Setiap studi ilmiah akan menghasilkan berbagai teori tentang dan hubungan studinya dengan objek
studinya. Demikian pula linguistik sebagai sebuah studi ilmu bahasa. Keilmuan linguistik ini akan
mengkaji segala aktivitas dan gejalan bahasa yang berhubungan dengan manusia. Hal ini dilakukan
karena bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa hanya dapat digunakan oleh manusia. Objek studi
lainnya yang tidak berkaitan dengan manusia tidak dapat digolongkan ke dalam kajian objek linguistik
misalnya bahasa komputer.
Dari penjelasan diatas, saya berpendapat bahwa setiap orang atau bahasawan yang hendak meneliti
bahasa, harus berpijak pada berbagai macam teori yang ada. Mengapa hal itu perlu dilakukan,
pertama teori suatu studi ilmu akan mmberi arahan kemana kita melangkah, dan kedua teori-teori
tersebut yang berkaitan dengan bahasa, tidak selama benar dan mutlak untuk dibenarkan, karena
kebenaran itu subjektif, maka diperlukan penujian, mengenai suatu teori kebahasaan. Kenapa hal ini
perlu dilakukan, saya berpendapat pertama bahasa merupakan
suatu fenomena yang bergerak secara dinamis, artinya mungkin saja satu teori kebahasaan akan
tidak relevan lagi dengan kemajuan jaman. Kedua, bahasa merupakan sebua objek yang akan
melahirkan objek baru, artinya ketika kita meneliti suatu bidang dalam linguistik misalnya sintksis,
maka secara tidak langusng akan berimbas pada penelitian lain misalnya wacana.
Untuk lebih mengenal teori kebahasaan tersebut, secara garis besar dalam studi ilmu linguistik terbagi
menjadi dua golongan pertama golongan tradisional dan kedua golongan sturuktural. Namun pada
tulisan ini saya akan membahas mengenai aliran tradisional.
Mengapa sampai disebut sebagai aliran tradisional? Hal ini dilakukan karena teori kebahasaan ini
paling tua dan merupakan tumpuan perkembangan teori kebahasaan lain. Parera menyebutkan bahwa
teori kebahasaan ini telah menjadi tradisi para peneliti bahasa untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan gejala dan fakta sebuah bahasa. Tradisi dan teori bahasa ini telah mempengarui
pelajaran dan pengajaran teori kebahasaan di sekolah sampai di perguruan tinggi.
Nah dari pengulasan dari Jos Daniel Parera tersebut dapat dimbil kesimpulan bahwa teori kebahasan
tradisional selalu bertumpu pada logika dan filsafat. Memang filsafat merupakan mother science dari
setiap studi ilmu. Oleh karena itu tidak heran jika membicarakan aliran in kita akan tertuju ada negeri
asalnya, yaitu Yunani. R.H Robins menyebut bahwa para pemikir Yunani mengawali kajian linguistik
sebut saja Plato, dengan karyanya mean of the menaning.
Nah, pada perkembangan awal aliran ini banyak menghasilkan teori-teori kebahasan, selain itu ada
juga teori kebahasa yang bersifat orimitif seperti aliran anomali, alira analogi dll. Aliran-aliran tersebut
akan saya jelaskan pada tulisan beikutnya, termasuk mengenai aliran struktural, dan
perkembangannya di Indonesia.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Alwasiah, Drs. A. Chaedar. 1985. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Bandung, Penerbit.
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: P.T Gramdia.
Keraf, Drs. Gorys. 1978 Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores, Nusa Indah.
Parera. J.S. Daniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum Bidang Sintaksis. Ende Flores; Nusa Indah.
Parera. J.S. Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif Dan Tipologi Struktural.
Jakarta; Erlangga.
Venhaar, J.w.m. Dr. 1980. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Kansisius.