Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN UNDANG-UNDANG LEMBAGA INTRA

Nomor 1 Tahun 2017

TENTANG

PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM RAYA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa pemilihan umum raya secara langsung oleh mahasiswa merupakan
sarana perwujudan kedaulatan mahasiswa guna menghasilkan pemerintahan
mahasiswa yang demokratis;
b. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum raya secara langsung, umum bebas,
rahasia, jujur, dan adil hanya dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh
penyelenggaraan pemilihan umum yang mempunyai integritas, profesionalitas,
dan akuntabilitas;
c. bahwa berdasarkan penyelenggaraan pemilihan umum raya sebelumnya,
diperlukan penyempurnaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur penyelenggaraan pemilihan umum raya;
d. bahwa penyempurnaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur penyelenggaraan pemilihan umum raya, dimaksudkan untuk
lebih meningkatkan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi;
e. bahwa diperlukan satu undang-undang yang mengatur penyelenggara
pemilihan umum raya;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang Undang tentang
penyelenggaraan pemilihan;
Mengingat: 1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/ U/ 1998
tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi;
4. Qoidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah tahun 1999;
5. Statuta Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2007;
6. Buku pedoman penyelengaraan pendidikan Universitas Muhammadiyah
Malang tahun 2008;
7. Peraturan Rektor Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Peraturan Disiplin
Mahasiswa;
8. Surat Keputusan Rektor nomor 154 tahun 2006 tentang Pokok Pokok
Ketentuan Pembinaan Lembaga Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah
Malang;
9. Undang-undang lembaga intra nomor 1 tahun 2011 tentang perubahan undang-
undang lembaga intra tahun 2009 tentang penyelenggaraan pemilu umum raya
Universitas Muhammadiyah Malang;

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


Dengan Persetujuan
SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG LEMBAGA INTRA TENTANG PENYELENGGARA


PEMILIHAN UMUM RAYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum Raya, selanjutnya disebut Pemilu Raya adalah sarana untuk memilih
anggota SEMU, Ketua dan Wakil Ketua BEMU, SEFA, Ketua dan Wakil Ketua BEMFA,
Ketua HMJ, dan Ketua HMPS di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Senat Mahasiswa Universitas, selajutnya disebut SEMU adalah lembaga mahasiswa tertinggi
di tingkat Universitas dalam bidang legislatif, aspiratif, dan monitoring.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas, selanjutnya disebut BEMU adalah lembaga
mahasiswa tertinggi di tingkat universitas dalam bidang eksekutif.
4. Senat Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut SEFA adalah lembaga mahasiswa
tertinggi di tingkat Fakultas dalam bidang legislatif, aspiratif dan monitoring.
5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BEMFA adalah lembaga
mahasiswaan tertinggi di tingkat Fakultas dalam bidang eksekutif.
6. Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disebut HMJ adalah wadah pengembangan
profesi dan bidang keilmuan mahasiswa di tingkat Jurusan.
7. Himpunan Mahasiswa Program Studi yang selanjutnya disebut HMPS adalah wadah
pengembangan profesi dan bidang keilmuan mahasiswa di tingkat Program Studi.
8. Komisi Pemilihan Umum Raya Universitas, selanjutnya disebut KPRU adalah lembaga di
tingkatan Universitas yang sifatnya menyeluruh, mandiri, independen dan non-partisan yang
dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu Raya di tingkatan Universitas.
9. Komisi Pemilihan Umum Raya Fakultas, selanjutnya disebut KPRF adalah lembaga di
tingkatan Fakultas yang sifatnya menyeluruh, mandiri, independen dan non-partisan yang
dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu Raya di tingkatan Fakultas.
10. Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya Universitas, selanjutnya disingkat BPPU, adalah
badan penyelenggara Pemilihan Umum Raya yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di seluruh wilayah Universitas Muhammadiyah Malang.
11. Badan Pengawas Pemilu Fakultas, selanjutnya disingkat BPPF, adalah badan yang bertugas
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Raya di wilayah fakultas.
12. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang adalah mahasiswa yang terdaftar aktif pada
Universitas Muhammadiyah Malang.
13. Partai politik Mahasiswa perserta Pemilu Raya adalah organisasi yang dibentuk oleh
mahasiswa secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak cita-cita untuk memperjuangkan
dan membela kepentingan politik anggota, mahasiswa, serta Universitas Muhammadiyah
Malang yang berlandaskan pada demokrasi.

