Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6 1

PERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN


PENDEKATJEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI
Wilman Firmansyah,Djoko Untung, Trihanyndio Rendy Satrya
Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: blackwolf_15@yahoo.co.id: rendy_star@yahoo.com

Abstrak—Jembatan Brantas ini dibangun pada tahun 1907 buka tutup, yaitu pada pukul 06.00-18.00 wib hanya mobil satu
dan direnovasi pada tahun 1950.Dengan umur jembatan yang arah yang diperbolehkan melintasi jembatan, yang semula mobil
sudah sekian lama, struktur utama gelagar pada jembatan diperbolehkan melintasi dari dua arah.Hal itu sangat
tersebut telah mengalami korosi, sehingga kemampuan struktur menghambat mobilitas masyarakat Kediri untuk beraktifitas,
utama jembatan sudah sangat berkurang. Oleh sebab itu sehingga diharapkan adanya fasilitas jembatan yang
Pemerintah Kota Kediri berencana untuk membangun jembatan memadai.Untuk memenuhi hal tersebut maka Pemerintah Kota
baru untuk mengganti jembatan lama.Jembatan baru yang Kediri berencana untuk membangun jembatan baru untuk
direncanakan memiliki abutmen dan pilar juga terdapat jalan mengganti jembatan lama.
pendekat ( oprit ) yang memiliki konstruksi timbunan setinggi Jembatan baru yang direncanakan adalah Jembatan
9,45 m, dengan kondisi tersebut akan rawan terjadi kelongsoran Brawijaya. Jembatan ini dibangun disebelah jembatan yang
maka dibutuhkan perencanaan oprit dan abutmen yang baik sudah ada yangmemiliki panjang 185 meter, dan dibagi menjadi
untuk menahan beban urugan dan beban lalu lintas. menjadi lima bentang. Serta dipikul oleh dua abutmen dan
Tugas akhir ini akan membahas bagaimana perencanaan empat pilar. Selain memiliki abutmen dan pilar juga terdapat
abutmen dan perkuatan oprit. Pada peencanaan oprit ini akan jalan pendekat ( oprit ) yang memiliki konstruksi timbunan
menggunakan tiga alternatif yaitu dengan sheet pile, geotextile setinggi 9,45 m dan 4,8 m, dengan kondisi tersebut akan rawan
dan kombinasi sheetpile-geotextile.Hal ini dilakukan untuk terjadi kelongsoran maka dibutuhkan perencanaan approach
menentukan alternatif perencanaan approach yang tepat untuk danabutmen yang baik untuk menahan beban urugan dan beban
Jembatan Brawijaya. lalu lintas.
Berdasarkan perhitungan, didapatkan dimensi abutmen Sebagai pemecahan bagi permasalahan diatas, maka dalam
dengan tinggi 9,45 m, lebar 6,7 m dan panjangnya 16,7m. tugas akhir ini akan dibahas bagaimana perencanaan dan analisa
Pondasi abutmen menggunakan pondasi tiang pancang dengan kestabilan approach serta perencanaan abutmen.Pada peencanaan
diameter 60 cm sedalam 18 m. approach ini akan menggunakan tiga alternatif yaitu dengan
Pada perkuatan oprit jembatan dengan alternatif sheetpile sheetpile, geotextile dan kombinasi antar sheetpile-geotextile.
didapatkan profil sheetpile WIKA Beton W-600 B 1000 dengan Hal ini dilakukan untuk menentukan alternatif
kedalaman 21 m. Pada alternatif kedua dengan perkuatan perencanaanapproach yang tepat untuk Jembatan Brawijaya
geotextile didapatkan dua layer. Pada layer pertama terdiri dari .
10 lapis dengan jarak 0,25 m dan layer kedua 14 lapis dengan II. TINJAUAN PUSTAKA
jarak 0,5m. Sedangkan alternatif tiga dengan kombinasi
A. Perhitungan Sheetpile
sheetpile-geotextile, didapatkan profil sheetpile W 600 A 1000
sedalam 18 m. Dan geotextile terbagi 2 layer. Dimana
layerpertama terdiri dari 15 lapis dengan jarak 0,35 m dan layer
kedua 6 lapis dengan jarak 0,7m.
Untuk biaya perkuatan oprit dengan sheetpile dibutuhkan
biaya adalah Rp 992.866.956,48, geotextile adalah Rp
881.806.285,65, dan kombinasi sheetpile-geotextile adalah
Rp850.476.052,93. Dari uraian diatas maka alternatif yang
dipilih adalah kombinasi sheetpile-geotextile, karena memiliki
angka keamanan yang lebih baik dan memiliki harga yang lebih
murah
Kata kunci : oprit, Abutmen, Pondasi tiang pancang,
sheetpile, geotextile. Dimana :
P=Luas diagram ACDE
Menentukan L4 dengan persamaan :
I. PENDAHULUAN 1 𝐿4 1 𝐿5
P(L4+z)-( L4σ’ 3 )( )- L5(σ’ 3 +σ’ 4 )( )=0
J embatan Brantas Kediri adalah jembatan
menghubungkan antar jalan KDP Slamet dengan jalan
Brawijaya. Jembatan ini dibangun pada tahun 1907 dan
yang 2 3 2
Menentukan kedalaman sheet pile
D=L3+L4; Dactual=1,2s/d1,3D
3

