Ersan PDF
Ersan PDF
id
PROYEK AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya
Disusun Oleh :
ERSAN WIJAYANTO
I 8109016
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dengan penuh harapan semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak.
Penyusun
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ersan Wijayanto, “Analisa Kekuatan Rangka Mesin Press Batako Styrofoam Dan
Press Botol Plastik”.
ABSTRAK
Pengolahan limbah Styrofoam dan botol plastik dengan mesin press akhir –
akhir ini kurang efektif karena rangka tidak mampu menahan beban pengepresan
yang diberikan. Berangkat dari permasalahan tersebut maka tujuan dari proyek
akhir ini adalah analisa kekuatan rangka mesin press batako styrofoam dan press
botol plastik.
Analisa kekuatan rangka ini menggunakan metode slope deflection sebagai
solusi perhitunganya. Perhitungan kekuatan rangka ini difokuskan pada rangka
utama dan rangka landasan molding dengan pembebanan dari hidrolik 20 ton.
Selain itu laporan ini juga dilakukan analisa kekutan baut.
Dari hasil Analisa kekuatan rangka diperoleh bahwa rangka aman untuk
menerima beban 20 ton dengan profil rangka yang digunakan adalah profil U100
dan profil U120. Analisa kekutan baut juga aman dengan ukuran minimum baut
adalah M16.
Kata kunci : Styrofoam, Botol plastik, Metode slope deflection, dan Analisa
kekuatan rangka.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Proyek Akhir ........................................................................ 2
1.3 Manfaat Proyek Akhir ...................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 4
2.1.1 Difinisi Batako ........................................................................ 4
2.1.1 Batako Styrofoam ................................................................. 5
2.1.3 Limbah Botol Plastik ........................................................... 6
2.2 Analisa Kekuatan Rangka ................................................................ 7
2.2.1 Metode Perubahan Sudut (Slope Deflection Method) ........... 8
2.2.1.1 Penurunan Persamaan Perubahan Sudut ................. 10
2.3 Analisa Kekuatan Baut .................................................................... 12
2.4 Proses Permesinan ........................................................................... 13
2.4.1 Proses Permesinan Mesin Bor ............................................. 14
2.4.1.1 Parameter-Parameter Mesin Bor ............................. 14
2.4.2 Mesin Gerinda Tangan ......................................................... 16
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
3.1 Perencanaan Dan Gambar ................................................................ 17
3.2 Analisa Kekuatan Rangka ................................................................ 18
3.2.1 Analisa Kekuatan Rangka Utama ......................................... 19
3.2.2 Analisa Kekuatan Rangka Landasan Molding ...................... 24
3.2.3 Analisa Kekuatan Bahan Profil Rangka ............................... 26
3.3 Analisa Kekuatan Baut Pada Sambungan Rangka ............................ 27
BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Persiapan Proses Produksi ............................................................... 30
4.2 Proses Manufaktur ........................................................................... 31
4.2.1 Proses Pengeboran Lubang Pasak ......................................... 31
4.2.2 Pembuatan Landasan Molding .............................................. 32
4.3 Waktu Pengeboran Lubang Pasak .................................................... 32
4.4 Pembuatan Landasancommit
Molding to user