BAB II
ASAS PENYELENGGARA PEMILU RAYA
Pasal 2
Penyelenggara Pemilu Raya berpedoman pada asas:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. kepastian hukum;
e. tertib;
f. kepentingan mahasiswa;
g. keterbukaan;
h. proporsionalitas;
i. profesionalitas;
j. akuntabilitas;
k. efisiensi dan
l. efektivitas;

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


BAB III
KOMISI PEMILIHAN UMUM RAYA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 3
1) Komisi Pemilihan Umum Raya adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum Raya yang
bersifat menyeluruh, mandiri, jujur, adil dan non partisan untuk menyelenggarakan Pemilihan
Umum Raya
2) Dalam menjalankan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam dalam point (1)
Komisi Pemilihan Umum Raya tersebut dibagi atas:
a. Komisi Pemilihan Raya Umum Universitas
b. Komisi Pemilihan Umum Raya Fakultas
Bagian Kedua
Kedudukan, Susunan Dan Keanggotaan
Pasal 4
1) KPRU berkedudukan di Universitas Muhammadiyah Malang.
2) KPRF berkedudukan di masing-masing fakultas.
Paragraf 1
KPRU
Pasal 5
1) Anggota KPRU berjumah ganjil minimal terdiri dari 11 (sebelas) orang dan sebanyak-
banyaknya 17 (tujuh belas) mahasiswa aktif UMM.
2) Anggota KPRU dibentuk dan dipilih oleh SEMU kemudian di sahkan oleh Wakil Rektor 3
3) Sebelum menjalankan tugas, anggota KPRU mengucapkan sumpah/janji dihadapan Wakil
Rektor 3
4) KPRU terdiri dari seorang ketua merangkap sebagai anggota, dan seorang wakil ketua
merangkap sebagai anggota dan para anggota.
5) Setiap anggota KPRU mempunyai hak suara yang sama.
6) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota KPRU dalam rapat pleno KPRU.
7) Masa keanggotan KPRU adalah 1 (satu) tahun sejak mengucapkan sumpah/ janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) serta tidak dapat dicalonkan dan diangkat kembali untuk menjadi
anggota KPRU periode berikutnya.
8) Tata tertib dan Kode Etik KPRU ditetapkan oleh KPRU.
Paragraf 2
KPRF
Pasal 6
1) Anggota KPRF berjumlah ganjil minimal terdiri dari 9 (sembilan) orang dan sebanyak-
banyaknya 15 (lima belas) orang mahasiswa aktif UMM.
2) Anggota KPRF di bentuk dan dipilih oleh SEFA kemudian disahkan oleh Pembantu Dekan 3
3) Sebelum menjalankan tugas, anggota KPRF mengucapkan sumpah/janji dihadapan Pembantu
Dekan 3
4) KPRF terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota
dan para anggota.
5) Setiap anggota KPRF mempunyai hak suara yang sama.
6) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota KPRF dalam rapat pleno KPRF.
7) Masa keanggotaan KPRF adalah 1 (satu) tahun sejak mengucapkan sumpah/ janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) serta tidak dapat dicalonkan dan diangkat kembali
menjadi KPRF untuk periode berikutnya.
8) Tata tertib dan Kode Etik KPRF ditetapkan oleh KPRF.
Bagian Ketiga
Tugas, Wewenang Dan Kewajiban
Paragraf 1
KPRU
Pasal 7
1) KPRU mempunyai tugas:
a. merencanakan pelaksanaan Pemilu Raya di tingkat Universitas sesuai dengan tahapan
Kegiatan Pemilu Raya yang meliputi :
1. Penetapan jadwal tahapan Pemilu Raya;
2. Pengadaan logistik;
3. Penetapan lokasi pemungutan suara