direnovasi pada tahun 1950.Jembatan ini memiliki panjang 160 2𝑃


meter dan menggunakan struktur utama gelagar baja.Dengan Momen maksimum :z’=�
(𝐾𝑝−𝐾𝑎)𝛾′
umur jembatan yang sudah sekian lama, struktur utama gelagar 1 1
Mmax=P(z+z’)–( γ’z’(Kp-Ka)) z’
pada jembatan tersebut telah mengalami korosi, sehingga 2 3
kemampuan struktur utama jembatan sudah sangat Penentuan profil sheet pile :
𝑀𝑚𝑎𝑥
berkurang.Dengan berkurangnya kemampuan jembatan maka S= Dimana : S = modulus penampang
𝜎𝑎
beban yang diijinkan untuk melintasi jembatan tersebut σa = tegangan ijin material turap
dibatasi.Pembatasan yang dilakukan dengan peraturan sistem
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2

B. Geotextile f = Koefesien gesek antara beton dengan tanah


Persamaan untuk menghitung kekuatan bahan geotextile : w= Beban vertikal yang bekerja pada dinding yaitu berat
1 sendiri abutment, berat tanah dan beban struktur
𝑇𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤 = 𝑇𝑢𝑙𝑡 � � bangunan atas
𝑅𝐹𝐼𝐷 × 𝑅𝐹𝐶𝑅 × 𝑅𝐹𝐶𝐷 × 𝑅𝐹𝐵𝐷
Keterangan : b. Kontrol guling
∑𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑇𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤 = kekuatan geotextile yang tersedia Kontrol guling = ≥ 1,5
∑𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔
𝑇𝑢𝑙𝑡 = kekuatan ultimate geotextile c. Kontrol daya dukung
𝑅𝐹𝐼𝐷 = faktor reduksi akibat kesalahan pemasangan qL
𝑅𝐹𝐶𝑅 = faktor reduksi akibat rangkak SF= >3
𝑅𝐹𝐶𝐷 = faktor reduksi akibat pengaruh kimia q adm
𝑅𝐹𝐵𝐷 = faktor reduksi akibat pengaruh biologi Bila salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka dilanjutkan
𝑅𝐹𝐼𝐷 , 𝑅𝐹𝐶𝑅 , 𝑅𝐹𝐶𝐷 , 𝑅𝐹𝐵𝐷 merupakan faktor reduksi akibat kepada perencanaan pondasi tiang
pengurangan kekuatan geotextile. D. Pondasi Tiang Pancang
Kontrol stabilitas lereng yang diperkuat dengan bahan
geotextile terdiri dari Internal Stability dan Eksternal Stability. Untuk perhitungan daya dukung tiang dari hasil SPT
1. Internal Stability menggunakan rumus Luciano Decourt seperti dibawah ini :
Besarnya tegangan horisontal yang diterima dinding (𝜎𝐻 ) Qult=K.Np.Ap+(Ns/3+1).As
adalah : Qd = Qult/SF ; SF = 2
Dimana :
𝜎𝐻 = 𝜎𝐻𝑆 + 𝜎𝐻𝑞 + 𝜎𝐻𝐿
Qult : Daya dukung tiang ultimate ( ton )
Keterangan :
Qd : Daya dukung tiang ijin
𝜎𝐻 = tegangan horisontal yang diterima dinding
SF : Angka keamanan
𝜎𝐻𝑆 = tegangan horisontal akibat tanah dibelakang dinding
K : Koefesien karakteristik tanah
𝜎𝐻𝑞 = tegangan horisontal akibat tanah timbunan Np : Nilai rata-rata SPT (N) sepenjang 4D daitas s/d 4D dibawah
𝜎𝐻𝐿 = tegangan horisontal akibat beban hidup ujung tiang
2. Eksternal Stability Ap: Luas penampang diujung tiang
Perencanaan kekuatan lereng menggunakan geotextile juga Ns : nilai rata-rata N sepanjang tiang dengan nilai 3 ≤ N ≤ 50
harus diperhatikan kontrol terhadap Eksternal Stability As : Luas selimut tiang
diantaranya adalah:
1. Stabilitas terhadap Guling III. METODE PENELITIAN
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐹𝑆𝑂𝑇 = ∑ Sistematika metode penelitian apabila dibuat dalam diagram
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
𝑊𝑖 𝑥𝑖 + 𝑃𝑎 sin 𝛿 (𝐿) alir, dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
= Start

