1. Fisiologi Oksigen
a. Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti pada anemia.
b. Menurunya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran pernapasan
bagian atas.
c. Hipovolemia, sehingga tekanan darah menurun yang nengakibatkan terganggunya O 2.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet tinggi lemak menimbullkan
arteriosclerosis.
b. Exercise : akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok : nikotin dapat menyababkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d. Substance abuse (obat-obatan dan alcohol): menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun
mengakibatkan hemoglobin menurun, alcohol menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.
3. Faktor Lingkungan
a. Tempat bekerja (polusi)
b. Suhu lingkungan
c. ketinggian tempat dari permukaan laut.
4. Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada
tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi
oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida
maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika
depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik
analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7. Perubahan atau gangguan pada fungsi pernapasan
e. Trakhea
Disebut juga kantong tenggorok yang merupakan perpanjangan dari alring pada
ketinggian tulang vertebrae terokal ke-7 yang bercaabang menjadi dua bronkus.Ujung cabang
trakea disebut carina. Trakea bersifat sangat fleksibel, berotot, dengan pnjang 12 cm dengan
cincin membentuk huruf C.
2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
a. Bronkhus
Terbagi menjadi bagian kanan dan kiri. Yaitu bronchus lobaris kanan ( 3 lobus)
dan bronchus lobaris kiri ( 2 lobus). Bronchus kanan lebih pendek, lebih besar, dan
cenderung lebih vertical daripada yang kiri. Sehingga benda asing lebih mudah masuk ke
dalam cabang sebelah kanan daripada cabang bronchus sebelah kiri.
b. Bronkhiolus
Segmen bronkus bercabang menjadi bronkiolus yang mengandung kelenjar
submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk
melapisi bagian jalan napas.
c. Bronkhiolus Terminalis
Membentuk percabangan yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia.
d. Bronkhiolus Respiratory
Yang kemudian akan menjadi bronkiolus respiratory yang dianggap sebagai
saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan napas pertukaran gas.
e. Duktus Alveolar dan Sakus Alveolar
Bronchus respiratory kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar. Yang kemudian menjadi alveoli.
f. Alveoli
Sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2. terdapat sekitar 300 juta yang jika
bersatu akan membentuk satu lembar dengan luas 70 m².
g. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam ronggga dada.
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis. Paru kanan lebih besar
dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi
menjadi 2 lobus. Lobus tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa segmen.
h. Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastic.
1.) Ventilasi
Dimulai dari proses inspirasi dimana udara bergerak dari udara luar ke dalam trakea,
bronchus, bronkhiolus, dan alveoli. Selama ekspirasi, gas yang terdapat dalam alveolus.
Prosesnya sama seperti inspirasi dengan alur balik.
2.) Difusi
Gas – gas melintasi membrane antara alveolar – kapiler yang tipis (< 0,5 mmHg) akibat
selilsih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan O 2 dalam atmosfer sama denagn
tekanan laut (± 149 mmHg). Saat inspirasi tekanan parsial ini mengalami penurunan ±103
mmHg sebagai akibat dari udara yang tercampur dengan ruangn rugi anatomis pada saluran
udara dengan uap air.
3.) Transportasi
Meliputi:
a. Transpor oksigen dalam darah
Pengangkutan O2 ke jaringan tertentu tergantung pada:
Jumlah oksigen yang masuk paru –paru.
Pertukaran gas yang cukup.
Aliran darah ke jaringan.
Kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
b. Transport karbondioksida dalam darah
Dilakukan dengan 3 cara yaitu:
10% secara fisik larut dalam plasma.
20% berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah. Hb yang
beikatan dengan CO2 disebut karbominohemoglobin.
70% ditranspor sebagai bikarbonat plasma.
F. REFLEKS PERNAFASAN
Ekspirasi dan
Hidung Tenggorokan Inspirasi
Paru-Paru
Emfisema
Asma
Alveoli Kanker paru-
Turbekolosis
Bronchitis
Influeza