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


4. Penetapan lokasi pemungutan suara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf a
nomor 3 dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan KPRF
5. Sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Raya.
b. Melaksanakan tahapan Pemilu Raya di tingkat universitas yang meliputi
1. pengumpulan data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar pemilih
tetap;
2. Pendaftaran calon sampai dengan penetapan pasangan Ketua dan Wakil Ketua BEMU;
3. penetapan jadwal, syarat dan ketentuan kampanye;
4. pengadaan logistik Pemilu Raya dan pendistribusiannya;
5. pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu Raya di TPS;
6. pengamanan surat suara dan pembuatan berita acara penghitungan suara; dan
7. penghitungan dan pemungutan suara ulang.
c. mengajukan rencana anggaran Pemilu Raya;
d. memberi arahan dan mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan Pemilu Raya dengan KPRF;
e. melaksanakan pendidikan pemilih;
f. menetapkan tata cara pelaksanaan Pemilu Raya yang merupakan penjabaran teknis
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. mengumpulkan dan melaporkan data hasil Pemilu Raya kepada SEMU
h. melakukan pendataan kelengkapan administratif terhadap Partai Politik Mahasiswa, serta
pasangan calon ketua dan wakil ketua yang diusung oleh Partai Politik Mahasiswa; dan
i. menetapkan pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEMU terpilih dengan mengeluarkan
Surat Ketetapan KPRU.
2) KPRU memiliki wewenang sebagai berikut:
a. merencanakan dan melaksanakan Pemilu Raya di tingkat Universitas sesuai dengan
tahapan Kegiatan Pemilu Raya;
b. menerima Surat Ketetapan KPRF tentang anggota SEMU terpilih dan tiap-tiap fakultas;
dan
c. melaksanakan Sidang Umum (Sidum) SEMU terpilih.
Pasal 8
KPRU mempunyai kewajiban:
a. melayani dan memperlakukan peserta Pemilu Raya secara adil dan manusiawi;
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan logistik yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemilu Raya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. menyampaikan informasi kegiatan kepada mahasiswa;
d. menjawab pertanyaan perihal teknis penyelenggaraan pemilihan umum raya;
e. menjalankan secara taat segala putusan BPPU perihal terjadinya suatu sengketa
f. mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dalam penyelenggaraan
Pemilu Raya kepada SEMU
g. menyampaikan laporan secara periodik dan mempertanggung jawabkan kegiatan kepada
ketua SEMU terpilih.
Pasal 9
Untuk menjaga netralitas, independensi, integritas dan kredibilitas KPRU menyusun kode etik
yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap anggota KPRU.
Pasal 10
1) Untuk menyidik dan mengenakan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik, dibentuk dewan
kehormatan KPRU yang bersifat Ad-Hoc (sementara).
2) Keanggotaan Dewan Kehormatan KPRU sebanyak tiga orang terdiri atas seorang ketua dan
anggota-anggota.
3) Dewan kehormatan KPRU dibentuk dan ditetapkan oleh KPRU.
Paragraf 2
KPRF
Pasal 11
1) KPRF mempunyai tugas:
a. merencanakan pelaksanaan Pemilu Raya di tingkat fakultas sesuai dengan tahapan kegiatan
Pemilu Raya yang meliputi :
1. Pengadaan logistik Pemilu Raya di fakultas;
2. Penetapan lokasi pemungutan suara

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


3. Penetapan lokasi pemungutan suara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf a
nomor 3 dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan KPRU
4. Sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Raya.
b. Melaksanakan tahapan Pemilu Raya di tingkat fakultas yang meliputi:
1. pengumpulan data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar pemilih
tetap di fakultas;
2. pendaftaran calon sampai dengan penetapan pasangan anggota SEMU, anggota SEFA,
Ketua dan Wakil Ketua BEMFA dan Ketua HMJ/ HMPS;
3. penetapan jadwal, syarat dan ketentuan kampanye;
4. pengadaan logistik Pemilu Raya fakultas dan pendistribusiannya;
5. pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu Raya di TPS;
6. pengamanan surat suara dan pembuatan berita acara penghitungan suara; dan
7. penghitungan dan pemungutan suara ulang.
c. mengajukan rencana anggaran Pemilu Raya fakultas;
d. melaksanakan pendidikan pemilih;
e. menetapkan tata cara pelaksanaan Pemilu Raya fakultas yang merupakan penjabaran teknis
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. mengumpulkan dan melaporkan data hasil Pemilu Raya kepada SEFA;
g. melakukan pendataan kelengkapan administratif terhadap calon anggota SEMU, calon
anggota SEFA calon ketua dan wakil ketua BEMFA dan calon ketua HMJ/ HMPS yang
diusung oleh Partai Politik Mahasiswa;
h. menetapkan pasangan anggota SEMU, calon anggota SEFA calon ketua dan wakil ketua
BEMFA dan calon ketua HMJ/ HMPS terpilih dengan mengeluarkan Surat Ketetapan
KPRF; dan
i. melaporkan hasil pemungutan suara dan anggota SEMU, anggota SEFA, ketua dan wakil
ketua BEMFA dan ketua HMJ/HMPS terpilih melalui surat ketetapan KPRF kepada
KPRU.
2) KPRF memiliki wewenang sebagai berikut:
a. merencanakan dan melaksanakan Pemilu Raya di tingkat Universitas sesuai dengan
tahapan Kegiatan Pemilu Raya
b. melaksanakan Sidang Umum (Sidum) SEFA terpilih.
Pasal 12
KPRF mempunyai kewajiban:
a. melayani dan memperlakukan peserta Pemilu Raya secara adil dan manusiawi;
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan logistik yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemilu Raya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. menyampaikan informasi kegiatan kepada mahasiswa;
d. menjawab pertanyaan perihal teknis penyelenggaraan pemilihan umum raya;
e. menjalankan secara taat segala putusan BPPU dan atau BPPF perihal terjadinya suatu
sengketa
f. mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dalam penyelenggaraan
Pemilu Raya kepada SEFA
menyampaikan laporan secara periodik dan mempertanggung jawabkan kegiatan kepada ketua
SEFA terpilih.
Pasal 13
Untuk menjaga netralitas, independensi, integritas dan kredibilitas KPRF menyusun kode etik
yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap anggota KPRF.
Pasal 14
1) Untuk menyidik dan mengenakan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik, dibentuk dewan
kehormatan KPRF yang bersifat Ad-Hoc (sementara).
2) Keanggotaan Dewan Kehormatan KPRF sebanyak tiga orang terdiri atas seorang ketua dan
anggota-anggota.
3) Dewan kehormatan KPRF dibentuk dan ditetapkan oleh KPRF.