𝑃𝑎 cos 𝛿 (𝐻/3)
Keterangan : - Data tanah timbunan
- Data tanah dasar

𝐹𝑆𝑂𝑇 = angka keamanan lereng terhadap guling - Gambar potongan melintang Jembatan
- Gambar potongan memanjang
jembatan

𝑊𝑖 = berat dinding tanah


𝑥𝑖 = jarak ke titik berat Perhitungan beban

𝑃𝑎 = tekanan tanah aktif


𝛿 = sudut geser antara tanah dan geotextile
𝐿 = panjang geotextile Perencanaan Aproach
Perencanaan Abutmen

2. Stabilitas terhadap Geser Jembatan dengan 3 alternatif

𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐹𝑆𝑆 = � Cek
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
YA
Perencanaan Perencanaan Perencanaan Stabilitas
Approach Sheet Approach Approach
𝑊 +𝑃 sin 𝛿
�𝑐 + � 𝑖 𝑎
pile Geotextile Geotextile

� tan 𝛿� 𝐿
𝐿
Tidak Tidak

= Tidak
Cek Cek Cek
𝑃𝑎 cos 𝛿 Stabilitas Stabilitas Stabilitas
Perencanaan Pondasi
Tiang Pancang

Keterangan :
𝐹𝑆𝑆 = angka keamanan lereng terhadap geser Cek
Tidak

Stabilitas
𝑊𝑖 = berat dinding tanah Penentuan Alternatif Approach :

𝑥𝑖 = jarak ke titik berat


1. Nilai Angka Keamanan yang diinginkan
YA
2. Biaya yang lebih ekonomis
𝑃𝑎 = tekanan tanah aktif
𝛿 = sudut geser antara tanah dan geotextile YA

𝐿 = Panjang geotextile
KESIMPULAN & SARAN
3. Stabilitas terhadap Daya Dukung
𝑞𝑢𝑙𝑡
𝐹𝑆𝐵𝐶 = Selesai

𝜎𝑚𝑎𝑥 Gambar 3.2 Diagram Alir Metode Penelitian


C. Abutmen
IV. ANALISA DATA
Beberapa analisa untuk kontrol stabilitas abutment antara
lain: Data tentang timbunan rencana sifat fisik timbunan,
a. Kontrol geser dan dimensi timbunan sebagai berikut :
F≤
𝑓.𝑊 1. Sifat fisik timbunan meliputi: γt = 1.8 t/m3, ϕ = 300,Cu =
∑𝐻 2. Dimensi timbunan
Dimana : Timbunan direncanakan dengan tinggi final sesuai dengan
F = 1,5 elevasi pada oprit jembatan.Dimensi timbunan oprit pada sisi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3

barat memiliki lebar 16,7 m, panjang 68,15 m dan tinggi 9,45 m. Kombinasi Beban
Sedangkan untuk dimensi oprit sisi timur memiliki lebar 16,7 m, NO Beban 1 2 3 4 5 6
panjang 62,18 m dan tinggi 4,43 m 1 Aksi Tetap
a Beban Mati x x x x x x
b Tekanan Tanah x x x x x x
4 5.84

