Anda di halaman 1dari 3

POTENSI WISATA TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF KASIM SEBAGAI

WISATA EDUKASI DI PROVINSI RIAU


Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Syarif Kasim yang terdapat di Provinsi Riau terletak di 3
Kabupaten/Kota yaitu di Kota Pekanbaru di Kecamatan Muara Fajar, Kabupaten Siak di
Kecamatan Minas dan Kabupaten Kampar di Kecamatan Tapung Hilir. Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Kasim di Riau adalah Kawasan Hutan Konservasi dengan luas kawasan ± 6.172
Ha. Kini setengah di antaranya atau sekitar 3.000 hektar telah dirambah oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab (Syahnan Rangkuti 2009). Pariwisata menjadi salah satu alternative
untuk mencegah konflik dalam mengelola kawasan dan meningkatnya ekonomi di Provinsi Riau,
karena dengan mengembangkan sektor ini diharapkan banyak wisatawan berkunjung ke Riau
yang dengan sendirinya serta meningkatkan pendapatan asli daerah dengan mengupayakan
pengembangan dan pemanfaatan potensi wisata yang memiliki daerah dalam mewujudkan
kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna Metode yang digunakan adalah metode
survei (survey methods) dengan teknik kuesioner yaitu pengukuran potensi dengan cara
mengukur persepsi dengan menggunakan One Score-One Indicator System, yakni
pemberian skor 1 (satu), untuk 1 (satu) indikator, dengan skala yang digunakan adalah 1-7
(merupakan pengembangan dari skala Likert 1-5). Penggunaan skala 1- 7 diterapkan karena
sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang mengartikulasikan suatu nilai dengan sangat
detail (Avenzora 2008). Nilai skor 1-7 diberikan pernyataan sebagai berikut: (1) sangat tidak
menarik (2) tidak menarik (3) agak tidak menarik (4) ragu-ragu (5) agak menarik (6) menarik,
dan (7) sangat menarik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Persepsi responden
yang terdiri dari Dosen, Mahasiswa dan Pelajar terhadap nilai fungsi sosial memiliki
rentang persepsi yang beragam; (1)Keunikan 4.61 agak menarik (2)Keindahan 4.71 agak
menarik (3)Kelangkaan 4.06 Sedang (4)Ketepatan Waktu 4.45 Sedang (5)Aksesibilitas 4.25
Sedang (6)Sensitifitas 4.83 agak menarik (7)Fungsi Sosial 4.08 Sedang serta Nilai Keseluruhan
Potensi Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Kasim Sebagai Wisata Edukasi di Provinsi
Riau 4.42 Sedang

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP LITERASI


SAINS DITINJAU DARI KECERDASAN NATURALIS
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan: 1) Ada pengaruh penggunaan model guided discovery
learning terhadap literasi sains; 2) Ada pengaruh penggunaan model guided discovery learning
terhadap literasi sains ditinjau dari kecerdasan naturalis; 3) Tidak ada interaksi pengaruh antara
model pembelajaran dengan kecerdasan naturalis terhadap literasi sains.
PENGEMBANGAN PANDUAN WISATA EDUKASI BURUNG DI SUBAK PULAGAN
MELALUI PENDEKATAN 4D
Adanya keanakaragaman flora & fauna membuat Subak Pulagan berpotensi dikembangkan
menjadi kawasan wisata edukasi, yaitu wisata yang memberikan pengalaman mempelajari
keanekaragaman burung dalam habitat alami secara menyenangkan. Namun sejauh ini belum
ada buku panduan mengenai pembelajaran diluar ruangan khususnya di Subak Pulagan.
Maka dirancanglah sebuah produk panduan dengan tujuan mengembangkan buku panduan dan
uji coba produk buku panduan pengamatan burung. Subjek penelitian terdiri dari validator,
mahasiswa, ketua pekaseh, guru dan peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
10 April- 30 juli 2018, di Subak Pulagan Gianyar. Buku panduan ini dikembangkan dengan
tahapan 4D yaitu define: melakukan wawancara bersama guru pamong dan ketua Pekaseh,
design perancangan produk awal. Develop divalidasi oleh tim validator dan mahasiswa
dengan mengunakan angket terbuka dan tahap diseminate menganalisis penilaian siswa
terhadap produk dengan mengunakan angket tertutup. Selanjutnya data yang diperoleh
dianalisis menggunakan uji Mann Whitney U Test. Pengembangan 4D menghasilkan produk
Buku Panduan dengan deskripsi kegiatan yang disebut “Wisata Edukasi Pengamatan Burung di
Subak Pulagan”. Adapun hasil tahapan 4D yaitu: Define memperoleh hasil belum tersedia buku
panduan pengamatan burung di Subak Pulagan. Design diperoleh rancangan produk yang
sederhana dengan topik “buku panduan wisata edukasi birdwaching hijau dan berkicau”.
Develop, hasil validasi pada setiap validator memberikan penilaian yang baik. Deseminate
memperoleh hasil yang positif dan siswa laki-laki dan perempuan memiliki penilaian yang sama
terhadap produk.