Bagian Keempat
Persyaratan
Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017
Paragraf 1
KPRU
Pasal 15
Syarat-syarat untuk dicalonkan sebagai anggota KPRU:
a. terdaftar sebagai mahasiswa aktif UMM dalam periode yang sedang berjalan;
b. minimal semester IV dan maksimal semester VIII;
c. prestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 2,75
d. sehat jasmani dan rohani;
e. mempunyai komitmen kuat untuk menegakkan berdemokrasi
f. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
g. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, proses pelaksanaan
pemilu raya, sistem perwakilan rakyat dan kemampuan kepemimpinan;
h. Tidak berstatus sebagai anggota atau pengurus partai politik mahasiswa;
i. bersedia bekerja penuh waktu; dan
j. tidak merangkap jabatan sebagai pengurus lembaga intra selama periode yang sedang
berlangsung;
Paragraf 2
KPRF
Pasal 16
Syarat untuk dicalonkan sebagai anggota KPRF sebagai berikut;
a. terdaftar sebagai mahasiswa aktif UMM;
b. minimal semester II dan maksimal semester VI;
c. prestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 2,75;
d. sehat jasmani dan rohani;
e. mempunyai komitmen yang kuat terhadap tegaknya demokrasi dan keadilan;
f. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur dan adil;
g. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, sistem dan proses
pelaksanaan pemilu, sistem perwakilan rakyat dan kemampuan kepemimpinan;
h. Tidak berstatus sebagai anggota dan atau pengurus partai;
i. bersedia bekerja penuh waktu; dan
j. tidak merangkap jabatan sebagai pengurus lembaga intra selama periode yang sedang
berlangsung.
Bagian Kelima
Pengangkatan Dan Pemberhentian
Paragraf 1
KPRU
Pasal 17
1) Ketua SEMU membentuk keanggotaan tim seleksi yang berjumlah paling banyak 7 (tujuh)
orang.
2) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membantu Ketua SEMU untuk
menetapkan anggota KPRU.
3) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur SEMU.
4) Komposisi tim seleksi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris
merangkap anggota, dan anggota.
5) Pembentukan tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Surat
Keputusan SEMU.
Pasal 18
Untuk memilih calon anggota KPRU, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan:
1) mengumumkan pendaftaran calon anggota KPRU pada mahasiswa UMM secara umum;
2) menerima pendaftaran calon anggota KPRU;
3) melakukan seleksi administrasi calon anggota KPRU;
4) mengumumkan hasil seleksi administrasi calon anggota KPRU;
5) melakukan wawancara dengan materi penyelenggaraan Pemilu Raya;
6) mengumumkan nama daftar anggota KPRU yang lulus ; dan
7) menyampaikan daftar nama anggota KPRU kepada Ketua SEMU.
Pasal 19
1) Anggota KPRU berhenti antar waktu sebagai anggota karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri secara tertulis kepada SEMU;
c. melanggar sumpah/ janji;
d. melanggar kode etik;
e. telah menyelesaikan studi di UMM; dan