4 6.91
2 Aksi Transien
a Beban Hidup x o o o - -
4 4.67

.84
45
b Gaya Rem x o o o - -
4 7.06 4 4.70
4 6.55

4 6.25
.81

4 6.39
42
4 6.88

4 5.73

.72
45
c Beban Pejalan Kaki - x - - - -
.55

4 6.98 4 4.78
42

4 6.48
4 6.59

RUMAH DINAS

d Beban Angin o - o x - o

4 6.42

4 6.21
4 6.45
4 6.94
4 5.74

4 3.53

4 6.84

e Beban Gesekan o o o o - o
4 5.72

.20

.94
4 6.58

.94

38

.22
JUAL BUNGA

45
.92

35

40

.03
37
.07

40
36
.61

4 6.08
3 9.00 .54

4 4.41

4 6.21

4 6.21
4 5.60

4 7.08

4 6.43
37

4 2.85

4 3.10
.81

.93
3 8.22

4 2.10

4 2.40
39

4 0.00

.20 4 0.21
3 8.20

3 8.67
3 8.50

3 7.02
3 6.87
.84
4 3.40

4 0.20

38

.10

43
4 4.78

3 7.84

3 8.99
4 6.28

39

36

4 7.20

.10

.35

.78
.24

40

42

42
.10

45
40

.09

40
.25

39

.36
4 3.29
.59

38
4 6.59 4 6.31

43
3
.29

38
.59

36

4 6.88
METROLOGI
.89

37
.59

39

Aksi Lain
38
.40
.20

39

4 6.41
40

4 6.70
4 6.59

4 6.54
4 6.83
4 6.87

a Beban Gempa - - - - x -
.22

4 7.01
40

4 7.47
4 6.91 4 7.40

4 7.98
.31

4 7.63
.06
42

c Tekanan Tanah Akibat Gempa - - - - x -


43

.42
43

4 7.51

4 7.83
POLISI
4 0.27 4 7.98

4 7.94
4 7.75 4 7.93

d Beban Pelaksanaan - - - - - x
4 7.83

4 7.48
4 7.96
4 7.54

4 6.58

4 7.16
4 7.61
TNI AD

4 7.18
Dari kombinasi tersebut didapatkan kombinasi lima yang

4 6.28
4 6.47
4 7.34

4 7.53

memiliki nilai paling besar.


4 6.34

4 6.09 4 6.92

4 6.61

4 6.29
4 6.49
4 6.26

V Hx Hy Mx My
4 6.22

4 6.19

PASAR BANDAR

NO Beban Ton Ton Ton Ton.m Ton.m


1 Aksi Tetap
Gambar 4.Layout jembatan Bawijaya a Beban Mati 718.244
2 Aksi Lain
V. PERHITUNGAN ABUTMEN a Beban Gempa 168.069 168.069 1588.252 1588.252
b Tekanan Tanah Akibat Gempa 552.0519 1830.604
A. Analisa Parameter Tanah Jumlah 718.244 720.1209 168.069 1588.252 3418.856
Abutmen adalah bangunan yang digunakan sebagai pondasi
B. Kontrol kestabilan Abutmen
jembatan. Dalam perencanaan ini abutmen akan direncanakan
untuk pondasi jembatan di atas sungai dengan bentang 40,7 m a. Kontrol terhadap guling (overtuning)
dan menahan beban timbunan setinggi 9,45 m. Σ M penahan 3006,117 = 1,56 ≥ 1,5(OK)
SF = ≥ 1,5; SF =
Σ M guling 1926,19
1850 500 500 1000 2850

b. Kontrol Terhadap Daya Dukung


679

qu 171,3
SF = = = 4,379 ≥ 3 OK!
σt 39,119
2215

c.Kontrol terhadap geser


1274,243 . tg 19 0
1270

SF= = 0,771< 1,5 → Not OK!