......................................................... 34
4.4.1 Waktu Pemotongan Komponen Landasan Molding ............. 34
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
BAB II
DASAR TEORI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Momen-momen ujung MOA dan MOB ditentukan sebagai momen ujung terjepit
sedangkan momen-momen ujung M’A dan M’B ditentukan untuk mempertahankan
kemiringan θA dan θB. jadi :
M' A L M' B L
θA = - θA1 + θA2 = − + (2.3)
6EI 3EI
M' A L M' B L
θB = - θB1 + θB2 = − + (2.4)
6EI 3EI
Dengan menjawab persamaan (2.3 dan 2.4) untuk memperoleh M’A dan M’B,
4EI 2EI
M’A = + θA + θB (2.5)
L L
2EI 4EI
M’B = + θA + θB (2.6)
L L
Subtitusikan persamaan (2.5 dan 2.6) ke dalam persamaan (2.1 dan 2.2) untuk
memperoleh MA dan MB,
2EI
MA = MOA + (2θ A + θ B ) (2.7)
L
2EI
MB = MOB + (2θ A + θ B ) (2.8)
L
Maka secara umum di dapat,
2EI
Mujung-dekat = MOA + (2θ A + θ B ) (2.9)
L
Dimana :
θA = Sudut rotasi titik hubung A
θB = Sudut rotasi titik hubung B
MA = Momen di ujung batang AB (N/mm2)
MB = Momen di ujung batang BA (N/mm2)
M’A = Momen untuk mempertahankan kemiringan θA
M’B = Momen untuk mempertahankan kemiringan θB
MOA = Momen ujung terjepit di A
MOB = Momen ujung terjepit di B
I = Inersia (mm4)
L = Panjang batang (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Dimana :
Tm = waktu pengeboran (min)
l = panjang pengeboran (mm)
d = jari-jari lubang benda kerja (mm)
Sr = feed motion (mm/rev)
n = kecepatan putaran (rpm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR
Presure Gauge
Konstruksi Rangka
Punch
Hand Pump
Molding
Lebar (B) = 60 mm
Tebal (d) = 7 mm
Luas penampang (A) = 1700 mm2
2,95 TON
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
2,95 TON
P.L
MO2 = - MO3 = −
8
2,95.10 4.600
= − = 22,1.10 5 N.mm
8
MO2 = - 22,1.10 5 N.mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
2EI
= 0+ (2θ B + θ A )
1570
M1 = 0,0026 EI θB + 0,0013 EI θA
2EI
M2 = MO2 + (2θ B + θ C )
L2
2EI
= -22,1. 105 N + (2θ B + θ C )
600
M2 = -22,1.105 + 0,0066 EI θB + 0,0033 EI θC
2EI
M3 = MO3 + (2θ C + θ B )
L3
2EI
= 22,1. 105 N + (2θ C + θ B )
600
M3 = 22,1. 105 + 0,0066 EI θC + 0,0033 θB
2EI
M4 = MO4 + (2θ C + θ D )
L4
2EI
= 0+ (2θ C + θ D )
1570
M4 = 0,0026 EI θC + 0,0013 EI θD
Pada kerangka kaku diatas dapat dilihat tumpuan yang dipakai untuk
menumpu tiang utama adalah sendi, sehingga tidak terjadi perubahan sudut dan
momen pada titik A dan D atau nilainya adalah 0. Pada batang B – C dijepit ujung
– ujungnya sehingga akan timbul momen dan perubahan sudut pada ujung batang
B – C . Persamaan-persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi lebih mudah
seperti dibawah ini :
M1 = 0,0026 EI θB
M2 = -22,1. 105 + 0,0066 EI θB + 0,0033 EI θC
M3 = 22,1. 105 N + 0,0066 EI θC + 0,0033 EI θB
M4 = 0,0026 EI θC
c. Syarat keseimbangan titik hubung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
M1 + M2 = 0
0,0026 EI θB + (-22,1. 105 N) + 0,0066 EI θB + 0,0033 EI θC = 0
0,0092 EI θB + 0,0033 EI θC = 22,1.105 N
-M3 - M4 = 0
-(22,1. 105 N + 0,0066 EI θC + 0,0033 EI θB) - 0,0026 EI θC = 0
-0,0033 EI θB - 0,0092 EI θC = 22,1. 105 N
Dari keseimbangan titik hubung diatas didapat dua persamaan untuk
menentukan nilai dari perubahan sudut titik hubung B dan C.
0,0092 EI θB + 0,0033 EI θC = 22,1. 105 N (1)
- 0,0033 EI θB - 0,0092 EI θC = 22,1. 105 N (2)
Pada profil U100 sebagai tiang penyangga akan menerima beban sebesar
5,9 ton, sedangkan dalam perhitungan momen-momen yang muncul pada
tiang penyangga hanyalah momen akibat dari beban 2,9 ton, jadi momen-
momen pada tiang penyangga dikalikan dua kalinya. Nilai momen pada tiang
penyangga akan menjadi sebagai berikut :
M1 = - 19,52. 105 N.mm
M4 = - 19,5. 105 N.mm
f. Momen maximum pada batang B-C.