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


f. tidak lagi memenuhi persyaratan yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.
2) Pemberhentian anggota KPRU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf
e dan huruf f diusulkan kepada ketua SEMU oleh Ketua KPRU berdasarkan keputusan rapat
pleno yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 orang dari anggota KPRU.
3) Penggantian anggota KPRU yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
oleh Ketua KPRU kepada Ketua SEMU berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 orang dari anggota KPRU.
Paragraf 2
KPRF
Pasal 20
1) Ketua SEFA membentuk keanggotaan tim seleksi yang berjumlah paling banyak 7 (tujuh)
orang;
2) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membantu Ketua SEFA untuk menetapkan
anggota KPRF;
3) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur SEFA.
4) Komposisi tim seleksi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang sekretaris
merangkap anggota, dan anggota.
5) Pembentukan tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Surat
Keputusan SEFA.
Pasal 21
Untuk memilih anggota KPRF, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan:
1) mengumumkan pendaftaran calon anggota KPRF pada mahasiswa fakultas secara umum;
2) menerima pendaftaran calon anggota KPRF;
3) melakukan seleksi administrasi calon anggota KPRF;
4) mengumumkan hasil seleksi administrasi calon anggota KPRF;
5) melakukan wawancara dengan materi penyelenggaraan Pemilu Raya;
6) mengumumkan nama daftar anggota KPRF yang lulus ; dan
7) menyampaikan daftar nama anggota KPRF kepada Ketua SEFA.
Pasal 22
1) Anggota KPRF berhenti antar waktu sebagai anggota karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri secara tertulis kepada ketua SEFA;
c. melanggar sumpah/janji;
d. melanggar kode etik; dan
e. tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.
2) Pemberhentian anggota KPRF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e
dan huruf f diusulkan kepada ketua SEFA oleh Ketua KPRF berdasarkan keputusan rapat
pleno KPRF yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 orang dari anggota KPRF.
3) Pengganti anggota KPRF yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diusulkan oleh ketua KPRF kepada SEFA berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 orang dari anggota KPRF.
Paragraf 3
Sumpah/ Janji
Pasal 23
Sumpah anggota KPRU dan KPRF adalah sebagai berikut:
“Demi Allah saya bersumpah:
Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai Anggota KPRU/KPRF dengan sebaik
baiknya dan seadil-adilnya;
Bahwa saya akan melaksanakan Pemilihan Umum sesuai dengan Peraturan Perundang
undangan yang berlaku;
Bahwa dalam menjalankan tugas, saya akan bekerja dengan jujur dan cermat serta senantiasa
akan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau golongan
Bagian Keenam
Pertanggung Jawaban
Paragraf 1
KPRU
Pasal 24
1) Dalam menjalankan tugasnya, KPRU bertanggungjawab:
a. dalam hal keuangan bertanggung jawab kepada Wakil Rektor 3;
b. dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu Raya dan tugas lainnya memberikan
laporan kepada Wakil Rektor 3.

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan secara periodik dalam
setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditembuskan kepada BPPU.
Paragraf 2
KPRF
Pasal 25
1) Dalam menjalankan tugasnya, KPRF bertanggungjawab:
a. dalam hal keuangan bertanggung jawab kepada Wakil Dekan 3;
b. dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu Raya dan tugas lainnya memberikan
laporan kepada Wakil Dekan 3.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan secara periodik dalam
setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditembuskan kepada BPPF.

BAB IV
PENGAWAS PEMILU RAYA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 26
1) Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum
Raya yang bersifat menyeluruh, mandiri, jujur, adil dan non partisan untuk mengawasi dan
menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Raya
2) Dalam menjalankan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam point (1) Badan Pengawas
Pemilihan Umum Raya tersebut dibagi atas:
a. Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya Universitas
b. Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya Fakultas
Bagian Kedua
Kedudukan, Susunan Dan Keanggotaan
Pasal 27
1) BPPU berkedudukan di Universitas Muhammadiyah Malang.
2) BPPF berkedudukan di masing-masing fakultas.
Paragraf 1
BPPU
Pasal 28
1) Anggota BPPU berjumah ganjil minimal terdiri dari sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang
dan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang mahasiswa aktif UMM dalam periode yang
sedang berjalan.
2) Anggota BPPU dibentuk dan dipilih oleh tim seleksi dari SEMU yang kemudian di sahkan
oleh Wakil Rektor 3.
3) Sebelum menjalankan tugas, anggota BPPU mengucapkan sumpah/janji dihadapan Wakil
Rektor 3.
4) BPPU terdiri dari seorang ketua yang merangkap sebagai anggota, dan seorang wakil ketua
merangkap sebagai anggota dan para anggota.
5) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota BPPU dalam rapat pleno BPPU.
6) Masa keanggotan BPPU adalah 1 (satu) tahun sejak mengucapkan sumpah/ janji serta tidak
dapat dicalonkan dan diangkat kembali untuk periode berikutnya
Paragraf 2
BPPF
Pasal 29
1) Anggota BPPF berjumah ganjil minimal terdiri dari sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan
sebanyak-banyaknya 13 (tiga belas) orang mahasiswa aktif UMM dalam periode yang sedang
berjalan.
2) Anggota BPPF dibentuk dan dipilih oleh tim seleksi dari SEFA yang kemudian di sahkan oleh
Pembantu Dekan 3
3) Sebelum menjalankan tugas, anggota BPPF mengucapkan sumpah/janji dihadapan Pembantu
Dekan 3
4) BPPF terdiri dari seorang ketua yang merangkap sebagai anggota, dan seorang wakil ketua
merangkap sebagai anggota dan para anggota.
5) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota BPPF dalam rapat pleno BPPF.
6) Masa keanggotan BPPF adalah 1 (satu) tahun sejak mengucapkan sumpah/ janji serta tidak
dapat dicalonkan dan diangkat kembali untuk periode berikutnya