568,869
9450

Maka diperlukan untuk menggunakan pondasi tiang pancang


3840

C. Perhitungan Tiang Pancang


300

1000 Direncanakan pondasi tiang menggunakan tiang pancang Ø


60 cm dengan konfigurasi 3 x 8 dan jarak antar tiang (s)
1150

adalah 2,1 m.
6700
900 2450 2450 900
900

Gambar 5.1 Perencanaan Abutmen


2130

Berikut ini adalah beban-beban yang terjadi :


2130

V Hx Hy Jarak (m) Mx My
NO Beban Ton Ton Ton x z Ton.m Ton.m
1 Aksi Tetap
2130

a Beban Mati 718.244


2130

b Tekanan Tanah 568.869 3.386 1926.19


2 Aksi Transien
2130

a Beban Hidup 149.436


b Gaya Rem 12.5 9.45 118.125
2130

c Beban Pejalan Kaki 30.54


d Beban Angin 2.804 9.45 26.4978
2130

e Beban Gesekan 130.152 9.45 1229.936


3
900

Aksi Lain
a Beban Gempa 216.683 216.683 9.45 2047.654 2047.654
c Tekanan Tanah Akibat Gempa 552.0519 3.386 1869.248 Gambar 5.2 Denah Pondasi Tiang Pancang
d Beban Pelaksanaan 71.824 Koefesien efesiensi menggunakan perumusan dari Converse-
Kombinasi Pembebanan sesuai dengan BMS 92 seperti dibawah Labarre :
(𝑚−1)𝑛+(𝑛−1)𝑚
ini : η = 1 – θ[ ]
90𝑚𝑛
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4

= 0,731 • Selimut Beton = 150 mm


Perhitungan beban vertikal ekivalen pada kepala tiang • Luas Tulangan
(poer) adalah sebagai berikut :
𝑉 𝑀𝑥.𝑦 𝑀𝑦.𝑥 Digunakan tulangan Ø32 – 250 mm (As = 3215,36 mm2)
Pv = ± 2 ± 2 didapat P max = 133,581 ton dan P min = -82,276 ton Untuk tulangan memanjang :
𝑛 𝛴𝑦 𝛴𝑥
Perhitungan Daya dukung pada pondasi tiang menggunakan Digunakan tulangan Ø32 – 250 mm (As = 3215,36 mm2)
rumus Luciano deCourt dengan kedalaman rencana 14 m.
𝑁𝑠
Qult = K.Np.Ap + ( +1).As VI. PERHITUNGAN OPRIT JEMBATAN
3
Q ult = 470,372 ton A. Perencanaan Sheetpile
Berikut ini adalah hasil perhitungan daya dukung tiang pancang
tunggal perlapisan Pada perencanaan sheetpile akan direncanakan kedalamannya
sehingga mampu menahan beban yang diakibatkan dari tekanan
kedalaman N-SPT K Np Ap Ns As Qult Qd
tanah timbunan dan beban lalu lintas di atas oprit jembatan.
m ton/m2 m2 m2 ton ton
q = 1 t/m2
2 12 25 16.667 0.283 12.00 3.768 136.590 68.295
4 38 40 25.000 0.283 25.00 7.536 352.936 176.468
6 25 40 26.667 0.283 25.00 11.304 406.944 203.472

H = 9,45 m
8 17 40 23.000 0.283 23.00 15.072 390.616 195.308
10 27 25 26.000 0.283 23.80 18.84 351.994 175.997
P
12 34 25 29.667 0.283 25.50 22.608 424.371 212.186
14 28 25 30.667 0.283 25.86 26.376 470.372 235.186 a b

z
16 30 25 31.000 0.283 26.38 30.144 514.175 257.088

L3
18 35 25 33.333 0.283 27.33 33.912 578.388 289.194

z'
Kontrol ijin tekan tiang pancang :

D
Qall ≥ Pmax

L4
235,186 x 0,731 ≥ 133,581 ton

L5
171,921 ton ≥ 133,581 ton ......... OK
Daya dukung tarik pancang
Gambar 6.1 Diaram tekanan tanah pada Sheetpile
Qs ≥ Pmin
253,712 Maka didapatkan
≥ 82,276 ton panjang L 4 = 10,24 m
3
84,571 ≥ 82,276 ton......... OK Dteori = 11,959 m
Dactual = 1,2Dteori = 1,2 x 11,959 = 14,35 m
D. Penulangan Poer dan Dinding Abutmen
Panjang total sheet pile = H + Dactual = 9,45 + 14,35 = 23,8 m
Untuk perencanaan pilecap direncanakan berdasarkan Panjang sheet pile yang digunakan adalah 24 m
momen maksimum yg terjadi My max = 3418,556 ton.m maka Karena Sheet pile Beton PT. WIKA BETON yang diproduksi
akan direncanakan tulangan abutmen memiliki panjang maksimum sebesar 21 m, maka digunakan
Data perencanaan : angkur untuk mengurangi panjang sheetpile
• f’c = 35 Mpa Sehingga didapat
• fy = 410 Mpa Dteori = 1,719 + 2,76 = 4,495 m
Dactual = 1,2Dteori = 1,2 x 4,495 = 5,394 m
• Mu = 8 x Pmax x dx
Panjang total sheet pile = H + Dactual
= 8 x 151,455 x 2,35 = 9,45 + 5,394 = 14,844 m
= 2847,354 ton.m = 15 m
• Tebal Pelat = 1,15 m Dan Mmax = 58,227 ton.m, maka digunakan Sheet pile Beton
• Diameter tulangan utama = 32 mm PT. WIKA BETON Tipe W-600 B 1000 yang moment crack
• Diameter tulangan memanjang = 32 mm 59,6 tm > 58,227 tm dengan panjang 15 m.
• Selimut Beton = 150 mm - Perencanaan Geotextile
a.Luas Tulangan Pada perencanaan geotextile pada perkuatan tanah
Digunakan Ø32 – 150 mm (As = 5629,734 mm2) timbunan dibagi menjadi 2 layer bagian dari ketinggian 9,45 m.
Untuk tulangan memanjang : Untuk jenis dan tipe geotextile yang digunakan adalah jenis
Digunakan Ø32 – 150 mm (As = 5629,734 mm2) polypropylene woven geotextiles dan tipe UW-250 yang
b. Kontrol Geser Poer mempunyai kekuatan tarik sebesar 52 kN/m.
- Untuk z = 9,45 m
Kekuatan beton :
1
Sv1 =0,,25 m
φVc = 0,6 x x �𝑓𝑐′ x b x d Untuk Sv2 ditentukan 0,5 m maka didapatkan nilai z =7,17 m
6
= 9405,62 KN > Vu ( tidak perlu tulangan geser ) Maka digunakan,
Layer 1 dengan tinggi 2,5 m dengan sv1 = 0,25 m berjumlah 10 lapis
Untuk perencanaan dinding abutmen direncanakan berdasarkan Layer 2 dengan tinggi 6,95 m dengan sv2 = 0,5 m berjumlah 14 lapis
momen maksimum yg terjadi My max = 3418,556 ton.m maka
akan direncanakan tulangan abutmen
• Mmax = 3418,556 ton.m
• Tebal dinding abutmen = 1000 mm
• Diameter tulangan utama = 32 mm
• Diameter tulangan memanjang = 32 mm
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5

q = 1 t/m2 Maka desain sheet pile yang dipakai :


Sheet pile Beton PT. WIKA BETON Tipe W-600 A 1000 yang
moment crack 50,6tm>49,28 tm dengan panjang 18 m
Layer 2
Sv2 = 0,5 m Geotextile
695 n = 14 lapis Untuk perencanaan geotextile didesain hanya menerima
beban 70% dari kalkulasi beban yang terjadi, sedangkan untuk
sisanya akan dipikul oleh sheet pile yang telah direncanakan
Layer 1
sebelumnya sebesar 30% dari kalkulasi beban yang terjadi
250

Sv1 = 0,25 m
n = 10 lapis - Untuk z = 9,45 m
Sv1 = 0,35 m
Gambar 6.2 Pemasangan geotextile pada tanah timbunan Untuk Sv2 ditentukan 0,7 m maka didapatkan nilai z = 4,442 m
• Kontrol Guling Maka digunakan,
Fs = 4,757 > 3 .....(OK) Layer 1 dengan tinggi 5,25 m dengan sv1 = 0,35 m berjumlah 15 lapis
Layer 2 dengan tinggi 4,2 m dengan sv2 = 0,7 m berjumlah 6 lapis
• Kontrol Geser q = 1 t/m2
Fs = 3,327 > 3 .......(OK)
• Cek Daya Dukung
Fs = 6,765 > 3 ....... OK Layer 2

420
Sv2 = 0,7 m
• Kontrol Overall n = 6 lapis
Untuk mengetahui stabilitas dan pengecekan bidang longsor
dalam tugas akhir ini menggunakan program XSTABL

525
O Layer 1
Sv1 = 0,35 m
n = 15 lapis

Gambar 6.5 Pemasangan geotextile pada tanah timbunan

• Cek Daya Dukung


Gambar 6.3 Bidang longsor pada tanah timbunan Pada perencanaan oprit jembatan ini digunakan
kombinasi sheetpile dan geotekstile. Sehingga kontrol
𝑀𝑅+∆𝑀𝑅
SF = = 1,602 > 1,2 ...... ok stabilitas yang dilakukan hanyalah pada kontrol daya
𝑀𝐷
dukung geotekstile
- Perencanaan Kombinasi Sheetpile-Geotextile Fs = 6,765 > 3 ....... OK
Pada perencanaan sheetpile didesain hanya menerima beban - Perencanaan Dinding penahan tanah
30% dari kalkulasi beban yang terjadi, sedangkan untuk sisanya Untuk Htimbunan kurang dari 2 m, direncanakan menggunakan
akan dipikul oleh geotextile yang direncanakan dinding penahan beton untuk meminimalisir penggunaan
sheetpile ataupun geotextile
Sheetpile q = 1 t/m2
300
q = 1 t/m2
H = 9,45 m

1700

W1

P W3 p1

a b P
z
L3

1000

p2
300
z'

W2
D

L4
L5

1900
Gambar 6.6 Perencanaan dinding penahan tanah
Gambar 6.4 Diaram tekanan tanah pada Sheetpile
• Kontrol Guling
Maka didapatkan panjang L 4 = 5,91 m Fs = 2,779 > 1,5 .....(OK)
Dteori = L 3 + L 4 = 0,52 + 5,91 = 6,43 m • Kontrol Geser
Dactual = 1,2Dteori = 1,2 x 6,43 = 7,716 m Fs = 1,5 > 1,5 .......(OK)
Panjang total sheet pile = H + Dactual • Cek Daya Dukung
= 9,45 + 7,716 = 17,166 m Fs = 15,781 > 3....... OK
Panjang sheet pile yang digunakan adalah 18 m - Analisa Biaya
- Menentukan penampang sheet pile Analisa harga satuan pekerjaan ini didasarkan pada satuan
Mmax = 49,28 tm material, upah dan sewa alat berat pada Provinsi Jawa Timur
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6

tahun 2012. Maka didapatkan harga pekerjaan oprit setiap Untuk Htimbunan kurang dari 2 m, direncanakan
alternatif seperti dibawah ini : menggunakan dinding penahan beton untuk meminimalisir
penggunaan sheetpile ataupun geotextile.
Alternatif Harga (Rp)  Kontrol guling = 2,779 > 2
Sheetpile 992,866,956.46  Kontrol geser = 1,5
Geotextile 881,806,285.65  Kontrol Daya Dukung = 15,781 > 3
Kombinasi Sheetpile-geotextile 850,476,052.93 6. Analisa Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan oprit
VI. KESIMPULAN DAN SARAN menggunakan sheetpile adalah Rp 992.866.956,48, geotextile
A. Keseimpulan adalah Rp 881.806.285,65, dan kombinasi sheetpile-geotextile
Dari hasil perhitungan dan analisa data dengan mengacu adalah Rp 850.476.052,93.
pada dasar teori maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 7. Alternatif dinding penahan tanah yang dipilih untuk oprit
1. Perencanaan Abutmen jembatan adalah kombinasi sheetpile-geotextile, karena memiliki
 Dimensi abutmen yang direncanakan memiliki tinggi 9,45 m, angka keamanan yang lebih baik dan memiliki harga yang lebih
lebar 6,7 m dan panjang 16,7m. murah.
 Pondasi yang direncanakan pada abutmen ini adalah pondasi
tiang pancang dengan diameter 60 cm yang berjumlah 24 B. Saran
buah dengan konfigurasi 3 x 8 dan kedalaman pondasi 14 m. 1. Untuk melakukan analisa perencanaan dibutuhkan data-data
 Tulangan pada poer arah memanjang dan melintang yang akurat sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang
menggunakan D32 – 150 mm diinginkan
 Tulangan pada dinding abutmen arah memanjang dan 2. Alternatif perencanaan oprit sebaiknya lebih heterogen lagi
melintang menggunakan D32 – 250 mm. sehingga didapatkan alternatif yang bervariasi
2. Perencanaan Sheetpile 3. Untuk pembanding alternatif perlu diperhitungkan kemudahan
Pada perhitungan sheetpile direncanakan tinggi timbunan dalam proses pelaksanaannya, sehingga alternatif yang
9,45 m dan menggunakan profil sheetpile WIKA Beton W-600 B dipilih mudah dilaksanakan dilapangan
1000 dengan kedalaman 15 m.
3. Perencanaan Geotextile DAFTAR PUSTAKA
[1] Bowles, J.E. (1988). Analisis dan Desain Pondasi Jilid 1
Pada perencanaan ini geotextile pada perkuatan tanah dibagi dan 2. Jakarta: Erlangga
menjadi 2 layer bagian dari 9,45 m. Untuk jenis dan tipe [2] B.Mochtar, Indrasurya.2000.Teknologi Perbaikan Tanah
geotextile yang digunakan adalah jenis polypropylene woven Dan Alternatif Perencanaan Pada Tanah Bermasalah
geotextiles dan tipe UW 250 yang mempunyai kekuatan tarik (Problematic Soil). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
sebesar 52 KN/m. Nopember
 Untuk layer 1 dengan ketinggian 2,5 m menggunakan sv = [3] Bridge Management System. 1992. Peraturan Perencanaan
Teknik Jembatan.Departeman PU Bina Marga.
0,25 m dengan 10 lapis geotextile. [4] Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip
 Untuk layer 2 dengan ketinggian 6,95 m menggunakan sv = Rekayasa Geoteknis ) Jilid I.Jakarta : Erlangga
0,5 m dengan 14 lapis geotextile. [5] Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip
 Kontrol guling = 4,757 > 3 Rekayasa Geoteknis ) Jilid II.Jakarta : Erlangga
[6] Das, Braja M. 1985. Principles of Foundation Engineering.
 Kontrol geser = 2,109 < 3 sehingga bidang geser geotextile
PWS-KENT Publishing Company
diperpanjang menjadi 9 m. dan didapat nilai kontrol geser =
[7] Untung, Djoko.2010. Rekayasa Pondasi dan Timbunan (
3,327 > 3 Pondasi Dalam ). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
 Kontrol Daya dukung = 6,765 > 3 Nopember
 Kontrol Overall = 1,6 > 1,2 [8] Wahyudi, Herman.1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
4. Perencanaan Kombinasi Sheetpile - Geotextile Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan ITS
Pada perhitungan ini direncakan kombinasi sheetpile- [9] Wahyudi, Herman.1999. Daya Dukung Pondasi Dangkal.
geotextile, dimana 30% beban tekanan tanah dan lalu lintas Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan ITS
ditahan oleh sheetpile dan 70% oleh geotextile.
 Sheetpile yang digunakan adalah Sheet pile Beton PT. WIKA
BETON Tipe W-600 A 1000 yang moment crack 50,6
tm>49,28 tm dengan panjang 18 m
 Tipe geotextile yang digunakan adalah jenis polypropylene
woven geotextiles dan tipe UW 200 yang mempunyai
kekuatan tarik sebesar 42 KN/m
 Untuk layer 1 dengan ketinggian 5,25 m menggunakan sv =
0,35 m dengan 15 lapis geotextile.
 Untuk layer 2 dengan ketinggian 4,2 m menggunakan sv =
0,7 m dengan 6 lapis geotextile
5. Perencanaan Dinding Penahan Tanah

Anda mungkin juga menyukai