P.L
M max =
4
2,95.10 4.600
=
4
Mmax
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
Mmax
Mmax
M1 = 0
0,66.10-2 EIθA + 0,33.10-2 EiθB = 22,1. 105 (1)
M2 = 0
0,66.10-2 EiθB + 0,33.10-2 EiθA = -22,1. 105 (2)
Dari hasil eliminasi dan subtitusi persamaan 1 dan 2 diatas, maka harga
sudut kemiringan atau perubahan sudut dapat ditentukan harga θA dan θB :
EI θA = -1339,4. 105 N
EI θB = 1339,4. 105 N
d. Mencari nilai momen dengan memasukkan nilai EIθA dan EIθB dalam
persamaan perubahan sudut :
M1 = - 22,1. 105 N.mm
M2 = 22,1. 105 N.mm
P.L
M max =
4
2,95.10 4.600
=
4
Gambar 3.5. Diagram momen lentur dan kurva elastis landasan molding
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
= 26,69 N/mm2
Karena σmax > σt , jadi tiang aman memakai profil U100 untuk menahan
beban pengepresan maximum.
Tegangan tarik pada rangka landasan molding
M.Y
σt =
Io
150.10 5 N.mm.30mm
=
425.10 4 mm 4
= 105,88 N/mm2
Karena σmax > σt , jadi rangka untuk landasan molding aman memakai
profil U120 menahan beban pengepresan maximum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
l1
F1
405,625.10 4 = .(30 2 + 30 2 )
30
F1 = 6,76. 104 N
Dimana sudah ditentukan bahwa harga F1 = F2 = 6,76. 104 N.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
e. Sudut putar dari baut (θ), dimana harga θ1 sama dengan θ2.
Cos θ1 = Cos θ2 = 90° = 0
f. Menentukan resultan maximum (Rmax).
Dari nilai-nilai yang sudah dicari diatas, maka dapat digunakan untuk
menentukan harga resultan maximum.
Rmax = ( 46,24).10 8
Rmax = 6,8.104 N
g. Menentukan diameter baut yang akan dipakai.
π
Rmax = .( d c ) 2 .τ
4
6,8.104 N = 3,14 . (dc)2 . 275 N/mm2
4
27,2.104 N = 863,5,2 N/mm2 . (dc)2
315,10 N = (dc)2
dc = 17,75 mm
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai dc = 17,75 mm. Untuk
keamanan baut agar aman dipakai pada konstruksi rangka yang akan menerima
beban 5,9 ton maka ukuran minimum baut yang digunakan adalah ukuran M22
dengan kunci pas ukuran 19 mm. (lampiran 2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
BAB IV
PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
dilakukan dengan dua tahap yaitu pengeboran dengan mata bor diameter 5 mm
dan pengeboran dengan mata bor diameter 21 mm. Berikut dapat dilihat waktu
yang dibutuhkan untuk pengeboran lubang pasak.
Sr = 0,28 mm / put
n = 330 rpm
Waktu pengeboran :
ltotal + 0,3d
Tm =
S r .n
5 + 0,3.21
=
0,28.330
= 0.12 menit
Waktu setting total (Ts) = 20 menit
Waktu pengukuran total (Tu) = 20 menit
Total waktu pengerjaan = (Tm . 4 + Ts + Tu )
= (0,12 . 4 + 20 + 20)
= 40,48 menit
Jadi total pengerjaan lubang pasak adalah :
Waktu total pengerjaan lubang pasak = 40,8 + 40,48
= 81,28 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Jadi jumlah total waktu proses perakitan yang dibutuhkan untuk merakit
rangka mesin press batako styrofoam yang dikombinasi dengan press botol plastik
dengan sistem hidrolik manual 20 ton adalah 80 menit atau 1 jam 20 menit.
= Rp. 5.403.720
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan proyek akhir dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Rangka aman karena tegangan bending tidak melebihi tegangan maximum
pada bahan profil U 100 dan U120 dengan didukung sambungan baut maximum
M22.
V.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan setelah menyelesaikan proyek
akhir ini :
Untuk menghemat waktu dan tenaga, sebaiknya mesin press batako
styrofoam dan press botol plastik menggunakan silinder double acting dan motor
listrik dalam pengoperasianya.
commit to user