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


Bagian Ketiga
Tugas, Wewenang Dan Kewajiban
Paragraf 1
BPPU
Pasal 30
1) BPPU memiliki tugas yang meliputi:
a. mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu Raya yang terdiri atas:
1. perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu Raya;
2. perencanaan pengadaan logistik oleh KPRU;
3. pelaksanaan penetapan lokasi pemungutan suara di setiap TPS; dan
4. sosialisasi penyelenggaraan pemira
b. mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu Raya yang terdiri atas:
1. pengumpulan data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar
pemilih tetap;
2. proses pencalonan sampai dengan penetapan pasangan Ketua dan Wakil Ketua
BEMU;
3. pelaksanaan kampanye;
4. pengadaan logistik Pemilu Raya dan pendistribusiannya;
5. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu Raya di TPS;
6. pergerakan surat suara dan berita acara penghitungan suara; dan
7. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang.
c. memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan pelanggaran Pemilu Raya oleh
KPRU;
d. mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu Raya;
e. evaluasi pengawasan Pemilu Raya; dan
f. menyusun laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilu Raya kepada Wakil Rektor
3
2) BPPU memiliki wewenang yang berupa:
a. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu Raya;
b. menerima laporan adanya dugaan pelanggaran administrasi Pemilu Raya dan mengkaji
laporan dan temuan, serta mebuat keputusan atas laporan dan dugaan tersebut; dan
c. menyelesaikan sengketa Pemilu Raya;
Pasal 31
BPPU memiliki serangkaian kewajiban yang berupa:
a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu
pada semua tingkatan;
c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu
Raya; dan
d. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Wakil Rektor 3.
Pasal 32
Untuk menjaga netralitas, independensi, integritas dan kredibilitas BPPU menyusun kode etik
yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap anggota BPPU.
Pasal 33
1) Untuk menyidik dan mengenakan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik, dibentuk dewan
kehormatan BPPU yang bersifat Ad-Hoc (sementara).
2) Keanggotaan Dewan Kehormatan BPPU sebanyak tiga orang terdiri atas seorang ketua dan
anggota-anggota.
3) Dewan kehormatan BPPU dibentuk dan ditetapkan oleh BPPU.
Paragraf 2
BPPF
Pasal 34
1) BPPF menyusun standar tata laksana kerja pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemilu
Raya di Fakultas yang meliputi:
a. mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu Raya di fakultas yang terdiri atas:
1. perencanaan pengadaan logistik oleh KPRF;

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


2. pelaksanaan penetapan lokasi pemungutan suara di fakultas; dan
3. sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Raya di fakultas.
b. mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu Raya di fakultas yang terdiri
atas:
1. pengumpulan data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar
pemilih tetap di fakultas;
2. proses pencalonan sampai dengan penetapan anggota SEMU, anggota SEFA, Ketua
dan Wakil Ketua BEMFA dan Ketua HMJ/ HMPS;
3. pelaksanaan kampanye di fakultas;
4. pengadaan logistik Pemilu Raya dan pendistribusiannya;
5. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu Raya di TPS
fakultas;
6. pergerakan surat suara dan berita acara penghitungan suara; dan
7. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang.
c. memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan pelanggaran Pemilu Raya di
fakultas oleh KPRF;
d. mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu Raya di fakultas;
e. evaluasi pengawasan Pemilu Raya di fakultas; dan
f. menyusun laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilu Raya kepada Pembantu
Dekan 3
2) BPPF memiliki wewenang yang berupa:
a. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu Raya di fakultas;
b. menerima laporan adanya dugaan pelanggaran administrasi Pemilu Raya di fakultas dan
mengkaji laporan dan temuan, serta mebuat keputusan atas laporan dan dugaan tersebut;
dan
c. menyelesaikan sengketa Pemilu Raya di fakultas;
Pasal 35
BPPF memiliki serangkaian kewajiban yang berupa:
a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu di
fakultas;
c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu Raya
di fakultas; dan
d. menyampaikan laporan hasil pengawasan dan putusan kepada Pembantu Dekan 3.
Pasal 36
Untuk menjaga netralitas, independensi, integritas dan kredibilitas BPPU menyusun kode etik
yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh setiap anggota BPPU.
Pasal 37
1) Untuk menyidik dan mengenakan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik, dibentuk dewan
kehormatan BPPF yang bersifat Ad-Hoc (sementara).
2) Keanggotaan Dewan Kehormatan BPPF sebanyak tiga orang terdiri atas seorang ketua dan
anggota-anggota.
3) Dewan kehormatan BPPF dibentuk dan ditetapkan oleh BPPF.
Bagian Keempat
Persyaratan
Paragraf 1
BPPU
Pasal 38
Syarat-syarat untuk dicalonkan sebagai anggota BPPU:
a. terdaftar aktif sebagai mahasiswa UMM dalam periode yang sedang berjalan, minimal
semester VI dan maksimal semester VIII;
b. prestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 2,75
c. sehat jasmani dan rohani;
d. mempunyai komitmen kuat untuk menegakkan berdemokrasi
e. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
f. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, proses pelaksanaan
pemilu raya, sistem perwakilan rakyat dan kemampuan kepemimpinan;
g. tidak berstatus pengurus partai politik mahasiswa; dan
h. bersedia bekerja penuh waktu;

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


i. tidak merangkap jabatan sebagai pengurus lembaga intra selama periode yang sedang
berlangsung.

Paragraf 2
BPPF
Pasal 39
Syarat-syarat untuk dicalonkan sebagai anggota BPPF:
a. terdaftar aktif sebagai mahasiswa UMM dalam periode yang sedang berjalan
b. minimal semester IV dan maksimal semester VI;
c. prestasi akademik baik, sekurang-kurangnya mempunyai IPK 2,75
d. sehat jasmani dan rohani;
e. mempunyai komitmen kuat untuk menegakkan demokrasi
f. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
g. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, proses pelaksanaan
pemilu raya, sistem perwakilan rakyat dan kemampuan kepemimpinan;
h. tidak berstatus anggota dan pengurus partai politik mahasiswa;
i. bersedia bekerja penuh waktu; dan
j. tidak merangkap jabatan sebagai pengurus lembaga intra selama periode yang sedang
berlangsung.
Bagian Kelima
Pengangkatan Dan Pemberhentian
Paragraf 1
Pasal 40
1) Tim seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 12 selain menyeleksi anggota
KPRU menyeleksi anggota BPPU pada saat yang bersamaan.
2) Untuk memilih calon anggota BPPU, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan:
a. mengirimkan surat permohonan calon anggota BPPU pada masing-masing SEFA;
b. menerima pendaftaran calon anggota BPPU;
c. melakukan seleksi administrasi calon anggota BPPU;
d. mengumumkan hasil seleksi administrasi calon anggota BPPU;
e. melakukan wawancara dengan materi utama pengetahuan mengenai Pemilu Raya;
f. mengumumkan nama daftar anggota BPPU yang lulus seleksi;
g. menetapkan sekurangnya 9 (sembilan) dan sebanyak 15 (lima belas) nama anggota
BPPU dalam rapat pleno; dan
h. menyampaikan sekurangnya 9 (sembilan) dan sebanyak 13 (tiga belas) nama anggota
BPPU kepada Ketua SEMU.
Pasal 41
1) Anggota BPPU berhenti antar waktu sebagai anggota karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri secara tertulis kepada SEMU;
c. melanggar sumpah/ janji;
d. melanggar kode etik; dan
e. telah menyelesaikan studi di UMM.
2) Pemberhentian anggota BPPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan kepada ketua
SEMU oleh Ketua BPPU berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri sekurang-
kurangnya 50%+1 orang anggota BPPU.
3) Pengganti anggota BPPU yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh
Ketua BPPU kepada Ketua SEMU berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri
sekurang-kurangnya 50%+1 orang anggota BPPU.
Paragraf 2
BPPF
Pasal 42
1) Tim seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 dan pasal 15 selain menyeleksi anggota
KPRF menyeleksi anggota BPPF pada saat yang bersamaan.
2) Untuk memilih calon anggota BPPU, tim seleksi melakukan tahapan kegiatan:
a. mengumumkan pendaftaran calon anggota BPPF pada mahasiswa fakultas secara umum;
b. menerima pendaftaran calon anggota BPPF;
c. melakukan seleksi administrasi calon anggota BPPF;
d. mengumumkan hasil seleksi administrasi bakal calon anggota BPPF;
e. melakukan wawancara dengan materi utama pengetahuan mengenai Pemilu Raya
Fakultas;
f. menerima hasil tes kesehatan;