PENGEMBANGAN MEDIA FLIPCHART TEMA KELESTARIAN ALAM UNTUK


MENGOPTIMALKAN KECERDASAN NATURALISTIK ANAK DI TK IT ZIA
SALSABILA MEDAN

Fokus penelitian ini adalah pengembangan media flipchart bertemakan kelestarian alam yang
dilakukan untuk mengoptimalkan kecerdasan naturalistik anak. Penelitian ini merupakan
penelitian and pengembangan (R&D) dengan menggunakan model Borg and Gall. Prosedur
pelaksanaannya menggunakan enam langkah. Hasil pengembangan media flipchart
bertemakan kelestarian alam secara umum dinyatakan layak digunakan. Hal itu
berdasarkan dari hasil validasi ahli materi diperoleh nilai 92%, ahli media yaitu 78%, dan
praktisi pembelajaran (guru kelas) 86%. Sementara itu, hasil uji efektifitas yang didapat dari
hasil uji coba lapangan diperoleh rata-rata skor pretest 56,53 dan rata-rata skor posttest 87,73.
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh t observasi sebesar 16,965 dan t tabel sebesar 1,761 (t
observasi>t tabel). Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada
tingkat optimalisasi perkembangan kecerdasan naturalistik anak kelompok B di TK IT Zia
Salsabila Medan sebelum dan sesudah menggunakan media flipchart. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa media flipchart bertemakan kelestarian alam layak dan efektif
menjadi media pembelajaran untuk mengoptimalkan kecerdasan naturalistik anak usia
dini di TK IT Zia Salsabila Medan.

STRATEGI PENGEMBANGAN TAMAN WISATA KUM KUM SEBAGAI WISATA


EDUKASI DI KOTA PALANGKARAYA

Rendahnya perhatian pemerintah daerah dalam rangka pengembangan kepariwisataan menjadi


latar belakang penelitian ini. Masalah yang muncul adalah strategi pengembangan taman wisata
Kum Kum di Kota Palangka Raya masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat
dalam pengembangan Taman Wisata Kum Kum, dan (2) menentukan strategi
pengembangan kawasan wisata Taman Wisata Kum Kum yang terletak di Kelurahan
Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat analisis SWOT (Strenghts,
Weaknes, Opportunities, Threats). Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan,
observasi serta wawancara dengan Dinas Pariwisata, Bappeda, camat, lurah, tokoh
masyarakat, masyarakat dan pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan strategi pengembangan taman wisata Kum Kum antara lain membangun
sarana prasarana seperti alat angkut dan sarana akomodasi, membuat atraksi wisata dan
promosi obyek wisata, mengembangkan produk wisata, serta melibatkan pemerintah dan
swasta dalam pengelolaan wisata.

KOLABORASI QUADRUPLE HELIX DALAM MENCIPTAKAN INOVASI KONSEP


WISATA EDUKASI KAMPUNG NANAS DI DESA PALAAN

Menciptakan konsep desa wisata bukanlah perkara yang mudah karena memerlukan
kerjasama banyak pihak. Kolaborasi antar sektor (pemerintah, akademisi, bisnis,
masyarakat) menjadi kunci dalam menggerakkan kreatifitas dan inovasi agar produk yang
dihasilkan menjadi unggul dan berdaya saing ditengah industri wisata yang semakin beragam.
Kolaborasi yang ideal menghasilkan interaksi yang setara dan saling berbagi pengetahuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.
Metode ini diharapkan dapat menghasilkan uraian secara jelas dan mendalam perihal ucapan,
perilaku dan tulisan yang dapat diamati dari individu, kelompok masyarakat ataupun organisasi
tertentu. Penelitian ini menjelaskan bentuk kerjasama kolaboratif antar elemen Quadruple
Helix di desa Palaan. Model empat helix ini dinilai efektif karena memberi ruang yang
seimbang kepada seluruh stakeholder yang ada, terutama masyarakat yang seringkali
hanya diposisikan sebagai obyek suatu kebijakan. Melalui model ini, selain menciptakan
inovasi konsep wisata edukasi, diharapkan juga dapat memaksimalkan potensi desa yang
berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian desa.

Anda mungkin juga menyukai