tebal pelat sesuai dengan data.


31

Gambar 16. Shell Section Data pada pelat.

Untuk mengisikan data balok induk dan balok anak sesuai dengan

data yang telah ada pilih Define lalu Section Properties kemudian

pilih Frame Sections dan akan muncul seperti pada Gambar 17.

Pada Section Name nama diisi seusai nama balok, dan pada

Dimensions diisi sesuai dengan data yang ada pada balok induk

dan balok anak.


32

Gambar 17. Data balok induk dan balok anak pada struktur.

Untuk mendefinisikan beban pada struktur pilih Define lalu pilih

Load Patterns, Setelah itu pilih Load Combination Data untuk

memasukkan kombinasi beban seperti pada Gambar 18.


33

Gambar 18. Kombinasi pembebanan pada struktur

Pada elemen pelat yang sudah digambar dilakukan pembentukan

mesh dengan cara memilih Edit, Edit Areas dan pilih Devide area.

Setelah itu akan muncul jendela Devide Selected Area. Pada

Devide Area Into This Number of Object diisi sesuai yang

diinginkan.

Gambar 19. Pelat dibagi menjadi beberapa mesh.


34

Setelah pelat dibagi menjadi beberapa mesh lalu dimasukkan

beban struktur seperti yang telah dihitung yaitu beban mati

sesuai dengan struktur .

Gambar 20. Pembebanan pada pelat

Setelah semua data dimasukkan seperti diatas selanjutnya yaitu

melakukan analisis struktur dengan cara pilih Analyze, Set

Analyze Option, pilih Space Frame. Setelah itu pilih Run dan akan

terlihat deformasi struktur pada aplikasi SAP2000


35

Gambar 21. Analisis hasil SAP2000

Berikut merupakan hasil deformasi struktur yang telah dianalisis program

SAP2000.

Gambar 22. Hasil deformasi struktur.


36

Kerangka Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada flow chart

berikut :

Mulai

Penyiapan Data

Studi Literatur

Analisis pelat dengan sistem dua arah


spesifikasi teknis

YA

A
37

Menganalisis
Menganalisis struktur pelat Menganalisis
struktur pelat menggunakan struktur pelat
Menggunakan Metode menggunakan
Metode Elemen Hingga software SAP
AMPLOP dengan Microsoft 2000
Excel

Mendapatkan nilai Mendapatkan nilai Mendapatkan nilai


momen pelat momen pelat momen pelat

Pembahasan

Selesai

Gambar 23. Diagram alir penelitian.


68

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan untuk menganalisis pelat dua arah dengan

Metode Perencanaan Langsung dan Metode Elemen Hingga menggunakan

program SAP2000 dan Microsoft Excel maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemodelan struktur menggunakan aplikasi SAP2000 memiliki hasil

yang paling mendekati kondisi struktur sebenarnya dikarenakan

struktur pelat yang dihitung dibagi menjadi elemen-elemen kecil dan

juga faktor pembulatan angka desimal sangat mempengaruhi dalam

perhitungan momen yang menyebabkan faktor kesalahan menjadi

semakin kecil dan mendekati struktur aslinya.

2. Pada perhitungan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga selisih

perhitungan dengan Metode SAP2000 berkisar antara 3% - 10%

dikarenakan pada dasarnya pada kedua metode ini pelat ditinjau

dengan cara yang sama.

3. Pada analisis dengan Metode Amplop tidak diperhitungan dimensi

balok induk dan balok anak sehingga hasil yang didapatkan tidak

bervariasi seperti Metode Elemen Hingga


69

4. Pada analisis pelat dengan menggunakan Metode Elemen Hingga

dan Metode SAP2000 pelat dibagi menjadi 4 elemen kuadrilateral

sedangkan pada Metode Amplop pelat dihitung sesuai jarak aslinya.

5. Perhitungan menggunakan Metode Elemen hingga memiliki nilai

momen yang lebih besar daripada menggunakan metode amplop,

sehingga penggunaan Metode Elemen Hingga lebih aman digunakan

dalam perhitungan struktur.

6. Pada dimensi balok anak 250 X 500 mm selisih nilai momen pada tiap

pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat

memiliki selisih 30% sampai 100% pada momen lapangan dan

tumpuannya,

7. Pada dimensi balok anak 300 X 400 mm selisih nilai momen pada tiap

pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat

memiliki selisih 2% sampai 30% pada momen lapangan dan 2%

sampai 40% pada momen tumpuan

8. Pada dimensi balok anak 300 X 600 mm selisih nilai momen pada tiap

pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat

memiliki selisih 2% sampai 20% pada momen lapangan dan

tumpuannya

9. Hasil momen lentur pada Metode Elemen Hingga mendekati hasil

dengan Metode Amplop ketika balok anak diperbesar menjadi 300 x

600 mm.
70

2. Saran

1. Dalam melakukan Analisis dengan Metode Elemen Hingga hendaknya

memperhatikan satuan yang digunakan dan juga notasi yang dipakai

agar tidak terjadi kesalahan pada saat merakit matriks.

2. Dalam pengerjaan Metode Elemen Hingga harus lebih teliti dalam

penentuan nomor pada tiap titik pada pelat dan harus memperhatikan

arah ketika akan merakit matriks global.

3. Dalam melakukan Analisis dengan Metode SAP2000 hendaknya

memperhatikan batas pengerjaan pada pelat karena akan berpengaruh

pada gaya dan hasil perhitungan.

4. Disarankan menggunakan aplikasi lain agar memperkecil selisih hasil

antara Metode Elemen Hingga dan Metode SAP2000

5. Hasil skripsi ini penulis hanya menganalisis momen lentur pada pelat

yang ada, sehingga karya tulis ini dapat dilanjutkan menjadi bahasan

yang bisa dikembangkan menjadi struktur yang lebih kompleks dan

layak pakai.
DAFTAR PUSTAKA

Asroni, A., 2010. “Balok dan Plat dan Beton Bertulanh”, Juruan Teknik Sipil Fakultas
Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Badan Standardisasi Nasional , “Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan


Gedung dan Struktur lain (SNI 1727-2013)”. Jakarta : BSN.

Charles R. Steele. 2009. “Teori Metode Elemen hingga”. Singapore : The Mcgraw-Hill
Companies, Inc.

Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton


Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2013.

Desai, C.S. 1988. “Dasar-dasar Metode elemen Hingga”. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Dipohusodo, I. 1996. “Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03


Departemen Pekerjaan Umum RI”. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.

F. Cirak, 2012 “Finite Element Formulations For Plates”. Penerbit : Cambridge


Unviersity.

Ghali, A. 1978. “Analisis Struktur”. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hariandja, B. 2010 “Desain Beton Bertulang”. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Katili, I. 2003. “Metode Elemen Hingga untuk Pelat Lentur”.Jakarta : Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press).

Pramono, H. 2007. “Desain Konstruksi Plat dan Rangka Beton Bertulang dengan
SAP 2000 versi 9”. Yogjakarta : Penerbit Andi.

R. Cook. 1996. “Concepts and Applications of Finite Element Analysis”.

Slizard, R. 1974. “Teori dan Analisis Pelat Metode Klasik dan Numerik”. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

Universitas Lampung. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas


Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai