"Mikroba diberi nutrisi berupa pupuk yang lazim digunakan di taman dan lahan
kebun agar tumbuh sehingga bisa mempercepat proses remediasi. Tidak ada
tambahan bahan kimia berbahaya selama proses bioremediasi," katanya.
Di antara aktivitas irigasi dan aerasi, lokasi didiamkan agar mikroba dapat
bekerja untuk mengkonsumsi senyawa minyak yang terkandung pada tanah.
"Oleh karena itu lamanya proses bioremediasi dan hasilnya bervariasi antara
satu lokasi dan lokasi lainnya dan dapat berbeda antara satu waktu dengan
lainnya," katanya.
1. Berdasarkan Mikrobanya
Biostimulasi
Merupakan suatu proses bioremediasi yang dilakukan dengan cara penambahan zat gizi atau
semberenergi yang dioperlukan oleh mikroorganisme, atau juga dengan cara menstimulasi
mikroorganisme dengan membuat suatu liungkuangan yang sesuai bagi mikroorganisme
sehingga organisme yang telah berada diarir atau tanah akan berkembang, dan diberikannya
nutrient juga akan membantu percepatannya organisme dalam melakukan remediasi (Broker. R,
et all. 2008).
Bioaugmentasi
Biremediasi Instrinsik
Merupakan poroses bioremediasi yangterjadi dengan sendirinya tanpa ada bantuan dari manusia,
yang dibantu langsung oleh alam (Broker. R, et all. 2008).
1. Berdasarkan Lokasinya
Bioremediasi Ex-Situ
Proses bioremediasi ini mengandalkan pada mikroorganisme yang ada ditempat aslinya untuk
meng remediasi lingkungan tersebut (Gibson, D.T. 1984).
Bioremediasi Ex-Situ
Merupakan proses bioremediasi yang dilakukan diluar tempat asli mikroba (terjadinya peng
isolasian mikroba) yang dilakukan dengan mengambil limbah di suatu lokasi kemudian
dilakukan treatment di tempat lain, setelah itu baru dikembalikan ke tempat asal. Atau diberi
perlakuan khusus dengan memakai organisme yang mana bila organisme sudah terbukti dapat
mendegradasi limbah tersebut kemudian di sebar ditempat yang tercemar. Bioremediasi ini bisa
lebih cepat prosesnya dan mudah dikontrol dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis
kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam (Gibson, D.T. 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Broker. R., Widmajer. Eric., Linda, Peter. 2008. Biology. New York USA: McGraw-Hill.
Cookson. J. T., 1995. Bioremediation Engineering. McGraw Hill Book Company, New York,
USA.
Gibson, D.T. 1984. Microbial Degradation of Organik Compound. New York : Marcel Dekker
Inc.
Iranto. 2013. Bakteriologi, mikologi, dan virology panduan medis fdan klinis. Bandung:
Alfabeta.
"Permasalahan pencemaran tanah ini sudah sejak 2001 tapi sampai 2017
dan menjelang kontrak Chevron habis, pencemaran tanah ini belum teratasi,
apa masalahnya? Kami di Komite II DPD RI akan menyoroti permasalahan
ini sampai tuntas," ujarnya. ***(ary)
Untuk membuktikan setelah dilakukan bioremediasi dan fitoremediasi pada lahan yang
tercemar minyak, dilakukan uji lab untuk mengukur Total Petro Hydrocarbon (TPH)
pada tanah yang yang sudah di-treatment, yang sebelumnya mencapai 50% atau lebih,
menjadi hanya 1%. Kemudian, di lahan itu ditanami beberapa jenis tanaman yang
sangat rentan terhadap penurunan tingkat kesuburan tanah. Hasilnya tanaman-
tanaman itu bisa tumbuh dengan baik. Artinya, tingkat kesuburan tanah yang
sebelumnya tercemar minyak, sudah pulih.
mahluk hidup. Karenanya, Tumpahan minyak, baik yang terjadi di laut maupun di
darat akan mengancam kelangsung mahluk hidup yang ada di sekitarnya.
“Nah, kalau makhluk hidup terkena minyak, kalau ikan ya insangnya tertutup minyak
dan mati. Begitu juga kerang di dasar laut, dia akan tertutup dan mati. Tapi dampak
yang tidak terasa, yaitu minyak akan menutupi masuknya sinar matahari ke dalam laut.
Sinar matahari yang biasanya masuk ke kolom air, akan terhalang oleh lapisan minyak.
Sementara sinar matahari diperlukan oleh mahluk hidup yang ada di air
tumpahan minyak di laut bisa memutus rantai makanan, bahkan pada akhirnya
mencemari yang dimakan manusia juga. Karena minyak itu walaupun sifatnya organik,
bisa mengandung muatan logam, apalagi produk minyak olahan.
“Tapi kalau minyak mentah saja, ikatan C-H-nya saja akan mengganggu rantai
makanan juga. Secara kimia, dia kan organik C-H, kalau tidak berikatan dengan kotoran
dia akan mengapung, tapi kalau berikatan dengan material lain dia tenggelam. Jadi,
berapapun jumlah tumpahan minyak yang tidak terangkat, pasti berikatan dengan
molekul lain dan tenggelam. Di bawah akan berdampak terus.”
Tridoyo menerangkan, untuk bisa mengurai molekul minyak, diperlukan waktu yang
sangat lama, tergantung panjang ikatan Carbon-nya. Semakin C-nya panjang, semakin
lama. Mungkin hitungannya puluhan tahun.
Minyak mentah memiliki ikatan Carbon yang panjang, yang bisa menutupi biota. Tapi
yang perlu diingat, alam sendiri mempunyai kemampuan rehabilitasi, adaptasi, dan
seterusnya. “Cuma tetap harus ada yang bertanggung jawab dari pemangku
kepentingan atas minyak, atas lingkungan hidup.