Yang pasti, rasa utama dari kedua jenis kecap tersebut berbeda.
Kecap asin akan terasa lebih asin, sedangkan kecap manis akan terasa lebih manis. Perbedaan ini tentu saja disebabkan oleh perbedaan cara membuat kedua jenis kecap ini.
Kecap asin dibuat dari fermentasi kedelai oleh kapang. Kapang
yang digunakan umumnya adalah genus Aspergillus ataupun Rhizopus. Kedelai yang difermentasi akan berubah menajdi semacam tempe.
‘Tempe’ ini dikeringkan dan direndam dalam larutan garam.
Garam sendiri merupakan zat yang bisa menyeleksi mikroba yang akan tumbuh pada larutan tersebut. Hal ini karena tidak semua mikroorganisme bisa hidup pada habitat dengan kandungan garam yang tinggi.
Mikroorganisme yang bertahan dalam larutan tersebut hanyalah
yang tahan pada kadar garam tinggi. Umumnya, mikroorganisme ini merupakan jenis khamir dan bakteri tahan garam seperti Zygosaccharomyces dan Lactobacillus.
Kedua jenis makhluk renik ini akan merombak protein pada
rendaman air ‘tempe’ menjadi asam amino dan komponen flavor. Nah, rasa khas dari kecap asin tersebut berasal dari asam amino- asam amino yang terdapat pada kecap asin.
Berbeda dari kecap asin, kecap manis terbuat dari campuran
beberapa bahan. Bahan utama yang digunakan adalah kedelai, baik kedelai biasa maupun kedelai hitam. Selain itu, pembuatannya juga memerlukan gula kelapa, garam, dan air.
Kedelai hitam difermentasi selama beberapa bulan. Hal ini akan
memunculkan jamur pada permukaan kedelai yang disebut koji. Koji inilah yang akan direndam dalam larutan bahan yang disebut moromi.
Gula kelapa ditambahkan untuk menambahkan rasa manis,
aroma karamel, dan kekentalan dari kecap manis. Konon, kecap manis merupakan salah satu bumbu penyedap asli Indonesia, lho. Kecap manis merupakan adaptasi dari budaya Cina. Karena orang Indonesia lebih menggemari rasa manis, gula ditambahkan agar rasanya lebih diminati oleh masyarakat.