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


g. mengumumkan nama daftar anggota BPPF yang lulus seleksi;
h. menetapkan sekurangnya 5 (lima) dan sebanyak 13 (tiga belas) nama anggota BPPF
dalam rapat pleno; dan
i. menyampaikan sekurangnya 5 (lima) dan sebanyak 9 (sembilan) nama anggota BPPF
kepada Ketua SEMU.
Pasal 43
1) Anggota BPPF berhenti antar waktu sebagai anggota karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri secara tertulis kepada SEFA;
c. melanggar sumpah/ janji;
d. melanggar kode etik;
e. tidak terdaftar aktif sebagai mahasiswa UMM dalam periode yang sedang berjalan.
2) Pemberhentian anggota BPPF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan kepada ketua
SEFA oleh Ketua BPPF berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri sekurang-
kurangnya 50%+1 orang anggota BPPF.
3) Pengganti anggota BPPF yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh
Ketua BPPF kepada Ketua SEFA berdasarkan keputusan rapat pleno yang dihadiri sekurang-
kurangnya 50%+1 orang anggota BPPF.
Paragraf 3
Sumpah/ Janji
Pasal 44
Sumpah anggota BPPU dan BPPF adalah sebagai berikut:
“Demi Allah saya bersumpah:
Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai Anggota BPPU/BPPFF dengan sebaik
baiknya dan seadil-adilnya;
Bahwa saya akan melaksanakan Pemilihan Umum sesuai dengan Peraturan Perundang
undangan yang berlaku;
Bahwa dalam menjalankan tugas, saya akan bekerja dengan jujur dan cermat serta senantiasa
akan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Bagian Keenam
Pertanggung Jawaban
Paragraf 1
BPPU
Pasal 45
1) Dalam menjalankan tugasnya, BPPU bertanggungjawab:
a. dalam hal keuangan bertanggung jawab kepada Wakil Rektor 3;
b. dalam hal penjatuhan putusan atas sengketa atau laporan Pemilu Raya dan tugas lainnya
memberikan laporan kepada Wakil Rektor 3.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan secara periodik dalam
setiap tahapan putusan Pemilu Raya.
3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditembuskan kepada SEMU.
Paragraf 2
BPPF
Pasal 46
1) Dalam menjalankan tugasnya, BPPF bertanggungjawab:
a. dalam hal keuangan bertanggung jawab kepada Pembantu Dekan 3;
b. dalam hal penjatuhan putusan atas sengketa atau laporan Pemilu Raya dan tugas lainnya
memberikan laporan kepada Pembantu Dekan 3.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan secara periodik dalam
setiap tahapan putusan Pemilu Raya.
3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditembuskan kepada SEFA.

BAB V
PERATURAN DAN KEPUTUSAN PENYELENGGARA PEMILU
Pasal 47
1) Untuk penyelenggaraan Pemilu Raya Universitas, KPRU membentuk peraturan pelaksanaan
teknis KPRU dan keputusan KPRU.
2) Peraturan KPRU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017


3) Untuk penyelenggaraan Pemilu Raya Fakultas, KPRF membentuk membentuk peraturan
pelaksanaan teknis KPRF dan keputusan KPRF dengan mengacu kepada pedoman yang
ditetapkan oleh KPRU.
4) Peraturan KPRU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setelah berkonsultasi
dengan tim seleksi dari SEMU dan/atau Wakil Rektor 3
5) Peraturan KPRF sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan setelah berkonsultasi
dengan tim seleksi dari SEFA dan/atau Pembantu Dekan 3.
Pasal 48
1) Untuk pelaksanaan pengawasan Pemilu Raya Universitas, BPPU membentuk peraturan
pelaksanaan teknis BPPU dan keputusan BPPU.
2) Peraturan BPPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
3) Untuk pengawasan Pemilu Raya Fakultas, BPPF membentuk membentuk peraturan
pelaksanaan teknis BPPF dan keputusan BPPF dengan mengacu kepada pedoman yang
ditetapkan oleh BPPU.
4) Peraturan BPPU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setelah berkonsultasi
dengan tim seleksi dari SEMU dan/atau Wakil Rektor 3.
5) Peraturan BPPF sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan setelah berkonsultasi
dengan tim seleksi dari SEFA dan/atau Pembantu Dekan 3.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 49
Pendaftaran anggota KPRU dan/atau BPPU di universitas oleh tim seleksi SEMU yang tidak
mendapatkan calon sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang maka akan diadakan Penetapan
anggota KPRU dan BPPU oleh tim seleksi dari SEMU dan Wakil Rektor 3.
Pasal 50
Pendaftaran anggota KPRF dan/atau BPPF di fakultas oleh tim seleksi SEFA yang tidak
mendapatkan calon sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang maka akan diadakan Penetapan
anggota KPRF dan BPPF oleh tim seleksi dari SEFA dan Pembantu Dekan 3.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51
Dengan berlakunya undang-undang ini, aturan tentang pemilihan umum yang sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 52
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Rancangan Undang-Undang PEMIRA, tanggal 29 April 2017

Anda mungkin juga menyukai